Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN HEWAN

JURNAL BELAJAR MINGGU KE-3


NAMA

: DINAR AJENG NUR AZIZA

NIM/OFFERING

: 140341605926/A

HARI/TANGGAL

:SELASA & RABU, 2 & 3 FEBRUARI 2016

TEMA

: FILLUM PLATYHELMINTHES,
NEMATELMINTHES & ANNELIDA

KONSEP
Pada perkuliahan minggu ini telah mempelajari berbagai konsep mengenai
Porifera dan Nematelminthes dengan rincian pokok bahasan sebagai berikut:
A

fi

fi

fi

h
e

fi

e
i

fi

u i

s
o

fi

fi

fi

s
o

me

fi

u i

fi

BUKTI BELAJAR
Definisi Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari Bahasa Yunani, dari kata Platy = pipih dan
helminthes = cacing. Dari asal kata tersebut Platyhelminthes dapat didefinisikan
sebagai cacing yang bertubuh pipih. Hal ini didasarkan dari bentuk tubuhnya yang
simetri bilateral dan pipih secara dorsoventral. Bentuk tubuhnya bervariasi dari
yang berbentuk pipih memanjang, pita, hingga menyerupai daun.
Struktur Tubuh Platyhelminthes
Platyhelminthes memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, seperti pita, dan
seperti daun. Panjang tubuhnya bervariasi ada yang beberapa millimeter dan ada
yang sampai belasan meter. Platyhelmintes tidak memiliki rongga tubuh (selom)
sehingga disebut hewan aselomata. Tubuh pipih dorsoventral, tidak berbuku-buku,
simetri bilateral, serta dapat dibedakan antara ujung anterior dan posterior.
Lapisan tubuh tersusun dari 3 lapis (triploblastik) yaitu ektoderm yang akan
berkembang menjadi kulit, mesoderm yang akan berkembang menjadi otot otot
dan beberapa organ tubuh dan endoderm yang akan berkembang menjadi alat
pencernaan makanan. Walaupun cacing pipih mengalami perkembangan
triploblastik, mereka merupakan aselomata (hewan yang tidak memiliki rongga
tubuh) (Campbell, 2008).

Reproduksi Platyhelminthes
Cacing pipih dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual sering terjadi pada sebagian besar trematode.
Cacing Dugestia mempunyai dua strain yang bersifat seksual dan aseksual.
Pembelahan akan terjadi jika cacing telah mencapai ukuran maksimal. Pada strain
yang bersifat seksual, keberadaan alat reproduksi hanya bersifat sementara yaitu
pada saat musim kawin. Sesudah itu alat reproduksinya akan mengalami
degenerasi dan hewan menjadi strain yang bersifat seksual. Organ kelamin jantan
Dugesia terdiri atas dua deret testis, vas eferens, satu pasang vas deferens dan satu
penis, sedangkan organ kelamin betina terdiri atas dua pasang ovary kecil yang
terletak secara lateral di belakang kepala.
Cacing hati bersifat hemafrodit dan dapat melakukan pembuahan sendiri.
Meskipun demikian fertilisasi sering terjadi secara silang. Sedangkan pada
cestoda, proglotid yang menyusun tubuh cacing mempunyai kemampuan untuk
melakukan reproduksi. Fertilisasi terjadi dengan sendirinya pada satu proglotid,
akan tetapi lebih sering terjadi adalah fertilisasi antar proglotid yang berbeda dari
cacing yang sama.
Pada Cestoda,

proglotid-proglotid yang menyusun tubuh cacing

mempunyai kemampuan untuk melakukan reproduksi. Kemampuan melakukan


reproduksi pada setiap proglotid berbeda. Pada Taenia solium alat kelamin jantan
baru tampak pada proglotid ke 200, sedangkan pada proglotid 300-650 tampak
alat reproduksi jantan dan betina secara lengkap (Jordan, 1983:426). Organ
kelamin betina pada Cestoda mempunyai satu ovary yang terdiri atas dua lobus
yang dihungkan satu jembatan. Fertilisasi terjadi dengan sendirinya pada satu
proglotid. Fertilisasi terjadi dengan masuknya sirus ke dalam vagina dan sperma
yang dikeluarkan menuju reseptakulum seminalis untuk membuahi sel telur di
oviduk.
Sistem Gerak dan Rangka Tubuh
Cacing yang hidup bebas dapat bergerak aktif. Planaria meskipun hidup di
air tidak bergerak dengan cara berenang, tetapi bergerak dengan cara meluncur
dan merayap. Beberapa Turbellaria yang juga menggunakan otot-ototnya untuk
berenang melalui air dengan gerakan berdenyut . Dengan mengkontraksikan otot
longitudinal maka bagian tubuh belakang akan tertarik ke depan (Sedangkan

cacing trematode dan cestoda parasite dewasa tidak bergerak aktif dan umumnya
menetap pada organ tubuh tertentu dari inang.

Sistem Respirasi dan Digesti


Sistem respirasi Platyhelminthes melalui permukaan tubuhnya secara
difusi dan belum memiliki alat pernafasan khusus. Sedangkan yang hidup sebagai
endoparasit bernafas secara anaerob. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring,
dan usus (tanpa anus), usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya. Planaria dapat
hidup tanpa makanan dalam waktu yang lama dengan jalan melarutkan organ
reproduksi, parenkim dan ototnya sendiri sehingga ukurannya akan menyusut.
Pada trematode memiliki alat pengisap pada mulutnya.
Sistem Eskresi dan Koordinasi
Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi) dan alat
ekskresinya berupa sel-sel api. Sel sel api mengumpulkan kelebihan air dan
kotoran yang bersifat cair. Di dalam rongga sel api terdapat silian yang dapat
menggerakkan zat buangan pembuluh yang ujungnya terbuka pada permukaan
tubuh. Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.
Sistem saraf tangga tali terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan
sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti
tangga.
Habitat dan Habitus
Hewan yang tergolong kelas turbelaria umumnya hidup bebas di
lingkungan yang berair. Cacing pipih yang tergolong trematoda kebanyakan
bersifat parasit yang membutuhkan inang untuk kelangsungan hidupnya. Cacing
dewasa hidup di hewan sebagai inang definitive. Sedangkan kelompok cestoda
kebanyakan juga hidup parasit di hewan vertebrata.
Klasifikasi Platyhelminthes
Filum Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Turbellaria.
Trematoda dan Cestoda. Berikut penjelasannya:
a Kelas Turbellaria
Pada umumnya hidup bebas di alam, tetapi bebrapa jenis ada yang
bersifat ektokomensal atau endokomensal atau parasit. Tubuhnya tidak

bersegmen, tertutup oleh epidermis. Ciri khasnya adalah adanya sel-sel kelenjar
dalam jumlah banyak. Kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan ukosa yang
berfungsi untuk merekat, untuk menutup substrat yang akan dilalui, dan untuk
melibas mangsa. Turbellaria yang lainnya mempunyai pada ujung kaudal tubuh
yang sebagian tersusun sebagai cincin yang mengelilingi tubuh. Kelas turbellaria
memiliki 5 ordo yaitu Aceola, Rhabdocoeala, Alloecoela, Tricladida dan
Polikladida.
b Kelas Trematoda
Trematoda hidup di dalam atau pada tubuh hewan lain. Semua cacing
hisap adalah parasit, berbentuk silinder atau seperti daun. Panjang berkisar 1 cm
hingga 6 cm. Cacing ini memiliki penghisap untuk menempelkan diri ke organ
internal atau permukaan luar inangnya. Banyak trematoda memerlukan suatu
inang perantara atau intermediet tempat larva akan berkembang sebelum
menginfeksi inang terakhirnya (umumnya vertebrata), tempat cacing dewasa
hidup. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru,
ginjal, dan pembuluh darah vertebrata. Trematoda berlindung di dalam tubuh
inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan
tubuhnya tidak memiliki silia.
c

