Anda di halaman 1dari 11

Nama : Aufi Nabila

Kelas/ NPM : A / 6032212157

Tugas Etika Bisnis SIMT Minggu 13

Jawablah pertanyaan berikut ini :


1. a. Jelaskan perbedaan antara dokumen Andal dengan dokumen RKL-RPL ?
Jawaban ; Perbedaan dokumen Andal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan
dokumen RKL-RPL (Rencana Kegiatan Lingkungan - Rencana Pemantauan Lingkungan)
terdiri dari beberapa kategori yaitu :

1. Perbedaan berdasarkan objektif masing-masing:

o Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL):

 Objektif Utama: ANDAL bertujuan untuk menganalisis dampak penting dari suatu
rencana kegiatan pada lingkungan. Analisis ini mencakup identifikasi dampak, penentuan
besaran dampak, evaluasi dampak, dan penentuan dasar-dasar pengelolaan dampak untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif.
 Fokus: Menyediakan informasi yang komprehensif tentang dampak-dampak yang
mungkin ditimbulkan oleh proyek dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan oleh
pemerintah terkait kelanjutan atau penolakan proyek.

o Rencana Kegiatan Lingkungan (RKL):


 Objektif Utama: RKL dirancang untuk mengendalikan dan menanggulangi dampak
penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif
yang terjadi akibat rencana kegiatan. RKL merumuskan upaya-upaya pengelolaan
dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
 Fokus: Menyusun rencana pelaksanaan yang konkret untuk mengurangi dan mengelola
dampak lingkungan yang telah diidentifikasi dalam ANDAL.

o Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL):


 Objektif Utama: RPL memiliki tujuan untuk memuat program-program pemantauan yang
digunakan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak
yang berasal dari rencana kegiatan. RPL juga digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap
peraturan lingkungan hidup, dan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang
digunakan dalam kajian ANDAL.
 Fokus: Memberikan kerangka kerja untuk pemantauan berkelanjutan guna memastikan
bahwa dampak lingkungan tetap terkendali selama pelaksanaan proyek dan untuk
mengevaluasi efektivitas rencana pengelolaan lingkungan yang telah dirumuskan dalam
RKL.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

2. Perbedaan berdasarkan Peran dalam Pengelolaan Dampak Lingkungan:

o ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan Hidup):


Peran: ANDAL memiliki peran sebagai dasar analisis dampak lingkungan yang
mengidentifikasi dampak-dampak potensial dari suatu proyek. Ini menjadi dasar untuk
menentukan strategi pengelolaan dampak selanjutnya.
o RKL (Rencana Kegiatan Lingkungan):
Peran: RKL berperan dalam merinci dan merumuskan strategi pengelolaan dampak yang
dihasilkan dari ANDAL. RKL memiliki fungsi sebagai panduan pelaksanaan untuk
mengendalikan dampak lingkungan yang telah diidentifikasi.
o RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan):
Peran: RPL berperan dalam menyediakan program pemantauan yang memungkinkan
evaluasi terhadap dampak lingkungan selama pelaksanaan proyek. Ini membantu
memastikan bahwa strategi pengelolaan dampak yang telah direncanakan dalam RKL
efektif dan dapat disesuaikan jika diperlukan.

3. Perbedaan berdasarkan Tahapan Proses:

o ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan Hidup):


Tahapan Proses:
1. Identifikasi dampak lingkungan.
2. Penentuan besaran dampak.
3. Evaluasi keterkaitan antara dampak.
4. Penentuan dasar-dasar pengelolaan dampak.

o RKL (Rencana Kegiatan Lingkungan):


Tahapan Proses:
1. Merinci upaya-upaya pengelolaan dampak.
2. Menetapkan strategi dan rencana pelaksanaan.
3. Menyusun panduan pelaksanaan untuk mengendalikan dampak.
4. Memaksimalkan dampak positif.

o Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)


Tahapan Proses:
1. Memuat program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan.
2. Menggunakan hasil pemantauan untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan
lingkungan.
3. Mengevaluasi ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup.
4. Menilai akurasi prediksi dampak dari ANDAL.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

b. Selain Uji Administrasi, uji apa lagi yang dilakukan dalam penilaian Amdal ?

