Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TIPE-TIPE GAMET
Disususn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu :

Ayu Nirmala Sari, M.Si.

Disusun oleh:
Aulia Rahim (190703060)
Catur Putri Khairun Nisa ( 190703040)
Raudhatul Jannah ( )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

T.A. 2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Reproduksi atau perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk


hidup.Dengan reproduksi makhluk hidup dapat mempertahankan kelangsungan
jenisnya (spesies) sehingga tidak punah.Reproduksi pada tumbuhan berlangsung
secara vegetatif (aseksual atau tidak kawin),generatif (seksual atau kawin),dan
metagenesis (vegetatif dan generatif secara bergantian).

Seksual pada tumbuhan terjadi pada gimnospermae (tumbuhan biji


terbuka) dan agiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Reproduksi aseksual pada
tumbuhan dibedakan menjadi gametogenesis,penyerbukan (polinisasi) dan
pembuahan (fertilisasi). Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel
kelamin). Pembentukan spermatozoid disebut dengan spermatogenesis,sedangkan
ovum disebut dengan oogenesis. Dalam tubuh hewan ataupun manusia terdiri atas
dua jenis sel, yaitu sel somatik dan sel gamet.

Sel somatik difungsikan dalam pembentukan sel tubuh. Sedangkan sel


gamet diperuntukkan untuk sel kelamin. Sel kelamin (gamet) ini dihasilkan oleh
organ organ yang tergabung dalam sistem reproduksi. Proses ini disebut dengan
gametogenesis. Gametogenesis erat kaitannya dengan sistem reproduksi
khususnya pada hewan dan manusia. Sebagaimana yang ketahui bahwa salah satu
bagian yang penting dalam sistem reproduksi adalah sel gamet hal ini dikarenakan
cikal bakal dari pembentukan individu baru adalah dari proses reproduksi dan
proses reproduksi bermula pertemuan antara sel kelamin jantan dan betina. Dalam
hal ini sel kelamin tersebut dihasilkan oleh proses gametosis.

Metagenesis adalah siklus hidup tumbuhan memperlihatkan suatu pergiliran


tumbuhan.Siklus hidup tumbuhan terdiri dari fase gametofit dan fase sporofit.
Fase gametofit atau fase generatif adalah tahap menghasilkan gamet haploid.Fase
sporofit atau fase vegetatif adalah tahap menghasilkan spora. Gametofit
menghasilkan gamet haploid yang menyatu membentuk zigot.Zigot berkembang

2
menjadi spora diploid .Pembelahan sporofit,menghasilkan spora yang
menghasilkan generasi gametofit berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tipe-tipe gamet (ovum dan sperma)?


2. Bagaimana proses gametogenesis pada laki-laki?
3. Bagaimana proses gametogenesis pada wanita?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami tipe-tipe gamet.


2. Mengetahui dan memahami proses gametogenesis pada laki-laki.
3. Mengetahui dan memahami proses gemetogenesis pada wanita

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN GAMET

Gamet adalah sel kelamin atau sel reproduksi.Sel gamet terdiri dari dua
yaitu gamet jantan dan gamet betia.Sel kelamin jantan atau gamet jantan adalah
sperma. Sel kelamin betina atau gamet betin adalah ovum.

Gemetogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami


pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa.
Tergantung dari siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi
pada pembelahan meiosis gametosis dipoloid menjadi berbagai gamet atau pada
pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan
gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid
setelah meiosis spora.

Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis


merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis
merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel telur /ovum). Gametogesis
melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis. Tujuan dari
gametogenesis adalah menghasilkan material genetik yang dibutuhkan selama
proses replikasi melalui proses mitosis dan meiosis.

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada


dua jenis proses pembelahan sel yaitu : mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh
kita yang rusak maka akan terjadi proses pergantian sel baru melalui proses
pembelahan mitosis seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa mitosis
mengahasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk
yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau 46 kromosomnya, sedangkan
meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n).
Gametogenesis ada dua yaitu : spermatogenesis dan oogenesis.

4
Gambar 1;sel gamet

Sel Germinal

Perkembangan awal mengenai plasma germinal yang akan menjadi sel


gamet belum diketahui dengan pasti, namun secara keseluruhan gametogenesis
secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode perbanyakan,,
tumbuh dan pematangan.

