Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nyiluh Rahajeng Sofia Undari

NIM : 25210005

Mata Kuliah : Analisis Dampak Lingkungan Perkotaan

Prodi : Perencanaan Wilayah dan Kota

Tanggal : Jumat, 14 April 2023

1. a. Jelaskan pentingnya AMDAL dalam pembangunan suatu kegiatan/usaha!


Jawab:
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah salah satu instrumen
penting dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan suatu kegiatan atau
usaha. Tujuan dari AMDAL adalah untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang
mungkin terjadi akibat pelaksanaan suatu proyek atau kegiatan, dan merencanakan
tindakan untuk mengurangi dampak tersebut. Selain itu, AMDAL juga dapat
membantu para pengambil keputusan untuk menentukan apakah suatu proyek atau
kegiatan dapat dilakukan atau tidak. Dengan mempertimbangkan dampak positif
dan negatif dari suatu proyek atau kegiatan, para pengambil keputusan dapat menilai
apakah manfaatnya lebih besar daripada kerugian yang ditimbulkan.
b. Berikan perbedaan antara AMDAL, UKL, UPL, dan SPPL! Berikan contoh
masing-masing unit usaha/kegiatan yang memiliki dokumen tersebut!
AMDAL, UKL, UPL dan SPPL adalah dokumen lingkungan yang berkaitan dengan
aktivitas usaha atau kegiatan yang dapat mempengaruhi lingkungan hidup.
Jawab:
1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah dokumen lingkungan yang harus disiapkan untuk kegiatan atau
proyek yang diperkirakan akan memiliki dampak signifikan pada lingkungan
hidup. Dalam dokumen ini, harus dijelaskan mengenai rencana kegiatan,
dampak yang ditimbulkan, serta upaya mitigasi yang akan dilakukan. Contoh
kegiatan yang memerlukan AMDAL adalah pembangunan bendungan dengan
tinggi > 15 m atau luas 200 Ha.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL)
UPL dan UKL adalah dokumen lingkungan yang dibuat untuk kegiatan atau
proyek yang diperkirakan tidak memiliki dampak signifikan pada lingkungan
hidup. UPL berisi upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh
pelaku usaha, sedangkan UKL berisi upaya pemantauan lingkungan yang akan
dilakukan oleh pelaku usaha. Contoh kegiatan yang memerlukan UPL atau UKL
adalah Gedung dengan luas ≤ 5 Ha dan ≤ 10 𝑚2 .
3) Surat Pernyataan Penilaian Lingkungan (SPPL)
SPPL adalah dokumen lingkungan yang dibuat untuk kegiatan atau proyek yang
memiliki dampak lingkungan rendah dan tidak memerlukan AMDAL, UPL atau
UKL. SPPL berisi pernyataan dari pelaku usaha bahwa kegiatan atau proyek
tersebut tidak akan memiliki dampak signifikan pada lingkungan hidup. Contoh
kegiatan yang memerlukan SPPL adalah pembukaan kios atau warung makan
kecil seperti mixue.
c. Sebutkan dokumen dalam AMDAL!
Jawab:
1) Kerangka Acuan (KA)
Dokumen KA menjelaskan latar belakang dan tujuan dari studi AMDAL yang
akan dilakukan, serta memberikan kesepakatan antara pihak pengembang dan
regulator terkait lingkup dan proses pelaksanaan studi AMDAL. KA juga
memberikan informasi tentang isu-isu lingkungan dan sosial yang perlu
dipertimbangkan dalam analisis dampak lingkungan.
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Dokumen ANDAL berisi analisis dampak lingkungan yang dilakukan oleh tim
ahli pada tahap awal pengembangan proyek atau kegiatan. ANDAL akan
mengidentifikasi semua dampak positif dan negatif potensial yang mungkin
terjadi karena proyek atau kegiatan tersebut dan mengevaluasi kemungkinan
dampak tersebut terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
3) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Dokumen RKL berisi rencana tindakan untuk mengurangi atau meminimalkan
dampak negatif dari proyek atau kegiatan yang diusulkan. RKL harus mencakup
strategi pengelolaan lingkungan yang rinci termasuk pemantauan lingkungan
dan pelaporan hasilnya, serta tindakan yang akan dilakukan jika terjadi insiden
atau keadaan darurat.
4) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Dokumen RPL menjelaskan rencana pemantauan yang akan dilakukan selama
operasi proyek atau kegiatan. Rencana ini meliputi jenis data yang harus
dikumpulkan, teknik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel, dan
prosedur analisis data.
5) Executive Summary (Ringkasan Eksekutif)
Dokumen Ringkasan Eksekutif berisi ringkasan dari semua dokumen AMDAL
yang telah dibuat sebelumnya. Dokumen ini disiapkan untuk membuat informasi
tentang proyek atau kegiatan lebih mudah dipahami oleh para pemangku
kepentingan yang memiliki keterbatasan waktu atau keterbatasan dalam
memahami dokumen lengkap AMDAL.

