Anda di halaman 1dari 7

1.

Latar Belakang

Kabupaten Malaka memiliki luas wilayah keseluruhan 1.160,63 Km2 dengan


jumlah penduduk 186.622 jiwa pada tahun 2013 dan terdiri atas 127 (seratus
dua puluh tujuh) desa/kelurahan.
Batas batas wilayah Kabupaten Malaka adalah :
sebelah utara

berbatasan

dengan

Desa

Lawalutolus

dan

Desa

Nanaenoe Kecamatan Nanaet Duabesi, Desa Faturika,


Desa Renrua, Desa Teun, Desa Mandeu Raimanus, dan
Desa Tasain Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu;
sebelah timur

berbatasan dengan Negara Republik Demokratik Timor


Leste;

sebelah selatan

berbatasan dengan Laut Timor; dan

sebelah barat

berbatasan dengan Desa Teba Timur, Desa Oerinbesi,


Desa Oekopa, dan Desa Teba, Kecamatan Biboki Tan Pah,
Desa Nansean, Desa Susulaku B, Desa Loeram, Desa
Oenbit, dan Kelurahan Ainiut Kecamatan Insana, Desa

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-1

Maurisu Selatan Kecamatan Bikomi Selatan Kabupaten


Timor Tengah Utara, Desa Koloto, Desa Lotas, Desa
Benahe, Desa Obaki, Desa Sapnala, dan Desa Niti
Kecamatan Kokbaun, Desa Besnam dan Desa Nunfutu
Kecamatan Fatukopa, Desa Bokong, Desa Tuataun, Desa
Toianas, Desa Skinu, dan Desa Lobus Kecamatan Toianas,
Desa Meusin Kecamatan Boking Kabupaten Timor
Tengah Selatan.

Kondisi topografi Kabupaten Malaka bervariasi, wilayah datar terletak di bagian


selatan memanjang sampai ke tenggara pada pesisir pantai Laut Timor dengan
kemiringan kurang dari 2%, sedangkan daerah datar berombak sampai
bergelombang 3-40% hampir merata di seluruh wilayah yaitu mencapai 55.86%
dari luas wilayah. Wilayah pegunungan (>40%) terdapat di wilayah tengah ke
arah Timur dengan luas wilayah sekitar 17.40%.
Dengan bentuk topografi yang berbukit-bukit hingga pegunungan, di Kabupaten
Malaka terdapat aliran air yang mengalir ke utara dan selatan mengikuti arah
kemiringan lerengnya. Dari 14 sungai yang bermuara di bagian utara yang
mengalir dari bagian selatan dan bermuara di Selat Ombai dan Laut Timor,
memilki 25 anak sungai yang mengalir di 9 Kecamatan dengan panjang sungai
terpanjang 115 km2 terdapat pada Kecamatan Malaka Barat. Kondisi geologi
wilayah Kabupaten Malaka dan sekitarnya, tidak termasuk dalam jalur gunung
berapi kuarter yang masih giat, Intensitas pelapukan-pelapukan batuan di
wilayah ini tidak begitu besar disebabkan beriklim sedang. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Malaka pada umumnya memliki jenis tanah yang sangat
subur karena banyak mengandung unsur hara. Intensitas pelapukan-pelapukan
di wilayah ini tidak begitu besar disebabkan beriklim sedang. Tanah campuran
aluvial dan litosol dijumpai di dataran Oeroki, tanah litosol tersebar merata di
Kabupaten Malaka dan terakhir campuran tanah mediteran, renzina dan litosol
tersebar di wilayah Malaka Tengah bersifat porous sehingga banyak di jumpai air
tanah.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-2

Penyusunan Master Plan Drainase Perkotaan Malaka ini hanya meliputi


Perkotaan Betun yang merupakan ibu kota Kabupaten Malaka; terdiri dari 5
(lima) desa yaitu Desa Wehali, Desa Umakatahan, Desa Kamanasa, Desa Umanen
Lawalu dan Desa Harekakae, serta ibu kota Kecamatan Malaka Barat (Desa
Besikama

dan

beberapa

desa

di

sekitarnya).

Pesatnya

pertumbuhan

pembangunan di perkoataan Betun dan Kecamatan Malaka Barat memerlukan


upaya penataan perkotaan secara baik termasuk penataan drainase-nya.
Perkembangan

di

berbagai

bidang

tentunya

akan

beriringan

dengan

bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan penduduk di segala bidang.


Peningkatan jumlah penduduk ini mengakibatkan perkembangan pembangunan
perumahan dan permukiman serta sarana prasarana lainnya agar menjadi
hunian yang layak dan sehat menjadi cukup pesat. Sebagai akibat dari pesatnya
perkembangan dan pertumbuhan di kawasan perkotaan secara langsung akan
mempengaruhi tata guna lahan, dampaknya akan semakin memperluas
bangunan kedap air yang pada akhirnya akan meningkatkan koefisien limpasan
air permukaan (run off) kawasan yang bersangkutan. Disamping itu kawasan
topografi yang landai, serta proses migrasi berlangsung pesat sering
menimbulkan gangguan terhadap alur/beban aliran air dan juga karena
kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang ada
pada lingkungan pemukimannya masing masing dan juga adanya pelanggaran
terhadap garis sempadan sungai ditambah dengan saluran drainase kota yang
kurang memadai dan tidak ditetapkannya saluran primer dengan jelas, maka
Perkotaan Betun dan beberapa desa di sekitar ibu kota Kecamatan Malaka Barat
menghadapi berbagai masalah yang diantaranya adalah masalah banjir dan
genangan air. Dalam rangka mengatasi dan mengantisipasi serta mengurangi
permasalahan banjir dan genangan air tersebut, maka Dinas PU dan Perumahan
Kabupaten Malaka merasa perlu melakukan penyusunan Master Plan Drainase
yang komprehensif, terpadu

menyelaraskan dengan Rencana Pembangunan

Kabupaten Malaka.
Kegiatan ini merupakan wujud dari perhatian Pemerintah terhadap upaya
peningkatan kualitas perumahan dan permukiman bagi masyarakat yang secara
tidak langsung meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Master Plan

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-3

Drainase ini

disusun berdasarkan survey lapangan dengan melihat kondisi

eksisting drainase yang tersebar di daerah studi, melihat atau mendengar isu
isu SKPD maupun di masyarakat terkait dengan kawasan/ lingkungan rawan
banjir, berdasarkan keadaan kontur tanah Perkotaan Betun dan beberapa desa di
sekitar ibu kota Kecamatan Malaka Barat, rencana tata ruang wilayah, kondisi
kawasan serta rencana pengembangan kota dan daerah prioritas yang akan
ditentukan kemudian. Tahapan pembuatan Master Plan Drainase Perkotaan
Malaka dalam pelaksanaannya diserahkan/ditugaskan kepada pihak ketiga,
yakni

Konsultan

Perencana.

Secara

kontraktual,

Konsultan

Perencana

bertanggung jawab kepada Dinas PU dan Perumahan Kabupaten Malaka.

1.2

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Masterplan ini untuk menyusun Perencanaan Master


Plan Drainase Perkotaan Betun dan beberapa desa di sekitar ibu kota Kecamatan
Malaka Barat yang lebih komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah
drainase, untuk mengatasi daerah daerah yang sering rawan banjir dan juga
genangan, daerah yang terkena limpasan pasang surut.
Adapun tujuan dari Pekerjaan penyusunan Master Plan Drainase ini adalah:

Menyusun suatu Master Plan Drainase Perkotaan Betun dan beberapa desa
di sekitar ibu kota Kecamatan Malaka Barat yang komprehensif serta
selaras dan kompetibel terhadap Rencana Pengembangan Kota dan
Wilayah.

Melakukan kajian sistem drainase yang ada saat ini, termasuk alternatif tata
letak jaringan drainase dengan mempertimbangkan sistem drainase yang
ada.

Inventarisasi jaringan drainase yang sudah ada (eksisting), yang


dilanjutkan dengan mengevaluasi, menganalisa dan mengolah data serta
informasi yang telah dikumpulkan secara sistematik dari berbagai
alternatif pemecahan persoalan banjir dan genangan pada daerah yang
diidentifikasi.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-4

Masterplan

tersebut

memungkinkan

disiapkannya

pelaksanaan

pembangunan sistem drainase yang terpadu dan berwawasan lingkungan.

