Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISI KUALITAS LINGKUNGAN

“Rona Lingkungan Hidup Dan Penyajian Informasi Lingkungan”

Oleh :
Kelompok 6

Annisa Rahmayona 1611212016


Mutiara Devica 1611212018
Dina Putri 1611212020
Mutiara Indah Sari A 1611212022
Shinta Yunia Wulandari 1611212024

Dosen Pengampu:
Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan ini. Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun, penyusun
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orangtua, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Rona Lingkungan
Hidup Dan Penyajian Informasi Lingkungan” yang penyusun sajikan berdasarkan dari
berbagai informasi dan referensi. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Andalas. Penyusun
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampu, penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah penyusun di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Padang, 12 April 2018

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2 ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

2.1 Skoping ..................................................................................................... 3

2.2 Pengertian Skoping................................................................................... 4

2.3 Kegunaan Skoping ................................................................................... 5

2.4 Macam Skoping ........................................................................................ 6

2.5 Proses Dalam Skoping.............................................................................. 8

BAB 3 ................................................................................................................... 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 10

3.2 Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses
AMDAL. Tahapan ini sangat penting karena di tahap itulah dasar pemikiran
dan lingkup kajian dampak lingkungan (ANDAL) akan ditentukan.
Kekeliruan dalam melingkup akan menyebabkan kajian ANDAL menjadi
tidak tajam, salah sasaran dan juga boros dana dan waktu. Prakiraan dan
evaluasi dampak yang dilakukannya menjadi kurang relevan dan kurang
bermakna. Rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
dihasilkan berikutnya juga menjadi tidak tepat. Pendek kata, kesalahan
dalam pelingkupan dapat membuat seluruh perkerjaan AMDAL menjadi
sisa-sia.
Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar
menjadi kajian yang tepat sasaran. Karena, sebagaimana kajian ilmiah
lainnya, ANDAL harus mempunyai arah, fokus dan lingkup yang tepat.
Pelingkupan menghasilkan sejumlah pernyataan sebagaimana
diuraikan di bawah ini:
 Dampak yang akan dikaji dalam ANDAL atau dampak hipotetik. Dugaan
(hipotesis) awal menunjukkan bahwa dampak-dampak itu akan terjadi dan
memerlukan kajian mendalam untuk membuktikan dugaan tersebut.
 Lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah di mana
kajian akan dilakukan serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian.
 Pernyataan dampak sebaiknya meliputi unsur-unsur informasi berikut ini:
 Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menjadi dampak.
 Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak.
 Parameter yang harus dikaji dalam ANDAL.
 Lokasi prakiraan awal sebaran dampak.
 Waktu di mana dampak diperkirakan terjadi.

1
2

Proses pelingkupan dibagi menjadi dua, yaitu 1) pelingkupan dampak


penting dan 2) pelingkupan wilayah studi dan batas waktu kajian. Setelah
informasi mengenai rencana kegiatan (sumber dampak) serta rona lingkungan
hidup (penerima dampak) sudah terkumpul, Pelaksana Kajian siap untuk
beranjak ke inti proses pelingkupan, yaitu mengidentifikasi dampak yang
nantinya perlu dikaji dalam ANDAL.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan skoping?
2. Apa saja kegunaan skoping?
3. Apa saja macam-macam skoping?
4. Bagaimana proses dalam skoping?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan skoping
2. Dapat mengetahui kegunaan skoping
3. Dapat mengetahui macam-macam skoping
4. Dapat mengetahuia proses dalam skoping
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Skoping
Skoping atau Pelingkupana dalah proses awal (dini) untuk
menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak besar
dan penting yang terkait dengan rencana usaha dan atau kegiatan (Kep.
Ka.Bapedal 9/2000). Pelingkupan juga merupakans uatu proses
penelaahan sebab akibat, interaksi antara kegiatan dengan komponen
lingkungan hidup dan atau diantaranya. Telaahan interaksi sebab akibat,
dibatasi secara rasional untuk hal-hal penting dengan pertimbangan dan
beberapa asumsi yang logis (spatial dan temporal).TujuanPelingkupan :
 Mengidentifikasi dampak penting dengan meniadakan hal-hal
yang tidak/kurang penting dari suatu Rencana Kegiatan.
 Menetapkan batas wilayah studi
 Menetapkan kedalaman studi ANDAL :mencakup metode
yang digunakan, jumlahs ampel yang diukur dan tenaga ahli
yang dibutuhkan sesuai dengan sumber daya yang
tersedia(dana dan waktu).
Proses pelingkupan dilakukan dengan menggunakan atau memilih
beberapa metode. Namun perlu juga diingat bahwa permasalahan
dinamika lingkungan hidup terkadang tidak hanya terjadi secara objektif,
tetapi dapats ubjektif. Memutuskan hal-hal penting (parameter komponen
lingkungan hidup, sebaran geografis, dan sebaran waktu) dalam
pelingkupan juga perlu mempertimbangkan beberapa kendala yang
lazimnya dihadapi dalam penelitian (kepakaran, peralatan, waktu, biaya).
Tetapi secara ideal (ketentuan hukum) kendaladiatas, dalam AMDAL
tidak dapat ditiadakan. Untuk mengatasi hal ini, jika harus dengan asumsi
,maka perlu ketersediaan data jangka panjang (curah hujan, angin, debit air

3
4

sungai, dinamika kependudukan), ketersediaan peta, distribusi cemaran


udara yang ada, dan lain sebagainya.

2.2 Pengertian Skoping


Istilah skoping sebenarnya berasal dari bahasa inggriss coping
atau didalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pemusatan
pandanganataupelingkupan. Skoping dalam Amdal dapat diartikan
sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting, atau
sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek
terhadap lingkungannya. Dalam melaksanakan Amdal, skoping telah
digunakan sejak awal dari langkah dasar dalam menyusun kerangka
acuan atau TOR (Terms of Reference), kemudian dalam melaksanakan
UKL dan UPL dan dalam menyusun rencana penelitian lapangan yang
lebih mendetail.
Pelaksanaan skoping, terutama pada waktu meyusun Kerangka
Acuan, sangat ditentukan oleh keahlian dan pengalaman yang cukup
dalam bidang dari masing-masing anggota tim. Makin tinggi keahlian
dan pengalaman akan makin tajam dan tepat hasil skopingnya.
Apabila dampak penting atau dampak utama telah ditetapkan dari
hasil skoping maka perhatian selanjutnya baik dalam penelitian dan
pendugaan dampak yang akan terjadi dipusatkan pada hasils koping
tersebut.
Dalam penyusunan Kerangka Acuan yang akan merupakan
bagian penting dalam kontrak kerjasama, termasuk apa yang akan diteliti
dan berapa besar biayas ebenarnya, merupakan hasil dari skoping pada
tingkat awal dari Amdal.
Untuk mendapatkan hasi lskoping yang lebih tepat atau baik
maka tim dapat mempelajari pustaka-pustaka, laporan Amdal dari hasil
pemantauan dari proyek yang sama atau sejenis dengan proyek yang
akan dilakukan skoping.
5

2.3 Kegunaan Skoping


Pembatas studi Amdal terutama pada waktu dan biaya, biasanya
waktu yang tersedia hanya berkisarantara 6-12 bulan. Jarang sekali
Amdal yang dilakukan lebih dari 1 tahun walaupun ada juga ada juga
suatu proyek yang Amdal-nya memerlukan beberapa tahun. Begitu pula
halnya dengan biaya Amdal biasanya juga sangat terbatas, sehingga tidak
mungkin tim Amdal akan meneliti terlalu banyak komponen dan sistem
hubungan tiap komponen dalam lingkungan. Berhubung adanya
pembatas waktu dan biaya tersebut maka perlu diadakan seleksi
komponen lingkungan yang akan diteliti, yaitu hanya komponen-
komponen lingkungan yang akan mendapat dampak yang nyata atau
penting. Pemilihan atau seleksi komponen tersebut dilakukan dengan
mengadakan skoping. Sehingga kegunaan dari skoping tersebut dapat
dirumuskans ebagai berikut:
1. Identifikasi dampak penting atau masalah utama (main issue)
dari suatu proyek.
2. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan
terkena dampak nyata.
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan
yang akan terkena dampak.
4. Menetapkan parameter atau indicator dari komponen
lingkungan yang akan diukur.
5. Efisiensi waktu studi Amdal.
6. Efisiensi biaya studi Amdal.
7. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit
atau sama sekali tidak akan terkena dampak tidak akan
dievaluasi lagi.
Dapat disimpulkan pula bahwa dengan skoping waktu, biaya dan
tenaga untuk studi Amdal dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang
untuk komponen lingkungan yang hanya sedikit atau tidak terkena
dampak sama sekali.
6

2.4 Macam Skoping


Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua
macam skoping yaitu skoping sosial (Social Scoping) dan skoping
ekologis (Ecological Scoping). Kemudian Sontag (1983) memperkenalkan
satu macam lagi yang disebut sebagai skoping kebijaksanaan dan
perencanaan (Planning Scoping).

Arti dan perbedaan dari ketiga skoping tersebut adalah sebagai berikut:

a. Skoping sosial adalah proses dari skoping yang menetapkan


dampak penting berdasarkan pandangan dan penilaian
masyarakat. Setiap komponen dan sistem dari lingkungan
yang ada dinilai berdasarkan kepentingan bagi masyarakat
baik secara lokal, nasional ataupun internasional yang
ditinjau dari aspek sosial-ekonomi, sosial-budaya maupun
estetika.
b. Skoping ekologis adalah proses skoping yang menetapkan
dampak penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau
peranannya di dalam ekologi.

Dari kedua macam skoping tersebut dinilai bahwa skoping


sosial akan lebih cocok di dalam menguraikan atau menyajikan
dalam laporan mengenai dampak dari suatu proyek; sedang
skoping ekologi hasilnya akan lebih sesuai sebagai dasar dari
penelitian yang lebih mendetail mengenai komponen yang akan
terkena dampak.

Di dalam diskusi dan pembahasan penyusunan Amdal


biasanya kedua pendekatan tersebut dilakukan bersama-sama dan
setiap komponen lingkungan yang dihasilkan dari skoping
mempunyai dua nilai, yaitu nilai sosial-ekonomi dan nilai ekologi.
Komponen lingkungan yang dinilai akan terkena dampak penting
mungkin mempunyai nilai sosial-ekonomi dan ekologi yang
7

penting. Nilai penting bagi masyarakat banyak digali dari penilaian


masyarakat sedang nilai ekologi diberikan oleh tim Amdal, karena
masyarakat belum tentu tahu mengenai nilai ekologinya.

c. Skoping kebijaksanaan dan perencanaan adalah proses


skoping untuk menetapkan secara cepat pilihan dari suatu
pembangunan proyek, menganalisis masalah-masalah yang
timbul sejak awal dan juga akan menghasilkan saran-saran
strategi di dalam menjalankan atau membatalkan suatu
proyek.

Proses skoping ini akan dapat menghindarkan pemborosan biaya,


tenaga dan waktu yang tidak perlu pada langkah-langkah selanjutnya yang
seharusnya tidak perlu dilakukan, karena dengan skoping kebijaksanaan
dan perencanaan ini langkah yang tidak perlu tersebut telah dapat
diputuskan untuk tidak dilanjutkan.

Hasil dari skoping kebijaksanaan dan perencanaan ini adalah:

a. Merumuskan garis besar dampak awal;


b. Merumuskan ketidakjelasan;
c. Menetapkan masalah-masalah yang akan timbul;
d. .Konsensus secara terpadu akan ditetapkan antara instansi-
instansi pembangunan.

Skoping yang ketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim
Amdal dan tidak akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi baru
dilakukan antara instansi-instansi pemerintah, ilmuwan atau pemrakarsa
proyek. Hasil dari skoping bukan untuk merencanakan penelitian yang
lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya, tetapi untuk menetapkan
kebijaksanaan dan perencanaan dari pemerintah. Proses yang terjadi di
dalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-pemikiran dan
pendapat-pendapat seperti di dalam brainstorming.
8

Untuk dapat menyajikan perumusan dari berbagai pemikiran dan


pendapat dengan cepat akan disusun di dalam bentuk skenario-skenario
dari hasil suatu simulasi di dalam rapat kerja dengan memanfaatkan
pertanyaan:”Apa yang akan terjadi kalau……”

2.5 Proses Dalam Skoping


Dengan menggunakan informasi mengenai diskripsi proyek dan
rona lingkungan yang sangat terbatas maka proses dalam skoping akan
mendasarkan terutama kepada keahlian dan pengalaman dan anggota tim
Amdal.

1. Identifikasi dampak penting atau masalah utama dari suatu proyek


atau usulan proyek
2. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena
dampak nyata hasil identifikasi komponen pada rona lingkungan
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang
akan terkena dampak. Strategi penelitian dapat berupa penentuan
sampling ( lokasi penelitian ) dan pemilihan metode penelitian
4. Menetapkan parameter atau indikator dari komponen yang akan
diukur. Indikator dapat dipakai sebagai pembanding terhadap
komponen yang diukur sehingga dapat menentukan besar kecilnya
dampak.
5. Perencanaan efesiensi waktu dan biaya studi AMDAL dimana
komponen-komponen yang ditetapkan tersebut sungguh-sungguh
dapat mewakili kondisi usulan proyek yang ada dan komponen-
komponen yang tidak penting dikondisikan untuk tidak dianalisa
atau di evaluasi
9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Skoping dalam Amdal dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau
menetapkan dampak penting, atau sering disebut pula sebagai masalah utama(main issue)dari
suatu proyek terhadap lingkungannya.
Pelingkupan merupakan proses penting yang dituangkan dalam kerangka acuan (KA)
Amdal karena dengan proses inidapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut ;
a) Dampak penting terhadap lingkungan yang dipandang relevan untuk ditelaah secara
mendalam dalam studi amdal dengan meniadakan hal-hal atau komponen lingkungan
yang dipandang kurang penting ditelaah.
b) Lingkup wilayah studi amdal berdasarkan beberapa pertimbangan seperti batas proyek,
batas ekologis, batas social dan batas administratif.
c) Kedalaman studi amdal yang antara lain mencakup metode yang digunakan, jumlah
contoh yang diukur, tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan sumber daya yang
tersedia (dana dan waktu).

3.2 Saran
Pelingkupan dalam penyusunan dokumen amdal menjadi sedemikian penting
karena jika hal ini tidak dilaksanakan, maka akibatnya amdal yang dihasilkan menjadi
kabur batas-batasnya dan tidak jelas dalam pemusatannya (fokusnya) atau dengan kata lain
menyebabkan dokumen amdal tersebut kurang tegas, kurang jelas yang akibatnya menjadi
sulit bagi para pengambil keputusan untuk memutuskan disetujuinya suatu rencana usaha
atau kegiatan yang diajukan.Untuk itu skoping atau pelingkupan sangat diperlukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2007.PanduanPelingkupanDalamAMDAL.DeputiBidang Tata
LingkunganKementerian Negara LingkunganHidup-DANIDA. Jakarta
http://dian-powerofscience.blogspot.co.id/2008/11/skoping-pelingkupan-
1.html.diakses tanggal 10 April 2018
Budirahardjo, E., Metoda-metoda AMDAL, Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Dalam Negeri, Jakarta 1999.

Soemarwoto,Otto. 1997. AnalisisMengenaiDampakLingkungan. Gajah Mada


University Press.Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai