DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
M.Abdul Kadir .J
Ayuni Safitri
Micheal Wiliam
Siti Sofia
Azmi
Rosyidatul Husna
DOSEN PEMBIMBING :
LIZAR, M.T
KATAPENGANTAR .........................................................................................
DAFTARISI ........................................................................................................
4.2 Hasil survey dan Identifikasi Survey Bangunan Pelengkap Jalan .......
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
menurut UU no 38 tahun 2004 : Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat
dipisahkan dari jalan, antara lain : jembatan, lintas atas (overpass), lintas
bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan tanah,
dan saluran air jalan. Sedangkan yang termasuk perlengkapan jalan antara
lain : rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan (marka), pagar pengaman
lalu lintas, pagar Daerah Milik Jalan (DMJ), dan patok-patok DMJ, patok
hektometer, patok kilometer, lampu penerangan jalan, lampu pengatur lalu
lintas (traffic light).
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari survey ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui apa saja bangunan pelengkap jalan.
b. Mengidentifikasi bangunan pelengkap jalan yang terdapat di Jl. Bathin
Alam, Bengkalis-Riau s/d Jl. Antara, Bengkalis-Riau
BAB II
DASAR TEORI
c. fasilitas air/hidran.
4. Jalan Layang
Jalan layang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d harus
dilengkapi dengan:
a. sistem drainase; dan
b. tempat pemasangan utilitas.
5. Terowongan.
Terowongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e harus
dilengkapi dengan:
a. sistem drainase;
b. tempat pemasangan utilitas;
c. sistem aliran udara buatan;
d. sistem penerangan jalan umum; dan
e. fasilitas untuk keadaan darurat.
Perencanaan bangunan terowongan harus memperhatikan
kebutuhan ruang minimum yang harus disediakan untuk semua fasilitas
dan unsur arsitektur yang memadai. Terowongan dapat dibangun untuk
masing-masing arah lalu lintas. Kelandaian jalur lalu lintas di dalam
terowongan maksimum 3% (tiga persen). Sistim aliran udara buatan harus
diadakan pada terowongan:
a. dengan panjang paling sedikit 300 (tiga ratus) meter dan lalu lintas
harian rata-rata tahunan ≥ 6000 (enam ribu) kendaraan/hari atau 75%
(tujuh puluh lima persen) kapasitas jalan (pilih yang paling kecil);
b. dengan panjang 1000 (seribu) meter atau lebih; atau
c. sistim aliran udara buatan pada terowongan dengan lalu lintas harian
ratarata tahunan < 6000 (enam ribu) kendaraan per hari, dapat tidak
dilengkapi.
a. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor; dan
2. Gorong-Gorong
Gorong-gorong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b
merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan
air dengan cara memotong badan jalan secara melintang. Gorong-gorong
harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan harus direncanakan
untuk melayani paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, serta mudah
dipelihara secara rutin. Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk
sedemikian sehingga tidak menjadi objek penyebab kecelakaan. Gorong-
gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan
luas daerah tangkapan air hujan:
a. Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode
hujan
rencana yang diperhitungkan untuk dialirkan melalui gorong-gorong
adalah:
1) paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor;
dan
2) paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.
b. Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam,
maka periode ulang hujan rencana yang diperhitungkan adalah 25
(dua puluh lima) tahunan.
3. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf c merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke
arah horisontal dan vertikal. Dinding penahan tanah dapat digunakan
untuk menyokong badan jalan yang berada di lereng atau di bawah
permukaan jalan. Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya
vertikal dan horizontal yang menjadi bebannya, sesuai dengan
pertimbangan mekanika tanah dan geoteknik. Dinding penahan tanah
harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara serta
dengan faktor keamanan yang memadai. Dinding penahan tanah harus
dilengkapi sistem drainase. Bagian sisi terluar dinding penahan tanah
harus berada dalam atau pada batas Rumija.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Jadwal Survey
Hari : Jum’at
Tanggal : 27 September 2019
Pukul : 08.30 WIB s/d Selesai
Hari : Sabtu
Tanggal : 28 September 2019
Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
3.2 Flowchart
Langkah-langkah Survey :
MULAI
PERSIAPAN ALAT
MELAKUKAN SURVEY
MEMULAI PENGUKURAN
LEBAR DAN PANJANG
JALAN SERTA DRAINASE
MENDATA BANGUNAN
PELENGKAP JALAN DI
SEPANJANG LOKASI
SURVEY
PENGOLAHAN DATA
DAN SELESAI
3.3 Penjelasan Flowchart
1. MULAI
Mulai yang di maksud ialah mulai dalam melakukan kegiatan
survey dengan menyiapkan segala keperluan.
2. PERSIAPAN ALAT
Yaitu sebelum melakukan survey persiapkan alat terlebih dahulu
dengan menyiapkan surat peminjaman alat dan lain-lain.
3. MELAKUKAN SURVEY
Yaitu kegiatan pengambilan data dilapangan dengan melakukan
pengukuran dengan alat waterpass. Adapun data yang di ambil yaitu
data jarak(panjang jalan) lebar dan apa saja bangunan pelengkap jalan.
4. MENDATA BANGUNAN PELENGKAP JALAN DI SEPANJANG
LOKASI SURVEY
Kegiatan dimana kita mendata bangunan pelengkap jalan apa saja
yang terdapat di sepanjang lokasi survey dan berapa jarak nya dari
lokasi survey
5. PENGOLAHAN DATA
Setelah mendapat data hasil survey langkah berikutnya yaitu
melakukan pengolahan data dan membuat makalah serta animasi site
plan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Lebar Drainase 1
2. Tinggi tepi drainase ke permukaan tanah 0.25
4. Pengukuran Trotoar
Trotoar merupakan banguna yang ditinggikan sepanjang tepi
jalan yang di peruntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki. Lokasi trotoar
type II dimulai dari Jalan Antara (Simpang Masjid Al-Mubarak).
1. Rambu ke Masjid 69
2. 7.30
Rambu ke Zebra Cross
3. 67.60
Rambu Persimpangan
4. 50.20
Rambu Lampu Lalu Lintas
B. Yang tidak ada :
1. Jembatan penyeberangan
2. Terowongan pejalan kaki
3. Trotoar (di sepanjang jalan bathin alam - jalan pramuka)
4.4 Saran
Saran dari kami sebagai tim survey bangunan pelengkap jalan dan
juga perlengkapan jalan seharus nya pemerintah harus lebih
memperhatikan pemasangan rambu rambu dan bangunan pelengkap jalan
lainnya banyak yang tidak sesuai tata letak nya dan juga banyak yang
belum lengkap baik bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas pendukung
jalan maupun sebagai fasilitas lalu lintas penggunan jalan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelas jalan menurut fungsinya berdasarkan jalan yang kami survey
yaitu jalan bathin alam, jalan pramuka dan jalan antara merupakan jalan lokal
sekunder atau sekarang lebih ke jalan primer karena sudah menjadi jalan
utama untuk akses pengguna jalan setiap harinya dengan ciri nya sebagai
berikut lalu lintas yang ramai,dengan kecepatan rendah dan lebar jalan diatas
6 meter . Kemudian tergolong dalam kelas jalan lll 3C.
Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan harus ada disetiap
jalan agar jalan yang ada memenuhi standar yang ada dan juga pengguna
jalan juga mendapatkan fasilitas yang layak serta safety dalam berkendara