Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

"PELINGKUPAN DAN PENAPISAN"

OLEH

NAMA:MARIAM LEO

NIM:1906050004

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karna hanya atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelingkupan dan
Penapisan” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang " Pelingkupan dan
penapisan" yang penyusun sajikan berdasarkan berbagai informasi dan referensi. Saya
menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bisa diterima dengan baik dan dapat
bermanfaat bagi kita semua, baik pada masa sekarang hingga masa yang akan datang.

Kupang, 20 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3. Tujuan Penulis.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penapisan ………………………….…….……..................................................3

2.2. Metode penapisan...............................................................................................3

2.3. Tujuan proses penapisan....................................................................................6

2.4. Kriteria penapisan................................................................................................7

2.5. Pengertian pelingkupan...................................................................................... 7

2.6. Tujuan pelingkupan............................................................................................ 7

2.7. Manfaat pelingkupan..........................................................................................8

2.8. Ruang lingkup pelingkupan.................................................................................8

2.9. Waktu pelaksanaan pelingkupan........................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.........................................................................................................10

3.2. Saran...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya dapat menimbulkan dampak terhadap


lingkungan, tetapi tidak semua kegiatan menimbulkan dampak penting. Penentuan ada
tidaknya dampak penting sesungguhnya cukup pelik, karena lingkungan merupakan ruang yang
luas terdiri dari berbagai komponen atau sub komponen (fisik kimia, biologi, sosekbud). Selain
itu manusia mempunyai keterbatasan untuk dapat menguasai dan mengerti tingkah laku
berbagai peubah dari komponen lingkungan. Di lain sisi AMDAL adalah alat untuk perencanaan
pembangunan, bukan alat birokrasi.

AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu penapisan
(screening), pelingkupan (scoping), identifikasi (identification), prakiraan (prediction), dan
evaluasi (evaluation) yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (RKL dan RPL).

Mengingat pasal 16 UU No.4 Tahun 1982 dan kelancaran pembangunan maka penapisan
dilakukan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan. Sehingga kegiatan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
Penapisan dilakukan secara sederhana dengan komplikasi yang minimum dan kepercayaan
yang maksimum bahwa suatu proyek akan atau tidak menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian penapisan?

2. Bagaimana metode penapisan?

3. Apakah tujuan proses penapisan?

4. Apa saja kriteria penapisan?

5. Apakah pengertian pelingkupan?

6. Apakah tujuan pelingkupan?

7. Apakah manfaat pelingkupan?

8. Apa saja ruang lingkup pelingkupan?

9. Kapankah waktu pelaksanaan pelingkupan?


1.3. Tujuan

1. Memahami pengertian penapisan

2. Mengetahui Bagaimana metode penapisan

3. Mengetahui Apakah tujuan proses penapisan

4. Mengetahui Apa saja kriteria penapisan

5. Mengetahui Apakah pengertian pelingkupan

6. Mengetahui Apakah tujuan pelingkupan

7. Mengetahui Apakah manfaat pelingkupan

8. Mengetahui Apa saja ruang lingkup pelingkupan

9. Mengetahui Kapankah waktu pelaksanaan pelingkupan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penapisan dalam Amdal

Penapisan adalah langkah dalam menentukan perlu tidaknya kegiatan atau usaha
dilengkapi dengan kajian AMDAL. Pada awalnya penapisan dilakukan dengan proses
secara : bertahap, meninjau/ mempertimbangkan daftar kegiatan atau lingkungan yang
sensitif, serta menggunakan matrik. Pada tahun 2001 telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/ atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Selanjutnya
Kep Men Nomor 17 Tahun 2001 saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keadaan sehingga dipandang perlu diadakan perubahan. Sehingga berdasarkan berbagai
pertimbangan dan mengingat berbagai Undang-Undang dan peraturan maka ditetapkan :
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan / Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Per Men LH No.05 Th.2012

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan
apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL

2.2. Metode Penapisan

Di Indonesia di kenal dengan metode penapisan satu langkah, tetapi tidak hanya dalam
amdal ada juga metode yang dipakai. Berikut akan dijelaskan 2 metode penapisan dalam
amdal,

1. Metode penapisan bertahap

Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa langkah secara
berurutan.Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2 langkah.

Pertama dengan daftar dan kedua dengan PIL.Pada umumnya penapisan hanya terdiri atas
2 atau 3 langkah saja. Dalam melakukan tugasnya, pejabat yang berwenang menapis
berdasarkan kriteria yang eksplisit atau implicit dan memasukkan usulan proyek ke dalam
salah satu dari tiga kelompok, seperti pada bagan berikut :

Dalam Metode ini Penapisan Di lakukan secara bertahap dengan beberapa langkah secara
berurutan.Pada umumnya Penapisan hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah saja dalam
melakukan tugasnya,Pejabat yang berwenang menapis berdasrkan criteria yang explicit
atau implisit.dan memasukan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga kelompok

1. Kelompok pertama ialah proyek yang dari pengalaman dan literature di ketahui dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi.yaitu tidak ada keraguan.akan menyebabkan dampak
penting ,dampak penting ini di pengaruhi oleh ukuran,Rancang bangun dan lokasi
proyek tersebut.

2. Kelompok kedua ialah proyek yang dari pengalaman dan Literatur di ketahui dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi tidak akan menyebabkan dampak penting.

3. Kelompok ketiga ialah Proyek yang meragukan apakah akan atau tidak akan
menyababkan dampak penting.

Kelompok ini harus di tapis lebih lanjut untuk menentukan perlu atau tidak perlunya di
AMDAL.Dalam Konteks AMDAL Penentuan nilai Penting Bukanlah suatu aktifitas ilmiah
murni,melainkan suatu keputusan pengelolaan (Management Decision).Dengan
menggunakan Informasi Ilmiah yang tersedia dan dengan Memperhatikan Kondisi
social,ekonomi dan Politik. Oleh karena itu kehidupan kita tidak terisolasi dari dunia
Internasional,Kondisi social,ekonomi dan politik internasional pun harus kita
perhatikan,terutama karena kepedulian lingkungan merupakan masalah yang peka. Jika
pada suatu ketika di luar daftar positif mempunyai petunjuk akan mempunyai dampak
penting,pejabat yang berwenang dapat memutuskan keharusan yang di lakukan AMDAL
untuk Proyek Tersebut.

Daftar Positif secara Periodis di kaji kembali dan di perbaharui berdasar pengalaman
yang di dapat.Kriteria yang banyak di pakai untuk penapisan ialah karakteristik
Proyek ,Misalnya jenis Volume dan Penyimpanan Bahan Baku dan lokasi proyek dan nilai
ambang ,Besarnya biaya proyek sering di gunakan sebagai nilai ambang ,yaitu proyek yang
melebihi suatu nilai tertentu di haruskan melakukan AMDAL.

Dasar pertimbanganya adalah biaya sering merupakan petunjuk tentang antara lain:

• Luasnya lahan proyek

• Teknologi yang sering di pakai

• Volume Bahan Baku

• Produk

• Limbah

Akan Tetapi penggunaan besarnya biaya sebagai nilai ambang dapat Juga
Menyesatkan ,Misalnya: Industri dengan teknologi canggih memerlukan investasi yang
tinggi,Tetapi mempunyai dampak biofisik yang relative kecil,Walaupun dampak sosialnya
dapat besar.Biaya yang tinggi dapat juga di sebabkan oleh investasi dalam alat pencegahan
pencemaran yang mahal.

Nilai Ambang Lain yang di Gunakan Ialah nilai ambang Teknik antara lain:

1. Besarnya Fisik proyek dan

2. Volume

Nilai ambang teknik Merupakan Indikasi yang lebih baik dari pada nilai ambang
biaya,Namun di dalam praktek sering juga terdapat Kesulitan,sebab terjadinya dampak
penting tidak hanya di tentukan oleh proyek contohnya antara lain jenis :

• Spesifikasi Bangunan,Peralatan dan lokasi melainkan juga oleh lokasi proyek menurut
tataguna lahan antara lain Wilayah industry,Pemukiman dan pertanian

• Letak Geografi Antara lain daerah pantai dan pegunungan

• Daya dukung Lingkungan Antara Lain Karkteristik sebaran udara dan air

• Pentahapan proyek Antara lain konstruksi operasi dan modifikasi

• Oleh karena itu misalnya terjadi dampak komulatif karena penempatan industry di suatu
wilayah industry industry yang di bangun efeknya dapat melampaui ambang batas daya
dukung lingkungan walaupun sebenarnya jumlah limbahnya rendah.

2. Metode penapisan satu langkah

Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat
jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh karena
dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat lingkungan,
daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang rentan.Proyek
dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan diharuskan melakukan
AMDAL.

Metode penapisan satu langkah ini adalah metode penapisan yang digunakan oleh
Indonesia.Metode dengan daftar positif sangat sederhana.Pemerintah membuat daftar
proyek yang harus dikenakan AMDAL.Daftar ini digunakan sebagai kriteria penapisan,
yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL dan yang tidak ada dalam daftar tidak
perlu membuat AMDAL.Karena metode ini sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat
dicapai dengan cepat dan konsisten.

Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek.Jumlah


tenaga yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman
juga tidak tinggi.Ini sangat penting untuk Indonesia, terutama di daerah.Metode ini tidak
menambah ekonomi biaya tinggi.
Pemerintah Membuat daftar proyek yang harus di kenakan AMDAL,Daftar ini di
gunakan sebagai criteria Penapisan ,yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL,yang
tidak ada dalam daftar tidak perlu membuat AMDAL.Karena sederhana dan
Mudah.,hasilnya dapat di capai dengan cepat dan konsisten.Dengan metode ini apabila
di perlukan AMDAL itu ada dalam tahap perencanaan yang dini,sehingga AMDAL itu
dapat di Intergrasikan kedalam proses studi kelayakan .Metode penapisan satu langkah
ini memerlukan Birokrasi yang pendek ,jumlah tenaga yang di perlukan dapat di batasi,
persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman juga tidak tinggi,ini sangat penting
untuk Indonesia,Terutama di daerah, Metode ini tidak Menambah ekonomi Biaya Tinggi.

2.3.Tujuan Proses Penapisan

Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting bagi
pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena
AMDAL. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu.

Seperti yang terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya rencana
proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja
yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan penapisan ini diharapkan
kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu,
tenaga dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan.

2.4.Kriteria Penapisan/screening

• Tingkat besar : kementakan intensitas setiap dampak potensial

• Prevalensi : luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi misalnya karena dampak
kumulati

• Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka pendek

• Resiko : kementakan terjadi efek negatif yang serius

• Nilai penting : nilai yang diberikan pad adaerah tertentu (regional dan nasional)

• Penanggulangan : apakah masalah dapat ditanggulangi.

2.5.Pengertian pelingkupan

Pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan semua pihak terkait. seperti penduduk
yang akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli teknis, dan perencana untuk
mengidentifikasi concerns dan issues. Ditambahkan pula bahwa pelingkupan memberikan
masukan tentang aspek mana yang harus dikaji dengan mendalam dan aspek mana yang
tidak perlu memperoleh perhatian saksama. Pertanyaan yang harus dijawab dalam
pelingkupan adalah seberapa besar masalahnya
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan llngkup permasalahan
dan mengidentifikasi dampak panting (hipoetis) yang terkait dengan rencana
kegiatan.Pelingkupan merupakan bagian yg tak terpisahkan dari penyusunan kerangka
acuan (KA) dan hasilnya dpt berpengaruh pd kualitas dokumen AMDAL.

2.6.Tujuan Pelingkupan

Tujuan pelingkupan diantaranya adalah:

a. Menetapkan batas wilayah studi dan batas/horison waktu prakiraan dampak.

b. Mengidentifikasi dampak panting terhadap lingkungan yang dipandang relevan ntuk


ditelaah secara mendalarn dalam penyusunan ANDAL/SEL

c. Menetapkan tingkat kedalaman studi ANDAL/SEL sesuai dangan sumberdaya yang


tersedia (waktu, dana, tenaga),

d. Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi ANDAL/SEL secara sistematis

e. Menelaah kegiatan/proyek-proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah studi

2.7.Manfaat Pelingkupan

Manfaat pelingkupan diantaranya adalah:

a) Dapat langsung diarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara
mendalam .

b) Menghindari timbulnya konflik dan tertundanya kegiatan pembangunan proyek

c) Biaya, tenaga, dan waktu bisa lehih efektif dan efisien berkat terfokusnya studi hanya
pada dampak penting.

d) Penyusunan ANDAL dapat berlangsung dengan lebih terarah berkat adanya kejelasan
lingkup studi, kedalaman, dan strategi pelaksanaan studi.

2.8.Ruang Lingkup pelingkupan

Ruang lingkup studi yang dirumuskan melalui pelingkupan adalah :

a. Mengidentifikasi isu utama atau main issues

b. Menentukan wilayah studi

c. Waktu berlangsungnya dampak (boundary)

Penentuan wilayah studi merupakan proses pengambilan daerah sampel. Isu utama atau
prioritas dampak menjadi dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan distudi.
Sedang waktu berlangsungnya dampak akan dipergunakan untuk memprakirakan berapa
lama dampak akan berlangsung
2.9.Waktu Pelaksanaan Pelingkupan

Saat penapisan proyek (rencana kegiatan)

Bertujuan untuk menetapkan apakah suatu rencana kegiatan:

• Tidak memerlukan proses AMDAL

• Perlu AMDAL karena jelas menimbulkan dampak.

• Perlu dokumen PIL terlebih dahulu karena perilaku dampak belum diketahui.

Saat penyusunan Kerangka Acuan (KA)

Merupakan proses kelembagaan, karena diikutsertakannya berbagai pihak.

• Pemrakarsa

• Instansi yang berwenang

• Tokoh masyarakat

• Para pakar

Bermanfaat sesuai dengan tujuan pelingkupan Saat penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL
Dilakukan oleh penyusun dokumen tersebut.Tujuannya agar senantiasa berada dalam
konteks penelaahan dampak penting lingkungan seperti dimaksud dalam kerangka acuan.

Bersifat teknis:

• Kegiatan pengumpulan data

• Analisis data

• Rekomendasi UPL dan UKL

• Diarahkan untuk keperluan kajian dampak penting

Proses Pelingkupan (untuk menyusun Kerangka Acuan):Identifikasi dampak potensial Tentang


rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan, yang bersumber dari:

• Pemrakarsa kegiatan

• Masyarakat

• Pakar

• Instansi pemerintah

Evaluasi segenap dampak potensial


Untuk menghasilkan dampak penting hipotetis dengan meniadakan dampak potensial yang
tidak relevan atau yang kurang atau tidak penting

Pemusatan (focussing) segenap dampak penting hipotetis dengan maksud agar terancang
lingkup dan sistematis dengan fokus bahasan pada dampak penting

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Analisis dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.Proses
penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu penapisan (screening),
pelingkupan (scoping), identifikasi (identification), prakiraan (prediction), dan evaluasi
(evaluation) yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL
dan RPL).

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Sedangkan
Pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan semua pihak terkait. seperti penduduk yang
akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli teknis, dan perencana untuk mengidentifikasi
concerns dan issues.

3.2.Saran

Dalam proses pembangunan haruslah diperhatikan mengenai proses penapisan dan


pelingkupan apakah bangunan tersebut layak amdal atau tidak. Sehingga tidak mempengaruhi
masyarakat sekitar serta dalam cakupan yang lebih luas yaitu lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

https://yogoz.wordpress.com/2011/02/06/amdal-analisis-mengenai-dampak-lingkungan/

http://www.bangazul.com/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-1/

http://muhamadzulfakar.blogspot.com/2013/11/peraturan-tentang-amdal.html

https://staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/2012/12/17/modul-hukum-lingkungan-untuk

pelatihan-amdal/

http://ekashawty.blogspot.com/2013/09/makalah-amdal-lengkap.html
http://chumbucket08.blogspot.com/2012/01/analisis-mengenai-dampak-lingkungan.html

http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-amdal

http://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/analisis-mengenai-dampak-lingkungan/

http://regional.kompas.com/read/2011/02/18/20185198/Penambangan.Pasir.Besi.Bergantung.

Anda mungkin juga menyukai