Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

“PELINGKUPAN (SCOOPING)”

OLEH:

NAMA : ANISA KURNIATI

NIM : 1806050008

KELAS :A

SEMESTER : V (LIMA)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelingkupan........................................................................1

2.2 Tujuan Dari Pelingkupan.....................................................................2

2.3 Manfaat Dari Pelingkupan...................................................................3

2.4 Proses Pelingkupan...............................................................................4

2.5 Mengetahui metode pelingkupan......................................................... 5

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan................................................................................................ 5

3.2 Saran...................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat  limpahan  Rahmat-Nya saya mampu  menyelesaikan  makalah ini dengan
judul”Plingkupan (scooping)”. Saya juga mengucapakan limpah terima kasih kepada,
Dosen pengasuh mata kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Kelas A Prodi
Biologi Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana yang telah
menyerahkan kepercayaan kepada saya guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempruna. Oleh
karena itu,kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat di harapkan
untuk menyempurnakan tulisan ini.

Akhir kata,semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membantu pembaca dalam
mengerjakan tugas dan mampu menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui
lebih dalam mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Saya pun memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah saya ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan.

Kupang, September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu usaha/kegiatan yang dilakukan manusia pada dasarnya menimbulkan


suatu dampak terhadap lingkungan sekitar kegiatan, meskipun tidak semua kegiatan
yang dilakukan tersebut menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Penentuan ada tidaknya dampak penting, sebenarnya cukup pelik, hal tersebut
dikarenakan cakupan ruang yang luas dan terdiri dari berbagai komponen (fisika,
kimia, biologi, sosekbud, dll) dari lingkungan itu sendiri yang menjadi faktor kendala.
Walau demikian, penting bagi pelaksana kegiatan, baik itu perorangan maupun
kelompok, sebelum melakukan kegiatan/usahanya, terlebih dahulu harus melengkapi
segala bentuk persyaratan ataupun dokumen yang harus mereka penuhi, salah satunya
yaitu dokumen AMDAL.

AMDAL merupakan suatu studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan yang


digunakan sebagai alat (syarat) yang harus ada dalam perencanaan suatu
pembangunan. Cakupan AMDAL meliputi diantaranya : Kerangka Acuan(KA),
Analisis Dampak Lingkungan (RKL dan RPL), dll. Dengan rincian tahapan studinya
yang mencakup: screening (penapisan), scoping (pelingkupan), identification
(identifikasi), prediction (prakiraan) dan evaluation (evaluasi) yang kemudian
dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan (RKL dan RPL). Tujuan
penyusunan AMDAL adalah: (1) Merumuskan lingkup dan kedalaman studi
AMDAL, (2) Mengarahkan studi AMDAL agar efektif dan efisien sesuai dengan
biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Adapun fungsi dokumen AMDAL adalah :
sebagai (1) Rujukan bagi pemrakarsa, instansi pemerintah, dan penyusun AMDAL,
(2) Rujukan bagi penilai dokumen AMDAL.
Dalam studi AMDAL, scoping(pelingkupan) merupakan tahapan awal dan
sangat penting. Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial,
kemudian evaluasi dampak potensial hingga penentuan dampak penting hipotetik.
Untuk itu penyusun AMDAL harus mempunyai pengalamam dan wawasan tentang
rincian atau karakter kegiatan (termasuk alternatif-alternatifnya) maupun komponen
lingkungan hidup (fisika, kimia, biologi, sosekbudkesmas, dll).

1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang di Maksud dengan Pelingkupan?
2. Apa Tujuan dari Pelingkupan?
3. Apa Manfaat dari Pelingkupan?
4. Bagaimanakah Proses Pelingkupan?
5. Bagaimanakah Metode Pelingkupan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu Pelingkupan
2. Mengetahui Tujuan Dari Pelingkupan
3. Mengetahui Manfaat Dari Pelingkupan
4. Mengetahui Proses Pelingkupan
5. Mengetahui Metode Pelingkupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup


permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipoetis) yang terkait dengan
rencana kegiata, serta mengkonsultasikan dengan semua pihak yang terlibat
didalamnya. Pelingkupan yang dimaksud dalam AMDAL hampir sama dengan
perumusan masalah dalam suatu penelitian ilmiah, yaitu melakukan pembatasan
ruang lingkup ke hal-hal (faktor) yang relevan untuk pengambilan keputusan atau
menyimpulkan hasil penelitian menjadi lebih baik (tepat dan benar). Dapat
pula dikatakan sebagai pemusatan (focusing) pelaksanaan AMDAL, sehingga hal-hal
(faktor) yang tidak urgen tidak perlu dikaji. Pelingkupan juga merupakan suatu proses
penelahaan sebab akibat, interaksi antara kegiatan dengan komponen lingkungan
hidup dan atau diantaranya. Telaahan interaksi sebab akibat, dibatasi secara rasional
untuk hal-hal yang penting, dengan pertimbangan dan beberapa asumsi yang logis
(spatial and temporal).
Proses pelingkupan dilakukan dengan menggunakan atau memilih beberapa
metode. Namun perlu juga diingat bahwa permasalahan dinamika lingkungan
hidup terkadang tidak hanya terjadi secara objektif, tetapi dapat subjektif.
Memutuskan hal-hal penting (parameter komponen lingkungan hidup,
sebaran geografis, dan sebaran waktu) dalam pelingkupan juga perlu
mempertimbangkan beberapa kendala yang lazimnya dihadapi dalam penelitian
(kepakaran, peralatan, waktu, dan biaya). Tetapi secara ideal (ketentuan hukum)
kendala di atas, dalam AMDAL tidak dapat ditiadakan. Untuk mengatasi
hal ini, jika harus dengan asumsi, maka memerlukan pertimbangan ilmiah
yang lebih baik. Kendala yang dihadapi kemungkinan berupa ketersediaan
data jangka panjang (curah hujan, angin, debit air sungai, dinamika
kependudukan), ketersediaan peta, distribusi cemaran udara yang ada, dan lain
sebagainya.
2.2Tujuan Pelingkupan
a. Menetapkan batas wilayah studi dan batas/horison waktu prakiraan dampak
b. Mengidentifikasi dampak panting terhadap lingkungan yang dipandang relevan
untuk ditelaah secara mendalam dalam penyusunan AMDAL
c. Menetapkan tingkat kedalaman studi ANDAL sesuai dangan sumberdaya yang
tersedia (waktu, dana, tenaga)
d. Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi ANDAL/SEL secara sistematis
e. Menelaah kegiatan/proyek-proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah
studi

2.3Manfaat Pelingkupan
 Dapat langsung diarahkan pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara
mendalam
 Menghindari timbulnya konflik dan tertundanya kegiatan pembangunan proyek
 Biaya, tenaga, dan waktu bisa lehih efektif dan efisien berkat terfokusnya studi
hanya pada dampak penting
 Penyusunan AMDAL dapat berlangsung dengan lebih terarah berkat adanya
kejelasan lingkup studi, kedalaman, dan strategi pelaksanaan studi
2.4Proses Pelingkupan

Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Rona Dampak Dampak Prioritas


Lingkungan Potensial Penting Dampak
Hidup Hipotetik Penting
Hipotetik

Masukan
Identifikasi Evaluasi Dampak
Masyarakat
Dampak Dampak Penting
Potensial Potensial Hipotetik

Gambar 1. Bagan Proses Pelingkupan

2.5 Metode Pelingkupan

Pelingkupan dapat dilakukan secara baik, apabila data rincian kegiatan


sudah lengkap dan rona lingkungan secara umum dapat dipahami. Langkah awal
adalah identifikasi dampak (identification), kemudian memberi pembobotan dampak
(scoring) dan selanjutnya pemusatan dampak (focusing).
 Identifikasi Dampak
Metode identifikasi dampak untuk pelingkupan sama dengan untuk ANDAL.
Beberapa metode identifikasi yang ada disesuaikan atau dipilih yang cocok
dengan karakteristik proyek. Metode identifikasi dampak diantaranya adalah :
1. Bagan Alir (Network = Flowchart)
Metode ini membuat gambar alur (tanda panah) sebab akibat sumber
dampak (kegiatan) terhadap komponen lingkungan (variabel) yang terkena dampak
maupun alur interaksinya.
 Kelebihan : Dapat menggambarkan sebab akibat, dampak langsung dan tidak
langsung, dan beberapa sumber dampak terhadap suatu komponen lingkungan.
 Kekurangan : Tidak memberi uraian penjelasan sebab akibatnya, perkiraan
besar dampak, dan lokasi maupun lama waktu kejadian dampak.
2. Daftar Uji (Checklist)
Daftar uji ada 2 atau 3 macam yaitu: simple checklist, descriptive checklist,
dan questioner checklist. Metode simple cheklist adalah membuat daftar
berupa tabel sederhana, tiap baris berisi rincian kegiatan proyek dan kolomnya berisi
tanda dampak (- dan +); adapun descriptive checklist kolomnya ditulis uraian
dampak. Sedangkan questioner checklist kolomnya berisi pertanyaan-pertanyaan, dan
kolom lain dapat di isi tanda ada tidaknya dampak (- atau +).
Simple checklist lebih praktis, cukup satu halaman sehingga keseluruhan
dampak proyek mudah dilihat, sebaliknya descriptive checklist kurang praktis
tetapi lengkap dengan uraian penjelasan (perkiraan besar dampak, lokasi, dan
waktu).
 Kelebihan: lebih praktis dan bisa memberikan penjelasan.
 Kekurangannya: tidak dapat menggambarkan dampak ikutannya.
3. Matrix
Metode ini membuat daftar berupa tabel kontingensi (matrix) yaitu interaksi
tiap baris berupa rincian sub komponen lingkungan hidup dan tiap kolom berupa
rincian tahapan kegiatan proyek. Apabila ada dampak, maka kotak interaksi baris
dan kolom yang bersangkutan diberi tanda (bisa dipilih x , /, √, -, + ).
 Kelebihan : Langsung menggambarkan hasil interaksi kegiatan dan
dampaknya, bisa satu halaman sehingga cukup praktis untuk mengetahui
keseluruhan dampak. Jika kontingensi dapat dijumlahkan (ada standar
scoring), maka tiap baris (dampak komponen lingkungan) atau kolom
(kegiatan) dapat dijumlahkan.
 Kekurangan : Tidak dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak
langsung dan juga tidak memuat uraian penjelasan.
 Kekurangan: tidak dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak langsung dan
4. Overlay
Metode ini menggunakan beberapa peta tematik tata letak kegiatan proyek
maupun rona biogeofisik wilayah kerja proyek atau wilayah ekologisnya ditumpang
tindihkan. Metode ini digunakan untuk analisis parameter-parameter tertentu (sebaran
pencemaran udara, penutupan lahan, migrasi satwa, pencampuran massa air, dll).
Overlay lebih banyak digunakan untuk penentuan titik pengambilan sampel
rona lingkungan atau penentuan batas wilayah studi.
5. Adhoc
Metode ini menggunakan tim atau kepanitiaan untuk melakukan pelingkupan.
Tim yang dibentuk dari pakar yang berpengalaman dengan jenis atau karakteristik
proyek serta dari berbagai bidang keahlian (biogeofisik maupun sosekbudkesmas).
Rincian kegiatan proyek bidang eksplorasi migas, pengilangan migas, pertambangan,
pengusahaan hutan, perkebunan, dan lain-lain mempunyai permasalahan yang
berbeda-beda. Demikian pula kepekaan pakar masing-masing bidang akan berbeda.
Semakin lengkap keahlian anggota tim, maka isu pokok dalam pelingkupan akan
semakin baik.
 Pembobotan Dampak
Setelah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
diidentifikasi, dilanjutkan dengan pembobotan besar kecilnya atau penting tidaknya
dampak tersebut.Pembobotan dapat menggunakan pertimbangan 6 kriteria evaluasi
dampak penting dan skala (kuantitatif atau kualitatif). Namun perlu diingat, kriteria
atau skala yang digunakan terkadang tidak tepat untuk parameter-parameter
tertentu.Pencemar yang bersifat akut, lethal, atau terakumulasi dapat
terabaikan,demikian pula dengan persepsi penduduk yang berbeda kepentingannya
atau berbeda tingkat pengetahuannya. Semakin banyak kriteria atau semakin banyak
skala yang dipakai akan semakin sulit menentukan perbedaan antar dampak,
sebaliknya jika terlalu sedikit maka tidak jelas perbedaannya. Terlebih, karakteristik
rona lingkungan hidupnya berbeda.Kelestarian manfaat lingkungan hidup
(biogeofisik) tetap terjaga, tetapi di negara maju, kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat secara berkesinambungan mendapat perhatian serius (detail).
Sedangkan di negara berkembang, cenderung terabaikan, lebih cenderung
beragumen sesuai dengan peraturan perundangan Baku mutu emisi atau effluent
limbah cair atau bahkan untuk lingkungan terkadang tidak tepat untuk proyek
sejenis di lokasi tertentu.
Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan
masukan dari beberapa pustaka, partisipasi masyarakat (melalui sosialisasi),
atau peretemuan-pertemuan (seminar kelompok, lokakarya, brainstorming, dll).
 Pemusatan Dampak
Dampak yang telah teridentifikasi dan bobotnya secara hipotetis penting
atau menjadi isu pokok selanjutnya ditelaah keterkaitan satu sama lainnya atau
keterkaitannya dengan faktor-faktor lain. Hal ini untuk menentukan metode
pengumpulan data tiap variabel atau faktor penentunya, terutama dampak yang
dapat diprakirakan secara formal (model matematika). Adapun yang tidak dapat
diprakirakan secara formal, dapat menggunakan analogi dengan asumsi yang akurat.
Hasil pemusatan dampak selain berupa variabel (penting atau isu pokok); juga
berupa cara pengukurannya (lokasi, waktu, frekuensi), peralatan yang diperlukan,
pembiayaan, dan kepakaran yang diperlukan.
 Penentuan Batas Geografis
Batas geografis yaitu batas wilayah studi ANDAL ditentukan berdasarkan
batas (dan tata letak) kegiatan proyek, batas administrasi, batas ekologis biasanya
(daerah tangkap air), dan letak kegiatan lain yang signifikan memberikan dampak
lingkungan. Ketersediaan peta-peta di atas dan informasi tematik lain (tata guna
lahan, topografi, jalan, dan permukiman) sangat penting dalam pelingkupan. Tidak
hanya untuk penentuan batas wilayah studi, tetapi juga untuk identifikasi, maupun
pembobotan dan pemusatan dampak

 Waktu Pelaksanaan Pelingkupan


1. Saat penapisan proyek (rencana kegiatan)
Bertujuan untuk menetapkan apakah suatu rencana kegiatan :
 Tidak memerlukan proses AMDAL
 Perlu AMDAL karena jelas menimbulkan dampak.
 Perlu dokumen PIL terlebih dahulu karena perilaku dampak belum diketahui.
-
2. Saat penyusunan Kerangka Acuan (KA)
Merupakan proses kelembagaan, karena diikutsertakannya berbagai pihak.
 Pemrakarsa
 Instansi yang berwenang
 Tokoh masyarakat
 Para pakar
 Bermanfaat sesuai dengan tujuan pelingkupan

3. Saat penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL


Dilakukan oleh penyusun dokumen tersebut, tujuannya agar senantiasa berada dalam
konteks penelaahan dampak penting lingkungan seperti dimaksud dalam kerangka
acuan.Bersifat teknis :
 Kegiatan pengumpulan data
 Analisis data
 Rekomendasi UPL dan UKL
 Diarahkan untuk keperluan kajian dampak penting

Proses Pelingkupan (untuk menyusun Kerangka Acuan) :


a. Identifikasi dampak potensial
Tentang rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan, yang bersumber dari:
 Pemrakarsa kegiatan
 Masyarakat
 Pakar
 Instansi pemerintah
b. Evaluasi segenap dampak potensial
Untuk menghasilkan dampak penting hipotetis dengan meniadakan dampak
potensial yang tidak relevan atau yang kurang atau tidak penting
c. Pemusatan (focussing) segenap dampak penting hipotetis dengan maksud agar
terancang lingkup dan sistematis dengan fokus bahasan pada dampak penting
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Simpulan
1. Analisis dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan di Indonesia.Proses penapisan atau kerap juga disebut proses
seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana
kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
2. AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu
penapisan (screening), pelingkupan (scoping), identifikasi (identification),
prakiraan (prediction), dan evaluasi (evaluation) yang kemudian dilanjutkan
dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKL dan RPL).
3. Proses pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan semua pihak terkait,
seperti penduduk yang akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli teknis dan
perencana, guna untuk mengidentifikasi concerns dan issues.

3.2 Saran
Semoga kedepannya pelaksanaan pelingkupan lebih baik lagi dengan
menggunakkan metode yang sudah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

 Canter, L. W. 1977. Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill


Book Co. New York.
 FEARO. 1978. Guide for Environmental Screening. Federal Activities
Branch Environmental Protection Service and Federal
Environmental Assessment Review Office. Minister of Supply and Services,
Canada.
 Rau, J. G. dan Wooten, D. C.1980. Environmental Impact Analysis
Handbook. McGraw-Hill Book Co. New York.
 Soemarwoto, O. 1988. Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada Univercity
Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai