OLEH
NAMA:MARIAM LEO
NIM:1906050004
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karna hanya atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelingkupan dan
Penapisan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang " Pelingkupan dan
penapisan" yang penyusun sajikan berdasarkan berbagai informasi dan referensi. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bisa diterima dengan baik dan dapat
bermanfaat bagi kita semua, baik pada masa sekarang hingga masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................10
3.2. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu penapisan
(screening), pelingkupan (scoping), identifikasi (identification), prakiraan (prediction), dan
evaluasi (evaluation) yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (RKL dan RPL).
Mengingat pasal 16 UU No.4 Tahun 1982 dan kelancaran pembangunan maka penapisan
dilakukan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan. Sehingga kegiatan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
Penapisan dilakukan secara sederhana dengan komplikasi yang minimum dan kepercayaan
yang maksimum bahwa suatu proyek akan atau tidak menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.
1.2.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Penapisan adalah langkah dalam menentukan perlu tidaknya kegiatan atau usaha
dilengkapi dengan kajian AMDAL. Pada awalnya penapisan dilakukan dengan proses
secara : bertahap, meninjau/ mempertimbangkan daftar kegiatan atau lingkungan yang
sensitif, serta menggunakan matrik. Pada tahun 2001 telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/ atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Selanjutnya
Kep Men Nomor 17 Tahun 2001 saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan sehingga dipandang perlu diadakan perubahan. Sehingga berdasarkan berbagai
pertimbangan dan mengingat berbagai Undang-Undang dan peraturan maka ditetapkan :
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Per Men LH No.05 Th.2012
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan
apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
Di Indonesia di kenal dengan metode penapisan satu langkah, tetapi tidak hanya dalam
amdal ada juga metode yang dipakai. Berikut akan dijelaskan 2 metode penapisan dalam
amdal,
Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa langkah secara
berurutan.Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2 langkah.
Pertama dengan daftar dan kedua dengan PIL.Pada umumnya penapisan hanya terdiri atas
2 atau 3 langkah saja. Dalam melakukan tugasnya, pejabat yang berwenang menapis
berdasarkan kriteria yang eksplisit atau implicit dan memasukkan usulan proyek ke dalam
salah satu dari tiga kelompok, seperti pada bagan berikut :
Dalam Metode ini Penapisan Di lakukan secara bertahap dengan beberapa langkah secara
berurutan.Pada umumnya Penapisan hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah saja dalam
melakukan tugasnya,Pejabat yang berwenang menapis berdasrkan criteria yang explicit
atau implisit.dan memasukan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga kelompok
1. Kelompok pertama ialah proyek yang dari pengalaman dan literature di ketahui dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi.yaitu tidak ada keraguan.akan menyebabkan dampak
penting ,dampak penting ini di pengaruhi oleh ukuran,Rancang bangun dan lokasi
proyek tersebut.
2. Kelompok kedua ialah proyek yang dari pengalaman dan Literatur di ketahui dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi tidak akan menyebabkan dampak penting.
3. Kelompok ketiga ialah Proyek yang meragukan apakah akan atau tidak akan
menyababkan dampak penting.
Kelompok ini harus di tapis lebih lanjut untuk menentukan perlu atau tidak perlunya di
AMDAL.Dalam Konteks AMDAL Penentuan nilai Penting Bukanlah suatu aktifitas ilmiah
murni,melainkan suatu keputusan pengelolaan (Management Decision).Dengan
menggunakan Informasi Ilmiah yang tersedia dan dengan Memperhatikan Kondisi
social,ekonomi dan Politik. Oleh karena itu kehidupan kita tidak terisolasi dari dunia
Internasional,Kondisi social,ekonomi dan politik internasional pun harus kita
perhatikan,terutama karena kepedulian lingkungan merupakan masalah yang peka. Jika
pada suatu ketika di luar daftar positif mempunyai petunjuk akan mempunyai dampak
penting,pejabat yang berwenang dapat memutuskan keharusan yang di lakukan AMDAL
untuk Proyek Tersebut.
Daftar Positif secara Periodis di kaji kembali dan di perbaharui berdasar pengalaman
yang di dapat.Kriteria yang banyak di pakai untuk penapisan ialah karakteristik
Proyek ,Misalnya jenis Volume dan Penyimpanan Bahan Baku dan lokasi proyek dan nilai
ambang ,Besarnya biaya proyek sering di gunakan sebagai nilai ambang ,yaitu proyek yang
melebihi suatu nilai tertentu di haruskan melakukan AMDAL.
Dasar pertimbanganya adalah biaya sering merupakan petunjuk tentang antara lain:
• Produk
• Limbah
Akan Tetapi penggunaan besarnya biaya sebagai nilai ambang dapat Juga
Menyesatkan ,Misalnya: Industri dengan teknologi canggih memerlukan investasi yang
tinggi,Tetapi mempunyai dampak biofisik yang relative kecil,Walaupun dampak sosialnya
dapat besar.Biaya yang tinggi dapat juga di sebabkan oleh investasi dalam alat pencegahan
pencemaran yang mahal.
Nilai Ambang Lain yang di Gunakan Ialah nilai ambang Teknik antara lain:
2. Volume
Nilai ambang teknik Merupakan Indikasi yang lebih baik dari pada nilai ambang
biaya,Namun di dalam praktek sering juga terdapat Kesulitan,sebab terjadinya dampak
penting tidak hanya di tentukan oleh proyek contohnya antara lain jenis :
• Spesifikasi Bangunan,Peralatan dan lokasi melainkan juga oleh lokasi proyek menurut
tataguna lahan antara lain Wilayah industry,Pemukiman dan pertanian
• Daya dukung Lingkungan Antara Lain Karkteristik sebaran udara dan air
• Oleh karena itu misalnya terjadi dampak komulatif karena penempatan industry di suatu
wilayah industry industry yang di bangun efeknya dapat melampaui ambang batas daya
dukung lingkungan walaupun sebenarnya jumlah limbahnya rendah.
Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat
jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh karena
dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat lingkungan,
daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang rentan.Proyek
dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan diharuskan melakukan
AMDAL.
Metode penapisan satu langkah ini adalah metode penapisan yang digunakan oleh
Indonesia.Metode dengan daftar positif sangat sederhana.Pemerintah membuat daftar
proyek yang harus dikenakan AMDAL.Daftar ini digunakan sebagai kriteria penapisan,
yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL dan yang tidak ada dalam daftar tidak
perlu membuat AMDAL.Karena metode ini sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat
dicapai dengan cepat dan konsisten.
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting bagi
pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena
AMDAL. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu.
Seperti yang terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya rencana
proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja
yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan penapisan ini diharapkan
kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu,
tenaga dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan.
2.4.Kriteria Penapisan/screening
• Prevalensi : luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi misalnya karena dampak
kumulati
• Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka pendek
• Nilai penting : nilai yang diberikan pad adaerah tertentu (regional dan nasional)
2.5.Pengertian pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan semua pihak terkait. seperti penduduk
yang akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli teknis, dan perencana untuk
mengidentifikasi concerns dan issues. Ditambahkan pula bahwa pelingkupan memberikan
masukan tentang aspek mana yang harus dikaji dengan mendalam dan aspek mana yang
tidak perlu memperoleh perhatian saksama. Pertanyaan yang harus dijawab dalam
pelingkupan adalah seberapa besar masalahnya
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan llngkup permasalahan
dan mengidentifikasi dampak panting (hipoetis) yang terkait dengan rencana
kegiatan.Pelingkupan merupakan bagian yg tak terpisahkan dari penyusunan kerangka
acuan (KA) dan hasilnya dpt berpengaruh pd kualitas dokumen AMDAL.
2.6.Tujuan Pelingkupan
2.7.Manfaat Pelingkupan
a) Dapat langsung diarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara
mendalam .
c) Biaya, tenaga, dan waktu bisa lehih efektif dan efisien berkat terfokusnya studi hanya
pada dampak penting.
d) Penyusunan ANDAL dapat berlangsung dengan lebih terarah berkat adanya kejelasan
lingkup studi, kedalaman, dan strategi pelaksanaan studi.
Penentuan wilayah studi merupakan proses pengambilan daerah sampel. Isu utama atau
prioritas dampak menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan distudi.
Sedang waktu berlangsungnya dampak akan dipergunakan untuk memprakirakan berapa
lama dampak akan berlangsung
2.9.Waktu Pelaksanaan Pelingkupan
• Perlu dokumen PIL terlebih dahulu karena perilaku dampak belum diketahui.
• Pemrakarsa
• Tokoh masyarakat
• Para pakar
Bermanfaat sesuai dengan tujuan pelingkupan Saat penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL
Dilakukan oleh penyusun dokumen tersebut.Tujuannya agar senantiasa berada dalam
konteks penelaahan dampak penting lingkungan seperti dimaksud dalam kerangka acuan.
Bersifat teknis:
• Analisis data
• Pemrakarsa kegiatan
• Masyarakat
• Pakar
• Instansi pemerintah
Pemusatan (focussing) segenap dampak penting hipotetis dengan maksud agar terancang
lingkup dan sistematis dengan fokus bahasan pada dampak penting
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Analisis dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.Proses
penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu penapisan (screening),
pelingkupan (scoping), identifikasi (identification), prakiraan (prediction), dan evaluasi
(evaluation) yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL
dan RPL).
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Sedangkan
Pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan semua pihak terkait. seperti penduduk yang
akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli teknis, dan perencana untuk mengidentifikasi
concerns dan issues.
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://yogoz.wordpress.com/2011/02/06/amdal-analisis-mengenai-dampak-lingkungan/
http://www.bangazul.com/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-1/
http://muhamadzulfakar.blogspot.com/2013/11/peraturan-tentang-amdal.html
https://staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/2012/12/17/modul-hukum-lingkungan-untuk
pelatihan-amdal/
http://ekashawty.blogspot.com/2013/09/makalah-amdal-lengkap.html
http://chumbucket08.blogspot.com/2012/01/analisis-mengenai-dampak-lingkungan.html
http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-amdal
http://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/analisis-mengenai-dampak-lingkungan/
http://regional.kompas.com/read/2011/02/18/20185198/Penambangan.Pasir.Besi.Bergantung.