Anda di halaman 1dari 6

KUALITAS UDARA

Pengukuran kualitas udara dilakukan terhadap konsentrasi TSP/debu yang mengacu


pada baku mutu kandungan TSP/Debu dari PP No. 41 Tahun 1999. Skala Kualitas
Lingkungan untuk konsentrasi TSP/debu dapat dilihat sebagaimana pada tabel
Tabel 1 Skala Kualitas Lingkungan untuk Konsentrasi TSP/Debu

Skala Kualitas Lingkungan Uraian Penentuan


(KL) Kualitas Lingkungan
1 Sangat Buruk >271 μg/ Nm3
2 Buruk 231 – 270 μg/ Nm3
3 Sedang 230 μg/ Nm3
4 Baik 200 – 229 μg/ Nm3
5 Sangat Baik <200 μg/ Nm3
Sumber: (Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, 1999)

Besaran Dampak
Kualitas Lingkungan Skala Uraian
Tanpa Proyek 5 Tanpa proyek, kondisi kualitas udara di sekitar Eka
( KL tp) Hospital Juanda masih berada di bawah batas kualitas
lingkungan 200 μg/ Nm3
Dengan Proyek 1 Dengan adanya proyek, maka konsentrasi debu akibat
( KL dp) pergerakan kendaraan proyek dan kegiatan proyek itu
sendiri akan menyebabkan peningkatan konsentrasi
sekitar 80 μg/ Nm3, mengakibatkan konsentrasi berada
pada angka 280 μg/ Nm3. Hal ini menyebabkan kualitas
udara menjadi sangat buruk.
Selisih Besaran 4 Besaran dampak kualitas udara tanpa proyek
Dampak dibandingkan dengan adanya proyek dikategorikan
(ΔK) sangat besar.
Sifat Dampak
Sifat Penting
No.
Faktor Penentu Dampak Penting Dampak Keterangan
Kriteria
P TP
1 Besarnya jumlah penduduk yang TP Penduduk yang terkena dampak dari proyek adalah penduduk yang bertempat tinggal di
akan terkena dampak rencana usaha kawasan RW002 dan RW003 dengan kumulatif jumlah penduduk sekitar 3.000 jiwa. Akan
dan/atau kegiatan tetapi, layanan dari rumah sakit saat beroperasi akan melebihi cakupan dari penduduk
terdampak proyek.
2 Luas wilayah penyebaran dampak TP Luas wilayah yang terkena dampak dengan baku mutu melebihi batas akan berkisar pada
radius 200 meter. Akan tetapi, ada kemungkinan radius dampak meluas pada bulan
Desember seiring kecepatan angin bertambah dan memperluas jangkauan debu proyek.
3 Lamanya dampak berlangsung TP Lama dampak berlangsung akan sejalan dengan lama proyek pembangunan yang
direncanakan berlangsung selama 24 bulan.
Intensitas dampak P Konsentrasi debu akan meningkat mencapai 280 μg/ Nm3, melebihi baku mutu 230 μg/ Nm3
4 Banyaknya komponen lingkungan P Debu memiliki dampak turunan terhadap kualitas udara sekitar serta potensi timbulnya
lain yang terkena dampak penyakit pada penduduk yang terpapar, seperti ISPA
5 Sifat kumulatif dampak P Gangguan debu pada kegiatan ini bisa saja berlangsung terus-menerus bila proyek
ditetapkan berlangsung selama 24 jam. Dampak bersifat kumulatif karena jalur mobilisasi
yang digunakan adalah jalur umum yang juga digunakan oleh pengguna jalan lain, serta
dari kegiatan pembangunan itu sendiri.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Dampak debu akan berlangsung selama 24 bulan. Setelah proyek selesai dilakukan, maka
dampak abus terbang akan menurun drastis dan dampak akan berbalik
7 Kriteria lain sesuai perkembangan TP Minimalisasi debu dapat dilakukan dengan menggunakan bahan konstruksi alternatif yang
ilmu pengetahuan lebih ramah lingkungan atau melakukan proses fabrikasi di luar kawasan.
Jumlah 3 5 Dikategroikan sebagai Dampak Negatif Tidak Penting
KEBISINGAN

Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan mengacu pada baku mutu tingkat
kebisingan dari Kepmen LH Nomor 28 Tahun 1996. Skala Kualitas Lingkungan untuk
tingkat kebisingan dapat dilihat sebagaimana pada tabel
Tabel 2 Skala Kualitas Lingkungan untuk Tingkat Kebisingan

Skala Kualitas Lingkungan Uraian Penentuan Kualitas Lingkungan


(KL)
1 Sangat Buruk Tingkat kebisingan melebihi baku mutu; yaitu
melewati baku mutu 50% dari [55+3] dBA atau
berada pada kisaran 75,5 dBA – 87 dBA
2 Buruk Tingkat kebisingan melebihi baku mutu; yaitu
melewati baku mutu 30% dari [55+3] dBA atau
berada pada kisaran 63,9 dBA – 75,4 dBA
3 Sedang Tingkat kebisingan melebihi baku mutu; yaitu
melewati baku mutu 10% dari [55+3] dBA atau
berada pada kisaran 58 dBA – 63,8 dBA
4 Baik Tingkat kebisingan sesuai dengan baku mutu
Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996, yaitu
⩽55+3 dBA (tingkat toleransi sebesar 3 dBA)
5 Sangat Baik Tingkat kebisingan sesuai dengan baku mutu
Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996, yaitu ⩽55
dBA
Sumber: (Kepmen LH Nomor 48 Tahun 1996, 1996)

Besaran Dampak
Kualitas Lingkungan Skala Uraian
Tanpa Proyek 2 Tingkat kebisingan di area permukiman sekitar proyek
( KL tp) (3 titik) telah melebihi baku mutu (56 dBA – 69 dBA)>
55 dBA
Dengan Proyek 1 Dengan keberadaan proyek, maka tingkat kebisingan di
( KL dp) area permukiman akan tetap melebihi baku mutu, yaitu
mencapai 85 dBA. Hal ini dikarenakan adanya
kemungkinan kegiatan penggalian tanah (kebisingan 80
dBA, loader dan dozer (kebisingan 85 dBA) selama
pengurusan tanah, serta kendaraan material (kebisingan
88 dBA)..
Selisih Besaran 1 Besaran dampak peningkatan kebisingan tanpa adanya
Dampak proyek dibandingkan dengan adanya proyek
(ΔK) dikategorikan kecil.
Sifat Dampak
Sifat Penting
No.
Faktor Penentu Dampak Penting Dampak Keterangan
Kriteria
P TP
1 Besarnya jumlah penduduk yang P Penduduk yang memiliki jarak dekat dengan proyek, yaitu RW002 dan RW003 dengan
akan terkena dampak rencana usaha kumulatif jumlah penduduk sekitar 3.000 jiwa. Selain itu, terdapat fasilitas pendidikan
dan/atau kegiatan yang terletak tidak jauh di sebelah utara yang akan turut menerima dampak kebisingan.
2 Luas wilayah penyebaran dampak P Luas sebaran dampak kebisingan di atas baku mutu adalah area dengan radius sekitar 130-
140 meter dari area proyek atau area mobilisasi
3 Lamanya dampak berlangsung TP Lama dampak berlangsung akan sejalan dengan lama proyek pembangunan yang
direncanakan berlangsung selama 24 bulan.
Intensitas dampak P Intensitas dampak kebisingan dapat mencapai 85 dBA, melebihi baku mutu 55 dBA.
4 Banyaknya komponen lingkungan P Kemungkinan timbulnya keresahan masyarakat dan gangguan kegiatan belajar mengajar
lain yang terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak P Kebisingan pada kegiatan ini bisa saja berlangsung terus-menerus bila proyek ditetapkan
berlangsung selama 24 jam. Selain itu, kebisingan bersifat kumulatif dari mobilisasi
peralatan berat serta kegiatan pembangunan struktur bangunan.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Dampak dapat berbalik saat mobilisasi peralatan berat dan proyek pembangunan selesai
dampak dilakukan.
7 Kriteria lain sesuai perkembangan TP Minimalisasi kebisingan dapat dilakukan dengan pemilihan kendaraan layak operasi,
ilmu pengetahuan melakukan pemeriksaan kendaraan secara berkala, mendirikan noise bariier di sekeliling
area konstruksi, serta pemilihan waktu yang baik untuk proses konstruksi yang
menimbulkan kebisingan lebih.
Jumlah 5 3 Dikategorikan sebagai Dampak Negatif Penting
HIDROLOGI (KUALITAS AIR)

Pengukuran kualitas air dilakukan dengan mengukur beban pencemar, seperti BOD,
COD, dan TSS mengacu pada baku mutu dari PP No. 82 Tahun 2001. Skala Kualitas
Lingkungan untuk konsentrasi beban pencemar mengacu pada kelas II sebagaimana
ketetapan sungai Ciliwung sebagai sungai kelas II yang dapat dilihat pada tabel…
Tabel 3 Skala Kualitas Lingkungan untuk Kualitas Air

Skala Kualitas Lingkungan Uraian Penentuan Kualitas Lingkungan


(KL)
1 Sangat Buruk 3 parameter (BOD, COD, dan TSS) memiliki
potensi beban pencemaran yang melebihi beban
pencemaran maksimum dan kualitas melebihi
baku mutu Kelas II
2 Buruk 1 atau 2 parameter dari 3 parameter memiliki
beban pencemaran yang melebihi beban
pencemaran maksimum, dan kualitas melebihi
baku mutu Kelas II
3 Sedang Potensi beban pencemaran BOD, COD, dan TSS
tidak melebihi beban pencemaran maksssimum,
dan kualitas melebihi baku mutu Kelas II
4 Baik Potensi beban pencemaran BOD, COD, dan TSS
tidak melebihi beban pencemran maksimum, dan
kualitas badan air hampr sama dengan baku mutu
Kelas II
5 Sangat Baik Potensi beban pencemaran BOD, COD, dan TSS
tidak melebihi beban pencemaran maksimum,
dan kualitas badan air tidak melebihi baku mutu
Kelas II
Sumber: (PP Nomor 82 Tahun 2001, 2001)

Besaran Dampak
Kualitas Lingkungan Skala Uraian
Tanpa Proyek 2 Tanpa proyek, dua parameter, yaitu BOD dan COD telah
( KL tp) melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sementara itu,
parameter lainnya, yaitu TSS, tepat berada pada batasan
baku mutu
Dengan Proyek 1 Dengan keberadaan proyek, dua parameter, yaitu BOD
( KL dp) dan COD akan tetap melebihi batas bau mutu.
Sementara itu, proses konstruksi dalam proyek dapat
menyebabkan peningkatan TSS sebagai akibat dari
limpasan bahan material yang masuk ke dalam aliran
sungai, seperti luluhan semen, pasir, maupun logam.
Selisih Besaran 1 Besaran dampak kualitas air tanpa adanya proyek
Dampak dibandingkan dengan adanya proyek dikategorikan
(ΔK) kecil.
Sifat Dampak
Sifat Penting
No.
Faktor Penentu Dampak Penting Dampak Keterangan
Kriteria
P TP
1 Besarnya jumlah penduduk yang TP Penurunan kualitas air tidak mempengaruhi penduduk karena fungsi sungai selama ini
akan terkena dampak rencana usaha hanya sebagai saluran limpasan, tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
dan/atau kegiatan
2 Luas wilayah penyebaran dampak TP Wilayah yang terdampak adalah kawasan sepanjang aliran Kali Molenvliet dari depan Eka
Hospital Juanda ke arah hilir, tetapi tidak mengakibatkan perubahan mendasar pada
kawasan-kawasan yang dilaluinya
3 Lamanya dampak berlangsung TP Lama dampak berlangsung akan sejalan dengan lama proyek pembangunan yang
direncanakan berlangsung selama 24 bulan.
Intensitas dampak P Ketiga parameter dalam pengukuran kualitas air, yaitu BOD, COD, dan TSS melebihi baku
mutu
4 Banyaknya komponen lingkungan P Kualitas air sungai yang buruk akan membunuh ekosistem sedia ada baik di kawasan
lain yang terkena dampak sungai, muara, maupun laut
5 Sifat kumulatif dampak TP Penurunan kualitas air akan berlangsung terus selama kegiatan proyek berlangsung.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Dampak dapat berbalik saat proyek pembangunan selesai dilakukan.
dampak
7 Kriteria lain sesuai perkembangan TP Minimalisasi pencemaran kualitas air dapat dilakukan dengan pengelolaan limpasan yang
ilmu pengetahuan baik
Jumlah 2 6 Dikategorikan sebagai Dampak Negatif Tidak Penting

Anda mungkin juga menyukai