Setelah uji administrasi kemudian ke tahap Uji Fase Kegiatan Proyek dan selanjutnya tahap
Uji Mutu. Uji Mutu juga diawali dari Uji Konsistensi kemudian secara bertahap naik ke
tahap Uji Keharusan, Uji Relevansi dan hingga kemudian Uji Kedalaman. Jadi selain
pengujian dimulai dari taraf yang amat mudah (Uji Administratif) sampailah ke taraf uji
yang memerlukan kompetensi keilmuan tertentu (Uji Kedalaman).

Berikut adalah penjelasan singkat tiap tahap uji :

1. Uji Fase Kegiatan Proyek:


Tahapan ini melibatkan evaluasi tahapan atau fase kegiatan proyek yang diusulkan.
Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap fase proyek telah diperhitungkan secara rinci
dalam penilaian Amdal.

2. Uji Mutu:
Uji Mutu adalah serangkaian pengujian untuk menilai kualitas keseluruhan Amdal. Ini
mencakup Uji Konsistensi, Uji Keharusan, Uji Relevansi, dan Uji Kedalaman, yang
bertujuan untuk menilai keseluruhan integritas, konsistensi, relevansi, dan kedalaman
analisis Amdal.

3. Uji Konsistensi:
Uji ini mengevaluasi konsistensi dan kesesuaian antara berbagai bagian dan aspek dalam
Amdal. Tujuannya adalah memastikan bahwa semua bagian mendukung temuan dan
rekomendasi secara keseluruhan.

4. Uji Keharusan:
Tahap ini menilai keharusan dan kebutuhan untuk melaksanakan langkah-langkah
pengelolaan dampak yang diidentifikasi dalam Amdal. Memastikan kesesuaian rencana
pengelolaan dampak dengan kebutuhan proyek.

5. Uji Relevansi:
Uji ini mengukur relevansi Amdal terhadap proyek atau kegiatan yang diusulkan, menilai
sejauh mana analisis dampak sesuai dengan konteks dan karakteristik proyek.

6. Uji Kedalaman:
Tahap ini merupakan uji yang memerlukan keahlian keilmuan khusus. Melibatkan evaluasi
mendalam terhadap analisis dampak dalam Amdal, dengan fokus pada ketepatan dan
kedalaman analisis.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

2. a. Jelaskan sektor apa saja yang diwajibkan menyusun amdal menurut Permenlhk yang
terbaru
Peraturan terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengatur
kewajiban penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) di Indonesia
adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2020 tentang Panduan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Kawasan (PPLHK) dan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal).

Menurut regulasi tersebut, sejumlah sektor memiliki kewajiban untuk menyusun


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Sektor-sektor tersebut meliputi:

1. Pertambangan:
 Kegiatan pertambangan logam, non-logam, dan mineral bukan logam.
2. Pembangunan:
 Kegiatan pembangunan instalasi industri.
 Kegiatan pembangunan permukiman penduduk.
 Kegiatan pembangunan dan/atau rehabilitasi prasarana dan sarana.
 Kegiatan pembangunan dan/atau rehabilitasi kawasan industri.
3. Energi dan Mineral:
 Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi geothermal.
 Kegiatan pembangunan dan operasi pembangkit listrik.
 Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.
4. Pariwisata:
 Kegiatan pengembangan obyek wisata atau kawasan wisata.
5. Pertanian:
 Kegiatan pertanian berbasis kawasan, seperti agroindustri dan agrowisata.
6. Perhubungan:
 Kegiatan pembangunan transportasi darat, laut, dan udara yang berpotensi
memberikan dampak besar terhadap lingkungan.
7. Perikanan:
 Kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan yang bersifat besar dan berdampak
besar terhadap lingkungan.
8. Kehutanan:
 Kegiatan pengelolaan hutan produksi yang memiliki dampak besar terhadap
lingkungan.
9. Air Minum dan Sanitasi:
 Kegiatan pembangunan instalasi pengolahan air minum dan pengelolaan air
limbah.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

10. Kelautan dan Perikanan:


 Kegiatan pembangunan dan operasi pelabuhan laut dan/atau perikanan.
11. Telekomunikasi:
 Kegiatan pembangunan dan operasi infrastruktur telekomunikasi yang bersifat
besar dan berdampak besar terhadap lingkungan.

Sektor-sektor ini diwajibkan untuk menyusun Amdal sebelum melaksanakan kegiatan yang
berpotensi memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Penyusunan Amdal diharapkan
dapat mengidentifikasi dampak-dampak negatif dan mengelolanya secara efektif, sehingga
pembangunan dapat berlangsung secara berkelanjutan.

b. Apa yang harus dilakukan jika rencana kegiatan menimbulkan dampak penting tetapi tidak
ada dalam daftar di Permenlhk yang terbaru.