A. Fase perbanyakan, yaitu bakal sel kelamin bermigrasi ke


gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan untuk membentuk
spermatogonia atau oogenesis.
B. Fase pertumbuhan, dimana gametosit primer mengalami dua kali pembelahan
meiosis. Pembelahan pertama menghasilkan gametosit sekunder, sedangkan
pembelahan miosis kedua menghasilkan gamet yang haploid.
C. Fase pematangan, yaitu individu baru yang akan berkembang dari sel telur
yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom yang sama jumlahnya dengan
kromosom induk.

5
Sel germinal diploid harus menjalani banyak putaran pembelahan sel dan
menciptakan banyak sel-sel baru untuk menghasilkan gamet haploid. Seluruh
urutan sel dari sel germinal ke gamet disebut sebuah germline. Dua jenis
pembelahan sel terjadi pada sel germline yaitu, mitosis melibatkan satu putaran
pembelahan sel dan membuat salinan dari sel dan meiosis melibatkan dua putaran
pembelahan sel dan menghasilkan sel dengan setengah jumlah kromosom sebagai
sel asli. Meiosis hanya terjadi pada sel-sel germline dan tidak sel somatik.

2.2 MITOSIS

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada
siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik
yang sama dengan sel awal.

2.3. MEIOSIS

Meiosis menghasilkan sel-sel yang mempunyai jumlah kromosom yang persis


dengan seperti sel induknya. Hal ini akan menimbulkan kesukaran jika sel-sel

6
yang dibentuk tadi harus berfungsi sebagai gamet sperma manusia dengan 46
kromosom bersatu dengan telur yang mengandung 46 kromosom maka akan
menghasilkan 92 kromosom (2 kali lipat). Sebenarnya keadaan tersebut sangat
jarang di jumpai karena pada saat diantara pembentukan gamet, terjadi suatu
pembelahan yang khusus yang dinamai meiosis. Pada pembelahan ini hanya
berisikan setengah dari jumlah diploid kromosomnya. Setengah dari jumlah ini
disebut haploid (n).

perbedaan antara pembelahan secara mitosis dan meiosis yaitu:

7
Tabel perbedaan:

8
2.4. SPERMATOGENESIS

Proses diferensiasi dari spermatogonium menjadi spermatozoa disebut


dengan spermatogenesisi. Spermatogenesis adalah proses komplek yang
melibatkan pembelahan baik mitosis dan meiosis. Pada manusia, spermatogenesis
terjadi seumur hidup dan dimulai pada saat masa pubertas. Spermatogenesis
berlangsung di tubulus seminuferus dan hampir 90% volume testis di tempati oleh
tubulus seminiferus dengan berbagai tahapan dan perkembangan sel gamet jantan.

9
Pada tubulus seminiferus sel-sel gamet jantan yang berkembang tersebut tersusun
dengan urutan yang teratur dimulai dari membrann basalis menuju lumen.

Gambar: struktur testis

Proses gametogenesis pada laki-laki dikenal sebagai spermatogenesis,yang


menghasilkan produksi sperma. Ini terjadi pada testis laki-laki, dan prosesnya
dimulai dari sel-sel epitel dari lapisan germinal tubulus seminiferus, struktuk yang
ada didalam testis. Karena mitosis dan pembelahan sel berulang di epitel
germinal, banyak spermatogonia diproduksi.

Spermatogonia ini tumbuh dan berkembang menjadi spermatosit primer.


Spermatosis primer adalah haploid (2n) yang mengalami pembelahan meiosis
(meiosis I) untuk mengembangkan spermatosit sekunder yang haploid (n). Dari
satu spermatosit primer, dua spermatosit sekunder dihasilkan. Spermatosit haploid
(n) ini menjalani meiosis II untuk mengahasilkan (04) spermatid (n). Sperma
matang (n) diproduksi dari setiap spermatid (n). Sperma adalah struktur panjang
dengan dua bagian berbeda, daerah kepala dan ekor. Ini adalah 2,5 cm dengan
diameter 50 cm panjangnya. Wilayah kepala terdiri dari akrosom, lisosom yang
dimodifikasi, yang membentuk menebus kedalam sel telur dan inti dengan jumlah
kromosom haploid (23 pasang).

10
Gambar ;spermatogenesis

11
Gambar: tahapan spermatogenesis

Spematogenesis diatur oleh aksi hipotalamus dan hipofisis anterior.


Hipotalamus mengeluarkan hormon yang dikenal sebagai hormon pelepas
gonadotropin (GnRH), yang mengaktifkan hipofisis anterior untuk melepaskan
dua hormon gonadotropin, follicle stimulating hormone (FSH) dan lutteinizing
hormone (LH). LH merangsang produksi testosteron,yang merupakan hormon
steroid yang terlibat dalam pengembangan spermatogonia dalam produksi
sperma.Inhibi,hormog glikoprotein,dilepaskan dari sel sertoli (sel somatik testis)
yang menciptakan mekanisme umpan balik negatif untuk mengurangi laju
spermatogenesis dengan memengaruhi hipofisis anterior untuk menghambat
sekresi FSH.

Struktur sel sperma sesuai dengan fungsinya. Pada sebagian spesies,


kepala yang mengandung nukleus haploid ditudungi oleh badan khusus yaitu
akrosom yang mengandung enzim yang membantu sperma untuk menembus sel
telur. Dibelakang kepala, sel sperma mengandung sejumlah besar mitokondria
cyang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor yang berupa sebuah flagel.

12
2.4.1. Tahap Spermatogenesis

Secara umum spermatogenesis dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu:

1. Tahap spermatositogenesis

Tahapan ini merupakan tahap awal proses pembentukan spermatozoa. Pada


tahapan inji dipengaruhi oleh sel sertoli. sel serrtoli adalah sel yang memberi
nutrisi-nutrisi kepada spermatozoanyasehingga spermatogonia dapat berkembang
menjadi spermatosit. pada spermatogenesis, spermatogonia bermitosis menjadi
spermatosit primer. Pada tahapan ini terjadi diferensiasi sel-sel germinal
primordial menjadi spermatogonium. spermatogonium mempunyai jumlah
kromosom diploid (2 n). spermatogonia adalah cikal bakal spermatozoa,
menempati bagian paling dasar di membran basalis yang diikuti dengan
spermatosit primer spermatosit sekunder dan spermatid yang sudah mengarah ke
bagian lumen.

Ada tiga jenis spermatogonium yaitu:

A. Tipe a(d)/dark: dengan inti gelap, sel spermatogonium ini akan


menggandakan diri dan merupakan cadangan spermatogonium yang konstan
dalam proses psermatogenesis.

B. Tiupe a(p)/pale: inti pucat, sel tipe ini akan mengalami mitosis untuk
menghasilkan tipe b.

C. Tipe b: spermatogonium ini akan membelah diri menghapus ilkan


spermatosit primer.

dalam pembentukan spermatosit primer spermatogonia akan bermitosis


berulang kali tahap profase mitosis pertama waktunya cukup lama dan spermatosit
primer mempunyai masa hidup paling lama dibandingkan tipe-tipe sel gamet
jantan lainnya. 1 spermatosit primer akan menghasilkan 2 sel anakan spermatosit
sekunder . Spermatosit sekunder adalah tipe sel gamet jantan yang mempunyai
masa hidup terpendek.

13
2. Tahap meiosis

Tahap meiosis, adalah tahapan spermatosit primer ber meiosis 1 membentuk


spermatosit sekunder dan langsung terjadi meiosis 2 yaitu pembentukan spermatid
dari spermatosit sekunder. Proses ini terjadi saat spermatosit primer menjauhi
lamina basalis dan sitoplasma semakin banyak. Spermatosit primer pada awalnya
masih mengandung kromosom diploid yang kemudian akan mengalami meiosis.
pada saat proses pembentukan spermatosit sekunder, Spermatosit primer Akan
menjauh dari lamina basalis, sitoplasma yang bertambah banyak, dan terjadi
pembelahan meiosis pertama membentuk dua spermatosit sekunder dengan
jumlah kromosom haploid. pada proses meiosis pertama akan berlangsung diikuti
dengan pembelahan meiosis kedua yang membentuk 4 spermatid masing-masing
dengan kromosom haploid.

1. Tahap Spermiogenesis

Pada tahapan spermiogenesis, merupakan tahap transformasi spermatid


menjadi spermatozoaTahapan ini terdiri dari empat fase: yaitu fase golgi fase
tutup, fase akrosom dan fase pematangan spermatozoa yang membentuk terdiri
dari tiga bagian: yaitu kepala leher dan ekor spermatozoa.Setelah melewati tahap
spermiogenesis, spermatozoa yang telah masak akan dibebaskan dari sel sertoli ke
lumen tubulus seminiferus untuk selanjutnya menuju epididimis Proses pelepasan
tersebut dinamakan spermiasi titik spermatozoa pada dasarnya belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri titik spermatozoa non motil ditransfer dalam cairan
testikular hasil sekresi sel sertoli dan akan bergerak menuju epididimis yang
disebabkan kontraksi otot peritubuler. mampu progresif dalam saluran
epididimis, namun pergerakannya dalam saluran reproduksi jantan bukan karena
motilitas sperma sendiri melainkan karena adanya kontraksi peristaltik otot
saluran reproduksi tersebut.

14
Gambar: struktur sperma

Pada bagian kepala spermatozoa yang telah matang, terdapat akrosom


yang terbentuk dari badan golgi dan mengandung enzim hialuronidase dan
proteinase yang Mempunyai fungsi untuk menembus lapisan dinding ovum titik
bagian ini juga memiliki inti spermatozoa yang menyimpan sejumlah informasi
genetik yang akan diwariskan kepada keturunannya. bagian leher spermatozoa,
banyak mengandung mitokondria. leher spermatozoa adalah tempat oksidasi sel
untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif. bagian ekor
spermatozoa, merupakan alat gerak mendorong spermatozoa masuk ke dalam vas
deferens dan duktus ejakulatorius yang menuju ovum untuk proses fertilisasi

2.4.2. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Spermatogenesis

Faktor-faktor berikut memengaruhi proses terbentuknya sperma, di antaranya


adalah:

1. Hormon

Hormon memegang peranan penting dalam proses pembentukan


sperma.Beberapa jenis hormon yang punya andil dalam proses ini,yaitu:

15
- LH (luteinizing hormone) LH berfungsi untuk merangsang sel leydig yang
terdapat di testi untuk menghasilkan hormon testoteron yang dapat mendorong
proses spermatogenesis terjadi.

- FSH (follice stimulating hormone) FSH merupakan hormon yang dapat


merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (androgen binding protein),yang
berfungsi untuk melindungi,menunjang,dan memberi makan benih sperma hingga
menjadi sperma yang matang.

- Testosteron, Hormon testosteron dihasilkan oleh testi yang berfungsi


merangsang perkembangan organ seks untuk melakukan
spermaatogenesis.Keseimbangan hormon-hormon dia atas akan membantu
pembentukan sperma yang berkualitas.Sebaliknya,jika terdapat
ketidakseimbangan dalam jumlahnya,maka sperma akan mengalami penurunan
kualitas hingga dapat menyebabkan gagalnya sperma dalam membuahi sel telur.

2. Suhu Testis

Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau


terlalu lama melakukan kegiatan dengan kondisi panas yang berlebihan,bisa
menyebabkan berkurangnya pergerakan dan jumlah sperma,serta meningkatkan
jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan sperma yang paling
efisien adalah suhu 33,5 c (lebih rendah dari suhu tubuh).

3. Penyakit

Penyakit serius pada testis atau terjadinya penyumbatan pada vas deferens
bisa mengakibatkan azoospermia,yang merupakan gangguan di mana sperma
tidak terbentuk sama sekali.Selain itu,jika terjadin pelebaran vena di dalam
skrotum (kantong testis) yang dinamakan varikokel,dapat menyebabkan
terhalangnya aliran darah pada testis sehingga mengurangi laju pembentukan
sperma.

16
4.Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan,seperti simetidin,spironolakton dan


nitrofurantoin,atau pemakaian ganja,dapat meengaruhi jumlah sperma yang di
hasilkan.

2.4.3 Pengendalian Spermatogenesis

Pada manusia, mekanisme spermatogenesis masih belum jelas titik namun sudah
diketahui bahwa inisiasi spermatogenesis terjadi pada masa pubertas yang
merupakan interaksi antara kelenjar hipotalamus, pituitary dan sel laydig. Hormon
yang berperan utama dalam spermatogenesis yaitu hormon lh fsh dan testosteron
hormon lh mengontrol spermatogenesis melalui sekresi testosteron yang
diproduksi oleh sel leydig sementara itu testosteron akan mempengaruhi sel sertoli
dengan cara meningkatkan tingkat responsivitas nya terhadap fsh dan secara
simultan akan menghambat sekresi lh dengan cara mekanisme umpan balik
negatif melalui poros hipotalamus hipofisis bertugas mengontrol pematangan
epitelium germinal dengan mempengaruhi langsung sel sertoli yang menginduksi
sel sertoli dan memproduksi protein yang mengikat androgen atau disebut
androgen binding protein atau abp.

Jika tidak ada kelenjar pituitari spermatogenesis dapat diinisiasi oleh fsh
dan testosteron. Fsh diperlukan untuk merangsang produksi oleh sel sertoli dan
membantu fungsi sel sertoli sebagai blood testis barier serta fungsi lain dari sel
sertoli. Pada saat sel sertoli telah berfungsi maka testosteron dapat bertindak
memelihara spermatogenesis. Dalam keadaan normal fsh akan memacu
terbentuknya spermatogonia dengan cara mencegah atresia spermatogonia yang
sedang berdiferensiasi. Kadar fsh di jantan dipengaruhi oleh lingkungan
ditingkatkan oleh aktivitas seksual dan dihambat oleh adanya inhibin. Androgen
kemudian ditransfer dari tempat produksinya yaitu pada sel leydig untuk
merangsang perkembangan sel-sel benih jantan di tubulus seminiferus.
Diproduksi oleh sel sertoli dan dicurahkan ke lumen untuk bergabung dengan
androgen menuju ke caput epididimis sintesis abp tergantung kepada stimulasi fsh
tetapi hanya setelah sel sertoli tidak ada dalam pengaruh androgen. Atau
testosteron berpartisipasi untuk menginduksi dan memelihara spermatogenesis,

17
bereaksi melalui reseptor androgen sel sertoli atau melalui reseptor androgen sel
spermatogenik selain mekanisme diatas testis juga mensekresikan hormon hormon
lain yang berperan dalam regulasi spermatogenesis namun mekanismenya yang
jelas belum sepenuhnya diketahui titik salah satu diantaranya adalah estradiol.
Saat pertama diteliti estradiol merupakan hormon seks wanita. Namun reseptor
estrogen juga ditemukan banyak di sel-sel testikular mengindikasikan bahwa
estrogen juga berperan didalam pengaturan kerja testikular city pada testis
manusia reseptor esterogen merupakan reseptor utama dari esterogen dan berada
di nukleus spermatogonia, spermatosit dan perkembangan awal spermatid orang
dewasa.

Pengendalian hormon spermatogenesis juga terjadi dengan mekanisme


interaksi autokrin dan parafin inhibin b dan anti mullerian hormone berperan
dalam pengendalian spermatogenesis. Pada manusia inhibin b dihasilkan oleh
sertoli dan dikontrol sekresinya oleh fsh dari kelenjar pituitari dan dikendalikan
dengan umpan balik negatif. Dari jalur tersebut nampak bahwa, apabila kadar
inhibin b rendah di dalam peredaran darah maka mengindikasikan adanya
gangguan dalam spermatogenesis. Sementara itu anti mullerian hormone juga
disekresikan oleh sel-sel toli dan produksinya dipengaruhi oleh sel sertoli dan
produksinya dipengaruhi oleh faktor transkripsi, , testosteron, fsh dan spermatosit
saat profase 1.

2.5. OOGENESIS

Oogenesis adalah sebuah proses pembentukan sel ovum di dalam ovarium.


oogenesis dimulai dengan membentuknya bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
pembentukan sel ovum pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan yaitu di
dalam ovari fetus perempuan. pada akhir bulan ke-3 usia Fetus, semua oogonia
yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.
pada awalnya oogonium membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
pada perkembangan fetus selanjutnya semua oosit primer membelah secara
meiosis Tetapi hanya sampai pada fase profase pembelahan meiosis berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan. ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2

18
juta oosit primer dan mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas.
ketika saat pubertas melanjutkan pembelahan meiosis 1 Hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid satu sel yang besar disebut sekunder dan satu sel yang
berukuran kecil disebut badan kutub primer. pada tahapan selanjutnya, OSIS
sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan meiosis 2.

pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel yaitu sel yang
berukuran normal disebut otit dan satu lagi berukuran kecil yang disebut badan
polar sekunder. badan kutub tersebut bergabung dengan 2 badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh 3
badan kutub sekunder.ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi
ovarium matang sedangkan badan kutub mengalami degenerasi atau hancur.
dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa oogenesis hanya menghasilkan satu
ovarium..Ini awalnya terjadi pada sel-sel benih yang dikenal sebagai
oogonium.Telur diproduksi pada wanita sebelum lahir. Selama perkembangan
janin perempuan,banyak oogonia diproduksi.

Gambar ;Oogenesis

19
Oogonia ini mengalami pembelahan mitosis yang cepat untuk
menghasilkan oosit primer.Oosit primer ini tetap dalam profase meiosis I selama
seluruh periode masa kanak-kanak.Oosit primer tertutup dalam lapisan sel yang
dikenal sebagai sel granulosa.Ini menghasilkan struktur yang dikenal sebagai
folikel primordial.Saat lahir,sekitar dua juta folikel primordial ada.Tetapi dengan
terjadinya pubertas,jumlah ini berkurang menjadi 60000 hingga 80000 folikel
primordial di setiap ovarium.Folikel mengandung rongga berisi cairan yang
dikenal sebagai antrum.

Oosit primer menyelesaikan dua divisi pematang,meiosis I dan meiosis


II.Selama meiosis,saya menghasilkan dua sel haploid (n) yang tidak sama,satu
oosit sekunder besar (n) dan badan kutub kecil pertama.Tubuh kutub ini
mengalami meiosis II dan menghasilkan tubuh kutub kedua.Juga,meiosis II oosit
sekunder mengembangkan sel telur yang haploid (n) dengan dua badan kutub
yang melekat.

Badan kutub ini tidak terlibat dalam proses reproduksi sehingga merosot
seiring waktu.Hormon yang terlibat dalam oogenesih mirip dengan
spermatogenesis yang mencakup GnRH dari hipotalamus untuk memulai
pelepasan LH dan FSH dari hipofisis anterior.Progesteron melibatkan pembatasan
oogenesis.

Gambar ;sel ovum

Produksi ovum atau sel telur dimulai dengan mitosis sel germinal
primordial daalam embrio yang menghasilkan oogonia diploid. Masing-masing
oogonium berkembang menjadi oosit primer yang juga melibatkan sitokinesis

20
yang tidak sama. Pembelahan meiosis pertama menghasilkan sebuah sel besar
yaitu oosit sekunder dan sebuah badan polar. Pembelahan meiosis kedua yang
menghasilkan ovum dan badan polar kecil (Champbell, 2000). Setelah itu
membelah menghasilkan ootid danlalu menjadi ovum dengan tiga badan polar
lainnya.

Gambar : Proses Keluarnya Ovum dari Ovarium Wanita

2.5.1. Tahapan Perkembangan Oogenesis

1. sel-sel kelamin primordial atau oogonium

pada awalnya sel-sel kelamin primordial atau oogonium terlihat di dalam


ektoderm embrional dari sakus vitelinus dan bermigrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke-6 kehidupan intra uteri atau kehidupan
dalam kandungan titik setiap oogonium dikelilingi oleh sel-sel granulosa yang
melindungi dan memberi nutrisi oogonium dan sekaligus membentuk folikel
primordial

2. folikel primordial

folikel primordial yang terbentuk akan bermigrasi ke bagian stroma


korteks ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200000 buah . beberapa
folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intra uteri dan selama
masa anak-anak, namun tidak ada satupun yang mencapai maturasi (matang).Pada
saat pubertas, tiap folikel menyelesaikan Proses pemasakan yang disebut folikel
de graaf di folikel de graff terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer

21
3. Oosit primer

nukleus dari oosit primer mengandung 23 pasang kromosom diploid. tiap


satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin.
sementara kromosom kromosom yang lain disebut otot some. setiap kromosom
terdiri dari dua kromatin kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

4. pembelahan meiosis pertama

pembelahan meiosis yang terjadi di ovarium pada saat folikel de graaf


mengalami maturasi atau pematangan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti
oosit atau sel telur akan membelah sehingga kromosom terpisah dan membentuk
dua sel yang masing-masing mengandung 23 kromosom tiap sel tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma sel ini disebut oosit
sekunder titik sel yang ukurannya lebih kecil disebut badan kutub Atau badan
polar pertama. badan polar primer Kadang dapat membelah diri namun secara
normalnya akan mengalami degenerasi atau penghancuran. pembelahan meiosis
pertama ini menghasilkan kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar
primer. pertukaran kromatid dan bahan genetiknya juga terjadi dalam proses
meiosis ini

5. Oosit Sekunder

ketika terjadi pembelahan meiosis kedua, pada umumnya terjadi apabila


ada fertilisasi yaitu Saat kepala spermatozoa menembus zona pelusida oosit.
kemudian akan membelah membentuk oosit yang kemudian berdiferensiasi
menjadi ovum dan 1 badan polar lagi yang kedua. Sampai Pada tahapan ini
terbentuk tiga badan polar serta satu ovum matang baik badan polar atau ovum
mengandung bahan genetik yang berbeda titik ketiga bahan mengalami degenerasi
titik ovum yang masa yang telah mengalami fertilisasi si akan mulai mengalami
perkembangan embrional menjadi zigot dan pembelahan yang lebih lanjut

22
2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis di pengaruhi oleh kerja beberapa


hormon,seperti FSH dan LH.Pada saat terjadi siklus menstruasi,bagian otak yang
disebut hipotalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi kelenjar penghasil hormon (pituitari) untuk
mengeluarkan hormon FSH dan LH.

Kejadian ini menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi


sekresi hormon estrogen dan progesteron yang akhirnya merangsang ovulasi
terjadi.Jika terjadi ketidakseimbangan pada hormon-hormon tersebut,ovulasi pun
akan ikut terganggu.

2.5.3. Pengendalian Oogenesis

Pengendalian hormon oogenesis berlangsung karena adanya interaksi


antara hipotalamus pituitari dan ovarium. hormon yang berperan dalam proses
pembentukan oogenesis adalah: gonadotropin releasing Hormone follicle
stimulating Hormone dan lutinuezing hormone. reproduksi kerja oleh aksi
hipotalamu s-hipofisis- ovarium. Organ hipotalamus menghasilkan hormon gnrh
yang berperan dalam menstimulasi hipofisis untuk mensekresikan hormon fsh dan
LH baik hormon fsh dan LH akan menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga dapat memicu disekresikannya hormon esterogen serta progesteron.
hormon LH akan merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon
progesteron Dan merangsang terjadinya ovulasi titik pada masa pubertas hormon
progesteron juga berperan dalam memacu sifat kelamin sekunder. sementara itu
hormon fsh akan merangsang ovulasi dan memicu folikel untuk membentuk
estrogen, memacu perkembangan folikel

23
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa:

1. Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami


pembelahan sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid
dewasa.
2. Gametogenesis yaitu spermatogenesi dan oogenesis.
3. spermatogenesis merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel
sperma) sedangkan oogenesis merupakan pembentukan sel pada kelamin
betina (inti sel telur/ovum).
4. jenis pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.

24
DAFTAR PUSTAKA

Fransisca Cahyono. Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel Institut


Teknologi Bandung,Indonesia Makalah Probabilitas dan Statistik Tahun
2010.

Halwan,Amany,Heriditary. Disonder Bulletin of the World Health


Organization,1994,72 (1):145-154

N.M.Laird,C. Lange Principles of Inheritance:Mendel’s Laws and Genetic


Models 2010

Anonymous,Mendels Laws Of Inheritance 2009 Volume IV Gemetocs

25

Anda mungkin juga menyukai