MATA KULIAH
PENGANTAR INFRASTUKTUR WILAYAH DAN KOTA
Disusun oleh:
Stephen Angga Budi Santosa 25210001 PWK 2021
Nyiluh Rahajeng Sofia Undari 25210005 PWK 2021
Permata Dwi Wulandari 25210007 PWK 2021
1
DAFTAR ISI
i
3.4.4. Pemilahan Sampah ..................................................................................... 16
3.5. Pengangkutan Sampah ..................................................................................... 17
BAB IV ANALISIS WILAYAH
4.1. Kesesuaian Kondisi Eksisting dengan Peraturan yang Berlaku ................................ 18
4.1.1. Timbulan Sampah ...................................................................................... 18
4.1.2. Penadahan Sampah .................................................................................... 20
4.1.3. Pengumpulan Sampah ................................................................................ 21
4.1.4. Pemindahan dan Pemilahan Sampah ............................................................ 23
4.1.5. Pengangkutan Sampah ............................................................................... 24
4.2. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Sampah ............................................................ 25
4.2.1. Proyeksi Timbulan Sampah.......................................................................... 25
4.2.2. Proyeksi Kebutuhan Penanganan Persampahan ............................................. 30
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 34
5.2. Rekomendasi ................................................................................................... 34
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi prasarana persampahan yang ada di Kelurahan Roa Malaka?
2. Bagaimana ketersediaan prasarana persampahan yang ada di Kelurahan Roa
Malaka?
3. Berapa besarkah kebutuhan prarasana persampahan pada Kelurahan Roa
Malaka pada lima tahun mendatang?
2
1.6. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan variabel-
variabel dilakukan berdasarkan rumusan masalah dan penelitian-penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian Analisis
Ketersediaan Prasaran Persampahan di Kelurahan Roa Malaka adalah
sebagaimana pada tabel 1.1.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infrastruktur
Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial
dan ekonomi (Grigg, 1988 dalam Kodatie, 2003). Sistem infrastruktur merupakan
pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan
sebagai fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-
instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan
sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 1988 dalam Kodatie, 2003). Definisi teknik
juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan
mengatakan bahwa infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem
sehingga memberikan pelayanan publik yang penting (Kodatie, 2003).
4
2.2.2. Pengelolaan Sampah
Di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa pengelolaan sampah adalah
kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan persampahan
mempunyai tujuan yang sangat mendasar yang meliputi meningkatkan
kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya alam (air),
melindungi fasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis
(Widagdo, 2005). Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga disebutkan bahwa pengaturan pengelolaan
sampah bertujuan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat dan menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Berdasarkan SNI 19-32454-32002 Tentang Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan disebutkan bahwa teknis
operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan
penadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat
terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. Skema teknik
operasional persampahan dapat dilihat pada gambar 2.1.
5
kegiatan penadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus
bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya.
Berikut ini adalah penjelasan dari kegiatan teknis operasional
pengelolaan sampah perkotaan.
a. Penadahan Sampah
Penadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara
dalam suatu wadah di tempat sumber sampah.
b. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau dari wadah
komunal melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu ,
baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung.
c. Pemindahan dan pemilahan Sampah
Pemindahan sampah dapat dilakukan dengan cara manual, mekanis,
atau gabungan manual dan mekanis, yaitu pengisian kontainer
dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan
pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis.
Sedangkan untuk pemilahan di lokasi pemindahan dapat dilakukan
dengan cara manual oleh petugas kebersihan dan/atau masyarakat
yang berminat, sebelum dipindahkan ke alat pengangkut sampah.
d. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat
pembuangan akhir.
6
Tabel 2.1 Kebutuhan Prasarana Persampahan Berdasarkan SNI 03-1733-2004
Prasarana
Lingkup
Sarana Keterangan
Prasarana Status Dimensi
perlengkapan
Rumah
Tong Sampah Pribadi - -
(5 jiwa)
RW (2500 Gerobak Gerobak
2 𝑚2
jiwa) Sampah Jarak mengangkut
TPS
Bak Sampah bebas TPS 3x
6 𝑚2
Kecil dengan seminggu
Kelurahan Gerobak lingkungan
2 𝑚2 Gerobak
(30000 Sampah hunian
mengangkut
jiwa) Bak Sampah TPS minimal
12 𝑚2 3x
30m
Kecil seminggu
Sumber: (SNI 03-1733-2004, 2004)
7
c. Sampah yang berukuran besar, dalam kategori ini termasuk sampah
yang berukuran besar dan berat.
d. Sampah abu , yaitu sampah padat yang berasal dari pembakaran kayu,
batu bara atau insinerator. Ukurannya kecil, lembut, ringan dan mudah
terbawa angin.
e. Sampah berupa lumpur dari pengolahan air bersih dan air limbah.
