PALABUHANRATU
KABUPATEN SUKABUMI
1. Latar Belakang
Keberadaan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi di Palabuhanratu memerlukan
sarana dan prasaana pendukung dalam upaya peningkatan kinerja pemerintahan
yang mutlak harus diwujudkan, baik oleh pemerintah maupun swasta.
Pembangunan Kompleks Olahaga Palabuhanratu merupakan salah satu upaya
pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sukabumi dalam rangka pengembangan dan
peningkatan potensi daerah pada bidang olahraga yang difokuskan pada penataan
system dan pembangunan prasarana dasar yaitu pembangunan olahraga dan segala
kelengkapan sarana pasarana yang dapat menunjang penggunaan baik untuk latihan
dan pembainaan maupun penyelenggraan event olahraga.
Pembangunan sarana olahraga yang berlokasi di Blok Cangehgar (eks perkebunan
Jayanti) Desa Citepus dan Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu
memiliki lahan seluas 20 Ha, dengan luas lahan terbangunan mencapai 82.976 m 2.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan, Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang kegiatan/usaha yang wajib dilengkapi AMDAL maka
pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu merupakan kegiatan yang Wajib Untuk
melakukan Kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dimana telah dijelaskan bahwa
suatu kegiatan untuk pembangunan sarana umum akan diwajibkan AMDAL apabila
memiliki luas lahan 5,5 ha atau dengan luas bangunan 10.000 m2.
Sebelumnya, pembangunan kompleks olahraga Palabuhanratu telah mendapat
pengesahan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari Bupati
Sukabumi Nomor 660.1/Kep.802-BLH/2006 tanggal 29 Desember 2006. Sehubungan
dengan adanya rencana pengembangan bangunan baru berupa pembangunan
gedung olahraga cabang tinju yang diperkirakan akan terjadi perubahan dan
penambahan besaran dampak lingkungan maka melalui Dinas Kepariwisataan,
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sukabumi akan dilakukan
Adendum terhadap Dokumen Analisi Dampak Lingkungan (Andal), RKL dan RPL
pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu.
LINGKUP PEKERJAAN
4.1.
Lingkup Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi adalah Komplek Olahraga Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi dan
kawasan sekitarnya sesuai dengan kondisi dan peraturan yang berlaku.
4.2.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan meliputi:
a. Pengumpulan Data/kompilasi Data
Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun data
sekunder untuk keperluan analisa.
b. Analisis
Kegiatan analisa meliputi:
1. Komponen analisis yang harus termuat dalam dokumen AMDAL adalah pokok
arahan prinsip/persyaratan pelaksanaan program pencegahan dampak penting
negatif konteks sekitar, adalah:
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting,
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup,
Upaya pengelolaan lingkungan
Waktu dan periode pengelolaan lingkungan
Pembiayaan pengelolaan lingkungan
Institusi pengelola lingkungan
2. Prinsip-prinsip AMDAL yang harus ditetapkan agar tercapai kawasan yang
berwawasan lingkungan, yakni:
Mempertahankan dan memperkaya ekosistem yang ada
Menggunakan energi minimal dan mengendalikan limbah secara terencana
Menjaga kelanjutan sistem sosial budaya lokal
Meningkatkan pemahaman konsep lingkungan yang berkelanjutan
(sustainable)
c. Penyusunan Adendum Dokumen AMDAL
Penyusunan Adendum Dokumen Analisa Mengenai Dampak lingkungan, meliputi:
1. Dokumen Adendum Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL)
Page | 2
Pengesahan/ Legalitas
Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kawasan yang
terbangun dengan lingkungan sekitarnya serta terkendalinya pemanfaatan sumber
daya yang ada secara bijaksana dan yang paling penting adalah tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e.
Page | 3
5.
Page | 7
B. Metode pendekatan
Penyusunan Adendum AMDAL Pembangunan Komplek Olahraga Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi dilakukan dengan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu:
a. Metode pengumpulan data dan analisa data
Data yang dikumpulkan dan analisa data baik primer maupun sekunder yang sahih
dan dapat dipercaya untuk digunakan menelaah, mengamati dan mengukur
komponen rencana usaha, lingkungan hidup atau kegiatan yang diperkirakan
mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya.
Tahap Persiapan
Pada tahap pendahuluan ini dilakukan persiapan pelaksanaan yang menyangkut
program kerja (alur pekerjaan dan jadual) penyusunan instrumen pendataan
(kuesioner, peralatan, bahan, dan tenaga).
Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data primer dilakukan survey lapangan terhadap
lingkungan di kawasan perencanaan yang berpotensi terkena dampak besar dan
penting bagi lingkungan hdiup.
Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait seperti pemerintah
daerah, perguruan tinggi, lembaga masyarakat, maupun pihak swasta.
Tahap kompilasi dan pemrosesan data
Tahap analisa dan justifikasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
Tahap penyusunan skenario saran tindak untuk pengambil keputusan
(stakeholders)
Tahap penyusunan rencana pengelolaan Lingkungan (RKL)
Tahap penyusunan rencana pemantauan Lingkungan (RPL)
b. Metode Perkiraan dampak penting
Metode perkiraan dampak penting dan penentuan tingkat kepentingan dampak
secara formal dan non-formal digunakan dalam memperkirakan besaran dampak
dalam suatu kawasan, maka pengukuran terhadap besaran dampak kumulatif akibat
berbagai usaha tersebut mutlak diperhitungkan.
c. Metode Evaluasi secara holistic terhadap dampak lingkungan
Mengevaluasi keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH)
dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup.
.
5.2.
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan
A. Tahap Awal dan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Konsultan wajib meninjau dan meneliti langsung lokasi dan lahan untuk
mengadakan penelitian pada lokasi lahan perencanaan
b. Konsultan bertanggungjawab atas kebenaran hasil penelitian yang disajikan
c. Konsultan wajib mengadakan komunikasi dan konsultasi baik dengan pemberi
tugas maupun instansi teknis yang terkait dengan studi yang dilaksanakan
d. Segala saran dan usul yang diajukan hendaknya dapat dilakukan/dikemukakan
dalam forum secara tertulis dan surat tertulis
Page | 8
e. Segala keputusan dan perubahan baru berlaku bila diputuskan dalam rapat dan
diberikan secara tertulis oleh pemberi tugas
f. Konsultan wajib hadir apabila pihak pemberi tugas menghendaki
g. Persetujuan mengenai dokumen, terutama dalam segi teknis oleh pemberi tugas
bukan berarti tanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan oleh pihak konsultan.
B. Tahap Konsultasi dan Legalisasi
Secara periodik (sesuai dengan time schedule), konsultan wajib melakukan
konsultasi dengan poemberi tugas (owner) atau kepada tim teknis yang telah ditunjuk
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.
Tahap konsultansi dan target penyusunan laporan hendaknya sudah dijelaskan
dalam program kerja yang disusun oleh pihak konsultan
Selama proses kegiatan survey di lapangan dan rencana penggunaan peralatan
dan lain sebagainya, konsultan harus senantiasa melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan tim teknis maupun instansi yang terkait.
Proses legalisasi dokumen harus mengacu kepada ketentuan perundangan yang
berlaku.
C. Proses Adendum AMDAL
Prosedur Adendum AMDAL terdiri dari:
Proses penapisan (screening) wajib AMDAL/Adendum AMDAL.
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah
suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.
Legalisasi dokumen AMDAL akan mengikuti tahapan yang telah diatur.
D. Asistensi dan Diskusi
Asistensi dan diskusi dilakukan baik di lingkungan pemberi kerja maupun dengan
instansi yang berwenang dalam justifikasi dokumen Amdal, yang dalam hal ini
tentunya adalah Badan Linkungan Hidup Kabupaten Sukabumi. Pembahasan formal
dokumen amdal dilakukan terhadap Andal serta RKL-RPL, baik dengan Tim Teknis
maupun Komisi Amdal setempat.
6. TENAGA AHLI
1. Team Leader
Seorang dengan pendidikan minimal S1/S2 Teknik Lingkungan dengan
pengalaman di bidang Amdal minimum 5 (lima) tahun. Memiliki sertifikat Ketua
Tim Penyusun Amdal dari Intakindo sebagai Ketua Tim.
2. Tenaga Ahli Transportasi
Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/ Teknik transportasi dengan
pengalaman kerja dibidangnya minimum 3 (tiga) tahun dalam bidang
trnaportasi.
3. Tenaga Ahli Teknik Sipil.
Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Sipil bidang struktur dan berpengalaman
dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun.
4. Tenaga Ahli Geologi.
Memiliki pendidikan minimal S1 Geologi dan berpengalaman dibidangnya minimal
3 (tiga) tahun.
5. Tenaga Ahli Sosial Budaya.
Memiliki pendidikan minimal S1 Sosiologi dan berpengalaman melakukan analisis
masalah-masalah sosial selama minimal 3 (tiga) tahun.
6. Tenaga Ahli Tata Ruang
Page | 9
Page | 11