Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami
pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa.
Tergantung dari siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi
pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada
pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan
gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid
setelah meiosis spora .
Gametogenesis pada tumbuhan sangat bervariasi tergantung pada kelompok-
kelompok utamanya. Yang akan dibahas di sini adalah gametogenesis pada
angiosperma. Mikrosporogenesis adalah proses gametogenesis pada bagian jantan
bunga (anter) yang menghasilkan spora-spora reproduktif yang disebut serbuk sari
atau polen tersebut identik secara genetik.
Pada Mikrosporagenesis sebuah sel induk mikrospora (mikrosporosit) yang
diploid pada anter mengalami pembelahan meiosis dan membentuk sepasang sel
haploid pada pembelahan pertama. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan
sekumpulan empat mikrospora yang haploid. Megasporogenesis adalah proses
gemetogenesis pada bagia betina bunga (ovarium) yang menghasilkan sel-sel
reproduktif yang disebut kantung embrio. Sebuah sel induk megaspora
(megasporosit) yang diploid dalam ovarium membelah melalui meiosis dan
membentuk sepasang sel haploid pada pembelahan pertama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu gametogenesis?
2. Bagaimana proses pembentukan mikrosporogenesis?
3. Bagaimana proses pembentukan megasporagenesis?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu gametogenesis

1
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembentukan mikrosporagenesis
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses megasporagenesis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami
pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa.
Tergantung dari siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi
pada pembelahan meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada
pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Gametogenesis memiliki
dua proses yaitu mikrosporogenesis dan Megasporognesis.
Mikrosporagenesis merupakan proses pembentukan gamet
jantan. Terjadi di dalam kepala sari. Di dalam kepala sari, terdapat kantung
serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai sel-sel induk serbuk sari (mikrospora)
yang diploid. sedangkan megasporagenesis adalah proses gemetogenesis pada
bagia betina bunga (ovarium) yang menghasilkan sel-sel reproduktif yang disebut
kantung embrio. Sebuah sel induk megaspora (megasporosit) yang diploid dalam
ovarium membelah melalui meiosis dan membentuk sepasang sel haploid pada
pembelahan pertama.
2.2 Proses Pembentukan Mikrosporagenesis
Sebuah sel induk mikrospora (mikrosporosit) yang diploid pada anter
mengalami pembelahan meiosis dan membentuk sepasang sel haploid pada
pembelahan pertama. Pembelahan meiosis kedua menghasilkan sekumpulan
empat mikrospora yang haploid. Setelah meiosis, masing-masing mikrospora
mengalami pembelahan mitosis kromosom-kromosom tanpa disertai sitokinesis
(kariokinesis). Produk dari kariokinesis pertama adalah sebuah sel yang
mengandung dua nukleus haploid yang identic Polen biasanya dilepas pada tahap
ini. Saat perkecambahan atau germinasi polen, salah nukleus (atau set haploid
kromosom) tersebut menjadi nukleus generatif dan membelah lagi melalui
mitosis tanpa sitokinesis (kariokinesis II), sehingga terbentuk dua nukleus

3
sperma. Nukleus satunya lagi yang tidak membelah menjadi nukleus tabung.
Ketiga nukleus tersebut identik secara genetic.

2.3 Proses Pembentukan Megasporagenesis


Meiosis nukleus megasporosit menghasilkan pembentukan empat nuklei
megaspore haploid. Pada sebagian besar taksa, meiosis diikuti oleh sitokinesis,
menghasilkan empat sel megaspore. Pola ini disebut sis megasporogen
monosporik; karena empat megaspora yang diproduksi, hanya satu di antaranya
yang berkontribusi terhadap gametofit betina .

4
Pada beberapa taksa angiospermae, bagaimanapun, sitokinesis terjadi
setelah pembelahan meiosis pertama, tetapi bukan yang kedua, menghasilkan dua
sel, masing-masing mengandung dua inti haploid. Pola perkembangan ini disebut
megasporogenesis bisporik karena salah satu sel binuceat, yang mengandung dua
inti megaspore, berkontribusi terhadap gametofit betina Akhirnya, pada taksa
lainnya sitokinesis tidak terjadi sama sekali setelah meiosis, menghasilkan satu sel
dengan empat inti hapoid. Karena keempat haploid megaspore nuceli berkontribusi
pada gametofit betina, pola ini disebut megasporogenesis tetrasporik.

5
Megagametogenesis adalah pengembangan gametofit betina dari produk
haploid meiosis. Khususnya jenis megagametogenesis adalah fungsi dari divisi
mitosis, pembentukan sel-sel baru, dan fusi inti yang ada atau sel. Urutan peristiwa
ini mendefinisikan apa yang disebut tipe gametofit betina (atau kantung embrio)
wanita. Tipe dari gametofit betina sebagian tergantung pada pola
gametofit megasporogenesis, apakah tetrasporik, bisporik, atau monosporik. Jenis
leluhur yang paling umum dan mungkin gametofit betina di angiospermae adalah
salah satu yang berkembang dari chalazal haploid megaspore, hasil dari
monosporik megasporogenesis. Inti megaspore haploid ini kemudian membelah
secara mitosis untuk menghasilkan dua inti, masing-masing dari dua inti membelah
untuk menghasilkan empat, dan masing-masing dari empat membaginya
menjadi hasilkan delapan. Delapan inti mengatur diri mereka menjadi tujuh sel: tiga
antipodal di ujung chalazal, sebuah pusat besar sel memiliki dua inti kutub, dan satu
sel telur diapit oleh dua sinergid pada ujung mikropilar. (Telur dan dua sinergid sel-
sel secara bersama-sama disebut aparatus telur.) Urutan ini divisi nuklir dan sel
memunculkan tipe Polygonum gametofit betina (dinamai setelah genus Polygonum di
mana itu pertama kali dijelaskan), yang paling umum dan tipe leluhur di antara
angiospermae. Namun, banyak jenis gametofit betina lainnya terjadi pada berbagai
taksa angiospermae. Sebagai contoh, tipe Fritillaria berkembang dari
megasporogenesis tetrasporikdi mana tiga dari empat megapor bersatu untuk
terbentuk nukleus triploid. Dua berurutan divisi mitosis pada inti haploid dan triploid
pada akhirnya menghasilkan gametofit betina nukleat di mana ketiganya antipodal
dan salah satu nuceli polar adalah triploid (yang lain inti polar dan sel-sel aparatus
telur yang tersisa haploid).

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami
pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa.
Gametogenesis memiliki dua proses yaitu mikrosporogenesis dan
Megasporognesis. Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet
jantan. Terjadi di dalam kepala sari, sedangkan megasporogenesis adalah proses
gemetogenesis pada bagia betina bunga (ovarium) yang menghasilkan sel-sel
reproduktif yang disebut kantung embrio.
3.2 Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai