Anda di halaman 1dari 40

14

PERUNDANGAN LINGKUNGAN
HIDUP, PEMAHAMAN AMDAL
DAN
PERAN GEOLOGI UNTUK AMDAL
AMDAL:Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Rincian Materi:
(1)Perundangan Lingkungan Hidup,AMDAL ,Proses Penyusunan Amdal
dan Peran Geologi,
(2)Perundang-undangan

DosenENEGI
: GL-4121
Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA.
24 November 2020
Program Studi Teknik Geologi KULIAH
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung
GEOLOGI LINGKUNGAN
MINGGU – 14
Lingkungan Binaan.
• Lingkunganbinaan atau lingkungan terb
angun adalah suatu lingkungan yang
ditandai dominasi struktur buatan
manusia.
• Sistem lingkungan binaan bergantung
pada asupan energi, sumberdaya, dan
rekayasa manusia untuk dapat bertahan.
Sumber:Lingkungan binaan - Wikipedia bahasa Indonesia
Mitigasi Dampak Pembangunan
Lingkungan Binaan
• Mitigasi Dampak Pembangunan merupakan persyaratan
untuk menanggulangi atau MENGURANGI DAMPAK
LINGKUNGAN BINAAN
• Mitigasi Dampak Pembangunan Kepada Kondisi Lingkungan
Sering Dilakukan Dengan Penerapn Inovasi Berbasis Iptek
yang Harus Dilakukan Melalui Pembuatan Detail Desain
Engineering ( rancangan rinci rekayasa)
• Upaya Inovasi Dalam Mitigasi Dampak Lingkungan Meliputi
Upaya Peningkatan Ilmu Pengetahuan, Keterampilan dan
Kemandirian masyarakat /Stakeholder dan mencakup pula
pembentukan Kelembagaannya
Strategi dan Upaya Mitigasi Dampak
Pembangunan
• Menjadikan Proyek Pembangunan Sesuai Kebutuhan Optimal, Dengan Cara
Menghindari Pembatalan Proyek Tetapi Reformulasi Proyek dan Pembatasan
Lingkup Pembangunan

• Memperkecil Dampak Dengan Cara Membatasi Skala Proyek Pembangunan

• CONTOH HARUS MEMILIKI PERENCANAAN PASCA TAMBANG


• Melakukan Upaya Perbaikan Lingkungan Melalui Restorasi dan Rehabilitasi
Lingkungan

DOKUMEN AMDAL: SEBAGAI DOKUMEN EVALUASI


DAMPAK LINGKUNGAN ATAS PEMBANGUNAN YANG AKAN
DIBUAT;OLEH KARENANYA PERLU INPUT REKAYASA DAN INOVASI
BERBASIS IPTEK UNTUK MENGURANGI RESIKO ATAU DAMPAK

BUKAN DOKUMEN
LINGKUNGAN,

LARANGAN PEMBANGUNAN !!.


Moch.Solihin.
AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
1. Proses Penyusunan Amdal
dan Posisi Geologi
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) adalah:
• Hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup,
yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang


dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan.
• Dokumen ANDAL:
(a)Kerangka acuan Andal ,
(b)Andal,
(c)Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan
(d)Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

AMDAL/EIA : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan / Environmental


Impact Assessment
KEGUNAAN STUDI AMDAL

1. Mencegah terjadinya kerusakan/degradasi sumberdaya alam di


tapak proyek, karena kegiatan proyek yang bersangkutan.
2. Mencegah kerusakan-kerusakan / degradasi sumberdaya alam di
luar tapak proyek.Bahan bagi perencanaan pembangunan
wilayah.
3. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan dari rencana kegiatan atau usaha
4. Sebagai masukan untuk penyusunan desain rinci teknis
kegiatan/usaha tersebut.
5. Masukan penyusunan rencana pengelolaan lingkungan dari
kegiatan atau usaha tsb.
6. Memberi informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan
dampak positif dan menghindari dampak negatif yang akan
ditimbulkan oleh rencana kegiatan atau usaha tsb.
Moch.Solihin.
Moch.Solihin.
DOKUMEN UTAMA AMDAL
1. Kerangka Acuan (KA) : sebagai dasar pelaksanaan studi AMDAL (disusun
sebelum kegiatan AMDAL dilaksanakan)
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) : dokumen yang memua t studi
dampak lingkungan
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) : upaya-upaya pengelolaan
pengelolaan lingkungan lingkungan untuk mengurangi mengurangi
dampak negatif negatif dan meningkatkan dampak positif, misal :
pengelolaan limbah
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) : upaya pemantauan untuk melihat
kinerja upaya pengelolaan yang dilakukan, misal : pengukuran kualitas air
dan udara di titik-titik tertentu
5. Executive summary : memuat ringkasan dokumen ANDAL, RKL dan RPL
Hasil utama studi AMDAL adalah dokumen RKL dan RPL
4 Jenis Studi AMDAL
(dalam PP 51 tahun 1993)

1. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang
berada dalam kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana
kegiatan pabrik tekstil yang mempunyai kewenangan memberikan ijin
dan mengevaluasi studi AMDALnya ada pada Departemen Perindustrian.

2. AMDAL Terpadu / multisektor –yang berlaku bagi suatu


rencana kegiatan pembangunan yang sifatnya terpadu, yaitu adanya
keterkaitan dalam hal perencanaan, pengelolaan, dan proses produksi,
serta berada dalam satu kesatuan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Misalnya
pabrik pulp dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek tanaman
industri (HTI) untuk penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga uap
untuk energi, dan pelabuhan untuk distribusi dan produksinya. Disini
lebih dari satu instansi, yaitu Dep. Perindustrian, Dep. Kehutanan, Dep.
Pertambangan, dan Dep. Perhubungan.
4 Jenis Studi AMDAL
(dalam PP 51 tahun 1993)..lanjutan
3. AMDAL KAWASAN dtujukan untuk satu rencanan kegiatan
pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi. Contoh
Pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing-masing
kegiatan di dalam kawasan tidak perlu lagi membuat AMDALnya,
karena sudah tercakup dalam AMDAL seluruh Kawasan.

4. AMDAL REGIONAL – sifat kegiatannya saling terkait dalam hal


perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatannya dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab dan berada dalam satu kesatuan ekosistem,
satu renacana pengembangan wilayah sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional adalah
pembangunan kota-kota baru.
Kewajiban AMDAL di Indonesia diatur dalam : PP no.
27 tahun 1999 dan KepMenLH no.17 than 2001
Sebagai contoh WAJIB AMDAL:
1. Bendungan : tinggi > 15 m atau luas 200 ha
2. Jalan Tol : wajib,
3. jalan layang > 2 km
4. Irigasi : luas > 2000 ha
5. Pembangunan jalan :
Kota besar : > 5 km
Kota sedang : > 10 km
Pedesaan : > 30 km

Kegiatan yang tidak wajib AMDAL (KepMenLH no. 86 tahun2002):


melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upay a Pemantauan
Lingkungan (UPL)

13/12/2020
AUDIT LINGKUNGAN

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 30 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Pelaksaan Audit Lingkungan Hidup Yang
Diwajibkan. Disahkan pada tanggal 28
September 2001
• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor KEP-42/MENLH/XI/1994 Tentang
Pedoman Umum Pelaksaan Audit Lingkungan.
Disahkan pada tanggal 22 November 1994.
PROSEDUR PELAKSANAAN AMDAL
PROSEDUR AMDAL Prosedur
AMDAL terdiri dari:

1. Proses penapisan
(screening) wajib AMDAL

2. Proses pengumuman

3. Proses pelingkupan
(scoping):
❑ Penyusunan dan penilaian
KA-ANDAL
❑ Penyusunan dan penilaian
ANDAL, RKL, dan RPL
❑ Persetujuan Kelayakan
Moch.Solihin.
Lingkungan
PELAKSANAAN STUDI AMDAL
KETERLIBATAN
MASYARAKAT

Moch.Solihin.
KELEMBAGAAN AMDAL:
Komisi Penilai AMDAL
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas untuk
menilai dokumen AMDAL.

Aspek-aspek yang dinilai adalah aspek kelengkapan dan


kualitas kajian dalam dokumen AMDAL.

Komisi penilai mempunyai kewajiban


untuk memberikan
masukan dan pertimbangan- pertimbangan
sebagai dasar pengambilan Keputusan
Kesepakatan Kerangka Acuan ANDAL dan
Kelayakan Lingkungan
Anggota Komisi Penilai AMDAL
• Ketua Komisi Ketua Komisi dijabat
oleh Deputi untuk Komisi penilai AMDAL
Pusat, Kepala BAPEDALDA atau pejabat lain
yang ditugasi mengendalikan dampak
lingkungan hidup di tingkat propinsi untuk
Komisi Penilai AMDAL Propinsi, Kepala
BAPEDALDA atau pejabat lain yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan hidup di
tingkat Kabupaten/Kota.
Sekretaris Komisi AMDAL.
• Sekretaris Komisi dijabat oleh seorang pejabat
yang menangani AMDAL baik dari Pusat maupun
Daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota).

Anggota Komisi Anggota Komisi terdiri


dari: wakil instansi/dinas teknis yang mewadahi
kegiatan yang dikaji, wakil daerah, ahli di bidang
lingkungan hidup, ahli di bidang yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang dikaji, wakil
masyarakat, wakil organisasi lingkungan, dan
anggota lain yang dianggap perlu.
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari ASPEK BIOGEOFISIK KIMIA, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA,
TATA RUANG, DAN KESEHATAN MASYARAKAT pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau
Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi,
sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological
importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
importance); dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud
DETAIL ASPEK KAJIAN AMDAL
AMDAL : dampak suatu kegiatan terhadap
lingkungan :
• Fisik : struktur tanah, geologi, bentang lahan
• Kimia : pencemaran pencemaran air, udara dan
tanah
• Biologi : dampak terhadap flora dan fauna
• Sosial
• Ekonomi
• Budaya
• Kesehatan masyarakat
2
Perundang-undangan AMDAL
Daftar Perundang-undangan AMDAL
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Disahkan pada tangal 19 September 1997
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang
Pemerintahan Daerah. Disahkan pada tangal 7 Mei 1999
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994 Tentang
Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati).
Disahkan pada tanggal 1 Agustus 1994
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Disahkan pada
tanggal 10 Agustus 1990
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang
Penataan Ruang. Disahkan pada tanggal 3 Oktober 1992
PERATURAN PEMERINTAH DAN KEPUTUSAN MENTERI
TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Disahkan pada tanggal 7 Mei 1999
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002
Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Disahkan pada tanggal 28 Oktober
2002
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi
Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Disahkan pada tanggal 22
Mei 2001
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2001 Tentang
Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Pemukiman Terpadu.
Disahkan pada tanggal 21 Februari 2000
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2000 Tentang
Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Di Daerah Lahan
Basah. Disahkan pada tanggal 21 Februari 2000
KEPUTUSAN MENTERI DAN KEPUTUSAN BAPEDAL
TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 40 Tahun 2000 Tentang


Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup. Disahkan pada tanggal 6 November 2000

7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 41 Tahun 2000 Tentang


Pedoman Pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Kabupaten/Kota. Disahkan pada tanggal 6 November 2000

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 2000 Tentang


Susunan Keanggotaan Komisi Penilai Dan Tim Teknis Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Disahkan pada tanggal 6 November 2000

9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-30/MENKLH/7/1992


Tentang Panduan Pelingkupan Untuk Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL.
Disahkan pada tanggal 16 Juli 1992
KEPUTUSAN BADAN PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN
TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

1. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 8 Tahun 2000 Tentang


Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Disahkan pada tanggal 17 Februari 2000
2. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2000
Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Disahkan
pada tanggal 17 Februari 2000
3. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-
105/BAPEDAL/11/1997 Tentang Panduan Pemantauan Pelaksanaan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Disahkan
pada tanggal 14 November 1997
4. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-
124/BAPEDAL/12/1997 Tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat Dalam
Penyusunan AMDAL. Disahkan pada tanggal 29 Desember 1997
5. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor KEP-
299/BAPEDAL/11/1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Disahkan pada tanggal 4
November 1996
6. Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor KEP-56/3/1994 Tentang
Pedoman Mengenai Dampak Penting. Disahkan pada tanggal 18 Maret 1994
KERANGKA PERUNDANGAN LINGKUNGAN BINAAN : Penataan dan
Pengelolaan Ruang serta Prasarana dan Sarana Sanitasi
PP 27/2012 Permen PU 10/PRT/M/2008 Penetapan
UU 32/2009 PPLH Jenis Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan Bid.
IJIN LINGK.
PU Wajib dilengkapi dgn UPL dan UKL
UU 36/2009
KESEHATAN
Permen PU 19/PRT/M/2012
UU 26/2007 Pedoman Penataan Ruang Permen PU 16/PRT/M/2008 KSNP Sistem
PENATAAN RUANG Kawasan Sekitar TPA Sampah Pengelolaan Air Limbah Permukiman

UU 01/2011 PP No. 122/2015 Permen PU 21/PRT/M/2006 KSNP Sistem


PKP SPAM Pengelolaan Persampahan

UU 11/1974 Permen 09/2015


Rapermen Penyelenggaraan Pengembangan
PENGAIRAN Penggunaan SDA
UUD 45 Sistem Pengelolaan Air Limbah
Pasal 28H
Permen 28/2015
Penetapan Garis Sempadan Permen PU No 12/2014 ttg
Sungai & Danau Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan

UU 23/2014 PP 65/2005 Permen PU 01/PRT/M/2014 SPM Bidang PU


PEMERINTAHAN PED. PENYUS. dan PENERAPAN dan Penataan Ruang
DAERAH SPM

PP 81/2012 Permen PU 03/PRT/M/2013


UU 18/2008 Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
PENGELOLAAN PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH Persampahan Dalam Penanganan Sampah
SAMPAH Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
SEJENIS SAMPAH RUMAH
TANGGA Rumah Tangga

RUU SANITASI
PP Nomor 16 /2005 Perpres Nomor 185 tahun 2014 tentang
UUD 45 UU Nomor 36/2009
PP Nomor 42/2008 Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Pasal 4 UU Nomor 23/2014
PP Nomor 66/2014 Sanitasi
39
TERIMA KASIH dan KETENTUAN
Ketentuan penggunaan materi dari Mata Kuliah Geologi
Lingkungan (GL-4121):
(1)Materi Kuliah Geologi Lingkungan ini, dibuat berupa intisari dari berbagai sumber referensi
yang saya pelajari, disesuaikan dengan silabus Mata Kuliah Geologi Lingkungan (GL-4121)

(2)Materi Kuliah Geologi Lingkungan hanya diperuntukan bagi Mahasiswa Program Studi Teknik
Geologi,FITB Institut Teknologi Bandung yang mengambil mata kuliah ini pada Semester 1 tahun
2020/2021 serta digunakan hanya untuk bahan utama ujian mata kuliah Geologi Lingkungan(GL-
4121) yaitu Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir semestaer 1 tahun 2020/2021.

(3)Selain penggunaan untuk butir-2 harus mendapat iin tertulis dari saya sebagai dosen mata
kuliah Geologi Lingkungan (GL-4121) .

Bandung, 24 Agustus 2020


Dosen MK.Geologi Lingkungan (GL-4121)
Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA (ITB).
HP/WA:0811-234- 6057
Email:denyjuanda@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai