Oleh
DASAR HUKUM
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) adalah sebuah alat atau sistem
yang berisikan daftar rencana tentang pendapatan dan pengeluaran belanja negara
dalam 1 tahun. Berikut ini merupakan dasar hukum dalam perencanaan dan
penetapan APBN. Dasar hukum yang utama dalam perancangan anggaran
pendapatan belanja negara (APBN) adalah
2
Undang–Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 23:
3
Undang - Undang Nomor 17 tahun 2003
4
2) Segala perangkat atau barang yang terdapat dalam Pemda merupakan
pembelian yang menggunakan dana dari pendapatan APBD (tidak
keseluruhan) atau dari pendapatan lain yang dianggap sah
3) Bendahara Umum memegang peranan penting dalam keuangan daerah
karena bertugas sebagai bagian yang mengatur serta mengelola pendapatan
dan pengeluaran kas daerah
4) Asas dalam pengelolaan keuangan daerah harus taat pada UU yang
berlaku, harus transparan, efektif, efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan pelaporannya
5) Proses transaksi keuangan daerah harus melalui bagian kas daerah
6) Struktur laporan APBD harus memuat tentang pendapatan, belanja serta
pembiayaan daerah dalam jangka waktu 1 tahun terakhir, terhitung dari
Januari – Desember
7) Apabila terjadi perubahan pada laporan APBD, wajib ditetapkan selambat-
lambatnya 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 juga mencakup rangkuman
umum tentang keuangan Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU no 22 tahun
1999 dan UU no 25 tahun 1999. Berikut adalah rangkuman yang terdapat dalam 2
undang-undang tersebut.
Dengan demikian, tentunya proses pelaksanaan otonomi daerah tidak bisa dilihat
dari segi pendapatan dana daerah, akan tetapi harus diimbangi dengan sejauh
mana sistem pengelolaan keuangan daerah berjalan dengan baik. Dalam hal ini,
5
bisa dilihat dari manajemen keuangannya, apakah sudah adil, transparan, rasional
dan bertanggunjawab sesuai yang telah diamanatkan dalam undang-undang.
Perencanaan
Proses awal penyusunan APBN adalah melakukan rancangan APBN yang akan
digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Proses perencanaan biasanya dikerjakan
oleh beberapa badan terkait dan tentunya melalui proses diskusi yang cukup
panjang.
Apabila rancangan APBN telah selesai dan disetujui oleh presiden dan beberapa
lembaga terkait, maka RAPBN siap untuk disahkan dan digunakan.
6
Pelaksanaan RAPBN
Pengawasan
7
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau biasa (APBD) berisi rencana
keuangan suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun. Untuk melakukan
penyusunan APBD, maka ada landasan hukum penyusunan APBD. Landasan
hukum ini menjadi dasar dan pedoman untuk menyusun APBD. APBD disusun
secara bersama-sama oleh pemerintah daerah selaku lembaga Eksekutif dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku lembaga legislatif.
DASAR HUKUM
8
b) Perubahan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
c) Perhitungan APBD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
dan DPRD daerah memiliki payung hukum atau dasar hukum yang melindungi
wewenang untuk menyusun APBD. Landasan atau dasar hukum APBD juga
9
2. Penyusunan rancangan kebijakan umum APBD serta prioritas dan plafon
anggaran sementara.
3. Penyusunan rencana kerja dan anggaran SKPD
4. Penyusunan rancangan perda APBD
5. Penetapan APBD
10
Pemda menyusun rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang
merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari
Renja SKPD untuk jangka waktu satu tahun yang mengacu kepada Renja
Pemerintah.
11
menghitung pengaruhnya terhadap pengeluaran publik, baik pengaruhnya
terhadap pengeluaran sendiri maupun terhadap departemen pemerintah yang lain.
Menurut Pasal 89 ayat (3) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, setelah ada Nota
Kesepakatan tersebut di atas Tim Anggaran (TAPD) menyiapkan surat edaran
kepala daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD yang harus diterbitkan
paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
12
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM), pendekatan
anggaran terpadu, dan pendekatan anggaran kinerja.
13
Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilaksanakan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan keluaran yang diharapkan dari
kegiatan dengan hasil kerja dan manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi
dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
1. Indikator kinerja
14
bersangkutan harus dimasukan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening Kas
Umum Daerah.
RKA-SKPD yang telah disusun, dibahas, dan disepakati bersama antara Kepala
SKPD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) digunakan sebagai dasar
untuk penyiapan Raperda APBD. Raperda ini disusun oleh pejabat pengelola
keuangan daerah yang untuk selanjutnya disampaikan kepada kepala daerah.
Raperda tentang APBD harus dilengkapi dengan lampiran-lampiran berikut ini :
15
Daftar penjaman daerah.
Suatu hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa sebelum disampaikan
dan dibahas dengan DPRD, Raperda tersebut harus disosialisasikan terlebih
dahulu kepada masyarakat yang bersifat memberikan informasi tentang hak dan
kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD pada
tahun anggaran yang direncanakan. Penyebarluasan dan/atau sosialisasi tentang
Raperda APBD ini dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator
pengelola keuangan daerah.
Penetapan APBD
Menurut ketentuan dari Pasal 104 Permendagri No. 13 Tahun 2006, Raperda
beserta lampiran-lampirannya yang telah disusun dan disosialisasikan kepada
masyarakat untuk selanjutnya disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD
paling lambat pada minggu pertama bulan Oktober tahun anggaran sebelumnya
dari tahun anggaran yang direncanakan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Pengambilan keputusan bersama ini harus sudah terlaksana paling lama 1 (satu)
bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dimulai.
16
Evaluasi Raperda tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD
Evaluasi ini bertujuan demi tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan
kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan
aparatur, serta untuk meneliti sejauh mana APBD kabupaten/kota tidak
bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan/atau
peraturan daerah lainnya.
Hasil evaluasi ini sudah harus dituangkan dalam keputusan gubernur dan
disampaikan kepada bupati/walikota paling lama 15 (lima belas ) hari kerja
terhitung sejak diterimanaya Raperda APBD tersebut.
17
18