Apabila suatu rencana kegiatan menghasilkan dampak penting namun tidak termasuk dalam
regulasi terkini dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LH), langkah-
langkah berikut ini bisa diambil :

1. Partisipasi dalam Pembahasan Regulasi:


Langkah ini melibatkan aktif berpartisipasi dalam pembahasan dan perumusan regulasi
lingkungan setempat. Dalam konteks ini, pihak yang terkena dampak dapat ikut serta dalam
diskusi publik, pertemuan komunitas, atau forum regulasi. Tujuan utamanya adalah untuk
memberikan kontribusi pada penyusunan regulasi yang lebih inklusif dan
mempertimbangkan kegiatan yang dapat memiliki dampak signifikan.

2. Advokasi dan Partisipasi Masyarakat:


Aktivitas ini melibatkan advokasi terhadap kebutuhan penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal) melalui keterlibatan aktif masyarakat. Ini dapat mencakup
penyuluhan, penggalangan dukungan, dan pembentukan opini publik yang mendukung
perlunya analisis dampak lingkungan untuk rencana kegiatan yang dapat berdampak besar.
Dengan melibatkan masyarakat, dapat diciptakan tekanan positif untuk memperhatikan
dampak lingkungan.

3. Pertimbangan Hukum:
Langkah ini mencakup konsultasi dengan ahli hukum lingkungan untuk menilai opsi hukum
yang mungkin tersedia. Ini termasuk mencari pemahaman tentang kerangka hukum yang
relevan, mengevaluasi apakah ada dasar hukum untuk menuntut penyusunan Amdal, atau
mengidentifikasi celah hukum yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
perlindungan lingkungan.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

4. Pemetaan Kebijakan dan Regulasi Lingkungan:


Melibatkan penelitian dan analisis kebijakan dan regulasi lingkungan lainnya yang mungkin
berlaku di tingkat lokal, regional, atau nasional. Langkah ini membantu dalam memahami
apakah ada ketentuan atau panduan lain yang dapat mendukung kebutuhan penyusunan
Amdal untuk rencana kegiatan tersebut.

5. Alternatif Pengelolaan Dampak:


Sajikan alternatif pengelolaan dampak yang dapat mengurangi atau menghilangkan dampak
negatif. Ini dapat mencakup metode mitigasi, teknologi ramah lingkungan, atau perubahan
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Alternatif ini memperkuat argumen bahwa
rencana kegiatan dapat dilaksanakan dengan lebih berkelanjutan dan minim dampak.

6. Konsultasi dengan Pakar Lingkungan:


Melibatkan pakar-pakar lingkungan untuk memberikan pandangan independen tentang
dampak yang mungkin timbul dari rencana kegiatan. Pendapat pakar dapat memberikan
dasar ilmiah dan teknis untuk mendukung argumen tentang kebutuhan Amdal.

7. Konsultasi dengan Otoritas Terkait:


Melibatkan konsultasi dengan otoritas lingkungan setempat atau instansi terkait yang
berwenang. Dalam diskusi ini, pihak yang terkena dampak dapat mencari klarifikasi tentang
apakah otoritas bersedia mempertimbangkan penyusunan Amdal meskipun tidak diwajibkan
oleh regulasi terbaru.

Setiap langkah ini didesain untuk menciptakan dasar yang solid untuk mendukung
penyusunan Amdal dan memastikan bahwa dampak signifikan dari rencana kegiatan dapat
dikelola secara efektif.

3. a. Jelaskan kompetensi apa saja yang diperlukan oleh Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA)
dan Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA)

Anggota tim penyusun Amdal diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Standar kompetensi untuk kualifikasi anggota tim penyusun dokumen
Amdal tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07/2010.
Beberapa aspek yang mungkin tercakup dalam standar kompetensi tersebut melibatkan:

1. Pengetahuan Lingkungan:
 Memahami prinsip-prinsip dasar ilmu lingkungan.
 Memiliki pengetahuan mendalam tentang ekologi, biodiversitas, dan dinamika
ekosistem.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

2. Pengetahuan Hukum Lingkungan:


 Mengetahui peraturan dan perundang-undangan terkait lingkungan hidup.
 Memahami prosedur dan persyaratan hukum untuk penyusunan dokumen Amdal.

3. Kemampuan Teknis:
 Menguasai metodologi dan teknik analisis dampak lingkungan.
 Dapat menggunakan alat dan teknologi terkini dalam penyusunan Amdal.

4. Keterampilan Komunikasi:
 Mampu menyusun laporan yang jelas dan komprehensif.
 Mampu berkomunikasi dengan baik dengan pihak-pihak terkait dan masyarakat.

5. Pengalaman Kerja:
 Memiliki pengalaman kerja yang relevan dalam penyusunan Amdal.
 Pernah terlibat dalam proyek-proyek lingkungan atau sektor terkait.

6. Etika Profesional:
 Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pekerjaan.
 Menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab profesional.

7. Pendidikan dan Sertifikasi:


 Memiliki pendidikan minimal S1 atau D3 (rumpun lingkungan-selain rumpun
lingkungan).
 Telah mengikuti pelatihan atau diklat penyusunan Amdal dan memperoleh
sertifikat yang sesuai.

2. Jelaskan yang masuk dalam tim uji kelayakan menurut PP 22 tahun 2021
Berdasarkan PP tersebut Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup adalah tim yang dibentuk
oleh Lembaga uji Kelayakan Lingkungan hidup yang berkedudukan di pusat dan daerah
(provinsi/kabupaten/kota) untuk melakukan uji kelayakan.

4. a. Jelaskan mekanisme pengeluaran Persetujuan Lingkungan menurut PP 22 tahun 2021.


Proses pengeluaran Persetujuan Lingkungan menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
22 Tahun 2021 melibatkan beberapa tahapan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Pengajuan Permohonan:
 Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang membutuhkan Persetujuan
Lingkungan mengajukan permohonan kepada Pemerintah pusat atau
pemerintah Daerah.
2. Formulir Permohonan:
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

 Mengisi formulir permohonan Persetujuan Lingkungan yang telah ditetapkan


oleh aturan.
3. Dokumen Pendukung:
 Melampirkan dokumen-dokumen pendukung, termasuk analisis dampak
lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), dan dokumen pendukung lainnya.
4. Pemeriksaan dan Evaluasi:
 Pemerintah pusat atau pemerintah Daerah melakukan pemeriksaan dan
evaluasi terhadap dokumen permohonan, termasuk analisis dampak
lingkungan dan rencana pengelolaan lingkungan.
5. Pengumuman Kepada Masyarakat:
 Hasil pemeriksaan dan evaluasi diumumkan kepada masyarakat melalui
sistem informasi dokumen Lingkungan Hidup.
6. Konsultasi dan Koordinasi:
 Pemerintah pusat atau pemerintah Daerah dapat melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan instansi terkait serta pihak yang berkepentingan terkait
persetujuan tersebut.
7. Penetapan Persetujuan Lingkungan:
 Setelah proses pemeriksaan dan konsultasi selesai, Pemerintah pusat atau
pemerintah Daerah dapat menetapkan Persetujuan Lingkungan yang berisi
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. Pemberitahuan Kepada Penanggung Jawab:
 Keputusan Persetujuan Lingkungan disampaikan kepada penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan.
9. Pemanfaatan Formulir Kerangka Acuan:
 Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk mengisi Formulir Kerangka Acuan
sebagai bagian dari proses penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal).
10. Pemanfaatan Data Evaluasi:
 Data evaluasi juga dapat digunakan sebagai dasar untuk proses pembahasan
dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dalam tahap
selanjutnya.
Proses ini dirancang untuk memastikan bahwa kegiatan yang memiliki potensi dampak
signifikan terhadap lingkungan diatur dengan cermat dan mematuhi prinsip-prinsip
perlindungan lingkungan hidup.

b. Jelaskan pula yang dimaksud dengan Ringkasan Pertimbangan Ilmiah yang terkait
dengan lokasi yang berbatasan dengan kawasan lindung.
Berdasarkan penjelasan yang tertera di PP 22 tahun 2021. Berikut ini adalah definisi
Pertimbangan Ilmiah : "Pertimbangan Ilmiah" adalah kajian secara komprehensif yang
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

dapat menggambarkan suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki dampak yang
berpengaruh terhadap kawasan lindung atau tidak.

5. a. Jelaskan tentang 3 evaluasi yang harus ada dalam pelaporan pelaksanaan RKL-RPL
menurut kepmenlh 45 tahun 2005

Dalam pelaporan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan


Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005, terdapat tiga evaluasi yang harus disertakan.

