Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN ADENDUM AMDAL KOMPLEK OLAHRAGA

PALABUHANRATU
KABUPATEN SUKABUMI

1. Latar Belakang
Keberadaan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu memerlukan
sarana dan prasaana pendukung dalam upaya peningkatan kinerja pemerintahan
yang mutlak harus diwujudkan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pembangunan Kompleks Olahaga Palabuhanratu merupakan salah satu upaya
pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sukabumi dalam rangka pengembangan dan
peningkatan potensi daerah pada bidang olahraga yang difokuskan pada penataan
system dan pembangunan prasarana dasar yaitu pembangunan olahraga dan segala
kelengkapan sarana pasarana yang dapat menunjang penggunaan baik untuk latihan
dan pembainaan maupun penyelenggraan event olahraga.
Pembangunan sarana olahraga yang berlokasi di Blok Cangehgar (eks perkebunan
Jayanti) Desa Citepus dan Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu
memiliki lahan seluas 20 Ha, dengan luas lahan terbangunan mencapai 82.976 m 2.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang kegiatan/usaha yang wajib dilengkapi AMDAL maka
pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu merupakan kegiatan yang Wajib Untuk
melakukan Kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dimana telah dijelaskan bahwa
suatu kegiatan untuk pembangunan sarana umum akan diwajibkan AMDAL apabila
memiliki luas lahan 5,5 ha atau dengan luas bangunan 10.000 m2.
Sebelumnya, pembangunan kompleks olahraga Palabuhanratu telah mendapat
pengesahan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari Bupati
Sukabumi Nomor 660.1/Kep.802-BLH/2006 tanggal 29 Desember 2006. Sehubungan
dengan adanya rencana pengembangan bangunan baru berupa pembangunan
gedung olahraga cabang tinju yang diperkirakan akan terjadi perubahan dan
penambahan besaran dampak lingkungan maka melalui Dinas Kepariwisataan,
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sukabumi akan dilakukan
Adendum terhadap Dokumen Analisi Dampak Lingkungan (Andal), RKL dan RPL
pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dari kegiatan penyusunan Adendum ANDAL Pembangunan Kompleks Olahraga
Palabuhanratu kabupaten Sukabumi adalah:
1. Memberikan masukan mengenai program dan rencana kerja yang perlu
dilaksanakan mengenai dampak besar dan penting sebagai akibat dari
pembangunan kjomplek olahraga palabuhanratu.
2. Memberikan masukan bagi pemerintah dalam proses pengambilan keputusan
dalam rangka penyelenggaraan usaha/atau kegiatan yang dilakukan di Komplek
Olahraga Palabuhanratu tersebut.
3. Memberikan gambaran bagi pemerintah mengenai daya dukung dan kemampuan
lingkungan terkait dengan kawasan perencanaan dan untuk mencapai kelestarian
Page | 1

pengelolaan lingkungan secara makro.


Sedangkan tujuan dari kegiatan penyusunan AMDAL ini adalah:
1. Mengidentifikasi rencana kegiatan terutama yang berpotensi menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan dan mengidentifikasi komponen
lingkungan yang diperikrakan terkena dampak.
2. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak besar dan penting yang mungkin
akan timbul dalam merumuskan dan menyusun rencana tindak (action plan)
dalam bentuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Sasaran yang ingin dicapai meliputi:
1. Tersusunnya dokumen Adendum Andal untuk Komplek Olahraga Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi,
2. Tersusunnya Adendum dokumen rencana pengelolaan dan pemantauan
Lingkungan Hidup Komplek Olahraga Palabuhanratu.
3. Jangka Waktu
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan Revsisi AMDAL Komplek Olahraga
Palabuhanratu kabupaten Sukabumi adalah 4 (empat) bulan
4.

LINGKUP PEKERJAAN

4.1.
Lingkup Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi adalah Komplek Olahraga Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi dan
kawasan sekitarnya sesuai dengan kondisi dan peraturan yang berlaku.
4.2.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan meliputi:
a. Pengumpulan Data/kompilasi Data
Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun data
sekunder untuk keperluan analisa.
b. Analisis
Kegiatan analisa meliputi:
1. Komponen analisis yang harus termuat dalam dokumen AMDAL adalah pokok
arahan prinsip/persyaratan pelaksanaan program pencegahan dampak penting
negatif konteks sekitar, adalah:
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting,
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup,
Upaya pengelolaan lingkungan
Waktu dan periode pengelolaan lingkungan
Pembiayaan pengelolaan lingkungan
Institusi pengelola lingkungan
2. Prinsip-prinsip AMDAL yang harus ditetapkan agar tercapai kawasan yang
berwawasan lingkungan, yakni:
Mempertahankan dan memperkaya ekosistem yang ada
Menggunakan energi minimal dan mengendalikan limbah secara terencana
Menjaga kelanjutan sistem sosial budaya lokal
Meningkatkan pemahaman konsep lingkungan yang berkelanjutan
(sustainable)
c. Penyusunan Adendum Dokumen AMDAL
Penyusunan Adendum Dokumen Analisa Mengenai Dampak lingkungan, meliputi:
1. Dokumen Adendum Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL)
Page | 2

2. Dokumen Adendum rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)


3. Dokumen Adendum rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
4. Dokumen Adendum Ringkasan eksekutif (executive Summary)
d.

Pengesahan/ Legalitas
Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kawasan yang
terbangun dengan lingkungan sekitarnya serta terkendalinya pemanfaatan sumber
daya yang ada secara bijaksana dan yang paling penting adalah tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup.

e.

Materi pokok ANDAL, RKL dan RPL


Materi pokok AMDAL sekurang-kurangnya memuat:
1. Pendahuluan, memuat ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan,
dampak penting hipotetik, batas wilayah studi, batas wilayahstudi dan datas
waktu kaian berdasarkan hasil pelingkupan dalam Kerangka Acuan (termasuk
bila ada alternative-alternatif). Masing masing butir yang diuraikan pada bagan
ini disusun dengan mengacu pada hasil perlingkupan dalam dokumen kerangka
acuan.
2. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal
Berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting) secaa
rinci dan mendalam di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, yang
mencakup :
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting rencana usaha
dan/atau kegiatan (komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya), yang pada
dasarnya paling sedikit memuat :
Komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air
permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan dan lain
sebagainya.
Komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosostem,
keberadaan spesies langka dan/atau endemic serta habitatnya dan
lain sebagainya
Komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan,
demografi, mata pencaharian, budaya setempat, dan lain
sebagainya.
Komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat
kesehatan masyarakat.
Usaha dan/atau kegiatan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap
lingkungan hidup. Tujuan penjelasan ini adalah memberikan gambaran
utuh tentang kegiatan-kegiatan lain (yang ada disekitar lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber daya alam dan
mempengaruhi lingkungan setempat.
3. Prakiraan Dampak Penting
Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi
mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting
hipotetik (DPH) yang dikaji. Karena itu dalam bagian ini, penyusun dokumen
Amdal menguraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat
penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji.
Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik tersebut
menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka
acuan.Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-metode ilmiah

Page | 3

yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literature yang


sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam Amdal.
Dalam menguraikan prakiraan dampak penting tersebut, penyusun dokumen
Amdal hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan
kualitas lingkungan dari waktu ke waktu.
b. Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak
penting dari aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesuai dengan jenis rencana usaha
dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
memiliki seluruh tahapan tersebut.
c. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau
kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa
adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
dengan menggunakan metode prakiraan dampak.
d. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat
langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang
ditimbulkan secara langsung oleh adanya usaha dan/atau kegiatan,sedangkan
dampak tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat
berubahnya suatu komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau kegiatan
primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam kaitan ini maka
perlu diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen
lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:
1) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
2) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen geofisik-kimia-biologi;
3) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian
menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap
komponen geofisik-kimia dan biologi;
4) kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada
komponen geofisik-kimia-biologi, kemudian menimbulkan rangkaian
dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen biologi, sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
5) dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial,
ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dan geofisik-kimia dan
biologi itu sendiri;
6) dampak penting pada huruf a sampai dengan huruf e yang telah diutarakan
selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau
kegiatan.
e. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap
pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya:
alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik,
sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi
operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya), maka telaahan sebagaimana
tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
f. Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di
berbagai literatur. Dalam melakukan analisis prakiraan besaran dampak
penting tersebut sebaiknya digunakan metode-metode formal secara
Page | 4

matematis, terutama untuk dampak-dampak penting hipotetik yang dapat


dikuantifikasikan. Penggunaan metode non formal hanya dilakukan bilamana
dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formula formula matematis
atau hanya dapat didekati dengan metode non formal.
Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian
proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan
dampak, dapat dilampirkan sebagai bukti.
4. Evaluasi Secara holistic terhadap dampak lingkungan
Dalam bagian ini, pada dasarnya penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil
evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting hipotetik
(DPH) dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik
terhadap DPH tersebut, penyusun dokumen Amdal menggunakan metode
evaluasi dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi
dampak tersebut menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara
nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah
ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal. Dalam hal rencana usaha
dan/atau kegiatan masih berada pada pemilihan alternatif, maka evaluasi atau
telaahan tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik
(DPH) tersebut dapat diperoleh informasi antara lain sebagai berikut:
a. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPHbeserta karakteristiknya antara
lain seperti frekuensi terjadi dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari
dampak-dampak yang telah berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak
menimbulkan dampak lingkungan.
c. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting (area of concerns)beserta
luasannya (lokal, regional, nasional, atau bahkan international lintas batas
negara), antara lain sebagai contoh seperti:
1) area yang mendapat paparan dari beberapa dampak sekaligusdan banyak
dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat;
2) area yang rentan/rawan bencana yang paling banyak terkena berbagai
dampak lingkungan; dan/atau
3) kombinasi dari area sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b atau
lainnya.
Berdasarkan informasi hasil telaahan seperti di atas, penyusun dokumen Amdal
selanjutnya melakukan telahaan atas berbagai opsi pengelolaan dampak
lingkungan yang mungkin dilakukan, ditinjau dari ketersediaan opsi pengelolaan
terbaik (best available technology), kemampuan pemrakarsa untuk melakukan
opsi pengelolaan terbaik (best achievable technology) dan relevansi opsi
pengelolaan yang tersedia dengan kondisi lokal. Dari hasil telaahan ini, penyusun
dokumen Amdal dapat merumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih
detail/rinci dan operasional.
Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang
menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan
dampak turunan (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan
yang tidak banyak memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan
terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
Page | 5

untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan


tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan informasi tersebut di atas (hasil telahaan keterkaitan dan interaksi
dampak lingkungan/dampak penting hipotetik, alternative terbaik, arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan), pemrakarsa/penyusun Amdal dapat
menyimpulkan atau memberikan pernyataan kelayakan lingkungan hidup atas
rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, dengan mempertimbangkan kriteria
kelayakan antara lain sebagai berikut:
a. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Kepentingan pertahanan keamanan.
d. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan
masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi
Usaha dan/atau Kegiatan.
e. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negative.
f. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi,
sosial, dan kelembagaan.
g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau
pandangan masyarakat (emic view). h. Rencana usaha dan/atau kegiatan
tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis
yangmerupakan.
1) entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
4) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
i. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha
dan/atau kegiatan.
j. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari
lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud.
Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian
proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam evaluasi secara
holistik terhadap dampak lingkungan, dapat dilampirkan sebagai bukti.
Kesimpulan kelayakan lingkungan hidup yang diuraikan oleh penyusun dokumen
amdal ini yang akan ditelaah atau dinilai oleh Komisi Penilai Amdal. Hasil telahaan
ini selanjutnya menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi Bupati sesuai
dengan kewenangannya untuk memutuskan kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan hidup rencana usaha dan/atau kegiatan, sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
dan/atau revisinya.
Materi RKL dan RPL
1. Pendahuluan
Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menjelaskan atau menguraikan halhal sebagai berikut:
Page | 6

a. Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL-RPL secara umum


dan jelas. Pernyataan ini harus dikemukakan secara sistematis, singkat dan
jelas.
b. Pernyataan kebijakan lingkungan dari pemrakarsa. Uraikan dengan singkat
tentang komitmen pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk memenuhi
(melaksanakan) ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
lingkungan yang relevan, serta komitmen untuk melakukan penyempurnaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam
bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan
yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatannya serta melakukan pelatihan bagi
karyawannya di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikanbentukbentuk
pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang ditimbulkan
dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimisasi dan/atau
mengendalikan dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif.
Uraian tersebut dicantumkan secara singkat dan jelas dalam bentuk matrik atau
tabel yang berisi pengelolaan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan,
dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai berikut:
a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya).
c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup.
g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH).
3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan secara singkat dan jelas
rencana pemantauan dalam bentuk matrik atau table untuk dampak yang
ditimbulkan. Matrik atau tabel ini berisi pemantauan terhadap terhadap dampak
yang ditimbulkan. Matrik atau tabel tersebut disusun dengan menyampaikan
elemen-elemen sebagai berikut:
a. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen
lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan
sumber dampak.
b. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan
dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan.
c. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan,
pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

5.

METODE STUDI DAN SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Metode Studi


A. Metodologi pelaksanaan Pekerjaan
Penetapan proses kerja (metodologi) dalam TOR ini dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan kegiatan secara efektif, efisien, ekonomis,
dan tertif serta sesuai dengan tanggungjawab.
a. Sebelum memulai pekerjaan, konsukltan berkewajiban untuk:
Membuat dan menyusun program kerja studi

Page | 7

Memeriksa dan menghimpun data di lapangan dan melakukan penyelidikan


yang terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini.
b. Konsultan wajib menyampaikan dan menyajikan laporan sesuai dengan jadual
yang telah ditetapkan. Penyajian materi harus lengkap dan direkan dalam bentuk
rekaman digital (CD).
c. Hasil studi berupa dokumen sesuai dengan studi yang dilakukan.

B. Metode pendekatan
Penyusunan Adendum AMDAL Pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi dilakukan dengan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu:
a. Metode pengumpulan data dan analisa data
Data yang dikumpulkan dan analisa data baik primer maupun sekunder yang sahih
dan dapat dipercaya untuk digunakan menelaah, mengamati dan mengukur
komponen rencana usaha, lingkungan hidup atau kegiatan yang diperkirakan
mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya.
Tahap Persiapan
Pada tahap pendahuluan ini dilakukan persiapan pelaksanaan yang menyangkut
program kerja (alur pekerjaan dan jadual) penyusunan instrumen pendataan
(kuesioner, peralatan, bahan, dan tenaga).
Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data primer dilakukan survey lapangan terhadap
lingkungan di kawasan perencanaan yang berpotensi terkena dampak besar dan
penting bagi lingkungan hdiup.
Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait seperti pemerintah
daerah, perguruan tinggi, lembaga masyarakat, maupun pihak swasta.
Tahap kompilasi dan pemrosesan data
Tahap analisa dan justifikasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
Tahap penyusunan skenario saran tindak untuk pengambil keputusan
(stakeholders)
Tahap penyusunan rencana pengelolaan Lingkungan (RKL)
Tahap penyusunan rencana pemantauan Lingkungan (RPL)
b. Metode Perkiraan dampak penting
Metode perkiraan dampak penting dan penentuan tingkat kepentingan dampak
secara formal dan non-formal digunakan dalam memperkirakan besaran dampak
dalam suatu kawasan, maka pengukuran terhadap besaran dampak kumulatif akibat
berbagai usaha tersebut mutlak diperhitungkan.
c. Metode Evaluasi secara holistic terhadap dampak lingkungan
Mengevaluasi keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH)
dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup.
.
5.2.
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan
A. Tahap Awal dan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung lokasi dan lahan untuk
mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan
b. Konsultan bertanggungjawab atas kebenaran hasil penelitian yang disajikan
c. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan pemberi
tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi yang dilaksanakan
d. Segala saran dan usul yang diajukan hendaknya dapat dilakukan/dikemukakan
dalam forum secara tertulis dan surat tertulis