Lumpur dari kolam pengolahan harus dihindarkan langsung masuk ke
air permukaan.
f. Sampah bangkai binatang, yaitu semua sampah yang berupa bangkai
binatang.
g. Sampah sapuan jalan yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang
berserakan di jalan karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun
masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
h. Sampah konstruksi umumnya berupa logam, beton, kaca, pipa,
plumbing dan kayu.
i. Sampah B3 merupakan buangan berbahaya dan beracun bersifat
toksik karena itu perlu penanganan khusus. Banyak dihasilkan dari
kegiatan industri ataupun produk yang dipakai sehari-hari. Semakin
banyak industri yang berdiri akan semakin beragam limbahnya.
8
Tabel 2.2 Proses Pemilihan Transportasi Pengangkutan Sampah
9
Tabel 2.3 Spesifikasi Peralatan dan Bangunan Pelayanan Persampahan
Umur
Kapasitas Pelayanan Tahun
No Jenis peralatan
(teknis)
Volume KK Jiwa
1 Wadah komunal 0,5 – 1,0 𝑚3 20 - 40 100 - 200 -
2 Komoster komunal 0,5 – 1,0 𝑚3 10 - 20 50 - 100 -
3 Alat pengumpul:
Gerobak sampah 1 𝑚3 128 640 2- 3
bersekat/sejenisnya
4 Container amroll truk 6 𝑚3 625 3.200
5-8
10 𝑚3 1.375 5.330
5 TPS
Tipe I 100 𝑚3 500 2.500
20
Tipe II ± 300 𝑚3 6.000 30.000
Tipe III ± 1.000 𝑚3 24.000 120.000
6 Bangunan pendaur
ulang sampah skala 150 𝑚3 600 3.000 20
lingkungan
Sumber: SNI 3242-2008
10
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
11
wilayah Kelurahan Roa Malaka termasuk dalam Zona Perdagangan dan
Jasa dengan Skala WP dan SWP. Terdapat pula beberapa titik kawasan
yang tergolong zonasi Sarana Prasarana Umum dan Pertahanan Keamanan.
Tabel 3.3. Jumlah Sampah Berdasarkan Jenis Sampah pada Kelurahan Roa Malaka
Tahun 2022
12
Lanjutan Tabel 3.3 Jumlah Sampah Berdasarkan Jenis Sampah pada Kelurahan Roa Malaka Tahun 2022
13
sweeping adalah aneka sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas
mesin atau manusia.
14
dibawa menuju TPA Bantar Gebang bercampur dengan sampah yang
dikumpulkan dengan pola individu.
Tabel 3.4 Alamat dan Daya Tampung TPS pada Kelurahan Roa Malaka
Gambar 3.1 (Berurutan dari Kiri) Kondisi TPS Kolong Pasar Pagi; Kondisi TPS Lintas Tiang Bendera
Sumber: (Hasil Survei, 2022)
15
yang telah terisi oleh sampah street sweeping yang dilakukan pihak
kelurahan dibawa menuju TPS Kolong Pasar Pagi kemudian setelah penuh
dibawa dengan truk menuju TPA Bantar Gebang dan kembali lagi ke TPS
dengan wadah yang kosong.
Gambar 3.2 Gerobak Sampah yang Diletakkan di TPS Lintas Tiang Bendera
Sumber: (Hasil Survei, 2022)
16
dilakukan secara mandiri oleh warga dengan jenis sampah yang dipilah
biasanya adalah botol plastik dan kaleng-kaleng. Sampah pilahan ini kemudian
akan ditimbang dan dibayarkan uang oleh pihak DLH. Selain itu, terdapat pula
sebuah bank sampah di Jalan Lintas Tiang Bendera 2 yang turut menerima
sampah hasil pilahan warga.
17
BAB IV
ANALISIS WILAYAH
18
Tabel 4.1 Volume Sampah yang Berhasil Dikurangi di Kelurahan Roa Malaka
19
4.1.2. Penadahan Sampah
a. Jenis Wadah Sampah
Aspek Kesesuaian Kondisi Eksisting Kondisi Seharusnya
Memandang Pergub No. 102 Tahun 2021 dan SNI 19-2454-2002
Wadah Sampah Pada kantor kelurahan telah sesuai Wadah sampah untuk penadahan memisahkan
door to door (Pasal 7 pergub Pada rumah warga dan pertokoan hanya sampah dengan minimal empat golongan sampah
dan SNI) satu wadah di muka rumah tidak terpilah (Pergub)
Wadah Sampah Sampah diletakkan begitu saja dalam Wadah sampah terpilah dengan peruntukan
street sweeping (Pasal 7 pergub plastik atau karung tanpa wadah sampah sampah organik, anorganik, dan B3 (SNI)
dan SNI)
Penyediaan Tidak semua pertokoan memiliki wadah Penyediaan wadah sampah merupakan tanggung
wadah sampah (Pasal 9 pergub) sampah sendiri di muka toko jawab dari pengelola kawasan dan/atau
perusahaan (Pergub)
Lokasi wadah Wadah individual pada rumah warga -
(SNI) terletak di halaman muka
Gambar 4.1 (Berurutan dari Kiri) Penadahan Sampah Jalanan dari Pihak Kelurahan; Tempat Sampah pada Rumah Warga; Tempat Sampah pada
Kantor Kelurahan
Sumber: (Hasil Survei, 2022)
20
b. Metode Penadahan
Aspek Kesesuaian Kondisi Eksisting Kondisi Seharusnya
Tidak ada dasar hukum
Penadahan door - Penadahan sampah domestik pada wadah sampah -
to door di muka rumah tanpa pemilahan.
Penadahan sampah pertokoan tidak jelas.
Memandang PP No. 27 Tahun 2020
Penadahan street Penadahan dengan pemilahan berdasarkan Pemilahan menjadi lima jenis sampah
sweeping sampah basah dan kering. sesuai pasal 45 ayat 1
Memandang Pergub No. 102 Tahun 2021
Penyediaan Terdapat wadah kantung plastik untuk sampah Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
tadahan kering dan wadah karung untuk sampah basah pergub dibebankan pada APBD
yang dianggarkan pemda DKI Jakarta
21
b. Kondisi TPS sebagai Tempat Pengumpulan Sampah
Aspek Kesesuaian Kondisi Eksisting Kondisi Seharusnya
Memandang Pergub No. 102 Tahun 2021 dan PP No. 27 Tahun 2020
TPS Tidak terdapat wadah terpilah dan lokasi tidak mudah TPS memiliki wadah terpilah (Pergub)
Lintas diakses sehubungan dengan kecilnya ukuran jalan. Namun, TPS memenuhi persyaratan pada pasal 46
Tiang berdasarkan survei ditemui TPS ini hanya bersifat titik ayat 3 (PP)
Bendera transit dan parkir gerobak.
Memandang PP No. 27 Tahun 2020
TPS Desain terlindung dari hujan dan sinar matahari TPS memiliki lantai dasar kedap air.
Kolong Penerangan dan ventilasi ada meski enclosure sempit
Pasar Kegiatan tata graha sudah ada yang ditandai kegiatan
Pagi penataan, pemilahan, dan pemindahan sampah
Lantai TPS berupa tanah sehingga tidak kedap air
Memandang Pergub No. 102 Tahun 2021
TPS Tidak memiliki wadah terpilah dengan kapasitas sesuai dan TPS memiliki wadah terpilah dengan
Kolong berlabel kapasitas sesuai dengan timbulan sampah
Pasar Mudah diakses sarana pengangkut sampah seiring ukuran dan diberi label yang berisi keterangan
Pagi jalan pada muka TPS cukup luas jenis sampah dan jadwal
pengangkutannya.
Memandang SNI 19-2454-2002 dan SNI 03-1733-2004
TPS Depo tipe II dengan luas 150 m2 (60 – 200 m2) TPS tingkat kelurahan seharusnya
Kolong Tidak memiliki bak sampah berdimensi 12 m2 memiliki bak sampah besar dengan
Pasar Jarak bebas dengan hunian lebih dari 30 meter dimensi 12 m2.
Pagi Frekuensi pengangkutan setiap hari (lebih dari 3x
seminggu)
Mudah untuk keluar masuk sarana pengumpul dan
pengangkut, serta tidak jauh dari sumber sampah
22
Gambar 4.2 Sampah yang Ditumpuk Tanpa Wadah pada TPS Kolong Pasar Pagi
Sumber: (Hasil Survei, 2022)
b. Bentuk Pemilahan
Aspek Kesesuaian Kondisi Eksisting Kondisi Seharusnya
Memandang PP No. 27 Tahun 2021 dan Pergub No. 102 Tahun 2021
Pemilahan Pemilahan bertahap sebagaimana pada Bab III Pemilahan dengan pengelompokan
sampah door to (Pasal 6 tanpa pengelompokan sesuai wadah sampah, wadah sampah (Pergub)
door pergub, pasal kecuali pada kantor kelurahan Pemilahan menjadi lima jenis sesuai pasal
45 PP) 45 ayat 1 (PP)
23
Memandang PP No. 27 Tahun 2020
Pemilahan Pemilahan berdasarkan sampah basah dan kering. Pemilahan menjadi lima jenis sampah
sampah street sesuai pasal 45 ayat 1
sweeping
Memandang SNI 19-2454-2002
Teknis Pemilahan manual oleh PPSU atau masyarakat, -
sebelum dipindahkan ke alat pengangkut
24
4.2. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Sampah
Tabel 4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Roa Malaka Tahun 2023-2028
Tabel 4.3 Proyeksi Timbulan Sampah Domestik pada Kelurahan Roa Malaka Tahun
2023-2028
25
Lanjutan Tabel 4.3 Proyeksi Timbulan Sampah pada
Kelurahan Roa Malaka Tahun 2023-2028
2025 1438,86
2026 1404,25
2027 1370,47
2028 1337,50
Sumber: (Olahan Penulis, 2022)
Tabel 4.4 Dasar Perhitungan Proyeksi Timbulan Sampah pada Perdagangan Jasa
26
Dalam menghitung sampah yang dihasilkan dari pasar, perlu
dilakukan proyeksi pertumbuhan pasar. Dengan melihat pertumbuhan
pasar selama tahun sebelum terdampak pandemi, yaitu tahun 2019 hingga
2020, yaitu bertambah 4%, maka diperoleh proyeksi pertumbuhan pasar
untuk tahun 2023 hingga 2028 sebagaimana pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Proyeksi Pertumbuhan Pasar pada Kelurahan Roa Malaka Tahun 2023-2028
Tabel 4.6 Proyeksi Luasan Swalayan pada Kelurahan Roa Malaka Tahun 2023-2028
27
hasil survei terhadap pihak kelurahan. Dengan melihat pertumbuhan
jumlah karyawan berdasarkan pertumbuhan luasan pertokoan tahun 2021
hingga 2022, didapati persentase perkembangan sebesar 50%. Maka dari
itu, diperoleh proyeksi jumlah karyawan pertokoan untuk tahun 2023
hingga 2028 sebagaimana pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Karyawan Pertokoan pada Kelurahan Roa Malaka Tahun
2023-2028
28
Tabel 4.8 Proyeksi Timbulan Sampah Perdagangan Jasa pada Kelurahan Roa Malaka
Tahun 2023-2028
29
Berdasarkan proyeksi jumlah penghuni sekolah, maka dapat
diperoleh proyeksi timbulan sampah sekolah pada tahun 2023 hingga 2028
sebagaimana pada tabel 4.10. Dasar perhitungan yang digunakan adalah
berdasarkan SNI 19-3964-1994 di mana setiap penghuni sekolah
menimbulkan sampah sebesar 0,02 kilogram per hari.
Tabel 4.10 Proyeksi Timbulan Sampah Sekolah pada Kelurahan Roa Malaka Tahun 2023-
2028
30
b. Pengumpulan sampah
Dalam hal pengumpulan sampah, TPS Kolong Pasar Pagi sebagai
tempat pengumpulan perlu mendapatkan peningkatan. Salah satunya
adalah pelapisan lantai TPS dengan beton sehingga kedap air sebagaimana
pada ketentuan PP No. 27 Tahun 2020. Selain itu, perlu diadakan wadah
terpilah dengan kapasitas yang sesuai dan diberi label sesuai golongannya
pada TPS sebagaimana ketentuan Pergub No. 102 Tahun 2021. TPS juga
perlu pengadaan bak sampah dengan dimensi 12 m2 berdasarkan SNI.
Pengadaan wadah ini tentunya perlu ditambah apabila jumlah sampah terus
meningkat sepanjang tahun.
Kebutuhan infrastruktur persampahan yang dapat diproyeksikan di
antaranya adalah kebutuhan armada, jumlah kru, dan jumlah TPS. Proyeksi
kebutuhan armada disesuaikan dengan kondisi armada eksisting, yaitu
penggunaan truk sampah untuk pengangkutan dan mobil Hilux untuk
pemindahan. Sementara itu, proyeksi timbulan sampah yang diolah per kru
diperhitungkan dengan jumlah kru eksisting saat ini, yaitu enam orang.
Dengan demikian, beban timbulan sampah yang diolah per kru dapat
ditemukan dan kebutuhan penambahan kru dapat ditentukan. Perumusan
kebutuhan armada dan TPS dapat ditentukan berdasarkan kapasitas dari
masing-masing armada serta kapasitas TPS eksisting saat ini yang
dijelaskan sebagaimana pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Kapasitas Armada Persampahan dan TPS pada Kelurahan Roa Malaka
Melalui kapasitas armada dan TPS yang ada, serta proyeksi timbulan
sampah yang diperoleh dari penjumlahan timbulan sampah domestik,
perdagangan jasa, dan lain-lain, maka proyeksi kebutuhan infrastruktur
sampah dapat dilihat sebagaimana pada tabel 4.12. Dalam
memperhitungkan kebutuhan armada, jenis armada yang diperhitungkan
adalah truk sampah dan mobil Hilux, sementara gerobak sampah
dikesampingkan karena keterbatasan data. Akan tetapi, tidak menutup
31
kemungkinan bahwa penggunaan mobil Hilux dapat berdampingan dengan
penggunaan gerobak sampah dalam pengumpulan sampah sebagaimana
kondisi eksisting.
Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Infrastruktur Persampahan pada Kelurahan Roa Malaka
Tahun 2023-2028
Jumlah Timbulan
Timbulan Pengangkutan per Sampah
Sampah Hari yang Jumlah
Tahun
per hari Diolah TPS
Truk Mobil
(kg) per Kru
Sampah Hilux
(kg)
2022 105951 5 30 17658 1
2023 110371 5 30 18395 1
2024 115278 5 31 19213 1
2025 120854 6 32 20142 1
2026 127365 6 34 21228 1
2027 135211 6 36 22535 1
2028 144988 7 38 24165 1
Sumber: (Olahan Penulis, 2022)
Tabel 4.13 Sintesis Kebutuhan Armada Persampahan pada Kelurahan Roa Malaka Tahun
2023-2028
Jumlah Armada
Tahun
Truk Sampah Mobil Hilux
2022 3 6
2023 3 6
2024 3 7
2025 3 7
2026 3 7
2027 3 8
2028 4 8
Sumber: (Olahan Penulis, 2022)
32
Berdasarkan sintesis kebutuhan armada, penambahan armada
mobil Hilux perlu dilakukan jika keseluruhan armada pengumpulan yang
hendak digunakan sepenuhnya oleh pihak DLH adalah juga mobil Hilux tanpa
gerobak sampah sebagaimana oleh pihak kelurahan. Penambahan mobil
Hilux ke depannya perlu dilakukan pada tahun 2024 dan 2027. Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan penambahan mobil digantikan dengan
penambahan gerobak. Sementara itu, penambahan layanan truk sampah
perlu dilakukan pada tahun 2028. Pada segi PPSU, penambahan kru dapat
dilakukan untuk mengurangi beban olahan sampah per kru, terlebih lagi
beban yang telah melebihi 20.000 kg per kru pada tahun 2025. Selain kedua
hal tersebut, tidak terdapat peningkatan kebutuhan infrastruktur lain yang
terlihat.
d. Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah pada kelurahan Roa Malaka perlu mendapat
perubahan. Pengangkutan seharusnya diarahkan menuju TPS 3R sebelum
berakhir ke TPA Bantar Gebang. Dalam mengatasi hal ini, perlu ada kerja
sama dengan pihak eksternal dalam penyediaan dan penentuan lokasi TPS
3R yang akan dituju.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Pengelolaan prasarana persampahan di Roa Malaka secara garis besar
telah terlaksana dengan baik. Pihak DLH Kecamatan Tambora dan kelurahan
selaku instansi yang bertanggung jawab telah berhasil menjalankan prasarana
persampahan sebagaimana peraturan yang ada, meskipun masih terdapat
beberapa ketidaksesuaian. Selain isu teknis, timbulan sampah di Kelurahan Roa
Malaka masih tidak sesuai seperti temuan sampah industri dan domestik yang tidak
sesuai dengan zonasi kawasan pada RTRW.
Kebutuhan infrastruktur persampahan pada Kelurahan Roa Malaka pada
tahun 2023 hingga 2028 menunjukkan adanya tren peningkatan yang tidak terlalu
signifikan. Timbulan sampah yang mengalami peningkatan adalah timbulan
sampah perdagangan jasa. Sementara itu, timbulan sampah domestik, industri,
dan lain-lain mengalami penurunan. Hal ini selaras dengan perubahan zonasi
kawasan berdasarkan RTRW DKI Jakarta Tahun 2022.
5.2. Rekomendasi
Pengelola sampah pada kelurahan Roa Malaka, yakni pihak kelurahan dan
DLH Kecamatan Tambora perlu menerapkan pemilahan sampah yang lebih sesuai.
Pemilahan ini meliputi pemilahan berdasarkan lima jenis golongan sampah serta
pengadaan wadah individual yang memadai untuk pemilahan sampah. Selain itu,
TPS Kolong Pasar Pagi perlu mendapatkan peningkatan, seperti pelapisan lantai
dengan beton, pengadaan wadah terpilah, serta bak sampah berdimensi 12 m2.
Sementara itu, berdasarkan proyeksi infrastruktur yang ada, perlu dilakukan
penambahan kru pada tahun 2025, serta armada mobil Hilux pada tahun 2024 dan
2027, dan juga truk sampah pada tahun 2028.
34
DAFTAR RUJUKAN
35
LAMPIRAN I PERATURAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PRASANA
PERSAMPAHAN
Peraturan Pasal 7
Gubernur DKI
Pengelompokan Sampah sesuai Wadah Sampah paling
Jakarta Nomor
sedikit terdiri dani 4 (empat) kelompok yaitu:
102 tahun 2021
a. Sampah yang mudah terurai oleh alam
b. Sampah yang dapat didaur ulang
c. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3)
d. Sampah residu
Pasal 8
Kriteria teknis Wadah Sampah, antara lain: kedap air,
mudah dibersihkan, ringan, mudah diangkat, dibedakan
berdasarkan warna, memiliki penutup, dapat digunakan
secara berulang dan dapat menampung sampah
setidaknya selama 3 hari.
Pasal 9
Penyediaan Wadah Sampah menjadi tanggung jawab dan
kewajiban penanggung jawab atau pengelola kawasan,
dan/atau Perusahaan. Wadah Sampah wajib ditempatkan
pada ruangan atau area sesuai kebutuhan dengan
petunjuk yang jelas dan terbaca mengenai jenis Sampah.
Pasal 28
Biaya yang diperlukan untuk pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan Peraturan Gubernur ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pasal 11
Pola Pengumpulan Sampah, terdiri atas:
a. pola individual langsung, dilaksanakan melalui
Pengumpulan Sampah terpilah dan i sumber
Sampah ke TPS
b. pola operasional komunal langsung, dilaksanakan
melalui Pengumpulan Sampah terpilah dan i
sumber Sampah yang dikumpulkan di TPS untuk
selanjutnya diangkut pada waktu yang ditentukan
ke TPS 3R.
Pasal 12
Kriteria TPS dan TPS 3R meliputi:
a. Memiliki wadah terpilah berdasarkan
pengelompokan Sampah serta memiliki kapasitas
yang sesuai dengan timbulan sampah
b. Wadah terpilah diberi label yang mudah terbaca
berisi keterangan mengenai jenis Sampah dan
jadwal pengangkutan. jenis Sampah tersebut;
dan
c. Lokasi TPS mudah diakses sarana pengangkut
Sampah.
36
PP No 27 tahun Pasal 45
2020 Pemilahan Sampah yang timbul dari kegiatan massal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf a
dikelompokkan menjadi:
Pasal 46
Pengumpulan Sampah yang timbul dari kegiatan massal
dilakukan di lokasi kegiatan sesuai dengan jenis Sampah
yang terpilah, Dalam melakukan pengumpulan Sampah
yang timbul dari kegiatan massal, Setiap Orang wajib
menyediakan tempat pengumpulan Sampah.
Sumber: Pergub DKI Jakarta No. 102 Tahun 2021 dan PP No. 27 Tahun 2020
37
LAMPIRAN II PETA ADMIINISTRASI WILAYAH
38
LAMPIRAN III PETA RUTE PENGUMPULAN
39
LAMPIRAN IV DOKUMENTASI WAWANCARA
40