1. Evaluasi Konsistensi merupakan penilaian terhadap sejauh mana realisasi kegiatan


atau usaha sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan dalam dokumen RKL-RPL.
Dalam konteks ini, penting untuk membandingkan apa yang telah direncanakan
dengan apa yang benar-benar dilaksanakan.

2. Evaluasi Keharusan mencakup penilaian terhadap implementasi langkah-langkah


yang diwajibkan dalam RKL-RPL. Pihak yang melaksanakan kegiatan atau usaha
harus memastikan bahwa tindakan-tindakan yang dianggap sebagai keharusan dalam
dokumen tersebut benar-benar dilakukan. Ini melibatkan pemantauan terhadap
langkah-langkah yang dianggap penting untuk mengurangi dampak negatif dan
meningkatkan dampak positif terhadap lingkungan.

3. Evaluasi Relevansi menekankan pada penilaian sejauh mana informasi yang


terdapat dalam pelaporan masih relevan dengan kondisi aktual. Dalam konteks ini,
relevansi melibatkan ketersediaan data yang akurat dan informasi yang masih
berlaku guna mendukung pemantauan dan pengelolaan dampak lingkungan hidup.
Pihak yang melaporkan pelaksanaan RKL-RPL perlu memastikan bahwa data dan
informasi yang disajikan masih relevan serta dapat memberikan gambaran yang
akurat mengenai kondisi lingkungan saat ini.

Dengan mengintegrasikan ketiga evaluasi tersebut ke dalam laporan, diharapkan bahwa


laporan tidak hanya memenuhi tuntutan administratif, melainkan juga menyajikan
pemahaman menyeluruh mengenai sejauh mana kegiatan atau usaha telah melaksanakan
komitmen yang terdapat dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Selain itu, diharapkan laporan
memberikan gambaran yang akurat dan relevan mengenai dampak lingkungan hidup
yang dihasilkan.
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

b. Jelaskan yang dimaksud dengan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup dan mekanisme
pelaksanaannya menurut Permenlhk yang terbaru
Menurut PP Nomor 22 Tahun 2022 Definisi Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup yang
selanjutnya disingkat DELH adalah dokumen evaluasi Dampak Penting pada
Lingkungan Hidup terhadap usaha dan/atau Kegiatan yang telah berjalan untuk
digunakan sebagai instrumen perlindungan dan pengeiolaan Lingkungan Hidup. DELH
disiapkan untuk menjadi instrumen yang mendukung upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.

Proses implementasi Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) umumnya


melibatkan serangkaian langkah sebagai berikut:

1. Awal Evaluasi:
Menentukan kebutuhan untuk mengevaluasi dampak lingkungan hidup dari suatu usaha
dan/atau kegiatan yang telah berjalan.

2. Penetapan Lingkup Evaluasi:


Menetapkan cakupan evaluasi, termasuk parameter yang akan dinilai dan dampak
penting yang harus diperhatikan.

3. Pengumpulan Data:
Menghimpun informasi terkait implementasi usaha dan/atau kegiatan serta dampaknya
pada lingkungan hidup.

4. Analisis Dampak Penting:


Melakukan evaluasi dampak penting pada lingkungan hidup untuk mengidentifikasi
konsekuensi positif dan negatif yang mungkin terjadi.

5. Penyusunan DELH:
Merangkum hasil analisis dan temuan dalam bentuk Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup.

6. Konsultasi Publik:
Melibatkan partisipasi masyarakat atau pihak terkait dalam konsultasi publik untuk
mendapatkan masukan dan tanggapan terhadap hasil evaluasi.

7. Pengajuan DELH:
Menyampaikan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup kepada otoritas lingkungan
setempat untuk memperoleh persetujuan atau izin.

8. Implementasi Rekomendasi:
Nama : Aufi Nabila
Kelas/ NPM : A / 6032212157

Melaksanakan tindakan yang direkomendasikan dalam DELH, termasuk strategi


pengelolaan dampak dan perbaikan.

9. Pemantauan dan Evaluasi Lanjutan:


Memantau dampak lingkungan setelah implementasi rekomendasi dan, jika diperlukan,
melakukan evaluasi lanjutan.

10. Penyimpanan dan Publikasi:


Menyimpan dokumen DELH dengan benar dan menyediakan informasi publik agar
dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan.

Anda mungkin juga menyukai