2. a. Jelaskan prosedur persetujuan lingkungan!


Jawab:
Terbitnya persetujuan lingkungan merupakan proses yang cukup panjang dan terdiri
dari beberapa tahapan. Berikut adalah alur terbitnya persetujuan lingkungan:
1) Rencana Kegiatan
Tahap awal dalam pengajuan persetujuan lingkungan adalah menyusun rencana
kegiatan yang akan dilakukan, baik itu berupa pembangunan sarana dan
prasarana, maupun kegiatan lain yang berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan.
2) Wajib AMDAL
Jika kegiatan tersebut dianggap memiliki dampak signifikan terhadap
lingkungan, maka pemohon wajib menyusun Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal). Amdal wajib disusun oleh tim ahli yang independen dan
terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
3) Publikasi/Sosialisasi
Hasil Amdal harus dipublikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat luas
khususnya masyarakat yang terkena dampak pembangunan. Pihak-pihak yang
terdampak langsung oleh kegiatan tersebut juga harus diberikan kesempatan
untuk memberikan masukan dan tanggapan.
4) Penyusunan KA-ANDAL
Berdasarkan hasil Amdal dan masukan dari masyarakat, penyusunan dokumen
Kajian Lingkungan dan Analisis Dampak Lingkungan (Ka-Andal) harus
dilakukan oleh Ketua Komisi AMDAL Kota. Dokumen ini terdiri dari Dokumen
Analisis Dampak Lingkungan (Dokumen AMDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RPL), dan Rencana Rekayasa Lingkungan (RKL).
5) Persetujuan Lingkungan
Setelah penyusunan Ka-Andal selesai, penanggung jawab Komisi AMDAL
Kota akan melakukan evaluasi terhadap dokumen tersebut. Jika memenuhi
persyaratan, maka persetujuan lingkungan akan diberikan sebagai salah satu
syarat pengajuan izin usaha.
6) Izin Usaha
Setelah persetujuan lingkungan diperoleh, pemohon dapat mengajukan
permohonan izin usaha ke instansi yang berwenang, seperti Dinas Lingkungan
Hidup atau Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. Pihak tersebut akan
melakukan verifikasi terhadap dokumen persyaratan lainnya, dan jika lengkap,
izin usaha akan diberikan.
b. Sebutkan perbedaan posisi AMDAL sebelum dan setelah adanya UU Cipta
Kerja!
Jawab:
Sebelum Sesudah
Izin lingkungan dihapus menjadi
Ada izin lingkungan
persetujuan lingkungan
Ada komisi penilai AMDAL dari
Penilai berasal dari tim independent
Pemerintah Daerah
Pelibatan masyarakat terdampak
Masyarakat umum, NGO
langsung
Kriteria usaha wajib AMDAL
mengikuti PermmeenLH No.38 Tahun PermenLHK No.4 Tahun 2021
2019

3. Anda akan diminta menjawab pertanyaan menurut proyek yang dibahas tugas kelompok!
a. Jelaskan proses identifikasi kesesuaian tata ruang hingga penampisan proyek
tersebut sehingga proyek tersebut masuk dalam wajib AMDAL!
Jawab:
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta, Eka Hospital berada
di zona K1 yang merupakan zona perdagangan jasa skala kota. Sehubungan dengan
peraturan tersebut, pembangunan Eka Hospital diperbolehkan dengan ketentuan
penggunaan lahan terbatas pada kegiatan 4. Sesuai dengan Permen LHK No.4
Tahun 2021, Eka Hospital termasuk dalam kegiatan yang wajib AMDAL.

b. Sebutkan juga peraturan yang terkait dalam proses penyusunan dokumen


setidaknya hingga pelingkupan!
Jawab:
1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
3) Kepmen LH Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
4) PERMENLH Nomor 16 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
AMDAL dan UKL-UPL.
5) Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012-2030.
6) Raperda Provinsi DKI Jakarta tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta.
7) PERWAL Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Bangunan dan
Lingkungan.
8) PERDA Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

4. a. Apa yang dimaksud dengan proses pelingkupan?


Jawab:
Proses pelingkupan adalah proses awal dalam analisis dampak lingkungan
untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting
yang terkait dengan rencana kegiatan/proyek yang akan dilakukan. Proses ini
melibatkan pengumpulan informasi mengenai lokasi, sumber daya alam, sosial,
ekonomi, dan budaya yang ada di area yang terkena dampak dari rencana kegiatan
atau proyek tersebut.
b. Uraikan proses pelingkupan dalam penyusunan kajian lingkungan tugas
kelompok Anda!
Jawab:
1) Identifikasi aspek lingkungan
Tahap identifikasi aspek lingkungan bertujuan untuk mencari tahu dan
menganalisis segala macam aspek yang terkait dengan lingkungan. Hal ini
dilakukan agar dapat diperkirakan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan atau
proyek yang akan dilakukan. Aspek ini dapat terdiri dari aspek lingkungan
seperti air, udara, tanah, fauna dan flora.
- Kondisi Geologi: Kondisi jenis tanah di sekitar Eka Hospital sebelah utara
didominasi oleh jenis tanah sedimentasi. Sementara itu, pada kawasan
sebelah selatan kawasan ini didominasi oleh tanah vulkanik.
- Kondisi Air: Kualitas badan air pada lokasi pembaangunan di dominasi
melebihi baku mutu
- Kondisi Udara: Tingkat kebisingan pada lokasi pembangunan tiak sesuai
dengan baku mutu
2) Analisis dampak lingkungan
Setelah mengidentifikasi aspek lingkungan yang terkait, tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis dampak lingkungan. Dalam tahap ini, berbagai
dampak yang mungkin terjadi harus diidentifikasi dan dianalisis. Analisis ini
meliputi dampak jangka pendek dan jangka panjang, dampak langsung dan tidak
langsung, serta dampak sementara dan permanen. Setelah analisis selesai, maka
dampak yang mungkin terjadi akan dikelompokkan ke dalam kategori positif
dan negatif. Kategori ini nantinya akan menjadi dasar dalam mengambil
keputusan dan menentukan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalkan
dampak negatif.
3) Penentuan ruang lingkup
Tahap penentuan ruang lingkup dilakukan dengan mengkaji batasan wilayah
atau area yang akan terpengaruh oleh kegiatan atau proyek tersebut. Hal ini
termasuk kajian tentang wilayah geografis, populasi manusia, flora dan fauna,
dan sumber daya alam yang akan terkena dampak dari kegiatan atau proyek
tersebut. Tujuannya adalah untuk membantu dalam membuat keputusan
mengenai izin dan pengaturan yang dibutuhkan serta sumber daya yang
dibutuhkan dalam memberikan keputusan mengenai proyek atau kegiatan yang
dibangun.
- Batas Proyek: Batas proyek dalam proyek ini adalah kavling No. 37-38 yang
menempati sisi utara Jalan H. Juanda
- Batas Ekologis: Batas ekologis dalam proyek ini adalah mengikuti
pembuangan IPAL ke drainase terdekat, yaitu Kali Moelenvliet yang
merupakan anak sungai Ciliwung.
- Batas Sosial: Batas sosial dalam proyek ini adalah permukiman masyarakat
RW 2 RT 7 Kelurahan Kebon Kelapa yang menempati tepat di belakang
kawasan proyek, serta kawasan perdagangan jasa di sekitarnya.
- Batas Administratif: Lokasi proyek ini berada Kelurahan Kebon Kelapa.

Anda mungkin juga menyukai