Anda di halaman 1dari 10

5.

Fasilitas Pelengkap (Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki)

Dalam pedoman Perencanaan teknis fasilitas pejalan kaki dijelaskan tentang fasilitas
penyebrangan pejalan kaki

5.1 Fasilitas Pejalan Kaki

5.1.1 Aspek Fasilitas Pejalan kaki

Untuk pejalan kaki dilihat dari prinsip perencanaan fasilitas pejalan kaki yang dimana
dapat memenuhi beberapa aspek berikut :

a) Dapat memenuhi aspek keterpaduan sistem.


b) Dapat memenuhi aspek kontinuitas.
c) Dapat memenuhi aspek keselamatan.
d) Dapat memenuhi aspek aksesibilitas.

5.1.2 Kelengkapan Fasilitas Pejalan Kaki

 Fasilitas Utama :
1. Jalur Pejalan Kaki atau Trotoar.
a) Adanya lebar efektif teruntuk jalur pejalan kaki yaitu 60 CM dengan adanya
tambahan lebar ruang gerak yaitu 15 cm tanpa adanya membawa barang.
b) Sehingga terdapattotal lajur untuk dua orang pejalan atau tanpa berpapasan kurang
lebih sekitar 150 cm. Adanya rumus untuk perhitungan lebar trotoar dengan
menggunakan persamaan :

v
W= +N
35

Keterangan :

W adalah lebar efektif minimum trotoar (m)

V adalah volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit)

N adalah lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (meter), ditentukan dalam table
dibawah ini :
Tabel Nilai N

N (meter) Keadaan
1,5 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki
tinggi*
1,0 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki
sedang**
0,5 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki
rendah***
Keterangan :

arus pejalan kaki > 33 orang per menit/meter dapat berupa pasar atau terminal (*)

arus pejalan kaki 16 - 33 orang per menit/meter dapat berupa perbelanjaan bukan pasar
(**)

arus pejalan kaki < 16 orang per menit/meter dapat berupa daerah lainnya(***)

c) Jika pada trotoar akan dipasang fasilitas tambahan, maka dimensi trotoar akan
berbeda dapat terlihat pada table dibawah :

Tabel contoh penentuan dimensi trotoar berdasarkan lokasi dan arus pejalan kaki
maksimum
2. Jalur penyebrangan berupa overpass dan underpass.
 Fasilitas bagi pengguna berkebutuhan khusus

Sangat dibutuhkan fasilitas dengan kebutuhan khusus yang orang berjalan dengan
menggunakan alat bantu. Dibutuhkan desain fasilitas pejalan kaki untuk berkebutuhan
khusus tanpa halangan. Hal ini sangat terbantu dari lebar yang digunakan.Kebutuhan
lebar ruang bagi pejalan kaki dengan kebutuhan khusus dapat dilihat dari Gambar ……

Ruang gerak bagi pengguna kruk

Ruang gerak bagi tuna netra

Ruang Gerak Bagi Pengguna Kursi Roda


 Fasilitas pejalan kaki pada area konstruksi

Hal ini melalui suatu areal pekerjaan konstruksi yang sangat penting khususnya dalam
area perkotaan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Perlunya pemisahan antara pejalan kaki di areal konstruksi .


2. Menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki yang aman dan mudah diakses.
3. Pemisahan pejalan kaki dari area konflik arus kendaraan.
4. Lebar jalur minimal 1.50 meter. Namun jika kondisi tak memungkinkan maka lebar
0,75 meter. Contoh fasilitas pejalan kaki pada areal kontruksi terlihat pad agmbar
dibawah ini :

 Fasilitas Pendukung

Diperlukannya fasilitas pendukung untuk pejalan kaki agar masyarakat merasa nyaman
dan juga terjaga saat berjalan. Hal – hal tentang fasilitas pendukung tertera pada
Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

5.1.3 Ketentuan Teknis Pejalan Kaki

Salah satunya diperlukan jalur pejalan kaki yaitu trotoar. Terdapat jalur efektif pejalan kaki
berdasarkan kebutuhan satu orang adalah 60 cm dengan lebar ruang gerak sebesar 15 cm,
sheingga untuk kebutuhan pejalan kaki tanpa adanya persunggungan kurnag lebih 150 cm.

5.2 Fasilitas Penyebrangan

Teruntuk fasilitas penyebrangan pejalan kaki terbagi dalam dua tipe yaitu Penyebrangan
sebidang dan Penyebrangan tak sebidang.
 Penyebrangan Sebidang

Merupakan penyebrangan yang paling banyak digunakan. Penyebrangan sebidang dapat


diaplikasikan pada jalur persimpangan maupun ruas jalan berupa :

a) Penyebrangan Zebra.
1. Dipasang di kaki persimpangan tanpa atau dengan alat persimpangan
lalu juga dengan isyarat lalau lintas atau diruas jalan.
2. Adanya waktu yang diberikan untuk pejlaan kaki dalam menyebrang.
Yang sudah menjadi satu kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas
persimpangan.
3. Pelaksanaan penyebrangan dalam zebracross mengacu pada Petunjuk
Pelaksanaan Marka Jalan.
b) Penyebrangan pelican.
1. Minimal 300 meter dari persimpangan dan dipasang pada ruas jalan.
2. Rata – rata untuk operasional lalu lintas kendaraan kurang dari 40
km/jam.
c) Pedestrian Platform.
1. Merupakan Jalur pejalan kaki yang memiliki permukaan lebih tinggi dari
permukaan jalan. Diletakkan pada jalan lokal, jalan kolektor, serta
tempat lainnya contoh tempat menurunkan penumpang. Dan juga bisa
diletakkan pada persimpangan yang dimana berbahaya pagi pejalan kaki.
2. Dibutuhkan dekat dengan ramps agar pengemudi dapat melihat dengan
jelas batas dari pedestrian dengan sebuah tanda yaitu “zigzag” yang
berwarna putih untuk dapat terlihat berkilau dan harus dipasang
melintang dengan lebar dekat dengan ramp tersebut. Terlihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar…. Pedestrian dengan platform diruas jalan

Gambar…. Pedestrian dengan platform di persimpangan


 Penyebrangan tak sebidang

Untuk penyebrangan tak sebidang merupakan fasilitas yang dimana sudah mengganggu
arus lalu lintas yang ada. Akan tetapi penyebrangan tak sebidang tetap digunakan
pejalan kaki karena tidak ada jalan lain untuk menybrang selain penyebrang tidak
sebidang. Macam – macam penyebrangan tak sebidang adalah :

a) JPO atau Jembatan Penyebrangan Orang.


1. Untuk JPO sendiri memiliki lebar minimum 2 meter dan kelandaian tangga
maksimun 20°.
2. JPO harus dilengkapi dengan pagar yang memadai.
3. Penempatan JPO tidak boleh mengurangi lebar efektif trotoar yang ada.
4. Teknis kontruksi jembatan sudah mengikuti ketentuan No. 027/T/Bt/1995
tentang tata cara perencanaan jembatan penyebrangan untuk pejalan kaki di
Kawasan perkotaan.
5. JPO harus dibangun dengan kontruksi yang kuat dan mudah dipelihara. Dan
diperuntukkan untuk penyebrangan pejalan kaki terlihat pada gambar
dibawah.
Gambar…. Perspektif jembatan penyebrangan orang

b) Terowongan.
1. Terowongan harus dilengkapi dengan penerangan yang baik.
2. Harus dapat mempertimbangkan fasilitas sistem aliran udara sesuai dengan
kebutuhan.
3. Lebar terowongan minimal 2,5 meter, Apabila dipergunakan juga untuk
sepeda lebar minimal adalah 2,75 meter.
4. Tinggi terowongan minimal 3 meter.
5. Beberapa macam terowongan dapat terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar…. Tipikal terowongan pejalan kaki

5.3 Fasilitas Perlengkapan Jalan

Untuk melengkapi fasilitas pejalan kaki, berdasarkan pedoman perencanaan teknis


fasilitas pejalan kaki terdapat beberapa fasilitas pendukung yaitu :

a) Rambu Marka
Untuk tempat rambu dan marka harus dapat diperhitungkan secara matang dan
efisien agar dapat memastikan keselamatan lalu lintas. Marka sendiri berarti
sebagai pengingat kepada pengemudi untuk hati – hati dan dapat memberikan
kesempatan kepada pejalan kaki agar dapat berjalan dengan selamat.
b) Pengendalian kecepatan
Salah satu fasilitas terpenting dalam keselamatan pejalan kaki yang dimana
fasilitas pengendalian kecepatan memaksa pengendara untuk berhenti saat
mendekati fasilitas penyebrangan. Terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan seperti terdapat pergantian jalan berupa blok beton khusus,
penyempitan trotoar, jendulan, dan lain – lain.
c) Lapak tunggu
Merupakan fasilitas yang dimana untuk perbehentian sementara pejalan kaki
dalam melakukan penyebrangan. Dapat digunakan sebagai perbehntian sementara
untuk dapat menunggu giliran berikutnya untuk menyebrang. Diletakan pada
median jalan serta pada pergantian moda.
d) Lampu penerangan fasilitas pejalan kaki
Untuk memberikan cahaya pada pejalan kaki pada malam hari agar lebih nyaman
dan aman jika diletakkan pada jalur fasilitas.
e) Pagar pengaman
Diletakkan pada titik tertentu yang dianggap berbahaya dan memerlukan fasilitas
perlindungan.
f) Pelindung atau peneduh
Untuk fasilitas ini disesuaikan oleh pejalan kaki seperti pohon, atap, atau
sebagainya.
g) Jalur hijau
Yang diletakkan pada fasilitas pejalan kaki agar terlihat lebih asri.
h) Tempat duduk
Hal ini diterbitkan untuk kenyamanan pejalan kaki. Akan tetapi tidak boleh
mengganggu area pejalan kaki.
i) Tempat sampah
Merupakan fasilitas penting unutk dapat menjaga kebersihan. Untuk dapat
menampung sampah yang dibuang oleh para pejalan kaki bukan menampung
sampah rumah warga sekitar.
j) Halte/tempat pemberhentian bus
Halte yang diletakkan pada jalur fasilitas agar tidak dapat mengurangi lebar
efektif jalur pejalan kaki.
k) Drainase
Terletak atau berdampingan dengan fasilitas pejalan kaki. Yang berfungsi untuk
menampung dan jalur aliran air. Untuk dapat mencegah terjadinya banjir dan
genangan saat hujan.
l) Bolar
Dipasangnya bolar agar kendaraan bermotor tidak masuk ke fasilitas pejalan kaki
agar pejalan kaki merasa aman dan nyaman.

5.4 Fasilitas Tempat Menaikkan dan Menurunkan Penumpang


Untuk tempat menaikkan dan menurunkan penumpang tidak boleh mengurangi lebar
efektif trotoar, Salah satu contohnya adalah halte busway. Contoh halte yang terletak pada
belakang jalur pejalan kaki dapat dilihat pada gambar dibawah

Contoh halte yang terletak di belakang jalur pejalan kaki

Terdapat jarak yang pada umumnya digunakan sebagai penentuan jarak antara halte atau
tempat pemberhentian bis sebesar 300 m. Yang jarak ini sudah mengacu pada Keputusan
Direktural Jenderal Perhubungan Darat No. 271/HK.105/DRJD/96.

Anda mungkin juga menyukai