Menghasilkan Master Plan dan Design/typical Penampang Saluran


berdasarkan kondisi dan perhitungan, Rencana Anggaran Biaya (RAB)
secara umum perkawasan/zona jalan, yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan banjir dan genangan air di beberapa titik di permukiman
masyarakat.

1.3

Sasaran

Sasaran kegiatan Perencanaan Master Plan Drainase:

Mendapat hasil perencanaan yang akurat dan terukur sesuai standar dan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

Terlaksananya proses Perencanaan Master Plan Drainase Perkotaan Betun


dan beberapa desa di sekitar ibu kota Kecamatan Malaka Barat yang
berwawasan lingkungan serta sesuai dengan perkembangan pembangunan
wilayah Perkotaan, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan drainase
dapat tepat mutu/kualitas, tepat kuantitas/volume, tepat administrasi dan
tepat biaya.

Penentuan alternatif penanganan terhadap saluran yang bermasalah.

Penentuan alternatif penanganan ditekankan terhadap lokasi genangan dan


saluran yang mempunyai debit di bawah kapasitas maksimum.

Perencanaan Sistem Drainase.

Perencanaan sistem saluran merupakan perencanaan terhadap rute dan


tata letak saluran sesuai dengan kondisi topografi/kontur daerah setempat.

Terbentuknya rencana pengembangan sistem drainase Perkotaan Betun


beberapa desa di sekitar ibu kota Kecamatan Malaka Barat yang meliputi
rencana pengembangan saluran termasuk penentuan tipikal/model saluran
yang ideal.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-5

1.4

Lokasi Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini berada dalam lingkup Perkotaan Betun (Desa Wehali,
Desa Umakatahan, Desa Umanen Lawalu, Desa Kamanasa, Desa Harekakae) dan
Kecamatan Malaka Barat (Desa Besikama, Desa Lasaen, Desa Umalor, Desa
Umatoos) Kabupaten Malaka.

1.5

Referensi Hukum

1.

Undang Undang tentang Jalan Nomor 34 Tahun 2006;

2.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya;

3.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 45/PRT/M/2007 tentang


Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

4.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 07/PRT/M/2011 tentang


Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi;

5.

PP No. 26 Tahun 1985 tentang jalan, serta Undang Undang No.13 Tahun
1980 tentang Jalan;

6.

Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Sk. SNI T-22-1991-03;

7.

SNI: 02 2406 1991 tentang Perencanaan Umum Drainase Perkotaan;

8.

Dokumen RTRW Kabupaten Malaka dan Dokumen Daerah lainnya.

9.

Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

1.6

Sistematika Penyusunan

Sistematika

penyusunan

laporan

pendahuluan

kegiatan

Penyusunan

Masterplan Drainase Perkotaan Malaka Kabupaten Malaka ini adalah


sebagai berikut:

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-6

BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang, maksud, tujuan & sasaran, landasan
hukum/ acuan normatif, lingkup pekerjaan, lingkup kewenangan, dan keluaran/
output terhadap kelengkapan dokumen hasil pekerjaan yang diinginkan.
BAB II TINJAUNA TEORI
Menjelaskan mengenai tinjauan teori terkait dengan kegiatan Masterplan yaitu
pemahaman terhadap Masterplan, konsep-konsep kajian Masterplan serta
alternatif yang dapat digunakan dalam penyusunan Masterplan pada wilayah
kajian.
BAB III TINJAUAN KEBIJKAN
Menjelaskan mengenai tinjauan kebijakan terkait dengan pelaksanaan meliputi
tinjauan terhadap undang-undang peraturan pemerintah., peraturan menteri dan
lain sebagainya yang terkait dengan kajian Masterplan.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Berisikan Tentang Gambaran Umum Wilayah Studi Mulai Dari Makro Sampai
Mikro, Yaitu Mulai Dari Wilayah Provinsi, Kabupaten, serta wilayah kajian yang
dijelaskan secara gambaran umum.
BAB V PENDEKATAN METODOLOGI
Berisi pendekatan dan metedologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
kajian Masterplan.
BAB VI RENCANA KERJA
Berisi organisasi, tahap pelaksanaan, komposisi tim dan penugasan, jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan sistem pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan
Masterplan.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


PERKOTAAN MALAKA KABUPATEN MALAKA

I-7

Anda mungkin juga menyukai