Oleh : KELOMPOK 4
Dosen :
UNIVERSITAS LAMPUNG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM DAN MASALAH LINGKUNGAN”
Terlepas dari itu semua, kami sepenuhnya sangat menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata
bahasa maupun pembahasan materi. Oleh karena itu dengan sangat terbuka kami
menerima segala kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu penilis yang
di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3. Tujuan Masalah ................................................................................ 2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dengan kekayaan bumi yang dimiliki oleh suatu Negara, dan dengan
semakin banyaknya penduduk suatu negaratersebut yang akan terus memakai
aatau menggunakan sumber daya yang ada maka dibutuhkan pengukuran yang
tepat agar tidak terjadi kelangkaan sumnerdaya alam di Negara tersebut. Ataupun
dengan memikirkan bagaiman mengganti sumberdaya yang sudah langka atau
akan habis dengan mencari penemuan – penemuan baru agar tidak terjadi
kesulitan atau ketidaksejahteraan dalan masyarakat suatu Negara dikarenakan
adanya kelangkaan sumber daya alam.
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang
muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
pada umumnya. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat
1
diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat
terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kelangkaan sumber daya alam dan masalah
lingkungan?
2. Apa indikator kelangkaan sumber daya alam ?
3. Bagaimana kegagalan pasar dalam pengelolaan sumber daya alam ?
4. Bagaimana kualitas lingkungan barang publik ?
5. Bagaimana model kegagalan barang publik ?
6. Bagaimana pendapat teori Coase ?
7. Bagaimana intervensi pemerintah terkait kelangkaan kelangkaan
sumber daya alam dan masalah lingkungan ?
1.3.Tujuan
1. Untuk kelangkaan sumber daya alam dan masalah lingkungan.
2. Untuk mengetahui indikator kelangkaan sumber daya alam.
3. Untuk mengetahui kegagalan pasar dalam pengelolaan sumber daya
alam
4. Untuk mengetahui kualitas lingkungan barang publik
5. Untuk mengetahui kegagalan barang publik
6. Untuk mengetahui pendapat teori Coase tentang kelangkaan sumber
daya alam dan masalah lingkungan
7. Untuk mengetahui intervensi pemerintah terkait kelangkaan
kelangkaan sumber daya alam dan masalah lingkungan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang Berlebihan
Manusia tidak memiliki rasa puas, sehingga mereka akan merasa tidak
cukup dengan apa yang mereka dapat. Bagi mereka yang serakah pasti akan selalu
mengeduk sumber daya alam seperti, barang tambang, emas, batu bara, nikel dan
lain sebagainya secara terus menerus. Akibat dari pengeksploitasian berlebihan
yang mereka lakukan itu akan menyebabkan sumber daya alam yang tersedia
berkurang dan ujung-ujungnya akan mengakibatkan kelangkaan. Mereka tidak
memikirkan apa yang akan terjadi jika pengeksploitasian yang berlebihan tu
dilakukan secara terus menerus.
Kandungan sumber daya alam di bumi ada yang melimpah dan ada
pula yang sedikit atau terbatas. Demikian pula peresebarannya, ada sumber daya
alam yang terdapat disemua daerah, tetapi adapula yang hanya berada didaerah-
daerah tertentu, seperti emas, batu bara, dan minyak bumi.
4
2.1.2 Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap
lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan
yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan
melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.Masalah lingkungan terbaru saat ini
yang mendominasi mencakup perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber
daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam
dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis.Tingkat
pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui sains terutama
aplikasi dari metode sains.Sains lingkungan saat ini adalah studi akademik
multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di berbagai
universitas di seluruh dunia.Hal ini berguna sebagai basis mengenai masalah
lingkungan.Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam
publikasi pernyataan lingkungan.
5
2.2 Indikator Kelangkaan Sumber Daya Alam
Kelangkaan sumber daya energi ternyata sudah menjadi isu sentral yang
akan membatasi pertumbuhan ekonomi. Namun hal tersebut dapat teratasi jika
pemikiran manusia berkembang untuk membatasi kelangkaan sumber daya alam
dan energi.
1. HARGA
Dari semua indikator kelangkaan, nampaknya harga menjadi indikator
paling banyak dipakai meskipun belum bisa menggambarkan keseluruhan
pengorbanan.Perubahaan kelangkaan terukur melalui harga merupakan konsep
ekonomi bukan konsep fisik. Harga sebagai indikator kelangkaan antara lain :
a) Perubahan kelangkaan yang terukur melalui harga merupakan konsep
ekonomi bukan konsep fisik.
b) Proses pemanfaatan sumber daya alam dan energi diukur
kelangkaannya melalui gerakan harga, terutama kaitannya dengan
kemungkinan substitusi antar faktor produksi.
c) Indeks harga sebagai ukuran kelangkaan.
2. BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi sebenarnya hanya merupakan salah satu bagian dari
keseluruhan biaya dalam pemanfaatan sumber daya alam dan energi.Untuk
melihat kelangkaan dari segi biaya seharusnya dilihat pula bagaimana sewa dan
6
biaya lingkungan.Namun karena sulitnya memperoleh data sewa dan biaya
lingkungan, maka biaya produksi sering dipergunakan sebagai indikator produksi.
Re-produce – budidaya
Kemajuan teknologi dalam bidang geologi, foto udara, survei tanah, survei
hutan, survei hidrologi, penginderaan jarak jauh dan lain-lain memungkinkan
dapat dijangkaunya lokasi sumber daya alam dan energi. Inovasi teknologi
memang sampai saat ini terbukti mampu mengatasi sebagian masalah kelangkaan
atau paling tidak menghambat proses percepatan kelangkaan. Selain membantu
proses penemuan cadangan baru, teknologi juga mampu membantu proses
substitusi dalam produksi.
DAUR ULANG(recycling)
Saat ini teknologi daur ulang berkembang pesat dalam mengolah sisa-sisa
produksi dan konsumsi sehingga tidak terbuang percuma dan mengotori
lingkungan.Daur ulang memungkinkan dihematnya penggunaan sumber daya
alam dan energi asli sehingga jika sumberdaya alam dan energi asli memang
langka, penghematan tersebut sangat diperlukan.
7
perbaikan transportasi umum mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga bisa
menghemat energi.
BACKSTOP TEKNOLOGI
8
konsumsi dari suatu barang dan jasa. Hal ini kemudian berdampak pada alokasi
atau penggunaan yang tidak effisien. Istilah kegagalan pasar (market
failure) pertama kali digunakan pada tahun 1958, namun fondasi konseptual dari
kegagalan pasar telah muncul pada abad ke-18.
Pasar yang gagal adalah pasar yang tidak efisien. Ketidakefisienan dalam
suatu pasar berarti terdapat pengelolaan sumber daya atau distribusi yang tidak
optimum dari aktivitas pasar tersebut. Tentu, secara nyata, tidak terdapat pasar
yang efisien secara sempurna, ketidakefisienan dalam aplikasinya ditinjau
berdasarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap suatu aktivitas pasar tersebut.
Dalam sudut pandang ekonomi, terdapat berbagai konsep tentang ketidakefisienan
yang dapat diterapkan diberbagai kasus, diantaranya: ketidakefisienan Pareto,
ketidakefisienan produksi, ketidakefisienan faktor "X", ketidakefisienan alokasi,
ketidakefisienan dinamis dan ketidakefisienan sosial.
9
Ketidak Efisienan Produksi
Ketidakefisienan “X”
10
dengan insentif yang diberikan manajemen, sementara ketidakefisienan produksi
bergantung terhadap metode dan proses.
Ketidakefisienan Alokasi
Ketidakefisienan Dinamis
11
Pasar yang efisien secara dinamis umumnya menawarkan pilihan dan
kualitas lebih dari suatu produk terhadap konsumen. Ini dikarenakan inovasi,
penelitian dan pengembangan dari suatu aktivitas produksi tidak hanya
berdampak pada efisiensi proses atau penurunan biaya produksi, namun juga
berdampak pada naiknya kualitas barang dan jasa yang ditawarkan pada
konsumen.
Ketidakefisienan Sosial
a) Sumber daya alam dan energi yang bisa digarap bersama (common
access). Sifat ini menutup kemungkinan terciptanya pasar dengan
hilangnya scarcity rent (harga yang harus dibayar oleh produsen komoditi
sumber daya alam dan energi untuk setiap tambahan (marjinal) sumber
daya alam dan energi yang bisa diproduksi saat ini) akibat kebebasan
pengusaha beroperasi. Contoh yang jelas pada sumber daya alam dan
energi tak bertuan adalah perikanan. Pada prinsipnya masalah sumber daya
lam dan energi ini bisa diatasi dengan pemberian hak milik yang jelas atau
batasan-batasan dalam eksploitasi.dalam prakteknya terutama di Negara
12
sedang berkembang hal ini sulit dilakukan karena belum cukupnya sarana
pengawasan dan kelembagaan lainnya.
b) Pengusaha kebanyakan mengesampingkan nilai lingkungan terutama
eksternalitas yang bersifat disekonomi atau tidak ditanggungnya biaya
sosial yang diakibatkan dari usahanya seperti populasi dalam segala
bentuk, kerusakan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut dan lain-lain.
c) Adanya monopoli meskipun bisa dikatakan lebih konservatif dibanding
persaingan namun disebut-sebut berproduksi di bawah kapasitas atau bias
ke bawah dinding pemanfaatan optimal dari segi sosial.
d) Tingkat bunga. Pemanfaatan sumber daya alam dan energi sangat
tergantung pada tingkat bunga: semakin tinggi semakin kecil usaha untuk
konservasi. Tingkat bungan yang digunakan oleh sektor swasta ternyata
lebih tinggi daripada tingkat bunga sosial yang berakibat lebih cepatnya
eksploitasi.
e) Perbedaan tingkat pajak pendapatan dapat pula mempengaruhi biasnya
pemanfaatan sumber daya alam dan energi. Pajak yang terlalu longgar
mungkin menarik datangnya investor di pasar sumber daya alam dan
energi sehingga menaikkan eksploitasi. Sebaliknya pajak bisa juga dipakai
sebagai penghalang bagi eksploitasi lebih lanjut.
f) Beberapa peraturan pemerintah berkenaan dengan sistem sewa, peraturan,
harga dan komitmen pemerintah (misalnya penyediaan infrastruktur) akan
mempengaruhi pula pola pemanfaatan sumber daya alam dan energi.
13
2.4 KUALITAS LINGKUNGAN : BARANG PUBLIK
14
dan seterusnya dikenal sebagai suatu “Social Improvement”. Jika pergerakan
kekanan ini disepakati pada titik tertentu oleh kedua belah pihak, maka kondisi
demikian dikenal dengan “pareto improvement” yang artinya bahwa paling tidak
ada satu pihak yang memperoleh keuntungan sementara tidak ada pihak yang
dirugikan. Nah, pergerakan tawar- menawar tersebut akhirnya akan mencapai titik
Q* yang merupakan titik optimum sosial. Pergeseran kekanan setelah QR tidak
“feasible” (layak) mengingat “net gain” (perolehan bersih) pencemar akan
menjadi lebih kecil dibanding dengan kerugian yang di alami pihak tercemar.
Jika kondisi tawar-menawar seperti ini terjadi maka menurut teori Coase
bahwa intervensi pemerintah tidak diperlukan pada kegiatan ekonomi dengan
eksternalitas karena pasar akan terkoreksi dengan sendirinya. Namun teori Coase
mengandung banyak kelemahan sehingga banyak yang mengkritik dengan
beberapa alasan utama seperti dijelaskan berikut ini.
pernah terjadi dalam dunia nyata terutama karena adanya biaya transaksi
(transaction costs) untuk membawa kedua belah pihak bernegosiasi. Kondisi ini
yang menyebabkan intervensi pemerintah bisa jadi lebih “feasible”. Jika T =
biaya transaksi, B = perolehan (manfaat) yang didapat pihak yang menanggung
biaya transaksi, dan G = biaya intervensi pemerintah, maka kemungkinan yang
terjadi adalah sebagai berikut:
15
Hal ini terutama terkait sekali dengan sumberdaya yang bersifat
“open access” (sumberdaya yang tidak dimiliki siapa-siapa). dan “common
property” (sumberdaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu). Pada
kondisi seperti ini sangat sulit menentukan siapa yang harus bernegosiasi dengan
siapa, mengingat setiap individu mempunyai akses untuk memanfaatkan
sumberdaya yang ada, sementara tidak ada insentif bagi setiap individu untuk
mengurangi aksesnya. Bahkan dalam konteks yang umum, seringkali terdapat
kesulitan untuk menentukan, misalnya, siapa yang pencemar (pollusers) dan siapa
yang menerima dampak pencemaran tersebut (sufferers).
Hal ini dapat terjadi jika pihak yang terkena cemaran harus
memberikan insentif pada pihak pencemar sebagai kompensasi untuk tidak
melakukan kegiatan ekonomi yang menyebabkan terjadinya pencemaran yang
kemudian diikuti oleh pencemar yang lain secara sengaja dengan tujuan meminta
kompensasi yang sama. Contoh: di beberapa negara dimungkinkan bagi
petani/peternak untuk menerima kompensasi berupa uang dengan cara tidak
melakukan aktivitas usahataninya agar tidak mencemari lingkungan atau untuk
mengurangi surplus hasil pertanian. Keadaan seperti ini bisa “dimanfaatkan” oleh
petani/peternak lain sambil “mengancam” untuk melakukan kegiatan usaha tani
nya dengan tujuan memperoleh kompensasi yang dimaksud.
16
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tidak hanya ditetapkan untuk
dilaksanakan masyarakat tanpa pengawasan lebih lanjut dari pemerintahan.
Pemerintah memiliki peran agar kebijakan tersebut diterapkan sebagimana
mestinya oleh masyarakat. Sesuai dengan undang-undang no 32 tahun 2004
tentang pemerintah daerah dan PP NO. 25 tahun 2000 tentang kewenangan daerah
dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dalam bidang lingkungan hidup
memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas dari pemerintah pusat
daerah :
17
b. Program pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkunagan
hidup
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya
mencegah kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan kualitas
lingkungan yang rusak akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan,
serta kegiatan industri dan transportassi. Sasaran program ini adalah tercapainya
kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sesuai dengan mutu lingkungan yang
ditetapkan
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestFarian fungsi lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersedianya sara
bagi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup sejak proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan sampai pengawasan.
Dari penjelasan diatas sebaiknya peran pemerintah tidak hanya sebagai pembuat
kebijakan (legislatif) dan pengontrol saja, tetapi ada beberapa hal yang seharunya
dilakukan pemerintah
18
1. Mengajak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan dan
SUMBER DAYA ALAM (sumber daya manusia) untuk ikut menjaga
SUMBER DAYA ALAM yang sudah ada, dengan mendorong mereka
melakukan corporate sosial responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap eksploitasi SUMBER DAYA ALAM (SDA) yang
dilakukan, dengan membuat UU perihal kewajiban perusahaan melakukan
CSR
2. Mengkapanyekan Cinta Indonesia Cinta Lingkungan, seperti buang
sampah pada tempatnya, tentunya dengan memberikan sanksi kepada
pelanggar (Tanpa Pandang Levelitas)
3. Mensosialisasikan dengan tepat kebijakan-kebijakan kepada seluruh aspek
masyarakat, agar dapa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut
berperan serta memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM)
seperti pengetahuan serta keterampilan sumber daya manusia dalam
pengelolaan dan pengembangan program CSR.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu
atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang
tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau
pengusaha lain untuk masuk dalam bidan industri atau bisnis tersebut. Dengan
kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain
sulit masuk didalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan.
19
perbedaan positif antara TR dan TC adalah paling besar. Atau ia meminimumkan
kerugian jika perbedaan negatif antara TR dan TC paling kecil.
Dalam jangka panjang perusahaan monopoli akan mencapai keadaan
keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak mungkin
dengan harga jual rendah dan biaya total rata-rata lebih kecil dari harga produk.
Jadi jelas bahwa dalam jangka panjang, perusahaan monopoli masih memperoleh
keuntungan di atas normal karena harga produk masih diatas biaya total rata-
ratanya
DAFTAR PUSTAKA
Pandjaitan, Sahala S.P. (2017). Teori Ekonomi Mikro lanjut. Bandar Lampung:
Anugrah Utama Rahrja (AURA).
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/publik/pasar-monopoli
https://www.scribd.com/doc/193470702/PASAR-MONOPOLI-DAN-
OLIGOPOLI
20
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/publik/pasar-monopsoni
http://ardhitamade.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-monopoli-monopsoni.html
21