Anda di halaman 1dari 3

Sporogenesis Bryopsida

Tahapan Sporogenesis pada Sphagnum. Setelah fertilisasi terjadi maka akan terbentuk zigot. Zigot tersebut akan tetap tinggal dalam perut arkegonium, dalam perkembangan selanjutnya zigot akan membesar dan menghasilkan secret yang berperan sebagai dinding yang menyelubunginya. Zigot membelah secara berulang-ulang yang akan berkembang menjadi embrio dengan cara pembelahan melintang, sehingga akan menghasilkan dua sel yang tidak sama besar yaitu sel atas dan sel bawah. Sel bawah ukurannya lebih kecil, yang kemudian berkembang membentuk organ penancap atau membentuk kaki. Sel atas ukurannya besar, yang kemudian membelah secara horizontal beberapa kali berturut-turut sehingga menghasilkan 6-12 sel. Dengan demikian embrio yang dihasilkan berbentuk filament. Selanjutnya 3-4 sel yang teratas akan membelah secara melintang dan berdiferensiasi membentuk kapsula, sedangkan sel yang bawah membentuk kaki berumbi dan mengalami penyempitan membentuk semacam seta atau tangkai yang berfungsi sebagai haustorium. Haustorium ini nanti akan dipergunakan sebagai organ penyerap nutrisi makanan yang berasal dari substrat. Masing-masing segment atas embrio akan mengalami pembelahan secara vertical dan tegak lurus pada bidang pembelahan sebelumnya, sehingga dari setiap masing-masing sel yang membelah akan menghasilkan 4 sel. Setengah dari embrio, sekarang terdiri beberapa tumpukan dan masing-masing tumpukan terdiri 4 sel. Pembelahan secara periklinal terjadi pada setiap deretan tumpukan sel tersebut sehingga menghasilkan amphitesium. Amphitesium ini terbentuk akibat dari perpisahan lapisan luar sel. Amphitesium tersebut membungkus pusat massa sel yang disebut endothecium. Dengan demikian terbentuklah sporogonium muda. Sel-sel endothecium melanjutkan

pembelahannya, menghasilkan massa yang padat, kubah pusat yang steril, yang disebut kolumela. Selanjutnya amphitesium membelah secara periklinal

menghasilkan dua lapisan, yaitu lapisan luar yang steril dan lapisan dalam yang bersifat fertile, yang selanjutnya akan berperan sebagai arkesporium. Sel-sel arkesporium membelah pada bidang periklinal membentuk jarinag sporogen
1

setebal 2-4 lapis sel. Jaringan sporogen bagian atas kapsula membentuk daerah berbentuk kubah. Sel-sel lapisan luar amphitecium melakukan pembelahan periklinal sehingga menimbulkan dinding kapsul. Sel-sel sporogen sebagai generasi sel yang terakhir semuanya bersifat fertile, yang kemudian masingmasing berfungsi sebagai sel induk spora, selanjutnya mengalami meiosis membentuk tetrade. Sel epidermal yang berada pada bagian atas dari kapsula tumbuh kurang aktif dari sel yang berada di sebelahnya seingga menyebabkan sel ini tetap kecil. Sel tersebut membentuk alur sirkuler pada bagian atap yang tipis disebut dengan annulus. Operkulum terdapat pada bagian atas kapsul. Sporogonium muda tetap menutup dan kaliptra bertugas untuk memproteksi kandungan atau isi dari sporogonium tersebut. Bagian seta sporogonuim pada Sphagnum tetap berada di bawah. Bentuknya sangat pendek dan seperti menyempit. Bagian tersebut berfungsi sebagai organ penyedot partikel makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan sporogonium yang disebut pseudopodium.

Struktur Kapsula Sphagnum

Perkembangan sporogonium Sphagnum

Anda mungkin juga menyukai