Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Kelompok 2

1. Adilla Auliani
2. Siva Wahyuni
3. Roihanah Fatin
4. Maulia Vinca Franola
5. Didi Maulana

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
A. Definisi
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) merupakan rencana tindak lanjut untuk
mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh aktivitas proyek, sedangkan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan piranti untuk memantau hasil
pengelolaan lingkungan tersebut. Dengan demikian penyusunan RKL dan RPL ini
dimaksudkan untuk
 Menyusun rencana pengelolaan dampak penting agar dampak yang ditimbulkan
proyek dapat memenuhi ketentuan baku mutu lingkungan dan / atau
meminimalisasi kerusakan lingkungan sehingga dapat menghindari kemungkinan
timbulnya dampak penting yang akan dapat berkembang menjadi isu lingkungan
atau isu sosial yang merugikan berbagai pihak yang berkepentingan.
 Menyusun rencana pemantauan dampak penting guna mengetahui efektivitas hasil
pengelolaan lingkungan sehingga dapat menjadi dasar evaluasi dan penyusunan
rencana tindak lanjut untuk menyempurnakan pengelolaan lingkungan secara
terus menerus

Dengan adanya RKL dan RPL ini maka setiap dampak penting yang ditimbulkan oleh
kegiatan dapat terkendali dan teredam hingga tidak berkembang menjadi isu lingkungan
regional, nasional atau bahkan menjadi isu lingkungan internasional. Adapun fungsi dari
penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.


2. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan
sumber daya alam secara lebih luas.
3. Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
5. Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi aspek
ekonomis, teknis dan lingkungan.
Tujuan RKL-RPL

RKL merupakan pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk (Lampiran II PP


Nomor 22 Tahun 2021):

1. Menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan hidup


2. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk menanggulangi,
meminimalkan, atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada saat
Usaha dan/atau
3. Kegiatan; dan/atau meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat
memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati
dampak positif tersebut.

B. Ruang Lingkup RKL


1. Pernyataan melaksanakan RKL dan RPL
2. Maksud dan Tujuan pengelolaan lingkungan
3. Kebijakan pemrakarsa rencana usaha/kegiatan dalam pengelolaan lingkungan
4. Jenis dampak penting yang harus dikelolasesuai dengan hasil ANDAL
5. Katagori pengelolaan lingkungan
C. Ruang Lingkup RPL
Sedangkan RPL dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi
pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak
yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan
regional, tergantung pada skala dampak yang dihasilkan.
1. Perancangan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pengawasan
5. Dan penegakan hukum
Pedoman Penyusunan Dokumen RKL-RPL

Dalam menyusun Rencana Pengelola Lingkungan Hidup (RKL) harus didasarkan


pada beberapa prinsip, yaitu (Lampiran II PP Nomor 22 Tahun 2021):

1. Dampak Lingkungan yang dikelola ditentukan berdasarkan dampak penting dan dampak
lainnya
2. Sumber dampak lingkungan ditentukan sesuai jenis dan tahapan kegiatan
3. Indikator keberhasilan pengelolaan Lingkungan Hidup ditetapkan sesuai baku mutu
Lingkungan Hidup, kriteria baku kerusakan, hasil kajian dan kriteria lain
4. Bentuk pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai dengan pendekatan teknologi,
institusi dan/atau sosial ekonomi
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai sifat sebaran dampak yang akan
dikelola
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai kewenangan
8. Jumlah dan jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
diidentifikasi sesuai ketentuan
9. Peta rencana pengelolaan lingkungan hidup dibuat sesuai kaidah kartografi

Sama halnya dengan penyusunan RKL, dalam merumuskan Rencana Pemantauan


Lingkungan Hidup (RPL) juga harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain
(Lampiran II PP Nomor 22 Tahun 2021):

1. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup komponen/parameter


lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar, atau terkena dampak penting
dan komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup
lainnya.
2. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan Dampak Penting yang dinyatakan
dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan sifat pengelolaan dampak
lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Pemantauan kedua hal
tersebut sekaligus akan dapat dilakukan penilaian/pengujian efektivitas kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.
4. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan
untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan berlangsung
sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.
5. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau, mencakup:
o Jenis data yang dikumpulkan
o Lokasi pemantauan
o Frekuensi dan jangka waktu pemantauan
o Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan
untuk pengumpulan data)
o Metode analisis data
6. Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan
lingkungan hidup.
7. Muatan Dokumen RKL-RPL

Beberapa bagian yang termuat dalam Dokumen RKL-RPL, yakni (Lampiran II PP Nomor 22
Tahun 2021):

1. Pendahuluan
Menguraikan mengenai pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL-RPL
secara umum dan jelas. Selain itu juga menjabarkan pernyataan kebijakan lingkungan
dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disusun dalam bentuk matriks
Menguraikan bentuk-bentuk pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak
yang ditimbulkan dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimalkan dan/atau
mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.Uraian tersebut
disampaikan dengan mengacu beberapa aspek atau elemen, yang meliputi:
1. Dampak lingkungan
2. Sumber dampak
3. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
4. Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
5. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
6. Periode pengelolaan lingkungan hidup
7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup
3. RPL yang disusun dalam bentuk matriks Menguraikan secara singkat dan jelas rencana
pemantauan terhadap dampak yang ditimbulkan.Uraian tersebut disampaikan dengan
mengacu beberapa aspek atau elemen, yang meliputi:

o Dampak lingkungan yang dipantau


o Bentuk pemantaian lingkungan hidup
o Institusi pemantau lingkungan hidup

Pernyataan komitmen pelaksanaan RKL-RPL Pernyataan penanggung jawab Usaha dan/atau


Kegiatan memuat pernyataan dari pemraksarsa untuk melaksanakan RKL-RPL yang
ditandatangani di atas kertas bermaterai.

4. Daftar Pustaka
5. Lampiran

Selain itu, dalam mengajukan dokumen RKL-RPL juga harus dilengkapi dengan persetujuan
teknis yang terdiri dari:

1. Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah


2. Pemenuhan Baku Mutu Emisi
3. Pengelolaan Limbah B3, dan
4. Analisis mengenai dampak lalu lintas

D. Contoh RKL dan RPL (PT. CHANDRA ASRI)


Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dalam rangka pengembangan pabrik PT.
CAP ini dimaksudkan sebagai arahan dalam penentuan langkah – langkah yang dilakukan
dalam menangani lingkungan serta memberikan gambaran yang jelas mengenai batas
kewenangan dan kemampuan PT. CAP dalam membuat kebijaksanaan lingkungannya
sehingga dapat membantu dalam mengantisipasi serta menekan dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif yang diprakirakan akan muncul sedini mungkin. Untuk
RKL tahap operasi berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan
tahap operasi eksisting dan tahap operasi setelah pengembangan. Dampak - dampak yang
akan dikelola dalam RKL pada kegiatan Amdal Induk (Tahun 2015), RKL Addendum I
(Tahun 2016) dan RKL pada kegiatan rencana pengembangan (Addendum II Tahun 2017)
dapat dilihat pada matriks sebagai berikut :
No Dampak Sumber Indikator Bentuk Lokasi Periode Institusi
Lingkungan dampak Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang Pengelolaan Lingkungan ligkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup hidup Hidup
Hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1 Gangguan Mobilisasi Tidak terjadi  Pemasangan di sekitar Selama tahap 1. Pelaksana :
lalu lintas tenaga kemacetan rambu lalu area konstruksi (bila PT.CAP
kerja, mobiliasi lalu lintas lintas, warning Jalan Anyer menunjukkan 2. Pengawas :DL
alat disekitar light da batas – Cilegon kemacetan di LAJ Kota
berat dan lokasi PT. CAP kecepatan terutama sekitar lokasi Cilegon
material kendaraan keluar pantau) 3. Pelaporan: -
konstruksi.  Penempatan dan masuk DLH Kota
flag man kendaraan. Cilegon -
(petugas DLHK
pengatur pada ProvinsiBanten
pintu keluar
masuk)
 Mobilisasi
kendaraan
pengangkut
alat berat dan
material
dilakukan pada
jam tidak sibuk
 Koordinasi
dengan instansi
terkait
E. Contoh RKL (RSUD Temanggung)

No Dampak Sumber Indikator Bentuk Pengelolaan Lokasi Periode Institusi


Lingkungan dampak Keberhasilan Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
yang Pengelolaan ligkungan Lingkungan Lingkungan
Dikelola Lingkungan hidup Hidup Hidup
Hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
Tahap Prakonstruksi
1 Perubahan sosialisasi Intensitas a. Sosialisasi rencana Kel. Minimal sekali Pelaksana :
Persepsi rencana keluhan dan kegiatan Temanggung I pada tahap RSUD Kab.
Masyarakat kegiatan. protes Pengembangan RSUD Kel. Prakonstruksi Temanggung

masyarakat. Temanggung yang Temanggung Pengawas : DLH.

dilakukan dengan cara II Kel. Kab.

yang praktis dan Walitelon Temanggung

sederhana, agar mudah Selatan Pelaporan : DLH.

diterima oleh Kab.

masyarakat. Temanggung.

b. Sosialisasi rencana
kegiatan dilakukan
dengan melibatkan
formal leader (Camat,
Kepala Kelurahan dan
staf, serta LPMK),
informal leader (tokoh
masyarakat, alim
ulama/pemuka agama),
dan masyarakat sekitar
lokasi kegiatan.
c. Memberikan ruang bagi
masyarakat untuk
menyampaikan aspirasi
melalui mekanisme
pengaduan yang jelas
terhadap dampak-
dampak yang
ditimbulkan

Anda mungkin juga menyukai