Anda di halaman 1dari 27

RONA LINGKUNGAN DAN

PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN SCOPING

Oleh : KELOMPOK 6

ENDRI HERMAWAN 1711021015


HENDRI SAPUTRA 1711021021

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Mata kuliah : Analisis Dampak Lingkungan

Dosen : Dr.Toto Gunarto.,S.E.,M.Si

Dr.Neli Aida.,S.E.,M.Si

Zulfa Emelia.,S.E., M.Si

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah Mata Kuliah Analisis Dampak
Lingkungan yang berjudul “RONA LINGKUNGAN DAN PENYAJIAN
INFORMASI LINGKUNGAN SCOPING”

Terlepas dari itu semua, saya pribadi sepenuhnya sangat menyadari bahwa
dalam penulisan Makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat, tata bahasa maupun pembahasan materi.Oleh karena itu dengan sangat
terbuka saya menerima segala kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu
penilis yang di harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dengan demikian, saya berharap semoga dengan mempelajari Makalah ini


dapat menambah literasi dan pemahaman bagi para pembaca, dan kedepan nya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi dari makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 20 Maret 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Tujuan..........................................................................................................................5

1.2 Manfaat........................................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................6

2.2 Rona lingkungan hidup...............................................................................................6

2.2 Rona Lingkungan Hidup Awal Menurut Permeneg Lh 8 Th 2006............................10

2.3 Penyajian Informasi Lingkungan Scoping (Pelingkupan)...........................................11

BAB III. PENUTUP.........................................................................................................26

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................26

3.2 Saran..........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah
yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi
jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak
yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek
dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa akan
dating. Dampak lingkungan yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari
bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah
ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, maka
sebaliknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal
timbul, baik dampak  yang bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk
mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)..

Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan


sangat penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang
sehat, baik terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika
aspek lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan, maka
sebaiknya dibatalkan karena akan memperoleh kerugian lebih besar daripada
manfaatnya. Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah
merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang
harus dijalankan. Hasil studi kelayakan ini nantinya sangat berguna untuk para
perencana, serta djuga bagi pengambilan keputusan.

Pengertian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) menurut PP Nomor


27 Tahun 1999 pasal 1 adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak

4
besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak
lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan
akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan
laternatif pencegahannya.

Sebelum dilakukannya penelitian terhadap AMDAL ini, perlu diketahui


dulu bagaimana rona lingkungan hidup lokasi yang akan diteliti. Rona lingkungan
hidup ini dibutuhkan sebagai perbandingan kondisi awal lingkungan tersebut
sebelum dilakukan kegiatan dan setelah dilakukan kegiatan (proyek). Dari data
perbandingan ini dapat diketahui dampak apa saja yang terjadi setelah kegiatan
(proyek) dilakukan di daerah tersebut, dan dapat dicarikan alternatif penyelesaian
masalah yang ditimbulkan tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi perumusan masalah yaitu
1. Apakah yang dimaksud dengan Rona lingkungan hidup ?
2. Apakah hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan ? 
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Pelingkupan ?
4. Bagaimana proses Pelingkupan tersebut ?
5. Apa manfaat dari pelingkupan ?
6. Bagaimanakah syarat pelingkupan ?

1.2 Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan adalah :

1. Untuk menilai kualitas lingkungan yang ada dan dampak lingkungan


dari rencana kegiatan
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak
mengenal lokasi rencana kegiatan
3. Untuk mengetahui apa pengertian dari pelingkupan
4. Bagaimanakah proses Pelingkupan
5. Apa dan bagaimana manfaat dari pelingkupan
6. Bagaimanakah syarat pelingkupan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Rona lingkungan hidup


Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi
kegiatan. Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak lingkungan
karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang akan datang.
Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen lingkungan tetapi hanya
terbatas pada indikator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya dengan
dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahap pasca operasi.

Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam bentuk,


ukuran, tujuan, sasaran, dan sebagainya. Rona lingkungan hidup juga berbeda
menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup dan pengaruh
manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun
berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai


berikut:

1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan. Dengan


mengungkapkan secara mendalam komponen-komponen lingkungan
hidup yang berpotensi terkena dampak penting usaha dan atai kegiatan.
Kemudian komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekonomi
dan erti ekologis perlu mendapat perhatian
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang
ada di wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan baik yang sudah
dan yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi.
Penyajian kondisi sumber daya ala mini perlu dikemukakan dalam peta
dan atau dengan lanel dengan skala memadai dan bila perlu harus
dilengkapi dengan diagram gambar, grafik atau foto.

Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang dapat dipilih
untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam AMDAL:
1. Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:

6
a. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
1. Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah
hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi
matahari.
2. Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir
bandang diwilayah studi rencana usaha.
3. Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang
mewakili wilayah studi tersebut.
4. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara
umum maupun pada kondisi cuaca buruk.
5. Kualitas udara baik pada sumber  maupun daerah sekitar wilayah
studi rencana usaha.
6. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode
kejadiannya.
b. Fisiografis
1. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis
tanah.
2. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas
tanah.
3. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.

c. Hidrologi
1. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
2. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
3. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
4. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
5. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
6. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk
keperluan sehari-hari dan industri.

7
7. Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan
parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan
keluar.
d. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
1. Pasang surut
2. Arus dan gelombang
3. Morfologi pantai
4. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami
di daerah penelitian.
e. Ruang, lahan, dan tanah
1. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat
rencana usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi
pengembangan dimasa datang.
2. Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau
belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
3. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
4. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah
rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.
2. Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Flora
1. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
2. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Fauna
1. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi
undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha.

8
2. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata
yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi
sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.

3. Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara


perkembangbiakan dan cara memelihara anaknya perilaku dalam
daerah teritorinya.
3. Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
a. Demografi
1. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.

2. Tingkat kepadatan penduduk.

3. Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).

4. Tenaga kerja.
b. Ekonomi
1. Ekonomi rumah tangga.

2. Ekonomi sumber daya alam.

3. Perekonomian lokal dan regional.


c. Budaya
1. Kebudayaan.

2. Proses sosial.

3. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.

4. Warisan budaya.

5. Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan


kekuasaan.

9
6. Kekuasaan dan kewenangan.

7. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.

8. Adaptasi ekologis.
d. Kesehatan masyarakat
1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.

2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.

3. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.

4. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.

5. Sumber daya kesehatan.

6. Kondisi sanitasi lingkungan.

7. Status gizi masyarakat.

8. Kondisi  lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran


penyakit.

2.2Rona Lingkungan Hidup Awal Menurut Permeneg Lh 8 Th 2006

Uraian rona lingkungan hidup utk dokumen ANDAL meliputi:


1. Ungkapan secara mendalam mengenai komponen-komponen
lingkungan hidup yang potensial terkena dampak penting. Maka
uraian rona lingkungan hidup agar dibatasi pada komponen-
komponen lingkungan hidup yang berkaitan dengan, atau
berpotensi terkena dampak;
2. Uraian rona lingkungan hidup agar menggunakan data yang
mewakili setidak-tidaknya kondisi 2 musim;
3. Uraian komponen lingkungan hidup yang memilki arti ekologis
dan ekonomis;

10
4. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam
yang ada diwilayah studi. Penyajian data dilengkapi dengan peta
berskala memadai dan jika perlu dengan foto, tabel, diagram dan
grafik;
5. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, uraian rona
lingkungan hidup diuraikan untuk masing-masing lokasi.
Uraian rona lingkungan hidup utk KA-ANDAL meliputi:
1. Uraian dengan singkat di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. Menguraikan data yang terkait atau relevan dengan dampak yang
mungkin terjadi;
3. Deskripsi didasarkan kepada data sekunder yang bersifat aktual dan
didukung oleh hasil observasi lapangan;
4. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, uraian rona
lingkungan hidup dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi.

2.3 Penyajian Informasi Lingkungan Scoping (Pelingkupan)

1. Pengertian skoping
Proses pemusatan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan dampak
penting, yang berkaitan dengan mengidentifikasi sifat (the nature) dari
konsekuensi dampak yang harus di pertimbangkan. Scoping merupakan dasar
kerangka penyusunan AMDAL yang berdasarkan hasil scoping dapat
diidentifikasikan dampak-dampak yang mungkin timbul serta lamanya dampak
tersebut berlangsung.
Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam
AMDAL pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama
(main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk
membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan
keputusan. Karena itu sangattah penting untuk mengidentifIkasi hal penting
tersebut dan selanjutnya menggunakan hal penting itu untuk menentukan diantara

11
dampak yang telah diidentifikasi sebagai dampak penting. Hanya dampak penting
ini saja yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup penetitian AMDAL.
Dalam melaksanakan AMDAL, pelingkupan telah digunakan sejak awal
dari warna dasar dalam menyusun kerangka acuan kemudian dalam penyusunan
rencana penelitian lapangan yang lebih rinci. Pelingkupan meliputi bidang, ruang
dan waktu. Pelingkupan juga dipandang sangat penting dihubungkan dengan
masalah pendanaan. Perlu diketahui bahwa penyusunan AMDAL sering kali
dibatasi waktu pelaksanaannya.
Disamping itu, dana penelitian sering menjadi kendala. Dengan demikian
adanya pembatas waktu dan biaya, tim AMDAL harus mengadakan seleksi atas
komponen lingkungan yang akan diteliti, yaitu hanya komponen-komponen
lingkungan yang akan mendapat dampak yang nyata atau penting. Dalam
melakukan pelingkupan terutama penyusunan Kerangka Acuan sangatlah
diperlukan keahlian dan pengalaman dari tim penyusun AMDAL. Berikut ini,
disampaikan butir-butir penting yang perlu diperhatikan dalam rangka melakukan
pelingkupan. Sumber informasi ini berasal dari pedoman pelingkupan yang telah
disusun oleh pihal Bapedal.
Pelingkupan merupakan suatu proses Awal (dini) untuk menentukan
lingkup permasalah dan mengidentifikasikan dampak pentinng (hipotesis) yang
terkait dengan rencana usaha atau kegiatan.
2. Kegunaan Scoping

Tujuan Pelingkupan :
1. Mengidentifikasi dampak penting dengan meniadakan hal-hal yang
tidak/kurang penting dari suatu Rencana Kegiatan.
2. Menetapkan batas wilayah studi
3. Menetapkan kedalaman studi AMDAL : mencakup metode yang
digunakan, jumlah sampel yang diukur dan tenaga ahli yang
dibutuhkan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia(dana dan waktu)
Manfaat dari Pelingkupan :
1. Langsung mengarah pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara
mendalam
2. Menghindari konflik dan tertundanya proyek

12
3. Efisiensi terhadap biaya, tenaga dan waktu
4. Penyusunan andal dapat lebih terarah berkat kejelasan : lingkup studi /
kajian, kedalaman studi, strategi pelaksanaan studi.

3. Metode Pelingkupan (Scoping)


1. Metode Identifikasi Dampak.
A. Daftar- uji (Checlist) yang terdiri atas: ƒ
a) Daftar-uji sederhana (Simple Checklist) ƒ
b) Daftar-uji kuesioner (Questioner Checklist) ƒ
c) Daftar-uji deskriptif (Descriptive Checklist)
B. M a t r i k.
a) Bagan alir (net work, flow diagram)
2. Pengamatan lapangan
A. Berlangsung dalam waktu singkat
B. Untuk mengidentifikasi dampak potensial yang mungkin
timbul, melalui cara: 6 ƒ
1. Pengamatan secara umum terhadap lokasi proyek
berikut rencana tata letak kegiatan. ƒ
2. Diskusi dengan pemrakarsa kegiatan perihal
karakteristik rencana kegiatan ƒ
3. Pengamatan secara umum terhadap kondisi bentang
alam. Perairan umum kondisi biologi dan sosial
ekonomi wilayah sekitar rencana kegiatan/ proyek.
4. Wawancara singkat dengan tokoh masyarakat. Dan
pejabat pemerintahan setempat perihal rencana kegiatan
C. bila pengamatan lapangan dilakukan oleh pakar yang
berpengalaman disamping diperoleh hasil yang bernilai
juga dapat diperoleh gambaran umum tentang kedalaman
dan lingkup studi andal.
3. Penelahaan pustaka
A. Metode ini untuk keperluan identifikasi dan evaluasi
dampak potensial identifikasi dan evaluasi dampak

