Anda di halaman 1dari 26

GAMETOGENESIS

(SPERMATOGENESIS)

KELOMPOK 1
GERTRUDIS E. G. EMAR ( 1906050001)
FENNY VILIANY (1906050003)
MARIAM LEO ( 1906050004)
FLORENTINA LENI ( 1906050005)
 
APA ITU GAMETOGENESIS ?

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet


atau sel kelamin di dalam alat perkembangbiakan.
Gametogenesis pada hewan sama dengan
gametogenesis pada manusia. Gametogenesis pada
hewan dan manusia meliputi oogenesis dan
spermatogenesis .
ASAL USUL SEL KELAMIN

Asal usul sel kelamin ada beberapa konsep. Satu pendapat


menyatakan bahwa sel kelamin berasal dari epitel germinativum,
pendapat lain mengatakan bahwa sel kelamin berasal dari
lapisan entoderm embrio yang mengalami migrasi dan kemudian
berkembang dalam gonade. Pada binatang dewasa sel kelamin
jantan diproduksi dalam testis dan pada betina sel telur
diproduksi di dalam ovarium.
Gamet mengalami
perkembangan dalam
tingkatan sebagai berikut :

Tingkat sebagai calon (gonosit)

Tingkat perbanyakan
Tingkat pertumbuhan

Tingkat pembelahan meiosis

Pengeluaran sel kelamin


Tingkat sebagai calon (gonosit)

Sel ini dapat dibedakan dengan sel


somatik karena mempunyai ukuran lebih
besar dan sitoplasmanya jernih. Pada
tingkat ini belum dapat dibedakan antara
sel kelamin betina atau jantan.

Tingkat perbanyakan

Dalam tingkat ini calon sel kelamin dapat


dibedakan sebagai spermatogonium dan
oogonium. Oogonium berukuran relatif lebih
besar. Masing-masing membelah secara mitosis
beberapa kali menjadi spermatogonium /
oogonium tingkat I, II dan III. Kemudian istirahat.
Tingkat pertumbuhan

Spermatogonium / oogonium tumbuh karena adanya kegiatan


sintesis baik berupa transkripsi maupun translasi. Sel yang sedang
tumbuh disebut auksosit. Spermatogonium tumbuh menjadi
spermatosit I, sedang oogonium tumbuh menjadi oosit I. Proses
pertumbuhan sel kelamin dikendalikan oleh hormon gonadotrofin
dari hipofise. Gen berperan dalam proses pertumbuhan terutama
dalam sintesis vitellus.
Tingkat pembelahan meiosis

Spermatosit I / oosit I mengalami pembelahan meiosis, dari sel


diploid menjadi haploid yaitu spermatosit II / oosit II pada meiosis I.
Pada meiosis II pembelahan terjadi seperti mitosis saja. Satu sel
spermatosit I menjadi 4 sel spermatozoa berfungsi setelah
mengalami metamorfosis (spermiogenesis). Satu oosit I menjadi 1
sel telur dan 3 buah polosit.
Pengeluaran sel kelamin

Sel kelamin yang masak keluar dari tempat pembuatannya.


Spermatozoa mengalami spermasi sedang sel telur mengalami
ovulasi. Spermatozoa mammalia tersalurkan dalam epididimis dan
vas deferen, sedangkan telur tersalurkan dalam saluran telur
(oviduct). Keduanya menuju ke tempat fertilisasi, baik secara
Meiosis
( Pembelahan reduksi )

Meiosis atau pembelahan reduksi adalah pembelahan yang


menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom setengah
jumlah kromosom sel induk. Pembelahan meiosis sangat penting
bagi organisme yang berkembang biak secara seksual, yaitu
dalam proses pembentukan gamet ( gametogenesis ). Meiosis
mengalami pembelahan inti dua kali sehingga satu sel diploid
( 2n) akan menghasilkan empat sel haploid (n). Tahapan
pembelahan sel pertama disebut meiosis 1 dan tahapan dari
pembelahan sel kedua disebut meiosis 2.
A. Interfase
Sel mempersiapkan diri untuk membelah secara meiosis saat
menjalani fase G1, fase S, fase G2 dari interfase. Selama
interfase, sel tumbuh ke ukuran dewasa dan menyalin DNA-
nya. Dengan demikian, sel sudah memiliki satu sel duplikat
kromosom saat mulai mengalami mitosis.

B. Meiosis 1

Meiosis 1 terdiri atas profase 1, metafase 1,anafase


1 dan telofase 1
C. Meiosis II
Pada meiosis II terjadi kromatid tunggal
dari setiap kromosom haploid kepada
sel anakan,dengan tahapan-tahapan
yaitu profase II,metafase II, anafase II
dan telofase II.
Proses Spermatogenesis
Meiosis pada hewan jantan dewasa terjadi di testis. Produksi sperma dimulai dari sel primordial
diploid disebut spermatogonium. Sel ini membesar menjadi spermatosit primer, lalu mengalami
meiosis 1 menghasilkan dua spermatosit sekunder dan meiosis 2 menghasilkan empat spermatid.

Setiap hasil pembelahan meiosis sel sperma memiliki jumlah


kromosom dan sitoplasma yang sama. Setelah meiosis 2, spermatid
berkembang ( mengalami diferensiasi ) menjadi sperma matang.
Setiap sel kehilangan sitoplasma dan inti sel membentuk kepala sel
sperma. Selain itu, terbentuk juga ekor panjang seperti flagela yang
berfungsi untuk bergerak. Spermatogenesis dapat terjadi sepanjang
tahun di beberapa organisme, termasuk manusia. Pada organisme
lain, produksi sperma hanya terjadi selama waktu tertentu dalam
setahun yang disebut sebagai musim kawin. Sebagai contoh, banyak
spesies burung migran bereproduksi hanya selama musim semi dan
musim panas.
Tahap pembentukan spermatozoa
dibagi atas tiga tahap yaitu :

1. Spermatositogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi


spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan
reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-
sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat
diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan),berkumpul di tepi membran epitel
germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis
menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid Spermatosit primer
mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis,


sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis
I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom
(haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah
lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid
yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit
I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan
Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang


meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan
fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa
(sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti selsel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan
terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel Leydig
yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus.
• Spermatogonium ( sel induk spermatozoa ) merupakan penghasil
sperma
• Sel sertoli merupakan pemberi nutrisi spermatozoa
• Sel Leydig merupakan penghasil testosteron. Hormon ini
berperan dalam pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.
Struktur sperma matang terdiri dari:
1. Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti
berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan
disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dariacrosin dan hyaluronidase yang
dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga
mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi
2. Leher
Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian
depan filament poros.
3. Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang
berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma
karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport
electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
4. Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung
banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2
sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan
dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi
menimbulkan gerakan ekor sperma.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Spermatogenesis

• Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan


atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan
berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma
dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam
semen.Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada
suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap
berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum
(kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
• Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma
adalah pemakaian marijuana atau obatobatan
(misalnya simetidin, spironolakton dan
nitrofurantoin).
• Penyakit serius pada testis atau penyumbatan
atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan)
bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk
sperma sama sekali.
• Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam
skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran
darah dari testis dan mengurangi laju
pembentukan sperma.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:

• LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk
menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

• FSH (Folicle Stimulating Hormone)


FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli
untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi
di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
• Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis
Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer pada saat
embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi
perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan
kumis, dan dada menjadi bidang.

Anda mungkin juga menyukai