Page | 8

e. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat dan
diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas
f. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki
g. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi tugas
bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh pihak konsultan.
B. Tahap Konsultasi dan Legalisasi
Secara periodik (sesuai dengan time schedule), konsultan wajib melakukan
konsultasi dengan poemberi tugas (owner) atau kepada tim teknis yang telah ditunjuk
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
Tahap konsultansi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah dijelaskan
dalam program kerja yang disusun oleh pihak konsultan
Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan peralatan
dan lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.
Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan yang
berlaku.
C. Proses Adendum AMDAL
Prosedur Adendum AMDAL terdiri dari:
Proses penapisan (screening) wajib AMDAL/Adendum AMDAL.
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah
suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Legalisasi dokumen AMDAL akan mengikuti tahapan yang telah diatur.
D. Asistensi dan Diskusi
Asistensi dan diskusi dilakukan baik di lingkungan pemberi kerja maupun dengan
instansi yang berwenang dalam justifikasi dokumen Amdal, yang dalam hal ini
tentunya adalah Badan Linkungan Hidup Kabupaten Sukabumi. Pembahasan formal
dokumen amdal dilakukan terhadap Andal serta RKL-RPL, baik dengan Tim Teknis
maupun Komisi Amdal setempat.
6. TENAGA AHLI
1. Team Leader
Seorang dengan pendidikan minimal S1/S2 Teknik Lingkungan dengan
pengalaman di bidang Amdal minimum 5 (lima) tahun. Memiliki sertifikat Ketua
Tim Penyusun Amdal dari Intakindo sebagai Ketua Tim.
2. Tenaga Ahli Transportasi
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/ Teknik transportasi dengan
pengalaman kerja dibidangnya minimum 3 (tiga) tahun dalam bidang
trnaportasi.
3. Tenaga Ahli Teknik Sipil.
Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Sipil bidang struktur dan berpengalaman
dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun.
4. Tenaga Ahli Geologi.
Memiliki pendidikan minimal S1 Geologi dan berpengalaman dibidangnya minimal
3 (tiga) tahun.
5. Tenaga Ahli Sosial Budaya.
Memiliki pendidikan minimal S1 Sosiologi dan berpengalaman melakukan analisis
masalah-masalah sosial selama minimal 3 (tiga) tahun.
6. Tenaga Ahli Tata Ruang
Page | 9

Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan


berpengalaman di bidangnya minimal 3 (tiga) tahun
8. Staff Pendukung
Terdiri dari tenaga operator komputer, surveyor dan drafter/operator Auto CAD.
7. PELAPORAN
1) Laporan Draft Andal, RKL dan RPL;
Laporan ini merupakan bahan diskusi/penilaian oleh tim teknis Amdal yang
berpedoman pada Permen LH No. 16 Tahun 2012 :
a. Drfat Laporan Andal, memuat;
- Pendahuluan
- Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal;
- Prakiraan dampak penting;
- Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan;
- Daftar pustaka, serta
- Lampiran.
b. RKL dan RPL, memuat;
- Pendahuluan
- Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup;
- Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
dibutuhkan;
- Pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam RKL dan RPL;
- Daftar Pustaka, serta
- Lampiran.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (Sembilan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 20 ( dua puluh) buku laporan.
2) Laporan Final Andal, RKL dan RPL;
Laporan ini merupakan laporan final setelah perbaikan dari masukan tim teknis
Amdal serta mendapatkan pengesahan dari Bupati Sukabumi yang harus di
serahkan selambat lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.
3) Laporan Executive Summary;
Laporan ini merupakan laporan ringkasan dokumen Adendum ANDAL, RKL dan
RPL yang harus di serahkan selambat lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan serta
dilampiri cakram padat (compact disc) sebanyak 5 (lima) cakram padat
8. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (Term of Refference) ini dibuat untuk dapat dijadikan
acuan pelaksanaan pekerjaan.
Palabuhanratu, 01 Juni 2015
Pejabat Pembuat Komitmen

WAN WAN RAMDHANI FN, S.IP M.Si


NIP. 19780902 200212 1 003
Page | 10

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai