2. Ciri-ciri Platyhelminthes
memiliki tubuh yang tersusun dari tiga lapisan sel: ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Memiliki tubuh simetri bilateral (sisi kanan dan kiri tubuhnya sama) dan berbentuk pipih.
belum memiliki rongga tubuh.
reproduksi jantan dan betina terdapat dalam satu tubuh/individu.
3. Klasifikasi Platyhelminthes
Kelas pertama dari filum Platyhelminthes yang akan aku bahas adalah Turbellaria. Sebagian besar cacing
yang hidup bebas atau bukan sebagai parasit adalah anggota kelas ini
Cacing ini bersifat karnivora dan bisa ditemukan di kolam, sungai, atau daun dan batu yang terkena
genangan air. mereka disebut juga dengan cacing berambut getar karena memiliki silia pada permukaan
tubuhnya, nah fungsinya sebagai alat gerak.
Selanjutnya, ada kelas Trematoda atau cacing isap. Semua anggota cacing ini adalah parasit l. Mereka
memiliki ukuran sekitar 1-6 cm dengan bentuk silinder seperti daun.
Mereka akan menggunakan alat isapnya untuk menghisap dan menempelkan diri ke permukaan
inangnya. Trematoda dewasa biasanya hidup di usus, hati, paru-paru, dan pembuluh darah hewan
vertebrata, termasuk manusia.
Kelas terakhir dari filum Platyhelminthes adalah Cestoda atau cacing pita. Mereka termasuk dalam
cacing parasit yang memerlukan dua inang berbeda dalam siklus hlidupnya. Untuk cacing pita dewasa,
mereka hidup pada saluran pencernaan inangnya. Sedangkan, untuk larvanya hidup di otot, hati, otak
atau jaringan di bawah kulit inangnya.
Tercatat, di alam ada sekitar 1.928 spesies Cestoda, yang terbagi dalam 366 genera dan 68 famili. Ini
termasuk kelompok cacing seperti Tetrabothriidae, Amphilinidae, dan Cephaloclamydidae.
Untuk berkembang biang Cestoda menggunakan sistem memiliki reproduksi aseksual. Dan untuk
bergerak, mereka mengandalkan silia (cilium) yang menonjol pada tubuh mereka.
4. Tempat hidup
laut, perairan tawar dan area terestrial. Terdapat organisme yang hidup secara bebas di lingkungan,
namun beberapa diantaranya merupakan organisme parasit seperti cacing pita.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiaptiap hasil pembelahan akan meregenerasi
bagian yang hilang. Cara ini biasa dilakukan oleh Tubellaria sp.
Secara seksual baru bisa dilakukan dengan perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat
hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau tumbuhan,
kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.