NIM : 25210005
TPUUTS
Model LUTI (Land Use and Transport Integrated) adalah alat untuk mendukung
perencanaan strategis melalui estimasi tren pilihan lokasi dan perkiraan pola penggunaan lahan
dengan menggabungkan fitur seperti pola mobilitas, karakteristik sosio-demografis, alokasi
industri, faktor geomorfologi dan lingkungan, ketersediaan jaringan perkotaan dan terakhir
kerangka kelembagaan dan kebijakan (Pozoukidou, 2010). Komisi Eropa mempromosikan
model LUTI sebagai alat untuk mobilitas perkotaan dalam kerangka Rencana Mobilitas
Perkotaan Berkelanjutan (SUMPs). SUMP dapat didefinisikan sebagai kerangka perencanaan
strategis, yang diusulkan oleh Komisi Eropa, untuk sistem transportasi multimoda perkotaan
yang menggabungkan perencanaan antar-disiplin dan analisis kebijakan dengan pengambilan
keputusan. Tujuannya adalah aksesibilitas untuk semua, layanan mobilitas yang efisien dan
terjangkau, peningkatan keselamatan dan keamanan, penurunan emisi dan peningkatan
efisiensi energi serta peningkatan lingkungan perkotaan.
Dalam rangka integrasi model LUTI ke dalam siklus SUMP, terdapat empat tahap,
yaitu (1) Mempersiapkan dengan baik, (2) Penetapan tujuan yang rasional dan transparan, (3)
Menguraikan rencana, dan (4) Melaksanakan rencana. Tahap-tahap tersebut terdiri dari
sejumlah tindakan yang penting untuk mengatasi tonggak yang sesuai. Kerangka integrasi
model LUTI didasarkan pada ruang lingkup memaksimalkan kontribusi potensial dari model
penggunaan lahan untuk keberhasilan konduksi kegiatan tersebut di atas. Terdapat sebelas
elemen SUMP yang terhubung dengan kegiatan yang sesuai, dan setiap tahap memiliki satu set
elemen. Dalam kerangka integrasi ini, hasil dari aktivitas siklus SUMP dapat digunakan
sebagai input untuk tindakan yang sesuai untuk integrasi model LUTI atau tindakan LUTI
dapat memberikan output untuk mendukung aktivitas SUMP, seperti yang dijelaskan dalam
sub-bab berikut:
Fase 3. Evaluasi
Pada tahap ketiga dari SUMP, tujuannya adalah untuk memperbarui model
LUTI berdasarkan data nyata yang berasal dari pemantauan rutin indikator selama tahap
elaborasi SUMP. Hal ini bertujuan untuk memberikan estimasi yang akurat yang dapat
digunakan untuk memeriksa kemajuan selama tahap implementasi SUMP dan tonggak
adopsi dokumen rencana. Aktivitas SUMP 8.1 merupakan kegiatan pemantauan rutin
terhadap serangkaian indikator inti yang dapat diukur untuk evaluasi elaborasi rencana.
Data pengukuran tersebut dapat dijadikan input dalam Tindakan LUTI untuk
memperbarui model. Selanjutnya, model pendidikan dapat digunakan untuk penilaian
ulang skenario berbasis target sesuai dengan data nyata. Hasil penilaian ulang tersebut
dapat memberikan kesimpulan tentang kemajuan implementasi rencana dan pencapaian
tujuannya, terutama yang terkait dengan pembangunan perkotaan. Peninjauan hasil
penilaian model selama skenario strategis, target, dan berbasis data nyata harus
dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan rencana menuju pencapaian tujuan terkait
penggunaan lahan.
Fase 4. Validasi
Pada tahap keempat dari SUMP, tujuannya adalah untuk melakukan validasi
keseluruhan terhadap model LUTI agar dapat berkontribusi pada pengambilan
kesimpulan dari penilaian dampak akhir dan membuat perubahan dan penyesuaian yang
diperlukan untuk implementasinya di UMP berikutnya. Untuk mencapai tujuan ini,
hasil dan kesimpulan dari Kegiatan SUMP seperti 10.3 (Periksa kemajuan menuju
pencapaian tujuan) dan 11.1 (Perbarui paket saat ini secara teratur), harus disematkan
dalam Tindakan LUTI untuk validasi model. Proses ini akan memastikan bahwa model
akan mengikuti seluruh siklus SUMP dan siap untuk digunakan pada masa mendatang.
Berdasarkan paparan di atas jurnal ini menyimpulkan bahwa model LUTI dapat
diintegrasikan ke dalam keempat fase proses SUMP sebagai alat untuk analisis, sintesis, dan
pengujian rencana mobilitas alternatif. Integrasi model LUTI ke dalam siklus SUMP
merupakan faktor kunci dalam mencapai tujuan strategis SUMP. Menilai dampak dari Rencana
mobilitas alternatif pada pilihan lokasi telah menjadi inti dari pendekatan interdisipliner yang
sangat diinginkan dan dibahas dalam perencanaan transportasi berkelanjutan. Oleh karena itu,
kesempatan dan tantangan untuk mengintegrasikan model LUTI ke dalam SUMP ada di depan
kita.