Disusun oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan, dan kemauan hingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa kami kirimkan ke junjungan Nabi besar
Muhammad SAW Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT
hingga kita dapat menikmati indahnya dunia sekarang ini.
Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah Analisis Kualitas
Lingkungan tentang “RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN” yang
diberikan oleh dosen bersangkutan. Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa
kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna
dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang kami miliki. Maka dari itu, kelompok bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca sekalian. Akhirnya kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca khususnya di bidang Kesehatan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP............................................................................................... 21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
8. Apa muatan Dokumen RPL?
9. Apa metode dari pemantauan lingkungan hidup?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai
ke tingkat kawasan atau bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang
dihadapi.
Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus,
sistematis dan terencana.Pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan
yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan
(compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
pengelolaan lingkungan hidup. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan rencana pemantauan lingkungan dalam Dokumen RKL-RPL, yakni:
a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup
Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan
mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter lingkungan
hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.
b. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting yang
dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan sifat
pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan
memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.
d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang
dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan
pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.
e. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau,
mencakup:
4
4) metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang
digunakan untuk pengumpulan data);
5) metode analisis data.
Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan
pemantauan lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan
hidup yang dimaksud di sini adalah institusi yang bertanggungjawab
sebagai pelaksana pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas
kegiatan pemantauan.
2.2 Kegunaan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami
fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat
proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau
kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional; tergantung pada
skala masalah yang dihadapi.
Fungsi RPL Adalah sebagai pedoman pengelola lingkungan hidup baik
dampak positif maupun dampak negatif yang harus dipantau dan dikelola, pada
tahap pra kontruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi, untuk komponen
biotik, abiotik,sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
2.3 Manfaat Pemantauan
1. Menguji pendugaan dampak
2. Untuk mendapatkan efektivitas dari aktivitas atau teknologi yang digunakan
untuk mengendalikan dampak negatif
3. Mendapatkan early warning sedini mungkin mengenai perubahan
lingkungan
4. Sebagai bukti-bukti yang menunjang tuntutan ganti rugi
5. Alat menguji efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan.
6. Masukan penyempurnaan kegiatan pengelolaan lingkungan.
7. Isyarat dini adanya gejala pencemaran dan kerusakan lingkungan, dapat
dicegah dari awal.
8. Sarana uji hipotesis dampak penting yang dinyatakan dalam dokumen
ANDAL
5
9. Masyarakat bisa menjadi informan yang baik tentang dampak yang
ditimbulkan oleh usaha/kegiatan, karena itu pemantauan terhadap
kehidupan masyarakat sangat penting.
10. Komponen yang dipantau lihat uraian tentang dampak penting (aspek sosial,
fisika-kimia dan biologi), holistik.
11. Alat uji effektivitas rkl.
12. untuk penyempurnaan rkl
13. isyarat dini gejala
14. Mencegah pencemaran pencemaran
15. Sebagai sarana uji hipotesis dampak
16. Sebagai bagian yang besar dan penting dari andal
6
Pemantauan kualitas ambien lingkungan; ditujukan kepada perubahan
dari ambien lingkungan
Pemantauan evaluasi proyek
Pematauan pengelolaan dampak dari proyek
Diantara berbagai jenis pemantauan lingkungan yang dikenal sampai saat ini,
ada tiga jenis pemantauan lingkungan yang paling banyak dilakukan yaitu :
1. Pemantauan Kualitas Efluen (Limbah)
Limbah adalah bahan keluaran berbentuk benda padat, cair dan gas yang
dihasilkan dari suatu sistem proses produksi. Menurut jenisnya limbah
digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu limbah organik, limbah
anorganik, limbah radioaktif. Pada umumnya limbah yang tidak dikelola
dengan baik dapat menurunkan kualitas lingkungan. Volume limbah dari suatu
sistem produksi dapat dikurangi dengan cara :
Pengurangan dan penggunaan bahan baku dan bahan campuran secara efisien
(reduce)
Penggunaan kembali (reuse)
Daur ulang (recycling)
Perolehan kembali materi dan energi (recovery)
Memperpanjang daur hidup materi (life cycle assessment), yang seluruhnya
merupakan konsep minimisasi limbah.
Kadar racun limbah dapat dikurangi dengan cara melakukan treatment tertentu.
Beberapa teknik pengolahan limbah yang dikenal luas antara lain pengolahan
secara biologis, mekanis, kimia dan radiasi. Untuk menjamin limbah yang
dilepas ke alam bebas tidak membahayakan makhluk hidup dan untuk menjaga
agar kualitas lingkungan tetap berada dalam batas yang ditoleransi, pemerintah
menetapkan Baku Mutu Limbah yang boleh dilepas ke alam bebas. Baku mutu
adalah ukuran kuantitatif yang menunjukkan batas maksimal kadar bahan yang
dikandung di dalam beberapa parameter tertentu antara lain BOD, COD, pH
dan Lemak. Untuk memperoleh kualitas limbah yang berada di bawah ambang
batas baku mutu, harus dilakukan uapya pengelolaan yang memadai secara
teknis.
7
Untuk menilai hasil pengelolaan limbah perlu dilakukan upaya pemantauan
lingkungan secara rutin. Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi
kualitas efluen adalah :
1. KEP-35/MEN LH/10/1993 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor.
2. KEP-13/MEN LH/3/1995 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.
3. KEP-51/MEN LH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri Lampiran B.
4. KEP-52/MEN LH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel.
5. KEP-58/MEN LH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
6. KEP-42/MEN LH/10/1996 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Eksplorasi Dan Produksi Migas.
7. KEP-48/MEN LH/11/1996 Tentang Ba ku Tingkat Kebisingan.
8. KEP-49/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Getaran
9. KEP-50/MEN LH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebauan.
8
1. golongan A (air yang dapat langsung digunakan untuk keperluan hidup sehari-
hari),
2. golongan B (air yang dapat digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari setelah
melalui proses pengelolaan),
3. golongan C (air yang digunakan untuk keperluan irigasi dan budidaya biota air),
4. golongan D (di luar peruntukan A, B dan C misalnya untuk industri). Air
golongan A memiliki kualitas terbaik dari air golongan D memiliki kualitas
terburuk. Suatu badan air yang belum ditentukan golongannya, otomatis
dianggap sebagai airgolongan B. untuk menentukan apakah suatu badan air
telah tercemar perlu diperhatikan beberapa variabel yaitu debit limbah, debit
badan air penerima, beban pencemaran maksimum, baku mutu air yang
dikaitkan dengan penggolongan air menurut peruntukannya. Untuk mencegah
agar tidak terjadi kondisi tercemar, perlu dilakukan pemantauan rutin terhadap
kualitas limbah yang dihasilkan dan badan air penerima. Tolok ukur yang
digunakan untuk mengevaluasikan kualitas ambien adalah :
a. PP 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.
b. KEP-43/MEN LH/10/1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas Di
Daratan.
c . PP 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan/atau
Perusakan Laut.
d. PP 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
9
arahan yang terdapat di dalam RKL dan RPL harus dilaksanakan. Pelaksanaan
rekomendasi/arahan RKL dan RPL harus dievaluasi dan jika terdapat
kekeliruan re komendasi harus diperbaiki. Untuk kepentingan evaluasi
tersebut, instrumen yang sangat berperan adalah pemantauan lingkungan
secara rutin. Untuk memastikan bahwa rekomendasi RKL dan RPL telah
dilaksanakan adalah adanya laporan pemantauan pelaksaan RKL dan RPL
yang disusun berdasarkan KEPKA BAPEDAL-105/1997 Tentang Pemantauan
Pelaksanaan RKL dan RPL.
10
Ruang Lingkup Tugas Konsultan Dalam Pemantauan Lingkungan
Tugas konsultan dalam pemantauan lingkungan di perusahaan-perusahaan
meliputi aspek perencanaan, supervisi dan advisory terhadap seluruh ruang
lingkup tugas pemantauan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
konsultan bekerja berdasarkan Kerangka Acuan dan Kontrak Perjanjian Kerja
Sama denga pihak perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi klien
dari konsultan meliputi perusahaan yang bergerak dalam bidang :
- Industri Manufacture
- Agro Industri
- Industri Jasa
- Industri Pertambangan
- Jasa Kontruksi
Mitra kerja konsultan dalam kegiatan pemantauan lingkungan adalah
BAPEDAL Pusat, BAPEDAL Regional, BAPEDALDA Propinsi,
BAPEDALDA Kabupaten dan Kota, dan Laboratorium Rujukan.
11
3. Kepemilikan dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang
lengkap dan memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
4. Berkurangnya keluhan, pengaduan, tuntutan dan gugatan dari
warga masyarakat yang menyangkut dengan masalah lingkungan
terhadap perusahaan.
a. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen
lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan
sumber dampak.
12
b. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan
analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Pada kolom ini, penyusun dokumen Amdal
mencantumkan secara singkat:
a. Jenis dampak lingkungan hidup yang dipantau.
b. Indikator/parameter pemantauan.
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pada kolom ini, penyusun dokumen Amdal
menguraikan secara singkat metode yang akan digunakan untuk memantau
indikator/parameter dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan
lainnya), yang mencakup:
13
a. Metode pengumpulan dan analisis data Cantumkan secara jelas metode yang
digunakan dalam proses pengumpulan data berikut dengan jenis peralatan,
instrumen, atau formulir isian yang digunakan. Perlu diperhatikan bahwa metode
pengumpulan dan analisis data sejauh mungkin konsisten dengan metode yang
digunakan disaat penyusunan Andal.
b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup Cantumkan lokasi pemantauan yang tepat
disertai dengan peta lokasi pemantauanberskala yang memadai dan menunjukkan
lokasi pemantauan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa lokasi pemantauan sedapat
mungkin konsisten dan representatif dengan lokasi pengumpulan data disaat
penyusunan Andal.
c. Waktu dan frekuensi pemantauan Uraikan tentang jangka waktu atau lama
periode pemantauan berikut dengan frekuensinya per satuan waktu. Jangka waktu
dan frekuensi pemantauan ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dampak
lingkungan yang dipantau (instensitas, lama dampak berlangsung, dan sifat
kumulatif dampak).
14
Institusi pemantau lingkungan hidup yang perlu diutarakan meliputi:
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup Cantumkan institusi yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan sebagai penyandang dana kegiatan
pemantauan lingkungan hidup.
3. Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan Dalam hal rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diajukan memerlukan izin PPLH, makadalam bagian ini, penyusun
dokumen Amdal sudah mengidentifikasi dan merumuskan daftar jumlah dan jenis
izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan berdasarkan
rencana pengelolaan lingkungan hidup.
5. Daftar pustaka Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang
digunakan dalam penyusunan RKL_RPL baik yang berupa buku, majalah,
makalah, tulisan, maupun laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka
tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata cara penulisan pustaka.
6. Lampiran Penyusun dokumen Amdal juga dapat melampirkan data dan informasi
lain yang dianggap perlu atau relevan.
15
PRINSIP PEMANTAUAN
a. TIDAK SELURUH KOMPONEN LINGKUNGAN DI PANTAU
b. SEBAGAI ALAT PENGUJI EFEKTIFITAS KEGIATAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
c. DAPAT DILAKUKAN PADA SUMBER PENYEBAB DAMPAK
d. HARUS LAYAK SECARA EKONOMI
e. RANCANGAN MANJEMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
- LOKASI PEMANTAUAN
- FREKWENSI PEMANTAUAN & JANGKA WAKTU
- METODE PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
- METODE ANALISIS DATA
f. KELEMBAGAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Isi Rencana Pemantauan Lingkungan
Dampak yang dipantau
Sumber dampak
Parameter Lingkungan yang dipantau
Tujuan rencana pemantauan lingkungan
Metode Pemantauan Lingkungan
Pengumpulan data ( metode – alat – analisis )
Lokasi
Frekwensi
Institusi pemantauan
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
16
2.5 Panduan Penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (Rpl) Uji
Administrasi
Periksa kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi mencakup:
1. Ringkasan dokumen RPL dalam bentuk tabel;
2. Peta atau gambar terkait antara lain: peta lokasi pemantauan dampak penting dan
peta pengambilan contoh uji untuk pemantauan dampak penting.
Uji Kualitas Dokumen
1. Uji Konsistensi Lakukan pemeriksaan terhadap konsistensi dampak penting
(termasuk parameternya) yang akan dipantau antara dokumen ANDAL
dengan dokumen RPL. Uji konsistensi juga dilakukan terhadap dampak,
sumber dampak, parameter, tujuan, metode, dan institusi pelaksana
pemantauan lingkungan hidup. Catatan: Matrik uji konsistensi antara dampak
penting dengan upaya pemantauan dampak penting terdapat dalam Lampiran
VIII Peraturan Menteri ini.
17
5. Uji Relevansi Uji relevansi dilakukan untuk memastikan: x Kesesuaian antara
pemantauan lingkungan hidup dengan dampak penting yang timbul, termasuk
kesesuaian dampak penting yang dipantau, parameter, metode pemantauan
dan frekuensinya; dan x Kesesuaian antara lokasi pemantauan dengan lokasi
timbulnya dampak.
ISI DOKUMEN
1. Pendahuluan Lakukan pemeriksaan terhadap kejelasan pada lingkup RPL,
mencakup:
1.1. Uraian tentang maksud dan tujuan dilaksanakannya RPL;
1.2. Uraian tentang kebijakan pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan dalam
pemantauan lingkungan hidup;
1.3. Uraian tentang kegunaan dilaksanakannya rencana pemantauan lingkungan
hidup.
18
2.3. Parameter yang dipantau; Lakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian dan
ketepatan parameter lingkungan yang digunakan dalam pemantauan.
2.4. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup; Lakukan pemeriksaan terhadap
kejelasan tujuan dipantaunya dampak penting dengan memperhatikan dampak
penting yang dikelola, bentuk rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan dampak
turunan yang ditimbulkannya. Catatan: Tujuan pemantauan lingkungan hidup
adalah untuk mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan
kualitas lingkungan hidup akibat dampak lingkungan hidup dari suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
2.6 Metode pemantauan lingkungan hidup, mencakup:
a. Lakukan pemeriksaan terhadap keabsahan dan kesesuaian metode
pengumpulan dan analisis data, yaitu:
1) Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan dan analisis data
termasuk antara lain jenis peralatan, instrumen, atau formulir isian yang
digunakan;
2) Tingkat ketelitian alat yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis
data dengan mengacu kepada tingkat ketelitian yang disyaratkan dalam
baku mutu lingkungan hidup;
3) Tolok ukur yang digunakan untuk menilai kondisi kualitas lingkungan
hidup yang dipantau sudah sesuai dengan metode yang digunakan dalam
dokumen ANDAL.
b. Lokasi pemantauan lingkungan hidup; Lakukan pemeriksaan terhadap relevansi
antara lokasi pemantauan dengan sumber dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
c. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup; Lakukan
pemeriksaan terhadap relevansi jangka waktu dan frekuensi per satuan waktu
dari kegiatan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan dengan
memperhatikan: sifat penting dampak yang dipantau (intensitas dampak, lama
dampak berlangsung, dan/atau sifat kumulatif dampak).
19
2.7 Keberadaan dan komitmen institusi yang terlibat dalam:
a. Pelaksanaan RPL; Lakukan pemeriksaan kejelasan institusi pelaksana yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup serta
penyandang dana kegiatan pemantauan lingkungan hidup.
b. Pengawasan pelaksanaan RPL; Lakukan pemeriksaan kejelasan dan ketepatan
instansi yang berperan sebagai pengawas bagi terlaksananya RPL. c.
Pelaporan. Lakukan pemeriksaan kejelasan dan ketepatan instansi-instansi
yang akan menerima laporan hasil kegiatan pemantauan lingkungan hidup.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
21
sini adalah institusi yang bertanggungjawab sebagai pelaksana pemantauan,
pengguna hasil pemantauan dan pengawas kegiatan pemantauan.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
apapun jenis pembangunan serta kegiatan yang berdampak kepada lingkungan
dapat dipantau dengan tujuan agar tidak membahayakan lingkungan itu sendiri.
Dokumen RPL ini akan menjadi salah satu tolak ukur dalam proses pembangunan
dengan berbagai tahapannya.
22
DAFTAR PUSTAKA
23