Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberlanjutan pembangunan suatu wilayah, salah satunya ditentukan

oleh kualitas lingkungan permukiman. Dalam hal ini wilayah memiliki

pengertian sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait padanya yang terbatas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional. Salah satu

prasyarat terciptanya lingkungan permukiman yang sehat dan layak huni,

memerlukan dukungan ketersediaan prasarana dan sarana permukiman yang

memadai menurut standard kesehatan, antara lain penataan ruang wilayah dan

juga kebutuhan dasarnya seperti: penyediaan perumahan, jalan, kualitas

sanitasi, pelayanan penyediaan air bersih, dah tidak kalah penting adalah

penyediaan sarana dan prasarana drainase.


Di Indonesia dengan diberklakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Otonomi Daerah, maka penyelenggaraan pelayanan prasarana dan sarana

penyehatan lingkungan permukiman, termasuk di antaranya adalah

penyediaan prasarana dan sarana drainase telah menjadi tugas dan tanggung

jawab Pemerintah Kabupaten dan Kota. Prasarana dan sarana atau infrastruktur

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-1
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara yang disebut pekerjaan

umum (Grigg, 1998). Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

(Depkimpraswil) mendefiniskan prasarana dan sarana sebagai berikut :

“Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk

mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang

yang terbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat

bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup

dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam

mempertahankan kehidupannya”.

Secara lebih luas dapat dinyatakan bahwa infrastruktur (perkotaan)

adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan, dan

instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung

berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

Infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem, sehingga

mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.


Perkembangan kawasan kabupaten Tabalong dari tahun ke tahun

semakin meningkat hal ini seiring dengan perkembangan kota Tanjung serta

ibukota kecamatan yang tersebar diseluruh kabupaten Tabalong yang cukup

maju. Perkembangan di berbagai bidang tentunya akan beriringan dengan

bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan penduduk di segala bidang.

Peningkatan jumlah penduduk ini mengakibatkan perkembangan

pembangunan perumahan dan permukiman serta sarana prasarana lainnya

agar menjadi hunian yang layak dan sehat menjadi cukup pesat. Sebagai

akibat dari pesatnya perkembangan dan pertumbuhan kabupaten Tabalong

yang tentunya secara langsung akan mempengaruhi tata guna lahan,

dampaknya akan semakin memperluas bangunan kedap air yang pada

akhirnya akan meningkatkan koefisien limpasaan air permukaan (run off)

kawasan yang bersangkutan, disamping itu kawasan topografi kabupaten

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-2
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

Tabalong yang bergelombang serta proses urbanisasi berlangsung pesat

sering menimbulkan gangguan terhadap alur/beban aliran air dan juga karena

kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang ada

pada lingkungan pemukimannya masing-masing dan juga adanya pelanggaran

terhadap garis sepadan sungai ditambah dengan saluran drainase kota yang

kurang memadai dan tidak ditetapkannya saluran primer dengan jelas, maka

dengan kondisi tersebut di atas, maka kabupaten Tabalong menghadapi

beberapa masalah yang diantaranya adalah masalah banjir. Dalam rangka

mengatasi dan mengantisipasi serta menyelesaikan permasalahan banjir dan

genangan di kabupaten Tabalong, maka Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Tabalong merasa perlu melakukan penyusunan Masterplan

Drainase yang komprehensif, terpadu dengan menyelaraskan Rencana

Pembangunan Kabupaten Tabalong.

Kegiatan ini merupakan wujud dari perhatian Pemerintah terhadap

upaya peningkatan kualitas perumahan dan permukiman bagi masyarakat

yang secara tidak langsung meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Masterplan Drainase ini disusun berdasarkan survey lapangan dengan melihat

kondisi existing drainase yang tersebar di kabupaten Tabalong khususnya di

kawasan Kota Tanjung, melihat atau mendengar isu-isu SKPD maupun di

masyarakat terkait dengan kawasan/lingkungan rawan banjir, berdasarkan

dengan keadaan kontur tanah kabupaten Tabalong, rencana tata ruang

wilayah, kondisi kawasan serta rencana pengembangan kota dan daerah

prioritas yang akan ditentukan kemudian.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-3
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

Maksud dari penyusunan Masterplan Drainase Kabupaten Tabalong

ini adalah untuk menyusun Perencanaan Masterplan Drainase Kabupaten

Tabalong yang lebih komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah

drainase, untuk mengatasi daerah-daerah yang sering rawan banjir dan juga

genangan, daerah yang terkena limpahan pasang surut.

Adapun tujuan dari Pekerjaan penyusunan Masterplan Drainase

Kabupaten Tabalong ini adalah :

a. Menyusun suatu Masterplan Drainase Kabupaten Tabalong yang

komprehensif serta selaras dan kompetibel terhadap Rencana

Pengembangan Kota dan Wilayah.

b. Melakukan kajian sistem drainase yang ada saat ini, termasuk

alternative tata letak jaringan drainase dengan mempertimbangkan

sistem drainase yang ada.

c. Inventarisasi jaringan drainase yang sudah ada (eksisting), yang

dilanjutkan dengan mengevaluasi, menganalisa dan mengolah data

serta informasi yang telah dikumpulkan secara sistematik dari berbagai

alternatif pemecahan persoalan banjir dan genangan pada daerah yang

diidentifikasi.

d. Masterplan tersebut memungkinkan disiapkannya pelaksanaan

pembangunan sistem drainase yang terpadu dan berwawasan

lingkungan.

e. Menghasilkan Masterplan dan Design/typical Penampang Saluran

berdasarkan kondisi dan perhitungan, Rencana Anggaran Biaya (RAB)

secara umum perkawasan/zona jalan, yang dilakukan untuk mengatasi

permasalahan banjir dan genangan air di beberapa titik di

permukiman masyarakat.

Sasaran kegiatan Perencanaan Masterplan Drainase :

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-4
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

a. Mendapat hasil Perencanaan yang akurat dan terukur sesuai standar

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Terlaksananya proses Perencanaan Masterplan Drainase Kabupaten

Tabalong yang berwawasan lingkungan serta sesuai dengan

perkembangan pembangunan wilayah Kabupaten Tabalong, sehingga

dalam pelaksanaan pembangunan drainase dapat tepat mutu/kualitas,

tepat kuantitas/volume, tepat administrasi dan tepat biaya.

c. Penentuan alternatif penanganan terhadap saluran yang bermasalah.

d. Penentuan alternative penanganan ditekankan terhadap lokasi

genangan dan saluran yang mempunyai debit dibawah kapasitas

maksimum.

e. Perencanaan Sistem Drainase.

f. Perencanaan system saluran merupakan perencanaan terhadap rute

dan tata letak saluran sesuai dengan kondisi topografi/kontur daerah

setempat.

g. Terbentuknya rencana pengembangan system drainase Kabupaten

Tabalong yang meliputi rencana pengambangan saluran termasuk

penentuan tipikal/model saluran yang ideal.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan

Tanjung terdapat dua lingkup yaitu lingkup wilayah perencanaan dan lingkup

materi.

1.3.1 Lingkup Wilayah Perencanaan

Wilayah Perencanaan dalam penyusunan Masterplan Drainase

Perkotaan ini meliputi Kawasan Perkotaan Tanjung yang merupakan bagian

dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak dengan luas

kawasan sebesar 3.685 Ha.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-5
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-6
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

1.3.2 Lingkup Materi


Lingkup materi dalam penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan ini

meliputi perumusan substansi sebagai berikut :

1. Konsep dasar perencanaan drainase perkotaan

a. Limpasan air banjir dari sungai utama biasa disebut

banjir kiriman.

b. Kapasitas saluran drainase tidak cukup biasa disebut

banjir lokal.

c. Pengaruh air balik dari sungai induk pada saat muka

air tinggi akibat banjir dan/atau air pasang.

d. Banjir akibat air pasang yang masuk langsung ke

daratan maupun lewat saluran-saluran drainase yang ada.

Perencanaan sistem drainase perkotaan perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Target rencana perbaikan untuk saluran induk dan

fasilitasnya, saluran induk menggunakan debit rencana dengan kala

ulang 5 sampai 25 tahunan, sedangkan saluran tersier dengan periode

ulang 2 tahunan.

b. Pekerjaan perbaikan harus memenuhi persyaratan teknis

dan praktis.

c. Operasi, pemeliharaan, dan pengolahan harus mudah.

d. Fasilitas dan sistem drainase yang telah ada harus

diusahakan sebanyak mungkin dapat dimanfaatkan.

e. Komponen infrastruktur lainnya yang sudah ada untuk

menghindari perusakan yang tidak disengaja.

f. Pembebasan lahan dan relokasi sedapat mungkin dihindari.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-7
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

g. Di daerah-daerah yang tidak memungkinkan digunakan

sistem gravitasi penuh, perlu dilengkapi dengan pintu klep dan/atau

stasiun pompa pada keluaran (outlet)nya.

2. Perencanaan sistem drainase

Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah mengetahui secara pasti

dan rinci penyebab terjadinya genangan. Berdasarkan data kondisi saat ini

dan data genangan, dapat disusun usaha-usaha perbaikan drainase yang

memungkinkan yang dapat dipilih dari beberapa alternatif berikut :

a. Penurunan debit dengan pembuatan resapan air dan daerah

simpanan (retention area) di daerah hulu dan tengah.

b. Pembuatan saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan.

c. Perbaikan dan/atau normalisasi saluran drainase.

d. Pembuatan pintu klep untuk mengatasi air tinggi di saluran induk.

e. Pengurangan daerah-daerah rendah.

f. Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan sesuai

kebutuhan.

3. Perencanaan Saluran Drainase

a. Menentukan debit rencana.

b. Menentukan jalur (trase) saluran.

c. Merencanakan profil memanjang saluran.

d. Merencanakan penampang melintang saluran.

e. Mengatur dan merencanakan bangunan-bangunan serta fasilitas

sistem drainase.

1.4 Landasan Hukum

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-8
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

Implementasi penyusunan Masterplan Drainase di Kabupaten Tabalong

berlandaskan kepada berbagai peraturan baik yang menjadi kebijakan di

tingkat pusat seperti Undang-undang dan lainnya. Peraturan dan regulasi ini

menjadi bagian dari landasan perencanaan.

1. Undang-undang tentang Jalan nomor Nomor 34 Tahun 2006

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang

Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 45/PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 07/PRT/M/2011 tentang

Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa

Konsultansi;

5. PP No. 26 Tahun 1985 tentang jalan, serta Undang-undang No. 13

Tahun 1980 tentang Jalan;

6. Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan, Sk. SNI T-22-1991-

03;

7. SNI : 02-2406-1991 tentang Perencanaan Umum Drainase Perkotaan;

8. Dokumen RTRW Kabupaten Tabalalong dan Dokumen Daerah lainnya;

dan

9. Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.

1.5 Sistem Pelaporan

Laporan Antara ini terdiri dari 6 (enam) bab yaitu Pendahuluan, Tinjauan

Kebijakan, Gambaran Umum Wilayah, Identifikasi Drainase Eksisting, Analisa

Drainase dan Rencana Desain.

Bab 1 Pendahuluan

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I-9
Tanjung
Kabupaten Tabalong
LAPORAN AKHIR

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, maksud dan tujuan,

ruang lingkup, landasan hukum, dan sistematika pelaporan.

Bab 2 Tinjauan Kebijakan


Bab ini akan menguraikan mengenai kebijakan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Tabalong yang terdiri dari Arahan

Pengembangan dan Tujuan Penataan Ruang, Rencana Struktur

Ruang, dan Rencana Pola Ruang.

Bab 3 Gambaran Umum Wilayah


Bab ini menguraikan mengenai rona awal wilayah perencanaan yaitu

diantaranya mengenai letak geografis dan batas administrasi

wilayah, kondisi fisik wilayah, kependudukan, keuangan dan

perekonomian daerah Kabupaten Tabalong.

Bab 4 Identifikasi Drainase Eksisting


Bab ini akan memaparkan kondisi-kondisi drainase yang terdapat di

wilayah Kabupaten Tabalong baik mengenai kondisi fisik drainase,

kondisi aliran air, arah aliran air serta daerah yang tergenang oleh

air.

Bab 5 Hasil dan Analisa


Bab ini akan memaparkan kajian dan pengolahan data yang terkait

dengan kondisi drainase di wilayah Kabupaten Tabalong yang akan

digunakan untuk tolak ukur dalam perencanaan pengembangan

drainase.

Bab 6 Konsep Desain


Bab ini akan memaparkan konsep desain fisik drainase dengan tolak

ukur hasil analisa yang telah dikaji melalui data eksisting drainase di

Perkotaan Tanjung.

Penyusunan Masterplan Drainase Perkotaan


I - 10
Tanjung
Kabupaten Tabalong

Anda mungkin juga menyukai