Kelas Cestoda
Cestoda hidup sebagai parasit dalam tubuh hewan. Contoh cacing pita

adalah Taenia solium dan Taenia saginata yang parasit pada manusia. Cestoda
bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya. Sari
makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini
tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus). Manusia dapat terinfeksi Cestoda
saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna. Inang perantara
Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.
Siklus Hidup Taenia sp
Larva, yang dilengkapi dengan scolex akan berkembang menjadi kista
pada jaringan tubuh inang, misal pada otot. Manusia yang memakan daging yang
terinfeksi, akan menyebabkan kista berkembang menjadi cacing pita dewasa
Cacing pita dewasa terdiri dari scolex dan proglotid. Proglotid pada bagian ujung
mengandung telur yang telah dibuahi yang siap dikeluarkan bersama feses untuk
menginfeksi kembali Di dalam telur yang telah dibuahi, embrio berkembang

menjadi larva. Sapi mungkin akan memakan telur bersama rumput dan akan
menjadi inang sementara bagi cacing pita.
Peranan Hewan Yang Termasuk Filum Platyhelminthes
Adapun peranan Platyhelminthes dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1. Planaria menjadi salah satu makanan bagi organisme lain.
2. Cacing hati maupun cacing pita merupakan parasit pada manusia
3. Schistosoma sp, dapat menyebabkan skistosomiasis
4. Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia
dan hewan mamalia lainnya, spesies ini dapat menghisap darah manusia.
5. Paragonimus sp, parasit pada paru-paru manusia. dapat menyebabkan
gejala gangguan pernafasan yaitu sesak bila bernafas, batuk kronis,
dahak/sputum becampur darah yang berwarna coklat (ada telur cacing).
6. Fasciolisis sp, parasit di dalam saluran pencernaan. Taeniasis, penyakit
yang disebabkan oleh Taenia sp.
Definisi Nematelminthes
Nematelminthes berasal dari bahasa Latin, yaitu Nematos yang berarti
benang dan Nelminthes yang berarti cacing Jadi, Nematelminthes berarti cacing
yang berbentuk benang.
Ciri Nematelminthes
1
2
3
4
5
6
7

Tertutup kutikula elastic yang tersusun oleh protein


Simetri bilateral memiliki tiga lapisan germinal
Berbentuk silinder
Tidak beruas-ruas
Tidak berapendiks
Tidak memiliki probosis
Tubuhnya bulat memanjang dengan suatu rongga diantara dinding tubuh

8
9
10
11
12
13

dan intestine (usus) yang disebut pseudosol


Tidak mempunyai segmen tubuh
Terdapat mulut dan anus
Hidup di dalam tanah, air tubuh manusia, hewan dan tumbuhan
Diduga terdapat 100.000 spesies
Mengalami siklus hidup (metagenesis)
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus

14

(Rusyana,2011).
Bentuk tubuh gilik (bulat panjang) dan tak bersegmen. Sebelah luar

15

epidermis terdapat lapisan kutikula, licin, elastis sedikit kaku


Hanya memiliki otot longitudinal saja.

16

Rongga tubuh berupa rongga tubuh semu (pseudocoel) yaitu rongga tubuh

17

tidak dilapisi otot peritonium.


Saluran makanan sudah komplit, ada mulut, usus, dan anus. Saluran

18

pencernaan berbentuk pembuluh.


Tidak memiliki sistem peredaran darah. Makanan diedarkan oleh cairan di

19
20

dalam pseudocoel.
Termasuk hewan diocious, berarti ada yang jantan ada yang betina.
Susunan saraf betbentuk cincin yang melingkari oesophagus, dengan enam

tali saraf ke anterior dan ke posterior (Kastawi, 1995)


Proses Fisiologi Dalam Tubuh Nematelminthes
Sistem gerak
Gerak Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat di
dinding tubuh. Kontraksi dan relaksasi dari otot-otot menyebabkan tubuh
memendek dan memanjang. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot
menyebabkan cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk. Nematoda hanya
mempunyai musculus longitudinalis. Dengan kontraksinya otot ini, tubuh cacing
dapat memendek dan membelok ke lateral, dan relaksasinya dipengaruhi oleh
kutikula yang elastis. Karena adanya kontraksi dan relaksasi ini cacing dapat
bergerak

dan

gerakannya

disebut

geraka

menggelombang

(undulasi)

(Radiopoetro, 1990).
Sistem Respirasi
Cacing Ascaris tidak mempunyai alat respirasi. Respirasi terjadi secara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah gikogen menjadi CO2dan asam
lemak yang di eks-kresikan melalui kutikula. Namun, sebenarnya Ascarisdapat
mengkonsumsi oksigen kalau di lingkungannya tersedia. Jika oksigen tersedia,
gas diambil oleh hemoglobin yang ada di dalam dinding tubuhdan cairan
pseudosoel (Kastawi, et.al., 2003).
Sistem Digesti
Pada Ascaris sistem pencernaan tidak dilengkapi kelenjar pencernaan.
Makanan masuk ketubuh merupakan makanan setengah jadi yang berasal dari
inangnya. Cacing Ascaris juga menggigit membran mukosa dengan bibir
membran mukosa dengan bibirnya untuk menghisap darah dan cairan jaringan
inangnya. Makanan dihisap oleh faring. Sel kelenjar pada faring menghasilkan
enzim, dan intestinnya menyerap makanan serta melaksanakan pencernaan secara

intraseluler. Kelebihan makanan akan disimpan sebagai cadangan glikogen dan


lemak di dalam intestin, otot dan epidermis (Kastawi, et.al., 2003).
Sistem Eskresi
Organ eskresi terdiri atas dua canalis lateralis. Pada Ascaris lumbricoides terdapat
sebuah saluran ekskresi longitudinal pada setiap tali lateral. Sistem eskresi pada
cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang internal, silia, dan sel api
(Kastawi, et.al., 2003).
Sistem Koordinasi
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkum faringeal yang mengelilingi
faring. Cincin saraf itu tersusun oleh serabut saraf dan sel saraf difus. Amphid
merupakan kemoreseptor pembau. Pada setiap sisi pada ekor di belakang anus
anus terdapat satu kelenjar uniselluler yang disebut phasmid. Kelenjar ini
mempunyai saluran yang mengarah keluar dan berfungsi sebagai glandula sensori
(Kastawi, et.al., 2003).
Amphid merupakan alat indra yang sangat karakteristik pada Nematoda.
Amphid sangat jelas pada Nematoda aquatis, terutama yang hidup dilaut,
sedangkan pada yang bersifat terstial dan parasit, amphid mereduksi. Ada 3
macam bentuk Amphid yaitu:
a. Cyatiform
Amphid yang berbentuk seperti kantong atau saku berlubang atau
bercelah.
b. Spiral
Berbentuk spiral atau melingkar hingga membentuk beberapa putaran
hingga bulat sabit
c. Circuler
Berbentuk discus. (Radiopoetro, 1990).
Sistem Reproduksi
Nematoda merupaan hewan berkelamin tunggal (dioseus), artinya dapat
dibekan antara jantan dan betina berdasarkan penampakan luar. Hewan jantan
memiliki ukuran yang lebih kecil dari hewan betina,dan mempunyai ekor
melengkung. Alat reproduksi jantan terdiri dari satu testis dengan saluran
berbentuk benang kusut. Kemudian saluran vasa deferensia yang nmenuju ke
vesicula seminalis dan berakhir pada saluran ejakulasi (Jasin, 1984).
Organ genetal betina bersifat didefik , artinya jumlahnya ada dua. Organ
ini terletak di dua pertiga bagian tubuh dari arah posterior (Kastawi, et.al., 2003)..
Daur Hidup
Fertilisasi sel telur terjadi di dalam reseptakulum seminalis. Sel telur yang
sudah dibuahi menghasilkan sebuah cangkang dalam yang tebal dan jernih yang

tersusun dari lemak. Saat telur turun ke uterus dinding uterus mensekresikan
cangkang luar yang berupa protein albumin. Cangkang ini keras karena tersusun
oleh khitin dan berwarna kuning. Sel telur yang telah dibuahi diletakkan di dalam
usus halus inangnya dan keluar bersama feses. Hewan muda akan mengalami
pengelupasan sebanyak sekali dalam jangka waktu satu minggu berikutnya di
dalam cangkang. Setelah pengelupasan dua kali cacing muda bersifat infektif
(Kastawi, et.al., 2003).
Klasifikasi Filum Nematelminthes
Adapun klasifikasi dari filum Nematelminthes sebagai berikut:
a. Rotifera
Rotifera merupakan hewan yang berukuran mikroskopis, panjangnya
kurang dari 1 mm. Habitat hewan ini berada di air tawar, air asin, tetapi sering
dijumpai pada pangkal daun lumut. Kebanyakan hidup bebas namun ada juga
yang hidup sebagai parasit eksternal dan internal. Tubuh Rotifera berbentuk
silindris, tidak bersegmen.
b. Gastrotricha
Gastrotricha merupakan hewan yang berukuran mikroskopis (0,07-2 mm)
yang biasanya hidup di endapan dasar air tawar dan air laut. Bentuk tubuh seperti
cacing, kecil. Pada permukaan anterior tubuh datar dan terdapat silia. Permukaan
luar tubuh tertutup lapisan kutikula yang dilengkapi duri, sisik, atau sisir.
c. Nematomorpha
Cacing memiliki tubuh panjang dan ramping. Cacing muda hidup sebagai
parasit pada insekta dan krustasea, sedangkan cacing dewasa hidup bebas.
Panjang tubuh bervariasi antara 10-700mm, dengan diameter 0,3-2,5 mm. Cacing
dewasa sering ditemui di dalam air kolam, parit, dan pipa air minum. Semua
spesies hidup di air tawar kecuali Nectonema yang hidup dia air laut.
d. Kinorhycha
Ciri tubuhnya simetri bilateral, tersusun 13-14 zonites (ruas-ruas yang
saling tumpang tindih). Ruas anterior pertama membentuk kepala, dan ruas kedua
membentuk leher. Panjang tubuhnya kurang dari 1 mm. Tubuhnya tertutup
kutikula yang tersusun dari kitin, bagian dorsal dan lateralnya mempunyai banyak
duri tetapi tidak memilki silia.
Definisi Annelida

Annelida berasal dari kata latin annul/annelus = cincin, gelang dalam


bahasa Yunani eidos = bentuk. Dari asal kata tersebut dapat disimpulkan bahwa
Annelida adalah cacing berbentuk gelang.
Struktur tubuh
Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegmensegmen. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang
merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nefrosum,
sistem kardiovaskular tertutup dan sudah ada rongga tubuh (coelom) (Kastawi et
al, 2005). Memiliki alat gerak yang berupa rambut-rambut kaku (setae) pada tiap
segmen. Dinding tubuh dan saluran pencernaan dengan lapisan-lapisan otot
sirkuler dengan longitudinal; sudah mempunyai rongga tuhuh (coelom) dan
umumnya terbagi oleh septa; saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjangh
sesuai dengan sumbu tubuh.
Sistem gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai dua lapis otot yaitu: stratum circulare,
adalah lapisan otot sebelah luar, dan stratum longitudinale, lapisan otot sebelah
dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang
dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak.
Sistem respirasi
Cacing tanah bernapas dengan kulitnya sebab kulitnya bersifat lembab,
tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah
Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah
lengkap sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovaculer. Saluran
pencernaan ini terdidi dari: mulut, pharynx, esophagus, proventiculus, ventriculus,
intestine dan anus. Mulut cacing tanah terletak di dalam rongga oris atau rongga
bucallle.
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi (peredaran darah/cardiovasculare) cacing tanah adalah
sistem peredaran tertuutp. Pembahasan sistem cardiovascular meliputi: (a) benda
yang diedarkan yaitu darah; (b) saluran yang dilalui darah ialah pembuluhpembuluh darah; (c) peredaran darah; (d) fungsi darah; dan (e) lympha.

Sistem Ekskresi
Sistem

ekskresi/excretorium

cacing

tanah

berupa

neprhidia

(nephridos=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang neprhidia, kecuali 3


segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada. Tiap nephridium terdiri
atas: (a) suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut:
nephrostoma, dan (b) saluran atau pipa yang berkelok-kelok. Jika silia itu
bergetar, mereka menimbulkan aliran cairan tubuh, yang mengandung sisa-sisa
metabolisme dari coelom masuk ke dalam saluran ekskresi.
Sistem Saraf
Sistem saraf (sistem nervosum) cacing tanah, terletak di sebelah dorsal
pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas: (a) ganglion cerebrale, yang
tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan comissura; (b) berkas saraf ventralis
dengan cabang-cabangnya. Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx,
di dalam segmen ke tiga.
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Sepasang ovarium menghasilkan
ova, dan terletak di dalam segmen ke-13. Testes: ductus spermaticus atau vasa
deferntia masing-masing ada 2 pasang, sedang vesicula seminalis. Ductus
spermaticus mulai dari tetes bagian ujung, dan melanjutkan diri ke posterior
sampai segmen ke-15, dan pada segmen ini juga ductus itu bermuara keluar
Habitat
Cacing hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak
rendah. Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat-saat yang tertentu
saja. Pada siang hari, mereka tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali jika
pada saat itu hujan, yang cukup menggenangi liang itu.
Klasifikasi
Filum Annelida terdiri atas 3 kelas, yaitu: 1). Kelas Polycaeta, 2) Kelas
Oligochaeta, dan 3) Kelas. Hirudinae.
1.

Kelas Polychaeta

Polychaeta tubuhnya jelas beregmen-segmen, baik bagian luar maupun bagian


dalamnya; coelom umumnya terbagi oleh septa intersegmental; hidupnya di laut;

segmen tubuh banyak; mempunyai banyak setae (poli=banyak, setae-rambutrambut kaku).


2. Kelas Oligochaeta
Oligochaeta adalah meliputi cacing tanah dan beberapa spesies yang hidup dalam
air tawar. Oligochaeta tubuhnya juga jelas bersegmen-segmen; jumlah setae
sedikit (Oligos=sedikit; chetae=rambut kaku atau setae). Setae tidak terdapat pada
parapodia; prostamium jelas ada tetapi umumnya tanpa extremitas; selalu bersifat
hermaprhodit.
3. Kelas Hirudinea (Hirudo=Lintah)
Tubuh Hirudinea pada keadaan diam atau istirahat berbentuk langsing atau oval
dan memipih ke arah dorsoventral. Pada permukaan tubuhnya terdapat banyak
lekukan-lekukan atau annuli, tidak terdapat setae (kecuali pada Acanthobdella)
atau parapodia; pada ujung antertior dan ujung posterior beberapa segmen
mengalami perubahan bentuk alat penghisap (catil penghisap).
RELEVANSI
No
1.

Sebelum Pembelajaran
Setelah Pembelajaran
Ascaris
jantan dan betina Ascaris betina memiliki bentuk tubuh

2.

memiliki bentuk yang sama


Planaria tidak menjauhi

3.

datangnya cahaya
Cacing
tanah

yang lebih besar dan melengkung.


arah Planaria menjauhi arah datangnya cahaya

mengalami Cacing

tanah

mengalami

penebalan

penebalan pada segmen ketika segmen sejak lahir


4.

dewasa
Pada ujung

anterior

Ascaris

Pada ujung anterior terdapat 3 mulut

terdaoat tentakel
IDENTIFIKASI MASALAH
Tanggapan/Saran: No
1.

Pertanyaan
Jawaban
Tambahan/Sanggahan
Pada
kelas Untuk saat ini hanya siput Trematoda, apakah yang
ada

menjadi

perantara.

perantara Siput hidupnya melata. Telur

hewan lain selain Trematoda

kan

berada

hewan siput? Apa bersama kotoran. Skolex itu


fungsi

dan

cara kepala, jadi maksut Taenia

kerja skolex?

skolex itu kepala Taenia.


Skolex pada ujung kepala
Taenia berfungsi sebagai kait
untuk melekatkan diri pada
mangsanya

2.

Bagaimana

dan

untuk

mendapat makanan.
cara Oligochaeta kan sedikit setae, -

membedakan ujung bisa dilihat dari mulut dan


anterior
posterior

dan anusnya.

Kalau

masih

pada bingung, bag anterior lebih

kelas Oligochaeta?

bulat, makin ke belakang


ukurannya agak kecil. Di
bagian anterior ada lubang
reproduksi. Organ penting
ada di bagian anteriornya.
Lihat lubangnya pada bag
anterior supaya lebih teliti
ketika ingin membedakan.
Tidak

punya

alat

gerak

(extremitas), di sekitar anus


3.

ada setae.
Pada cacing pita. Bagian muda tesebut ialah Ketika
Bagaimana

jika bagian atas anterior, masih keadaan

bagian

dalam

yang

belum

pada cacing pita bisa hidup. Di bagian anterior mature (matang), maka
Taenia sp putusnya ada , mulut tempat masuknya tidak dapat membentuk
pada bagian yang nutrisi

makanan.

Bagian individu baru. Ketika

muda? Apakah bisa posterior tidak ada mulut bagian yang dipotong
membentuk

yang

bisa

jadi

individu baru?

lewatnya makanan.

tempat tersebut

masih

berhubungan
skolex/

kepala

bisa

hidup

dengan
masih
dan

membentuk

individu

baru.

tersebut

Hal

karena
berhubungan
kepala
4.

Pada

Annelida, Dari struktur tubuh cacing

kebanyakan

yang tipis, jika terkena sinar

hidupnya di liang. matahari

langusng

akan

Kalau siang jarang sensitif. Cacing butuh suhu


keluar, kalau hujan yang tidak terlalu panas.
keluar. Apa yang Cacing masih bisa beradaptas
menyebabkan

saat hujuan, hal tersebut juga

Annelida

bisa berhubungan dengan sistem

mengerti

keadaan respirasinya karena bernafas

tersebut?

5.

Cara

dengan permukaan kulit

mengatasi Dengan cara memotong atau -

infeksi

akibat mengganggu salah satu siklus

Platyhelminthes
dengan

cara dengan membersihkan atau

memutus

daur menghilangkan

hidupnya.

siput

di

daerah tempat tinggal, contoh

Bagaimana

cara membersihkan kandang sapi,

memutus

daur meminum obat cacing rutin 6

hidup tersebut?

6.

pada daur hidup. Contohnya

Mengapa
penebalan

bulan sekali.

terjadi Karena pada segmen tersebut pada tidak memiliki annuli, pada

segmen 32 hingga bagian


37

pada

Annelida?

tersebut

filum berfungsi
perkembangbiakan
yaitu

membentuk

juga
sebagai
seksual
kokon

masih
dengan

(kantung untuk meletakkan


sel telur).
7

Apakah penebalan Iya. Penebalan tersebut sudah


segmen

tersebut terjadi sejak dalam fase larva,

terjadi sejak awal?

sudah

dari

awal

sudah

terbentuk penebalan tersebut.

ELEMEN YANG MENARIK


Dari perkuliahan minggu ini banyak hal yang cukup menarik bagi saya,
melalui praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa saya jadi mengetahui
struktur dari Pletyhelminthes, Nematelminthes, dan Annelida serta perbedaan dari
ketiganya. Pada pengamatan tersebut saya juga jadi mengetahui bahwa cacing
Ascaris jantan dan betina memiliki perbedaan yang mendasar pada bentuknya.
Selain tiu, dari preparat yang diamati juga dapat diketahui anatomi dari cacingcacing tersebut. Sedangkan dari bahan amatan langsung yaitu cacing tanah dapat
ditemukan dimana mulut dan anus. Pada presentasi hari Rabu banyak informasi
yang didapat mengenai siklus hidup, peranan, proses fisiologis yang terjadi lebih
jelas dan lebih lengkap.
REFLEKSI DIRI
Umum
Selama menjalani perkuliahan minggu ini bagi saya sangat lancar dan
Perkuliahan berjalan cukup lancar namun masih banyak kesalahan yang perlu
dibenahi yaitu masih nampak jelas kurangnya kerjasama antara anggota kelompok
serta pembagian yang jelas sehingga menyebabkan terkesan terburu-buru dalam
melakukan pengamatan, sedangkan pada saat diskusi presentasi di kelas, dirasa
waktu untuk penyampaian masih kurang karena yang dipresentasikan cukup
banyak. Kemudian pada saat mengamati preparat juga diberikan waktu yang
sedikit sedangkan preparat yang diamati cukup banyak sehingga tidak sempat
maengamati seluruh preparat dengan jelas.
Khusus

Refleksi

dari

saya

selama

mengikuti

perkuliahan

matakuliah

Keanekaragaman Hewan ini, saya harus mulai pandai dalam mengatur waktu baik
dalam belajar mengenai materi yang akan maupun sudah disampaikan dalam
perkuliahan, saya juga harus bisa memanfaatkan waktu seefisien mungkin dalam
pengerjaan tugas karena tugas mata kuliah ini cukup beragam. Pada saat
praktikum saya juga harus membaca materi sebelumnya sehingga lebih mudah
dalam melaksanakan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai