Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) dan


PENYELESAIANNYA

Disusun oleh:

SITI RAMADANI

210101024

HUKUM LINGKUNGAN (02)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SAMUDRA

T.A 2023-2024
ii
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat karunia-
Nyalah penulis dapat meneyelesaikan makalah yang berjudul Analisis mengenai dampak
lingkungan dan penyelesaiannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya penulis dapat membuat makalah
yang lenih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman pembaca mengenai lingkungan dan dampak yang terjadi apabila kita tidak
menjaga lingkungan dengan baik dan selalu acuh terhadap kebersihan serta kerap sekali
melakukan kerusakan lingkungan secara tidak sengaja.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Terimakasih

Langsa, 09 desember 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian AMDAL.................................................................................................3
B. Tujuan AMDAL.......................................................................................................5
C. Jenis AMDAL..........................................................................................................5
D. Fungsi AMDAL.......................................................................................................6
E. Proses AMDAL.......................................................................................................7
F. Dokumen AMDAL..................................................................................................8
G. Penegakan Hukum AMDAL...................................................................................11
H. Penyelesaian Dampak Lingkungan.........................................................................13

Bab III Penutup

Kesimpulan ........................................................................................................................17

ii
i
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup global masa kini Diindikasikan oleh beberapa
hal antara lain: terjadinya Kerusakan atmosfir yang berakibat pada perubahan iklim,
Terjadinya kerusakan lapisan ozon, kerusakan dan Menipisnya sumber daya hutan,
menipisnya keanekaragaman Hayati, pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan, Konsumsi yang berlebihan, dan terjadinya kemiskinan dan Penurunan
kualitas hidup.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup adalah kajian dampak Penting pada lingkungan
hidup melalui pemeriksaan kritis perencanaan Proyek dan sebagai prasyarat
pengambilan keputusan tentang Penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL
mengidentifikasi Dampak negatif dan positif dari setiap kegiatan atau proyek
pembangunan, Bagaimana dampaknya terhadap orang, properti mereka, dan
lingkungan. AMDAL juga mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengurangi
dampak Negatif, sambil memaksimalkan dampak positif.
Tujuan utama dari proses AMDAL adalah untuk mendorong Pertimbangan
masalah lingkungan dalam perencanaan dan pengambilan Keputusan dan pada
akhirnya sampai pada tindakan yang lebih sesuai Dengan lingkungan. AMDAL pada
dasarnya adalah proses preventif. AMDAL berusaha untuk meminimalkan dampak
buruk terhadap Lingkungan dan mengurangi risiko. Jika AMDAL yang tepat
dilakukan, maka Keselamatan lingkungan dapat dikelola dengan baik pada semua
tahap Perencanaan proyek, desain, konstruksi, operasi, pemantauan dan Evaluasi serta
penonaktifan

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu AMDAL?
b. Apa tujuan dilakukammya AMDAL?
c. Bagaimana jenis dan fungsi AMDAL?

1
d. Bagaimana proses dan dokumen AMDAL?
e. Bagaimana penegakan hukum AMDAL?
f. Bagaimana penyelesaian sengketa dampak lingkungan?

C. Tujuan Penulisan
a. untuk mengetahui apa itu Amdal
b. untuk Mengetahui Tujuan dari AMDAL
c. untuk memahami jenis dan fungsi AMDAL
d. untuk mengetahui proses dan dokumen AMDAL
e. untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum AMDAL
f. untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah dampak lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL
Secara harfiah AMDAL adalah singkatan dari lima suku kata. Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup
(AMDAL), adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. (Pasal 1 UU No.23
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan (Pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan). Kerangka Acuan
ANDAL adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang
merupakan hasil pelingkupan. ANDAL adalah singkatan dari empat suku kata;
Analisis Dampak Lingkungan Hidup. ANDAL adalah kajian atau telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana
usaha/kegiatanterhadap komponen lingkungan hidup. Pelingkupan adalah proses
pemusatan studi pada hal-hal penting yang berkaitan dengan dampak penting.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) merupakan Salah
satu studi kelayakan terhadap suatu proyek atau rencana Kegiatan/usaha yang akan
dilakukan; apakahProyek/kegiatan/usaha yang akan direncanakan telah layak secara
Lingkungan ataukah tidak. AMDAL adalah kajian mengenai dampak Penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan Keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Proses AMDAL hanya dipergunakan untuk kegiatan pembangunan Yang
“akan direncanakan” atau “kegiatannya belum ada”, sedangkan Bagi kegiatan yang
sudah berlangsung atau sudah beroperasi, maka Proses-proses AMDAL tidak lagi
diperlukan. UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha Dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap Lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan Keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Tertentu. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPL) adalah pernyataan Kesanggupan dari penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan Untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

3
hidupatas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di Luar usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL.
Munn mendefinisikan AMDAL sebagai suatu aktivitas untuk
mengidentifikasi, menduga dampak lingkungan biogeofisik dan kesehatan serta
kesejahteraan manusia sebagai akibat dari suatu peraturan, kebijaksanaan, program,
proyek dan lain sebagainya. Jain mendefinisikan AMDAL sebagai suatu studi
terhadap kemungkinan perubahan berbagai aspek sosial ekonomi dan karakteristik
biofisik lingkungan yang diakibatkan oleh suatu rencana kegiatan.
Dari definisi AMDAL tersebut di atas maka AMDAL Merupakan suatu
studi/kajian mendalam tentang dampak Yang ditimbulkan oleh suatu rencana
kegiatan/usaha selama Proses persiapan, pembangunan dan pengoperasian
Kegiatan/usaha tersebut. Hasil studi AMDAL merupakan Bahan masukan/alat bagi
para pengambil keputusan dalam Menetapkan kegiatan pengelolaan lingkungan yang
harus Dilaksanakan oleh pemilik usulan kegiatan pembangunan, Maupun oleh pihak-
pihak lain yang berkaitan atau Berkepentingan dengan lingkungan atau
usaha/kegiatan Tersebut.1
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup adalah kajian dampak Penting pada lingkungan
hidup melalui pemeriksaan kritis perencanaan Proyek dan sebagai prasyarat
pengambilan keputusan tentang Penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL
mengidentifikasi Dampak negatif dan positif dari setiap kegiatan atau proyek
pembangunan, Bagaimana dampaknya terhadap orang, properti mereka, dan
lingkungan. AMDAL juga mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengurangi
dampak Negatif, sambil memaksimalkan dampak positif. Studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) saat ini menjadi wajib di setiap Proyek pemerintah
atau di setiap industri swasta. Pentingnya AMDAL pada Dasarnya adalah untuk
memahami dampak positif dan negatif dari setiap Proyek terhadap masyarakat lokal
dan negara sebelum dan sesudah Pelaksanaan proyek. Dengan data AMDAL
Membantu untuk melakukan analisis dampak jangka panjang baik efek Negatif
maupun positif dari setiap proyek yang diusulkan di masyarakat.

1
Reda Rizal, Buku Ajar, Studi Kelayakan Lingkungan (Amdal, Ukl-Upl & Sppl), edisi 3 (Jakarta: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta), halaman 23

4
B. Tujuan dari AMDAL
Tujuan utama dari proses AMDAL adalah untuk mendorong Pertimbangan masalah
lingkungan dalam perencanaan dan pengambilan Keputusan dan pada akhirnya
sampai pada tindakan yang lebih sesuai Dengan lingkungan. AMDAL pada dasarnya
adalah proses preventif. AMDAL berusaha untuk meminimalkan dampak buruk
terhadap Lingkungan dan mengurangi risiko. Jika AMDAL yang tepat dilakukan,
maka Keselamatan lingkungan dapat dikelola dengan baik pada semua tahap
Perencanaan proyek, desain, konstruksi, operasi, pemantauan dan Evaluasi serta
penonaktifan.2
Tujuan lain dari amdal yaitu:
a. untuk Menghindari dan meminimumkan dampak lingkungan hidup Sehingga
terwujud pembangunan yang berkelanjutan.
b. untuk kegiatan survey lingkungan hidup
c. untuk memprakiraan dampak lingkungan yang akan terjadi

evaluasi dampak terhadap lingkungan seperti polusi, gangguan keanekaragaman


ekosistem, serta untuk mengetahui dan mempelajari hubungan manusia-alam dan
lingkungan global.

AMDAL dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan


konsensus dengan masyarakat (masyarakat yang terkena dampak), akuntabilitas
pemrakarsa dan pemerintah, serta proses pelibatan masyarakat dalam proses
pembangunan. AMDAL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup umtuk :

a. menghindari dampak
b. meminimalisasi dampak
c. melakukan mitigasi/kompensasi dampak3

C. Jenis-jenis Amdal
Terdapat beberapa jenis AMDAL dimana masing-masing tergantung dari besaran dan
ruang lingkup rencana kegiatan. Jenis AMDAL yang dikenal di Indonesia adalah
Sebagai berikut :
a. AMDAL Proyek Tunggal

2
Ronnawan Juniatmoko, dkk, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), (Bandung : Widina Bhakti
Persada Bandung), halaman 2
3
Reda Rizal, op.cit, halaman 24

5
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan
hanya satu Jenis kegiatan. Misalnya : Jalan Tol, PLTU, Lapangan Golf, Masjid
Agung, Rumah Sakit dan sebagainya. Pengelola kegiatan pada umumnya satu
institusi, fungsi kegiatan bersifat terpisah Dari kegiatan lain, umumnya berada
pada satu hamparan ekosistem, dengan Penanggungjawab satu intansi.
b. AMDAL Kawasan
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang diusulkan dari
berbagai Kegiatan dimana AMDALnya menjadi kewenangan satu sektor yang
membidangi. Contoh AMDAL Kawasan Industri, AMDAL kawasan Pariwisata,
dll. Dikelola Oleh satu instansi yang membawai beberapa kegiatan. Fungsi
kegiatan Meruapakan satu kesatuan kegiatan dan lokasi dengan satu kesatuan
sarana dan Prasarana. Umumnya berada pada satu hamparan ekosistem, dengan
satu instansi Penanggungjawab.
c. AMDAL Terpadu Multi Sektor
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang diusulkan dari
berbagai Jenis kegiatan dengan berbagai instansi teknis yang membidangi.
Kegiatan Tersebut memiliki keterkaitan dalam perencanaan, pengelolaan dan
produksinya Dikelola oleh satu pemrakarsa atau lebih. Misalnya Pembangunan
HTI dan Industri Pulp, Permukman terpadu dsb.
d. AMDAL Regional
Studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang diusulkan yang
terkait Satu sama lain. Masing-masing menjadi kewenangan lebih dari satu
instansi, Terletak lebih dari satu kewenangan adminstratif dan lebih dari satu
hamparan Ekosistem. Contoh AMDAL lahan gambut sejuta hektar, AMDAL
Bukit Semarang Baru, dsb. Pengelola kegiatan umumnya 1 instansi, bersifat
multi Sektor dan multi kegiatan. Pada umumnya lebih dari satu hamparan
ekosistem, Lebih dari satu instansi penanggungjawab.4

D. Fungsi dari AMDAL


Fungsi AMDAL Sebagai Sarana Pencegahan Kerusakan dan/atau Pencemaran
Lingkungan Hidup Pasca UU Cipta Kerja AMDAL menjadi salah satu komponen
instrumen didalam pengelolaan Lingkungan hidup. Serta peranan dan fungsinya

4
Mursid Raharjo, Memahami Amdal edisi 2, (Semarang, Graha Ilmu), halaman 64.

6
sebagai upaya pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Umumnya
fungsi dan kegunaan dari AMDAL ialah:
a. Menyediakan informasi yang jelas tentang sebuah rencana kegiatan atau
usaha, disertai dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya atas aktivitas
tersebut.
b. berisi pendapat, pengetahuan beserta aspirasi penduduk terutama dalam
perkara lingkungan sewaktu akan berdirinya suatu usaha atau kegiatan
industri.
c. Menyediakan dan menampung informasi setempat yang bermanfaat bagi
pemilik atau pendiri beserta masyarakat sekitar maupun luas didalam langkah
antisipasi dampak dan pengelolaan lingkungan.
Berikutnya dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, secara khusus AMDAL
bermanfaat dalam hal:
a. Langkah pencegahan supaya potensi sumber daya alam yang dikelola tidak
berdampak buruk atau rusak, terutama sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui.
b. Mencegah efek samping dari pengelolaan sumber daya terhadap SDA
lainnya, aktivitas proyek lain, dan juga masyarakat agar menghindari
munculnya pertentangan baru kedepannya.
c. Pencegahan dampak kerusakan lingkungan akibat dari pencemaran sehingga
tidak mengganggu kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat
setempat maupun luas.
d. Agar dapat diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan bermanfaat bagi
bangsa, negara dan masyarakat luas.

E. Proses AMDAL
Prinsip dasar yang terkandung dalam proses-proses AMDAL Antara lain adalah:
a. lokasi kegiatan AMDAL wajib mengikuti Rencana tata ruang wilayah
(RT/RW) setempat
b. AMDAL Bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan Pembangunan,
c. AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan
agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan,
d. AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik, Kendala
SDA, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek

7
e. Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat
bagi masyarakat, aman terhadap lingkungan kehidupan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Ditetapkan tiga


jenis pendekatan studi AMDAL bagi rencana Usaha/kegiatan yang masuk dalam
kriteria wajib AMDAL Yaitu :

a. AMDAL Kegiatan Tunggal; yaitu AMDAL bagi suatu Rencana


usaha/kegiatan yang berada dalam wewenang Suatu instansi sektoral.
Contoh AMDAL kegiatan tunggal Adalah AMDAL Pembangunan Rumah
Sakit, AMDAL Pembangunan Hotel 200 kamar, dan lain sebagainya.
b. AMDAL Kegiatan Terpadu; yaitu AMDAL bagi suatu Rencana
usaha/kegiatan terpadu (baik dalam hal Perencanaannya, proses
produksinya maupun proses Pengelolaannya) dan direncanakan berada
dalam satu Kesatuan hamparan ekosistem serta melibatkan Kewenangan
lebih dari satu instansi yang bertanggung Jawab. Contoh: AMDAL
Pembangunan Industri Pulp dan Kertas yang dilengkapi dengan HTI dan
pelabuhannya.
c. AMDAL Kegiatan dalam Kawasan; yaitu AMDAL bagi Suatu rencana
usaha/kegiatan ddalam satu kawasan yang Telah ditetapkan dengan
peraturan perundangan dan Berada di bawah kewenangan satu instansi yang
Bertanggungjawab. Contoh: AMDAL pembangunan Kawasan Industri dan
AMDAL pembangunan Kawasan Pariwisata.

F. Dokumen AMDAL
Dokumen Amdal terdiri dari 4 dokumen yaitu; dokumen Kerangka acuan
analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), Dokumen ANDAL, dokumen rencana
pengelolaan lingkungan Hidup (RKL), dan dokumen rencana pemantauan lingkungan
Hidup (RPL) yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan Dokumen yang utuh
diperlukan untuk mengelola lingkungan Usaha/kegiatan.
KA-ANDAL berisi kerangka kajian dalam menganalisis suatu Rencana
kegiatan yang merupakan ruang lingkup kajian Analisis mengenai dampak lingkungan
hidup, dan merupakan Hasil pelingkupan suatu kegiatan/usaha yang direncanakan.
ANDAL merupakan hasil studi secara ilmiah, cermat dan Mendalam tentang dampak
besar dan penting yang dapat Ditimbulkan oleh suatu rencana usaha/kegiatan.

8
Rencana Pengelolaan lingkungan hidup (RKL) berisi catatan upayaupaya yang
dilakukan dalam penanganan dampak besar dan Penting terhadap lingkungan hidup
yang ditimbulkan akibat Dari rencana usaha/kegiatan. Rencana pemantauan
Lingkungan hidup (RPL) berisi catatan upaya-upaya yang Dilakukan dalam
pemantauan komponen lingkungan hidup Yang terkena dampak besar dan penting
akibat dari rencana Usaha/kegiatan. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang
Bertanggung jawab atas suatu rencana usaha atau kegiatan Yang akan dilaksanakan.
Intansi yang bertanggungjawab adalah instansi yang Berwenang memberikan
keputusan tentang pelaksanaan Rencana usaha atau kegiatan, dengan pengertian
bahwa Kewenangan berada pada Menteri atau Pimpinan lembaga Pemerintah non
departemen yang membidangi usaha atau kegiatan yang bersangkutan dan pada
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I untuk usaha atau kegiatan yang berada di bawah
wewenangnya.
Tujuan dilaksanakan studi ANDAL pada setiap rencana kegiatan
pembangunan adalah:
a. Mengidentifikasi rencana usaha/kegiatan yang akan dilakukan terutama yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
b. Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup terutama yang akan terkena dampak
besar dan penting
c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup. Komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan, dijaga
dan dilestarikan fungsinya (yang harus diliput dalam studi/dokumen AMDAL)
antara lain adalah:
a. Hutan lindung, Hutan Konservasi, dan Cagar Biosfer
b. Sumber daya air
c. Keanekaragaman hayati
d. Kualitas udara
e. Warisan alam dan warisan budaya
f. Kenyamanan lingkungan hidup
g. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.
Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar dan
perubahan tersebut dianggap penting oleh masyarakat di sekitar suatu
rencana usaha dan atau kegiatan (yang harus diliput dalam studi/dokumen
AMDAL) antara lain adalah :

9
a. Fungsi ekosistem
b. Pemilikan dan penguasaan lahan
c. Kesempatan kerja dan berusaha
d. Taraf hidup masyarakat
e. Kesehatan masyarakat5

Kedudukan AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara umum


kegunaan AMDAL adalah:

a. Memberikan informasi secara jelas mengenai suatu rencana usaha, berikut


dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya
b. Menampung aspirasi, pengetahuan dan pendapat penduduk khususnya dalam
masalah lingkungan sewaktu akan didirikannya suatu usaha atau kegiatan
perindustrian
c. Menampung informasi setempat yang berguna bagi pemrakarsa dan masyarakat
dalam mengantisipasi dampak dan mengelola lingkungan.

Selanjutnya dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, secara khusus AMDAL


berguna dalam hal:

a. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak, terutama
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
b. Menghindari efek samping dari pengelolahan sumber daya terhadap sumber daya
alam lainnya, proyek-proyek lain, dan masyarakat agar tidak timbul pertentangan-
pertentangan
c. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga tidak
menggangu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan rakyat
d. Agar dapat diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
bangsa, negara dan masyarakat.

Tugas utama dari AMDAL adalah memilah perubahan-perubahan yang


ditimbulkan oleh aktifitas pembangunan yang ditawarkan agar menjadi bagian dari
siklus alam. Satu eksperimen yang terkendali dapat dilakukan untuk membandingkan
perubahan dalam parameter kualitas lingkungan. Satu sistem disiapkan sebagai
pengontrol. Fungsi ini dapat dibebankan kepada kawasan lindung. Sedangkan sistem

5
Reda Rizal, op.cit, halaman 30-32

10
alam lainnya yaitu di kawasan budi daya berlangsung aktifitas Pembangunan.
Pengkajian AMDAL yang terpenggal-penggal atau mengabaikan satu

Komponen tertentu dapat menyebabkan terganggunya kestabilan komponen yang


Lain.

AMDAL dimaksudkan untuk pembangunan, perbaikan pembangunan,


Perbaikan pembangunan diidentifikasi dengan AMDAL. AMDAL merupakan salah
Satu alat pembangunan berkelanjutan sebagai sarana pengambilan keputusan di
Tingkat pelaksanaan usaha. Seharusnya amdal sebagai salah satu motor
Pembangunan, namun jika dalam pelaksanaanya salah langkah maka proses AMDAL
Bisa menjadi beban.Kedudukan dan fungsi AMDAL bagi suatu perusahaan juga dapat
Memberikan rambu-rambu pada tujuan perusahaan. Menurut Bryant Maynard Jr dan
Susan E Mehrtens dalam perspektif ilmu hukum perusahaan, tujuan perusahaan tidak
Hanya berfokus untuk mencari keuntungan (profit), namun juga menciptakan
Kesejahteraan sosial (people) dan melestarikan lingkungan hidup (planet).19
Selanjutnya Elkinston menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya
memburu Keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula, memiliki kepedulian
terhadap Kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). 6

G. Penegakan hukum dalam penyusunan AMDAL


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 menyediakan tiga macam penegakan
Hukum lingkungan yaitu penegakan hukum administrasi, perdata dan pidana. Di
Antara ketiga bentuk penegakan hukum yang tersedia, penegakan hukum
Administrasi dianggap sebagai upaya penegakan hukum terpenting. Hal ini karena
Penegakan hukum administrasi lebih ditunjukan kepada upaya mencegah terjadinya
Pencemaran dan perusakan lingkungan. Di samping itu, penegakan hukum
Administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan perusakan
Lingkungan. Penegakan hukum administratif pada dasarnya diatur dalam
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 yakni melalui cara preventif dalam
perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup. Ada beberapa macam sanksi

6
Satria Sukananda, dkk, Urgensi Penerapan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai Kontrol Dampak
terhadap Lingkungan di Indonesia, Vol. 1 No.2, jurnal penegakan hukum dan keadilan, halaman. 126-127

11
administratif yang biasa Diberlakukan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
pelaku yaitu:
a. Bestuurdwang (paksaan pemerintah)
b. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan (izin, subsidi, Pembayaran
dan sebagainya)
c. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom)
d. Pengenaan denda administratif (administrative boeto).

Penegakan lingkungan administratif berupa pengawasan dan sanksi Administratif


dalam UUPPLH telah diatur dalam BAB XII bagian kedua meliputi

Pasal 76 sampai dengan Pasal 83 UUPPLH, sebagai berikut: Pasal 76 Menteri,


Gubernur, atau Bupati/Walikota menerapkan sanksi administratif kepada Penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan Pelanggaran
terhadap izin lingkungan.

Sanksi administratif terdiri atas:

a. Terguran terulis
b. Paksaan pemerintah
c. Pembekuan izin lingkungan
d. Pencabutan izin lingkungan.

Kumulatif Penerapan sanksi administratif secara kumulatif terdiri atas Kumulatif


internal dan kumulatif eksternal. Kumulatif internal adalah penerapan Sanksi yang
dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sanksi administratif Pada satu
pelanggaran. Misalnya sanksi paksaan pemerintah digabungkan dengan Sanksi
pembekuan izin. Kumulatif ekternal adalah penerapan sanksi yang di lakukan Dengan
menggabungkan penerapan salah satu jenis sanksi administratif dengan Penerapan
sanksi lainnya, misalnya sanksi pidana.

Selain ketentuan administratif, ketentuan hukum perdata juga diatur didalam


Pasal 84 UUPLH yang menyatakan:

a. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui Pengadilan atau


diluar pengadilan;
b. Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan secara Sukarela oleh
para pihak yang bersengketa;

12
c. Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya Penyelesaian
sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak Berhasil oleh salah satu
atau para pihak yang bersengketa.

UUPLH juga membuka celah adanya penyelesaian sengketa melalui jalur


nonlitigasi atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

Adapun tenggang waktu pengajuan gugatan diatur di dalam Pasal 89 UUPLH Yang
menyatakan:

a. Tenggang kedaluwarsa untuk mengajukan gugatan ke pengadilan Mengikuti


tenggang waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata dan dihitung sejak diketahui adanya Pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup;
b. Ketentuan mengenai tenggang waktu kedaluwarsa tidak berlaku terhadap
Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
Usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan dan/atau mengelola B3, Serta
menghasilkan dan/atau mengelola limbah B37

H. Penyelesaian Sengketa Dampak Lingkungan


1. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan.
Dalam UUPLH diatur juga pendekatan lain, yaitu diberikan kesempatan
menyelesaikan sengketalingkungan di luar pengadilan, sebagaimana dinyatakan
dalam padal 30 UUPLH yakni:
a. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan
atau di luar pengadilan berasaskan pilihan secara sukarela para pihak yang
bersengketa;
b. penyelesaian sengketadi luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana
diaturdalam Undang-Undang ini
c. apabila telah dipilih upaya penyelesian sengketa lingkungan hidup di
luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila
upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang
bersangkutan.

7
Ibid, halaman. 133-135

13
Dengan demikian ketentuan pada ayat (1) di atas bertujuan melindungi hak
keperdataan para pihak yang bersengketadan pihak yang dirugikan dapat memilih
penyelesaian dalam sengketalingkungan hidup. Pada ayat (3) dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya putusan yang berbeda mengenai satu sengketalingkungan
hidup untuk menjamin kepastian hukum.Pasal 31 UUPLH menyatakan bahwa
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai tindakan tertentu guna menjamin tidak akan
terjadinya atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.Sedangkan
pasal 32 UUPLH menyatakan bahwa dalam sengketalingkungan hidup di
luar pengadilan dapat juga menggunakan pihak ketiga, baik yang tidak
memiliki kewenangan mengambil keputusan maupun yang memiliki
kewenangan mengambil keputusan, untuk membantu menyelesaikan sengketa
lingkungan hidup. Dari pasal 32 UUPLH di atas dapat ditafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan pihak ketiga itu adalah arbitrase. Persoalan timbul jika
dihubungkan dengan pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, yang menyatakan:

a. Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketadi bidang


perdagangan dan menganei hak yang menurut hukum dan peraturan
perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa;
b. sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa yang
menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian.

Khusus penyelesaian sengketalingkungan hidup di luar pengadilan, dimana


pihak-pihak terikat dalam perjanjian arbitrase, harus menerima segala keputusan
arbitrase tersebut, sehingga menutup peluang untuk memperkarakan
kembali sengketa.

Upaya penyelesaian sengketalingkungan hidup di luar pengadilan terdiri


dari 2 (dua) jenis, yakni: pihak ketiga netral yang tidak memiliki kewenangan
pengambilan keputusan dan melalui arbitrase, dengan akibat yang berbeda pula.
Yang pertama, hasil penyelesaiannya tidak mengikat secara penuh para pihak
yang bersengketa, artinya apabila terdapat pihak yang tidak puas maka sengketaitu

14
masih dapat diajukan gugatan lagi ke pengadilan negeri, dan yang kedua, hasil
penyelesaiannya bersifat final dan mengikat para pihak yang bersengketa.8

2. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan


Penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan dilakukan dengan
mengajukan gugatan. Hak gugat dapat dilakukan setiap oarang yang dirugikan, juga
dapat digugat oleh pemerintah dan pemerintah daerah (diatur dalam Pasal 90 UU),
oleh masyarakat dengan gugatan perwakilan kelompok baik itu untuk kepentingan
dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat (Pasal 91) dan hak gugat
organisasi lingkungan hidup (Pasal 92). UUPPLH dalam Pasal 87 menentukan :
a. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan
melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib
membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu
b. Setiap orang yang melakukan pemindahtanganan, pengubahan sifat dan bentuk
usaha, dan/atau kegiatan dari suatu badan usaha yang melanggar hukum tidak
melepaskan tanggung jawab hukum dan/atau kewajiban badan usaha tersebut
c. Pengadilan dapat menetapkan pembayaran uang paksa terhadap setiap hari
keterlambatan atas pelaksanaan putusan pengadilan.
d. Besarnya uang paksa diputuskan berdasarkan peraturan
perundangundangan.
Ketentuan Pasal 87 ayat 1 tersebut merupakan realisasi dari asas yang ada
dalam hukum lingkungan hidup dan juga diatur dalam Pasal 2 huruf J UUPPLH yaitu
“asas pencemar membayar” dimana setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau
kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan.
Selain diharuskan membayar ganti rugi, pencemar dan/atau perusak lingkungan hidup
dapat pula dibebani oleh hakim untuk melakukan tindakan hukum tertentu, misalnya
perintah untuk: menimbulkan kerugian kepada orang lain atau lingkungan hidup. Hal
ini dapat kita interpretasikan dari ketentuan Pasal 88 UUPPLH dan penjelasan pasal
tersebut, dimana terhadap tanggung jawab mutlak unsur kesalahan tidak perlu
dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi dan ketentuan
ayat ini merupakan lex specialis dalam gugatan tentang perbuatan melanggar hukum
8
Elvie Wahyuni, pemyelesaian sengketa lingkungan hidup diluar pengadilan, vol,I no. 2, jurnal AL -Ihkam,
halaman. 282-285

15
pada umumnya. Oleh karena itu ketentuan yang akan dijadikan acuan adalah Pasal 87
UUPPLH jo Pasal 1365 KUHPerdata.
Terhadap pihak yang terbukti melakukan perbuatan melawan hukum terhadap
lingkungan hidup dapat dikenakan tiga macam sanksi; yaitu dengan membayar ganti
rugi, melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu misalnya pemulihan fungsi
lingkungan hidup dan pembayaran uang paksa.
Ganti itu rugi hanya dikenakan pada sengketa lingkungan yang bersifat
perdata. Misalnya, kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan tanah, penggundulan
hutan dan kebakaran hutan, pencemaran dan lain sebagainya. Jumlah ganti rugi yang
diajukan ke pengadilan tergantung dari putusan majelis hakim yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (inkracht).
Selain itu sanksi perdata juga bisa diberikan dengan cara mengharuskan pihak
yang terbukti melakukan pelanggaran tersebut untuk melakukan tindakan tertentu dan
membayar uang paksa. Sesuai dengan pasal 87 UUPPLH, pengadilan dapat
menetapkan pembayaran uang paksa terhadap setiap hari keterlambatan atas
pelaksanaan putusan pengadilan
Berdasarkan pasal 88 UUPPLH tersebut, Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang
ditimbulkan, sejauh terbukti telah melakukan perbuatan pencemaran dan/atau
perusakan. Pembuktian tersebut baik itu nyata adanya hubungan kausal antara
kesalahan dengan kerugian (liability based on faults) maupun tanpa perlu pembuktian
unsure kesalahan (liability without faults/strict liability) sebgaimana diatur dalam
Pasal 88 UUPPLH.9

9
Cut Era Fitriyeni, penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan, no.52, jurnal Kanun, halaman
558-573.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

AMDAL (Ananlisis Mengenai Dampak Lingkungan) sebagai instrumen pencegahan


Pencemaran lingkungan dimana asas ini telah dituangkan dalam bentuk produk Hukum,
sehingga menjadi kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap orang di Indonesia, artinya untuk
terbitnya atau disetujuinya suatu izin lingkungan Hendaknya harus diperoleh lebih dahulu
AMDAL. Sejalan dengan pandangan Suparto Wijoyo, bahwa berkaitan dengan perizinan
lingkungan terpadu seharusnya Bertumpu pada pada prinsip-prinsip prosedur administratif
perizinan lingkungan Menurut ”good environmental governance”.

Kedudukan AMDAL dalam pengelolaan Lingkungan hidup sangat penting dan


Strategis karena merupakan instrumen pencegahan pencemaran lingkungan yang Menentukan
mutu lingkuangan melalui mekanisme pengujian dokumen seperti AMDAL dan UKL-UPL.
Selanjutnya penerapan AMDAL juga menjadi sistem yang Menjaga stabilitas tujuan
perusahaan.

17

Anda mungkin juga menyukai