Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BANGUNAN PELENGKAP JALAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1
M.Abdul Kadir .J
Ayuni Safitri
Micheal Wiliam
Siti Sofia
Azmi
Rosyidatul Husna

DOSEN PEMBIMBING :
LIZAR, M.T

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI D4-TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
T.A 2019
KATA PENGANTAR
Dalam rangka menunjang fungsi jalan baik berkaitan dengan
keamanan konstruksi, maupun berkaitan dengan keamanan dan
keselamatan pengguna jalan, maka jalan harus dilengkapi dengan
bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan dan merupakan satu kesatuan
dari konstruksi jalan secara keseluruhan. Bangunan pelengkap jalan
merupakan bangunan yang dibuat dalam rangka pengamanan konstruksi
jalan dari pengaruh dan kondisi alam sekitarnya terutama air. Sedangkan
perlengkapan jalan berkaitan dengan lalu lintas baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengetahuan mengenai pekerjaan Bangunan
Pelengkap dan Perlengkapan Jalan merupakan salah satu pengetahuan
yang harus dipahami oleh para pengawas pekerjaan konstruksi guna
menunjang pelaksanaan tugas pengawasan pekerjaan jalan.
Penulisan dan penyusunan makalah ini didasarkan pada semua
ketentuan berkaitan dengan konstruksi jalan maupun pengaturan mengenai
lalu lintas yang berlaku dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dan berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok 1. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
untuk kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan masukan
yang besifat kritik membangun dan tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkannya.
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .........................................................................................
DAFTARISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.3 Tujuan ................................................................................................


BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN

3.1 Lokasi survey .....................................................................................

3.2 Flowchart atau langkah langkah ........................................................

3.3 Penjelasan flowchart ..........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Penjelasan tentang bangunan pelengkap sesuai peraturan .................

4.2 Hasil survey dan Identifikasi Survey Bangunan Pelengkap Jalan .......

4.2.1 Informasi Tentang Kelas Jalan ....................................................

4.2.2 Kebutuhan Bangunan Pelengkap & Perlengkapan Jalan ............

4.3 Animasi ...............................................................................................

4.4 Saran ....................................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
menurut UU no 38 tahun 2004 : Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat
dipisahkan dari jalan, antara lain : jembatan, lintas atas (overpass), lintas
bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan tanah,
dan saluran air jalan. Sedangkan yang termasuk perlengkapan jalan antara
lain : rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan (marka), pagar pengaman
lalu lintas, pagar Daerah Milik Jalan (DMJ), dan patok-patok DMJ, patok
hektometer, patok kilometer, lampu penerangan jalan, lampu pengatur lalu
lintas (traffic light).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi bangunan pelengkap jalan yang ada di lokasi
survey?
2. bagaimana menentukan bangunan pelengkap jalan yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku?
3. Mengidentifikasi bangunan pelengkap jalan dilokasi survey
4. Bagaimana upaya untuk menyelesaikan masalah yang ada

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari survey ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui apa saja bangunan pelengkap jalan.
b. Mengidentifikasi bangunan pelengkap jalan yang terdapat di Jl. Bathin
Alam, Bengkalis-Riau s/d Jl. Antara, Bengkalis-Riau

c. Ingin mendapatkan data yang dinginkan dari hasil survey

BAB II
DASAR TEORI

Bangunan pelengkap jalan sebagaimana dimaksud dalam Permen PU


Tahun 2011Pasal 3 ayat (2) mencakup bangunan pelengkap Jalan yang
berfungsi sebagai:

a. jalur lalu lintas


b. pendukung konstruksi jalan; dan
c. fasilitas lalu lintas dan fasilitas pendukung pengguna jalan.

A. Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai jalur lalu lintas


(Permen PU Tahun 2011 Pasal 15)
1. Jembatan
Jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus dilengkapi dengan:
a. sistem drainase; dan
b. ruang untuk menempatkan utilitas.
2. Lintas Atas (Over Pass)
Overpass adalah bagian dari fly over yang merupakan terusan dari 2 ujung
fly over. Overpass merupakan salah satu cara untuk menanggulangi
permasalahan lalu lintas yang terjadi saat ini. Lintas atas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 harus dilengkapi dengan:
a. sistem drainase; dan
b. tempat pemasangan utilitas.
3. Lintas Bawah (Under Pass)
Underpass adalah jalan yang dibuat di bawah tanah dan fungsinya
sama dengan Flyover yaitu untuk mengurai kemacetan. Lintas bawah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus dilengkapi dengan:
a. sistem drainase;
b. tempat pemasangan utilitas;
c. sistem penerangan jalan umum; dan
d. fasilitas untuk keadaan darurat

Fasilitas untuk keadaan darurat wajib diadakan pada lintas bawah


dengan panjang paling sedikit 500 (lima ratus) meter. Fasilitas untuk
keadaan darurat mencakup:

a. fasilitas pintu darurat dengan jalur evakuasi;

b. fasilitas pemadam kebakaran; dan

c. fasilitas air/hidran.
4. Jalan Layang
Jalan layang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d harus
dilengkapi dengan:
a. sistem drainase; dan
b. tempat pemasangan utilitas.

5. Terowongan.
Terowongan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e harus
dilengkapi dengan:
a. sistem drainase;
b. tempat pemasangan utilitas;
c. sistem aliran udara buatan;
d. sistem penerangan jalan umum; dan
e. fasilitas untuk keadaan darurat.
Perencanaan bangunan terowongan harus memperhatikan
kebutuhan ruang minimum yang harus disediakan untuk semua fasilitas
dan unsur arsitektur yang memadai. Terowongan dapat dibangun untuk
masing-masing arah lalu lintas. Kelandaian jalur lalu lintas di dalam
terowongan maksimum 3% (tiga persen). Sistim aliran udara buatan harus
diadakan pada terowongan:

a. dengan panjang paling sedikit 300 (tiga ratus) meter dan lalu lintas
harian rata-rata tahunan ≥ 6000 (enam ribu) kendaraan/hari atau 75%
(tujuh puluh lima persen) kapasitas jalan (pilih yang paling kecil);
b. dengan panjang 1000 (seribu) meter atau lebih; atau
c. sistim aliran udara buatan pada terowongan dengan lalu lintas harian
ratarata tahunan < 6000 (enam ribu) kendaraan per hari, dapat tidak
dilengkapi.

B. Bangunan pelengkap jalan sebagai pendukung konstruksi jalan (Permen


PU Tahun 2011 Pasal 21)
1. Saluran Tepi Jalan
Saluran tepi jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a
merupakan saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan atau air
yang ada di permukaan jalan, bahu jalan, dan jalur lainnya serta air dari
drainase di bawah muka jalan, di sepanjang koridor jalan. Saluran tepi
jalan dapat dibuat dari galian tanah biasa atau diperkeras dan/atau dibuat
dari bahan yang awet serta mudah dipelihara, sesuai dengan kebutuhan
fungsi pengaliran. Saluran tepi jalan harus dalam bentuk tertutup jika
digunakan pada Jalan di wilayah perkotaan yang berpotensi dilalui pejalan
kaki. Dimensi saluran tepi jalan harus mampu mengalirkan debit air
permukaan maksimum dengan periode ulang:

a. paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor; dan

b. paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.


Dalam hal tertentu saluran tepi Jalan dapat juga berfungsi sebagai
saluran lingkungan dengan izin dari penyelenggara jalan.

2. Gorong-Gorong
Gorong-gorong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b
merupakan saluran air di bawah permukaan jalan berfungsi mengalirkan
air dengan cara memotong badan jalan secara melintang. Gorong-gorong
harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan harus direncanakan
untuk melayani paling sedikit 20 (dua puluh) tahun, serta mudah
dipelihara secara rutin. Konstruksi kepala gorong-gorong harus berbentuk
sedemikian sehingga tidak menjadi objek penyebab kecelakaan. Gorong-
gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan
luas daerah tangkapan air hujan:
a. Untuk tangkapan air hujan pada ruang milik jalan (Rumija), periode
hujan
rencana yang diperhitungkan untuk dialirkan melalui gorong-gorong
adalah:
1) paling sedikit 10 (sepuluh) tahunan untuk jalan arteri dan kolektor;
dan
2) paling sedikit 5 (lima) tahunan untuk jalan lokal dan lingkungan.
b. Untuk air yang dialirkan melalui drainase lingkungan/saluran alam,
maka periode ulang hujan rencana yang diperhitungkan adalah 25
(dua puluh lima) tahunan.
3. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf c merupakan bangunan konstruksi untuk menahan beban tanah ke
arah horisontal dan vertikal. Dinding penahan tanah dapat digunakan
untuk menyokong badan jalan yang berada di lereng atau di bawah
permukaan jalan. Dinding penahan tanah harus mampu menahan gaya
vertikal dan horizontal yang menjadi bebannya, sesuai dengan
pertimbangan mekanika tanah dan geoteknik. Dinding penahan tanah
harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah dipelihara serta
dengan faktor keamanan yang memadai. Dinding penahan tanah harus
dilengkapi sistem drainase. Bagian sisi terluar dinding penahan tanah
harus berada dalam atau pada batas Rumija.

C. Bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas lalu lintas dan fasilitas


pendukung pengguna jalan (Permen PU Tahun 2011 Pasal 25)
1. Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki
a. Jembatan penyeberangan pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 huruf a merupakan bangunan jembatan yang diperuntukkan
untuk menyeberang pejalan kaki dari satu sisi jalan ke sisi jalan yang
lainnya.
b. Jembatan penyeberang pejalan kaki harus dibangun dengan konstruksi
yang kuat dan mudah dipelihara.
c. Jembatan penyeberangan pejalan kaki memiliki lebar paling sedikit 2
(dua)meter dan kelandaian tangga paling besar 200 (dua puluh
derajat).
d. Jembatan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi dengan pagar
yang memadai.
e. Pada bagian tengah tangga jembatan penyeberangan pejalan kaki
harus dilengkapi bagian rata yang dapat digunakan sebagai fasilitas
untuk kursi roda bagi penyandang cacat.
f. Lokasi dan bangunan jembatan penyeberang pejalan kaki harus sesuai
dengan kebutuhan pejalan kaki dan estetika.
2. Terowongan Penyeberangan Pejalan Kaki
a. Terowongan penyeberangan pejalan kaki sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 huruf b merupakan bangunan terowongan melintang
dibawah permukaan Jalan diperuntukkan bagi pejalan kaki yang
menyeberang dari satu sisi jalan ke sisi jalan yang lainnya.
b. Terowongan penyeberang pejalan kaki harus dibangun dengan
konstruksi yang kuat dan mudah dipelihara.
c. Lebar paling kecil terowongan penyeberangan pejalan kaki adalah 2,5
(dua koma lima) meter dengan kelandaian tangga paling besar 200
(dua puluh derajat).
d. Tinggi paling rendah terowongan penyeberangan pejalan kaki adalah
3 (tiga) meter.
e. Terowongan penyeberangan pejalan kaki harus dilengkapi dengan
penerangan yang memadai.
f. Terowongan penyeberang pejalan kaki harus mempertimbangkan
fasilitas sistem aliran udara sesuai dengan kebutuhan.
3. Pulau Jalan
a. Pulau jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c merupakan
bangunan di jalur lalu lintas yang ditinggikan yang tidak dilalui oleh
kendaraan bermotor, berfungsi sebagai kanal, memisahkan, dan
mengarahkan arus lalu lintas.
b. Pulau jalan harus dibangun dengan konstruksi yang awet dan mudah
dipelihara.
c. Sisi luar bangunan pulau jalan diharuskan menggunakan kerb.
d. Bagian dari pulau jalan terdiri atas marka garis, marka chevron, lajur
tepian, dan bangunan yang ditinggikan.
e. Pulau jalan dapat dimanfaatkan untuk ruang hijau dan fasilitas lainnya
yang mempunyai nilai estetika sepanjang tidak mengganggu fungsi
Jalan.
4. Trotoar
a. Trotoar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d merupakan
bangunan yang ditinggikan sepanjang tepi jalan yang diperuntukkan
bagi lalu lintas pejalan kaki.
b. Trotoar harus dirancang dengan memperhatikan :
 aksesibilitas bagi penyandang cacat;
 adanya kebutuhan untuk pejalan kaki; dan
 unsur estetika yang memadai.
c. Trotoar harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan mudah
dalampemeliharaan.
d. Bagian atas trotoar harus lebih tinggi dari jalur lalu lintas.
e. Bagian sisi dalam trotoar harus diberi kerb.
f. Trotoar ditempatkan dalam Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) atau
dalam Ruang Milik Jalan (Rumija), tergantung dari ruang yang
tersedia.
g. Pada akses ke persil, ketinggian/kelandaian trotoar bagian tengah
tidak boleh diturunkan. Kelandaian boleh dilakukan kearah
melintang trotoar searah kendaraan masuk pada awal akses atau
akhir akses.
5. Tempat Parkir Dibadan Jalan
a. Tempat parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e
merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas
untuk kendaraan berhenti di luar badan jalan.
b. Pengaturan tempat parkir sebagaimana dimaksud pada poin (a) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Teluk Bus Yang Dilengkapi Halte
a. Teluk Bus yang dilengkapi halte sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 huruf f merupakan bangunan di sisi jalan berbentuk teluk yang
dilengkapi tempat berteduh, diluar jalur lalu lintas, diperuntukkan bagi
bus untuk berhenti sementara menurunkan dan menaikan penumpang,
dan menunggu calon penumpang bus.
b. Ruas Jalan yang dilewati trayek angkutan umum dapat dilengkapi
teluk bus yang dilengkapi halte.
c. Jarak antara teluk bus yang dilengkapi halte, disepanjang koridor jalan
yang potensi penggunaannya cukup banyak, paling dekat 500 (lima
ratus) meter.
d. Fasilitas trotoar yang melintas teluk bus yang dilengkapi halte, harus
tetap ada dan menerus.
e. Perkerasan jalan di dalam teluk bus harus lebih kuat 1,5 (satu koma
lima) kali dari perkerasan pada jalur lalu lintas.

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Survey Bangunan Pelengkap Jalan


Lokasi survey bangunan pelengkap jalan dilakukan di Jalan Bathin
Alam – Jalan Antara, Kecamatan Bengkalis – Riau. Dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Lokasi Survey Bangunan Pelengkap Jalan


Gambar 3.2 lokasi Survey Jl. Bathin Alam-Jl. Antara Kabupaten Bengkalis

Jadwal Survey
Hari : Jum’at
Tanggal : 27 September 2019
Pukul : 08.30 WIB s/d Selesai

Hari : Sabtu
Tanggal : 28 September 2019
Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
3.2 Flowchart
Langkah-langkah Survey :

MULAI

PERSIAPAN ALAT

MELAKUKAN SURVEY

MEMULAI PENGUKURAN
LEBAR DAN PANJANG
JALAN SERTA DRAINASE

MENDATA BANGUNAN
PELENGKAP JALAN DI
SEPANJANG LOKASI
SURVEY

PENGOLAHAN DATA
DAN SELESAI
3.3 Penjelasan Flowchart
1. MULAI
Mulai yang di maksud ialah mulai dalam melakukan kegiatan
survey dengan menyiapkan segala keperluan.
2. PERSIAPAN ALAT
Yaitu sebelum melakukan survey persiapkan alat terlebih dahulu
dengan menyiapkan surat peminjaman alat dan lain-lain.
3. MELAKUKAN SURVEY
Yaitu kegiatan pengambilan data dilapangan dengan melakukan
pengukuran dengan alat waterpass. Adapun data yang di ambil yaitu
data jarak(panjang jalan) lebar dan apa saja bangunan pelengkap jalan.
4. MENDATA BANGUNAN PELENGKAP JALAN DI SEPANJANG
LOKASI SURVEY
Kegiatan dimana kita mendata bangunan pelengkap jalan apa saja
yang terdapat di sepanjang lokasi survey dan berapa jarak nya dari
lokasi survey
5. PENGOLAHAN DATA
Setelah mendapat data hasil survey langkah berikutnya yaitu
melakukan pengolahan data dan membuat makalah serta animasi site
plan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penjelasan Tentang Bangunan Pelengkap Jalan Dan Perlengkapan Jalan


Sesuai Peraturan
A. Bangunan pelengkap jalan
Yaitu bangunan-bangunan yang merupakan pendukung dari
jalan tersebut, anatara lain : jembatan,tempat parkir, gorong-gorong,
tembok penahan , saluran drainase dll.
B. Bangunan perlengkapan jalan
Yaitu perlengkapan-perlengkapan jalan guna menambah
kenyamanan bagi pengguna jalan, misalnya rambu rambu lalu lintas,
pagar pengaman dll.
4.2 Hasil Survey
4.2. 1 Klasifikasi Kelas Jalan
Kelas jalan menurut fungsinya berdasarkan jalan yang kami survey
yaitu jalan bathin alam, jalan pramuka dan jalan antara merupakan jalan
lokal sekunder atau sekarang lebih ke jalan primer karena sudah menjadi
jalan utama untuk akses pengguna jalan setiap harinya dengan ciri nya
sebagai berikut lalu lintas yang ramai,dengan kecepatan rendah dan lebar
jalan diatas 6 meter . Kemudian tergolong dalam kelas jalan lll 3C.
Menurut peraturan nomor 11 tahun 2011 pasal 1 Jalan Lokal
adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dengan jalan masuk
dibatasi. .
Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang
menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibu
kota kecamatan, ibu kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar
pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

a. Jalan Bathin Alam


Kelas jalan bathin alam yaitu lokal primer dengan lebar jalan 6 meter
b. Jalan Pramuka
Kelas Jalan Bathin alam yaitu lokal primer dengan lebar jalan 8 meter
c. Jalan antara
Kelas jalan antara yaitu lokal arteri primer dengan lebar jalan 15 m
sampai dengan jembatan depan rumah dinas bupati

4.2.2 Kebutuhan bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan


dengan kelas jalan
1. Bangunan pelengkap jalan
Dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Bangunan pelengkap sebagai fasilitas lalu lintas
Jembatan penyeberangan, terowongan, pulau jalan, trotoar, tempat
parkir, teluk bus yang dilengkapi halte.
b. Bangunan pelengkap sebagai fungsi lalu lintas
2. Bangunan perlengkapan
Terdiri atas :
a. Langsung berkaitan dengan pengguna
Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan
pengguna terdiri atas Perlengkapan jalan wajib dan tidak wajib.
Perlengkapan jalan wajib, meliputi :
 aturan perintah dan larangan yang dinyatakan dengan rambu
jalan, marka Jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas;
 petunjuk dan peringatan yang dinyatakan dengan rambu dan
tanda-tanda lain; dan/atau
 fasilitas pejalan kaki di jalan yang telah ditentukan.
Perlengkapan jalan tidak wajib adalah lampu
penerangan jalan umum, kecuali menjadi wajib pada tempat
sebagai berikut:
 persimpangan;
 tempat yang banyak pejalan kaki;
 tempat parkir; dan
 daerah dengan jarak pandang yang terbatas

b. Dan tidak langsung berkaitan dengan pengguna


Antara lain :
 patok pengarah;
 pagar pengaman;
 patok kilometer dan patok hektometer;
 patok rumija;
 pagar jalan;
 peredam silau; dan
 tempat istirahat

4.2.3 Identifikasi Survey Bangunan Pelengkap Jalan dan


perlengkapan jalan

A. Yang telah ada :

1. Saluran Tepi Jalan (Drainase Type I/Persegi)


Proses pengidentifikasian bangunan pelengkap jalan diawali
dengan pengukuran menggunakan meteran, dan didapat hasil sebagai
berikut :
No. Nama Uk. (m)

1. Lebar Drainase 1
2. Tinggi tepi drainase ke permukaan tanah 0.25

3. Lebar bibir drainase 0.22


4. Kedalaman Drainase 0.85

Gambar 1.1 Pengukuran Drainase

2. Saluran Tepi Jalan (Drainase Type II/Trapesium)


No. Nama Uk.(m)
1. Lebar Drainase 1.30
2. Tinggi tepi drainase ke permukaan tanah 0.2
3. Lebar bibir drainase 0.15
4. Kedalaman Drainase 1

Gambar 2.1 Drainase Type II


3. Saluran Tepi Jalan (Drainase Type III/Drainase Tertutup)

No. Nama Ukuran (m)

1. Lebar Drainase 2.45

2. Kedalaman Drainase 0.98


Tinggi Jalan dari
3. 0.13
Drainase

Gambar 3.1 Drainase Type III

4. Pengukuran Trotoar
Trotoar merupakan banguna yang ditinggikan sepanjang tepi
jalan yang di peruntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki. Lokasi trotoar
type II dimulai dari Jalan Antara (Simpang Masjid Al-Mubarak).

No. Nama Uk. (m)


1. Lebar Trotoar 1.8
2. Tinggi Trotoar dari Permukaan Tanah 0.4
3. Lebar Kerb / Tinggi Kerb 0.22/0.25
Gambar 4.1 Lokasi Survey Trotoar

6. Penyebrangan Zebra Cross


Penyeberangan Zebra adalah fasilitas penyeberanganan bagi
pejalan kaki sebidang yang dilengkapi marka untuk memberi
ketegasan/batas dalam melakukan lintasan.

No. Nama Uk. (m)


1. Jarak Celah Zebra Cross
2. Panjang Zebra Cross
3. Lebar Zebra Cross

Gambar 6.1 Pengukurran Zebra Cross


5. Marka Jalan
Marka jalan ialah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau
di atas permukaaan jalan berupa peralatan atau tanda yang membentuk
garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daeran
kepentingan lalu lintas.
No. Nama Uk.
1. Tebal Marka 5 mm
2. Panjang Jarak Marka di Tikungan 1m
3. Panjang Jarak Marka di Persimpangan 0.4 m
4. Jarak Marka dari Bahu ke As Jalan (pramuka) 4.80 m
5. Jarak Marka dari Bahu ke As Jalan (Antara) 9m
6. Jarak Pemisah Jalur Kiri dan Kanan 0.9 m
7. Jarak Lebar Lajur 3.30 m

Gambar 4.1 Pengukuran Marka


5. Rambu lalu lintas
Rambu lalu lintas merupakan salah satu dari perlengkapan jalan
yang dapat berupa lambang,huruf, angka, kalimat atau pun perpaduan
diantaranya yang berfungsi sebagai peringatan,larangan, perintah atau
petunjuk bagi pengguna jalan, dibeberapa tempat ada juga rambu yang
rusak atau tidakya sesuai pada tempat.
Ada beberapa makna dari warna rambu lalu lintas, antara lain :
 Kuning : Peringatan
 Merah : Larangan
 Biru : Perintah wajib bagi pengguna jalan
 Hijau : Informasi jalan / informasi lain kepada para pengguna jalan
 Putih : Isyarat akhir larangan, baik itu kecepatan maksimum ataupun
minimum.
Jumlah rambu yang kami temui ada 20 rambu di sepanjang Jalan
Bathin Alam sampai Jalan Antara.

No. Jarak Rambu ke Objek Uk. (m)

1. Rambu ke Masjid 69

2. 7.30
Rambu ke Zebra Cross

3. 67.60
Rambu Persimpangan

4. 50.20
Rambu Lampu Lalu Lintas
B. Yang tidak ada :
1. Jembatan penyeberangan
2. Terowongan pejalan kaki
3. Trotoar (di sepanjang jalan bathin alam - jalan pramuka)

4.3 Animasi / hasil gambar sketchup

4.4 Saran
Saran dari kami sebagai tim survey bangunan pelengkap jalan dan
juga perlengkapan jalan seharus nya pemerintah harus lebih
memperhatikan pemasangan rambu rambu dan bangunan pelengkap jalan
lainnya banyak yang tidak sesuai tata letak nya dan juga banyak yang
belum lengkap baik bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas pendukung
jalan maupun sebagai fasilitas lalu lintas penggunan jalan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kelas jalan menurut fungsinya berdasarkan jalan yang kami survey
yaitu jalan bathin alam, jalan pramuka dan jalan antara merupakan jalan lokal
sekunder atau sekarang lebih ke jalan primer karena sudah menjadi jalan
utama untuk akses pengguna jalan setiap harinya dengan ciri nya sebagai
berikut lalu lintas yang ramai,dengan kecepatan rendah dan lebar jalan diatas
6 meter . Kemudian tergolong dalam kelas jalan lll 3C.
Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan harus ada disetiap
jalan agar jalan yang ada memenuhi standar yang ada dan juga pengguna
jalan juga mendapatkan fasilitas yang layak serta safety dalam berkendara

5.2 Daftar Pustaka


Sumber dari google

Anda mungkin juga menyukai