13
potensial dapat dilakukan, lebih cepat berkat adanya data
dan informasi dari studi-studi yang sejenis.
B. Pustaka yang ditelaah :
1. Buku-buku teks atau journal tentang dampak
lingkungan suatu rencana kegiatan/proyek.
2. Dokumen amdal/semdal dan proyek-proyek sejenis
atau dari proyek disekitar wilayah studi.
3. Laporan resmi tentang masalah lingkungan
disekitar wilayah studi yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah, departemen sektoral, atau
lembaga swadaya masyarakat (LSM).
4. Laporan-laporan penelitian tentang masalah
lingkungan disekitar wilayah studi
4. Analisis Isi
a. Digunakan untuk mengidentifikasi dampak potensial yang akan
timbul menurut persepsi atau pandangan masyarakat. Persepsi
masyarakat secara tidak langsung 7 diperoleh dari analisis
secara sistematis terhadap isi dokumen-dokumen (content
analysis).
b. Partisipasi masyarakat dapat dilihat secara tidak langsung
dengan menelaah berita-berita yang disampaikan melalui media
masa, seperti surat kabar, majalah, dan televisi. Telaah terutama
difokuskan pada respon masyarakat terhadap kehadiran
proyekproyek pembangunan disekitarnya.
5. Interaksi kelompok.
Digunakan untuk identifikasi evaluasi dampak potensial atau
pemusatan dampak penting. Metode yang digunakan antara lain:
a. Rapat.
1. Digunakan untuk identifikasi, evaluasi dampak potensial
dan pemusatan dampak penting.
2. Pimpinan rapat harus menguasai prosedur, dan tehnik
penyusunan andal.

14
3. Tujuan rapat adalah untuk: ƒ
 Identifikasi dampak potensial ƒ
 Evaluasi dampak potensial
 Pemusatan dampak penting.
b. Lokakarya.
1. Digunakan untuk evaluasi dampak potensial atau
pemusatan dampak penting
2. Dapat melibatkan peran serta berbagai instansi terkait
dalam proses amdal seperti pemrakarsa, calon
penyusun amdal, instansi berwenang, dan tokoh
masyarakat.
3. Memberikan manfaat yang tinggi bila draft kerangka
acuan sudah tersusun dan siap dibahas.
c. Brainstorming
1. Digunakan terutama untuk identifikasi dampak
potensial
2. Daftar dampak potensial dari sudut pandang
pemrakarsa, pakar lnstansi berwenang dan masyarakat
terkena dampak dapat disusun
3. Daftar dampak potensial dievaluasi tingkat kepentingan
dampaknya
4.
4. Prosedur Pelingkupan
Prosedur pelingkupan terdiri dari 3 langkah yaitu :
a. Identifikasi dampak potensial.
a. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak
potensial (baik primer maupun sekunder) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanyar encana
kegiatan/proyek.
b. Tahap ini inisiatif dan tanggung jawab berada ditangan
pemrakarsa kegiatan.

15
c. Pada tahap ini pemrakarsa melakukan konsultasi dan
diskusi dengan para pakar (konsultan penyusun andal) serta
instansi pemerintah yang berwenang perihal :
 Peraturan perundangan yang berlaku untuk
penyusunan kerangka acuan, dan andal
 Deskripsi kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan ; dan sebagainya. Pada tahap
ini sudah dapat dilakukan identifikasi dampak
dengan menggunakan metode identifikasi dampak,
penelahaan pustaka, analisis isi dan brainstorming ;
d. Pengamatan terhadap kondisi wilayah sekitar dengan
metode pengamatan lapangan, pengamatan ini dilakukan
boleh pakar, sedang pemrakarsa perlu terlibat secara aktif
pada tahap ini dapat diperoleh masukan tentang dammpak
penting menurut sudut pandang masyarakat.
b. Evaluasi dampak potensial dan pemusatan.
a. Evaluasi dampak potensial dan pemusatan ditempuh
sekaligus karena eratnya kegiatan tersebut.
b. Inisiatif langkah kedua ini berada pada pemrakarsa
kegiatan (yang dalam hal ini dapat diwakili konsultan
penyusun andal).
c. Tujuan pada evaluasi dampak potensial adalah untuk
menghilangkan atau meniadakan dampak yang dipandang
tidak relevan atau tidak penting ; hingga diperoleh dampak
penting hipotetik : sedang pemusatan
(Focussing)dirmaksudkan untuk mengorganisasi dampak
renting hipotetik kedalam beberapa kelompok hingga
dapat dijadikan dasar untuk penjabaran lingkup dan
kedalaman studi andal,
d. Langkah kedua ini meliputi: ƒ
Evaluasi derajat kepentingn dampak setiap
komponen/parameter lingkungan yang secara potensial

16
akan terkena dampak lingkungan, melalui metode rapat
dan telaah pustaka dengan pedoman penentuan dampak
penting (keputusan kepala bapedal no. 056 tahun 1994),
sebagai acuan; ƒ
Mensitesakan jalinan keterkaitan dampak penting
hipotetik hingga diperoleh yang akan merupakan fokus
bahasan dalam penyusunan andal. Pada lingkungan ini
makin mengandalkan pertimbangan pakar (expert
judgement): sehingga evaluasi dan pemusatan harus
dilaksanakan secara kritis dan sistematik.
c. Perumusan lingkup dan kedalaman andal :
1. Langkah ini lebih bersifat teknis, sebaiknya dilakukan oleh
pakar (konsultan penyusun andal).
2. Ruang lingkup, kedalaman, dan strategi pelaksanaan studi
andal, dijabarkan dari kelompok dampak penting hipotetik
yang telah dirumuskan.
3. Untuk penyusunan dokumen kerangka acuan andal, aspek-
aspek yang dijabarkan: ƒ
 Batas wilayah studi dan batas/horizon waktu untuk
memprakirakan dampak penting yang akan timbul
 Jenis data dan informasi yang dikumpulkan
termasuk jenis, lokasi, peng ukuran sampel, dan
data yang diperlukan
 Tenaga ahli yang diperlukan termasuk jangka waktu
yang tersedia atau dibutuhkan. dari ketiga langkah
tersebut di atas disusun dokumen kerangka acuan
andal berpedoman pada lampiran kep
14/menlh/1994.

5. Pedoman pelingkupan
Untuk Penyusunan Kerangka Acuan Dalam Keputusan Menteri
Negara Klh Nomor Kep – 50 / Hnklh / 6 / 1987, lampiran II, Tentang pedoman

17
penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan; dan nomorkep-
51/mnklh/6/1987. Lampiran II. Tentang pedoman penyusunan kerangka acuan
studi evaluasi lingkungan; ditegaskan bahwa dokumen kerangka acuan (KA)
disusun karena adanya pertimbangan:
1. Keanekaragaman
KA diperlukan unfcuk memberikan arahan tentang komponen
keglatan dan komponen lingkungan yang-harus ditelaah dan diamafi
dalam penyusunan anoal/sel.
2. Keterbatasan sumberdaya
KA memberikan ketegasan tentang bagaimana menyesuaikan tujuan
dan hasil yang ingin dicapal dalam penyusunan andal/sel dengan
keterbatasan sumberdaya tanpa mengurangi mutu pekerjaan andal/sel.
3. Efisiensi
KA memberikan arahan tentang dafca dan informasi ynng perlu
dikumpulkan untuk penyusunon andal/sel, sehmgga data dan
informasi yang terkumpul hanyalah yang relevan dengan dampak
lingkungan yang akan ditelaah.
Ketiga pertimbangan tersebut pada dasarnya dapat terwujud dengan baik
dalam dokumen KA, bila dalam penyusunan KA ditempuh suatu proses yang
dikenal sebagai pelingkupan (Scoping).Kegiatan pelingkupan
(Scoping)merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan KA dan
hasilnya dapat berpengaruh besar pada kualitas dokumen andal/sel. Semakin baik
hasil proses pelingkupan semakin baik pula dokumen andal/sel yang dihasilkan,
berkat identifikasi dampak yang semakin tajam, dan adanya arahan yang tegas
dalam lingkup serta kedalaman studi andal/ sel.
Menyadari pentingnya arti kegiatan pelingkupan ini dipandang penting
disusun suatu panduan pelingkupan yang komprehensif. Panduan ini merupakan
pendukung (suplemen) untuk penyusunan KA sehingga dokumen KA yang
dihasilkan dapat memenuhi persyaratan teknis seperti yang digariskan oleh
peraturan perundang- undangan yang berlaku. Panduan pelingkupan ini disusun
dengan maksud agar pemraakarsa kegiatan, dan instansi pemerlntah yang

18
berwenang/terkait dapat memahami pengertian, tujuan, manfaat, proses, metode,
dan prosedur pelingkupan untuk penyusunan dokumen KA.
6. Proses Dan Metode Pelingkupan
1. Waktu Pelaksanaan
Pelingkupan Pelingkupan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang
sinambung (Continue). Kegiatan pelingkupan sebenarnya berawal sejak
penapisan proyek, Penyusunan dokumen Kerangka Acuan, hlngga berakhirnya
studi ANDAL/SEMDAL.

Saat Penapisan Prayek

Proses pelingkupan yang dilakukan pada saat ini ditujukan untuk


menetapkan:

 Jenis rencana kegiatan atau proyek yang tidak memerlukan proses


AMDAL/SEMDAL
 Jenis rencana kegiatan atau proyek yang memerlukan penyusunan
dokumen PIL terlehih dahulu karena “perilaku” dampak belum banyak
diketahui atau diragukan:

Jenis rencana kegiatan atau proyek yang langsung memerlukan


penyusunan ANDAL/SEL karena dipandang jelas menimbulkan dampak penting.
Dengan. digunakannya pelingkupan pada saat penapisan proyek, prosedur
ANDAL/SEMDAL yang harus ditempuh oleh Suatu rencana kegiatan dapat
diputuskan dengan lebih tepat.

Saat Penyusunan Kerangka Acuan

Pelingkupan yang berlangsung disaat penyusunan KA pada dasarnya


dimaksudkari untuk mencapal tujuan dan manfaat seperti yang dlmaksud pada
Bab 2 panduan pelingkupan ini. Pellngkupan pada saat ini lebih merupakan proses
kelembagaan, mengingat “diikutsertakannya” berbagai pihak di luar pemrakarsa,
seperti Instansi yang berwenang, t:okoh-tokoh masyarakat, dan para pakar, dalam
penyusunan Kerangka Acuan ANDAL/SEL.

Saat Panyusunan ANDAL/SEL, RKL, RPL

19
Pelingkupan pada saat. ini sepenuhnya di lakukan oleh penyusun ANDAL/
SEL, RKL, dan RPL. Tujuannya agar studi ANDAL/SEL dan RKL/RPL tetap
berada dalarn konteks menelaah dampak penting lingkungan seperti yang
digariskari dalarn Kerangka Acuan. Pelingkupan yang dilakukan pada saat ini
lebih bersifat teknls, dalam artian bahwa kegiatan pengumpulan data, analisis
data, serta rekomendasi upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
senartlasa akan diarahkan untuk keperluan kajian dampak penting lingkungan.

Proses Pelingkupan

Pelingkupan untuk penyusunan Kerangka Acuan ANDAL/SEL


dilaksanakan melalui serangkalan proses berikut:

1. Identifikasi dampak potensal yang bersumber dari pemrakarsa


kegiatan, rnasyarakat, pakar, dan instansi pemerintah tentang
rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.
2. Evaluasi segenap dampak potensial sehingga diharapkan dampak
penting hipotetis dengan meniadakan dampak potensial yang tidak
atatu kurang penting.
3. Pemusatan (Focussing)segenap dampak penting (hipotetis) dengan
maksud agar terancang Iingkup dan kedalaman studi ANDAL/SEL
yang Jelas dan sistematis 14 dengan fokus bahasan pada dampak
penting.

Identifikasi Dampak Potensial

Kegiatan pelingkupan pada tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi;


segenap dampak lingkungan (primer maupun sekunder) yang secara potenslal
akan timbul sebagai akibat adanya rencana kegiatan/proyek. Identifikasi dampak
patensial ini bersumber dan serangkaian hasil konsultasi dan diskusi dengan para
pakar, Instansi pemerintah, serta masyarakat yang terkena dampak. Pada tahap ini
belum ada upaya untuk mengevaluasi apakah segenap dampak potensial tersebut
akan merupakan dampak pentlng. Pada tahap ini yang diperlukan hanyalah
menyusun daftar segenap dampak potensial yang mungkian akan timbul.

20
Contoh: (Kasus; pengembangan lapangn minyak, Catatan contoh ini
hanya merupakan ilustrasi dan sifatnya tidak mengikat). Setelah melalui
serangkaian konsultasi dan diskusi denan pakar, instansi pemerintah, dan
masyarakat sekitar rencana kegiatan/proyek; suatu lapangan minyak yang akan
dibuka di dataran seluas 50 ha secara potensial diduga akan menimbulkan dampak
terhadap beberapa komponen lingkungan disekitarnya. Komponen lingkungan
tersebut adalah:

1. Sedimentasi sungai
2. Kualitas air
3. KualItas udara
4. Kesuburan tanah
5. Erosi
6. Perikanan (sungai)
7. Satwa liar yang dilindungi
8. Vegetasi hutan
9. Kesempatan kerja
10. Pendapatan penduduk
11. Kesehalan masyarakat
12. Aksesibilitas daerah
13. Sikap terhadap proyek
14. Wanrian peninggalan budaya.

Evaluasi Dampak Potensial

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan atau


meniadakan dampak potensial yang dipandang tidak relevan atau tidak penting:
sehingga diperoleh seperangkat dampak penting hipotetis yang dipandang perlu
dan patut untuk ditelaah dalam penyusunan ANDAL/SEL. Pada tahap ini akan
dihasilkan daftar dampak penting hipotetik yang belum berurutan dan terorga nisir
secara sistematis. Contoh: (Lanjutan kasus lapangan minyak, Catatan : contoh ini
hanya merupakan illustrasi dan sifatnya tidak mengikat)

21
Dari14 komponen lingkungan yang semua dipandang merupakan dampak
potensial untuk diperhatikan, setelah ditelaah lebih lanjut (misal melalui metode
matrik, atau penelaahan literatur) ternyata terdapat 6 kamponen lingkungan yang
tidak relevan untuk diteliti. Dengan demikian dampak potensial yang secara
hipotetis dipandang penting untuk ditelaah adalah:

1. Kualitas air
2. Kualitas udara
3. Perikanan (sungai)
4. Vegetsi hutan
5. Kesempatan kerja
6. Pendapatan penduduk
7. Aksesibilitas hutan
8. Sikap terhadap proyek.

Pemusatan (Focussing)

Pelingkupan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk


mangelompokkan atau mengorganisir dampak-dampak penting yang telah
dirumuskan pada tahap sbelumnya, dengan maksud agar diperoleh gambaran yang
utuh, dan lengkap. Pertama, segenap dampak penting dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok menurut tingkat keterkaitannya satu sama lain. Selanjutnya
diurut berdasarkan tingkat kepentingannya baik dari segi ekonomi ataupun
ekologis.

Dampak penting hipotetis yang terkelompok inilah yang merupakan fokus


abhasan dalam penyusunan AHDAL/SEL, dan di gunakan sebagai dasar untuk
menjabarkan ruang lingkup, kedalaman dan strategi pelaksanaan studi
ANDAL/SEL. Delapan dampak penting yang semula belum terkelompok
(menurut derajat kepentingan dampak), setelah melaiui serangkaian diskusl dan
konsultasi yang intensif dapat dlkelompokkan menjadi dua kelompok dampak
penting. Kedua kelompok dampak penting hipotetis tersebut adalah:

1. Dampak terhadap kualitas air dan perikanan sungai

22
2. Dampak terhadap kesempatan berusaha dan pendapatan penduduk ,
yang tergantung pada penangkapan ikan di sungai.

Dari kedua kelompok dampak penting tersebut selanjutnya dijabarkan:


batas wilayah studi, jenis data dan informasi yang dikumpulkan, jumlah sampel,
lokasi pengamatan/pengukuran, metode analisis data, atau bila memungkinkan
metode prakiraan dampak, dan metode evaluasi dampak yang akan digunakan
untuk penyusunan ANDAL/SEL. Lingkup dan kedalarnan studi ANDAL/SEL ini
ditetapkan sedemikian rupa sehingga dengan waktu, dana, dan tenaga yang
tersedia, dokunen ANDAL/SEL yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

2. Metode Pelingkupan

Dalam proses pelingkupan digunakan metode-metode untuk ldentifikasi,


evaluasi, dan pemusatan dampak penting hipotetis. Secara garis besar metode
yang dapat. digunakan adalah:

a. Metode identifikasi dampak


b. Pengamatan lapangan
c. Penelaahan pustaka
d. Analisis isi (Content analisys)
e. Interaksi group (group process) yang terutama meliputi
brainstorming, lokakarya dan rapat.

23
Studi kasus pengaruh adanya Jembatan Suramadu terhadap
Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura

Kawasan Jembatan Suramadu memiliki potensi sebagai generator


pembangkit, namun apabila tidak dikendalikan maka diprediksi akan membawa
pengaruh perubahan terhadap pengembangan wilayah di kawasan kaki Jembatan
Suramadu dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan. Fenomena
perubahan tersebut dapat terlihat antara lain dengan menurunnya fungsi bangunan
dan kualitas lingkungan.Pembangunan Jembatan Suramadu yang tujuan utamanya
adalah untuk menigkatkan perekonomian masyarakat madura justru memiliki
beberapa dampak negatif. Dampak itu sangat dirasakan oleh penduduk warga
sekitar tepatnya yang berada di dekat akses Jembatan Suramadu itu sendiri.

Berdasarkan penelitian oleh Septanti dan Wahyu (2007) yang menyatakan


bahwa pembangunan Jembatan Suramadu ternyata memberi dampak negatif pada
warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan khususnya untuk permukiman
nelayan di kawasan sekitar kaki Suramadu sisi Surabaya maupun sisi Madura.
Dari penelitian tersebut menyatakan bahwa warga yang bermata pencaharian
sebagai nelayan mengalami penurunan income karena berkurangnya populasi ikan
dan kerang di daerah perairan sekitar Jembatan Suramadu. Selain itu ada juga
nelayan yang menyampaikan bahwa adanya penurunan terhadap hasil tangkapan
gragu. Adanya penurunan terhadap hasil tangkapan gragu menyebabkan nelayan

24
beralih untuk mencari kerang. Sedangkan disaat hasil tangkapan kerang juga
menurun maka nelayan beralih kembali untuk mencari ikan teri bulu ayam untuk
bahan ikan asin. Adanya penurunan terhadap hasil tangkapan membuat nelayan
kesulitan untuk mendapatkan ikan, sehingga nelayan terpaksa mencari ikan ke
wilayah laut yang lebih jauh. Hal ini tentu saja berkaitan dengan bahan bakar yang
dibutuhkan oleh nelayan untuk melintasi wilayah laut yang lebih jauh dari
wilayah yang biasanya digunakan untuk melaut.

Dampak dari berdirinya Jembatan megah Nasional Suramadu tersebut


tidak hanya merugikan masyarakat sekitar kawasan kaki Suramadu Surabaya,
tetapi juga memiliki efek yang cukup signifikan bagi tingkat kesejahteraan warga
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan kaki Suramadu Madura tepatnya di
kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
penurunan terhadap hasil pertanian yang mana petani disini harus merelakan
lahannya guna kepentingan pengembangan Jembatan Suramadu. Selain itu masih
banyak warga masyarakat yang menjadi pengangguran karena kurangnya
lapangan pekerjaan. Yakin (2013), menyarankan bahwa pembangunan industri
dan pengembangan objek wisata di wilayah Jembatan Suramadu sisi madura
sangat berpotensial untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat madura
khususnya masyarakat di Kecamatan Labang dan peningkatkan ketersediaan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kecamatan Labang.

25
III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi
kegiatan. Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis dampak
lingkungan karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak yang
akan datang.
Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pandangan. Dalam
AMDAL pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama
(main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan
untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan
keputusan.

Dalam proses pelingkupan digunakan metode-metode untuk ldentifikasi,


evaluasi, dan pemusatan dampak penting hipotetis. Secara garis besar metode
yang dapat. digunakan adalah:

a. Metode identifikasi dampak


b. Pengamatan lapangan
c. Penelaahan pustaka
d. Analisis isi (Content analisys)
e. Interaksi group (group process) yang terutama meliputi
brainstorming, lokakarya dan rapat.

26
3.2 Saran
Dalam proses pembangunan haruslah diperhatikan mengenai proses
penapisan dan pelingkupan apakah bangunan tersebut layak amdal atau tidak.
Sehingga tidak mempengaruhi masyarakat sekitar serta dalam cakupan yang lebih
luas yaitu lingkungan hidup

DAFTAR PUSTAKA

Marzali, A. 2002, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Kantor Menteri Negara


Lingkungan Hidup Bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Salim, E. 1987, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, LP3ES, Jakarta.

Soeratmo, 1990, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada University,


Yogyakarta.

Siahaan, N.H.T. 2004. Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan.


Jakarta : Erlangga

Budirahardjo, E. 1999. Metode-metode AMDAL, Badan Penelitian dan


Pengembangan Departemen Dalam Negeri. Jakarta : 1999.

27

Anda mungkin juga menyukai