Dimana :
C(x,z) = konsentrasi pencemar udara pada koordinat x dan z (g/m3)
QL = laju emisi per unit jarak (g/dt.m)
Z = ketinggian penerima (reseptor) diatas tanah
U = kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x (m/s)
z = koefisien dispersi vertikal gaussian (m)
Maka, kontribusi kegiatan mobilisasi alat bahan pada tahap konstruksi terhadap
parameter kualitas udara ialah sebagai berikut (dihitung dengan rumus Gaussian) :
2
2 0,000359 1 2
Debu= 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000282 g/ N m3
2 0,00130 1 2 2
NO2= 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,000102 g/ N m3
2 0,00113 1 2 2
SO 2 = 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000887 g/ N m3
Namun, berdasarkan rona awal kualitas udara, kualitas udara sebelum proyek
masih memenuhi baku mutu, yaitu 230 g/Nm3 untuk debu, 400 g/Nm3 untuk
NO2, dan 900 g/Nm3 untuk SO2. Kemudian, saat mobilisasi alat bahan, rona akhir
juga masih dibawah baku mutu dan hanya bertambah sangat sedikit. Oleh karena itu,
dampak ini termasuk dampak tidak penting.
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Udara
1.1.2 Operasional
Penurunan kualitas udara pada tahap operasional kawasan perumahan
bersumber dari pengoperasian kendaraan pribadi. Metode perkiraan dampak penting
untuk penurunan kualitas udara (debu, NO2, SO2) menggunakan rumus Gaussian (line
source) berikut.
2 QL 1 z 2
C(x , z) = 1
(2 ) 2 z u
exp
( )
2 z
Dimana :
C(x,z) = konsentrasi pencemar udara pada koordinat x dan z (g/m3)
QL = laju emisi per unit jarak (g/dt.m)
Z = ketinggian penerima (reseptor) diatas tanah
U = kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x (m/s)
z = koefisien dispersi vertikal gaussian (m)
Diasumsikan kendaraan tipe II, III, dan IV menggunakan bahan bakar bensin
dan penggunaan bahan bakar sebanyak 0,2 liter bensin untuk jarak tempuh 1 km
untuk mobil dan 0,1 liter bensin untuk jarak tempuh 1 km untuk motor. Kecepatan
rata-rata kendaraan 40 km/jam. Kecepatan angin rata-rata pada lokasi studi sebesar
2,5 m/s, koefisien dispersi Gaussian pada stabilitas atm B ialah 3,43 m dan
ketinggian penerima (z) sebesar 2 m. Berdasarkan standar WHO, faktor emisi
kendaraan berbahan bakar solar ialah sebagai berikut:
2
2 0,0118 1 2
NO2= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000926 g/ N m3
2 0,0104 1 2 2
SO 2 = 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000816 g/ N m
3
Setelah itu, dilakukan perkiraan kualitas udara apabila terjadi kenaikan jumlah
kendaraan sebesar (maksimum) 25%, yaitu :
Volume lalulintas/jam Total Kendaraa
Arah Kendaraa n Berat
I II III IV n (%)
Jalan - 236 387 35 658 -
Maka, didapat hasil:
Berat jenis Jarak Konsumsi BBM
No. Jenis Kendaraan
solar (kg/L) tempuh (km) (m3/hari)
1. Mobil 0,74 236 x 3 = 504 0,0746
2. Motor 0,74 422 x 3 = 903 0,0668
TOTAL 0,1414
2 0,0118 1 2 2
NO2= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000926 g/ N m3
2 0,0104 1 2 2
SO 2 = 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000816 g/ N m3
Tabel 1.x Kebisingan Rata-Rata Pada Tiap Lokasi Pengambilan Sampel Kebisingan
Dimana :
LP1 = tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 1
r2 = jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 2
Pada tahap mobilisasi peralatan dan material, akan digunakan tiga jenis truk,
yaitu heavy truck (dengan intensitas bising 80 dBA), pick up truck (intensitas bising
78 dBA), dan dump truck (intensitas bising 75 dBA). Berdasarkan rumus dan
intensitas bising yang telah disebutkan, maka dapat dihitung persebaran intensitas
bising terhadap jarak tertentu dari satu sumber bising. Dikarenakan sumber bising
berjenis sama dan berjumlah banyak untuk reseptor yang menerima intensitas bising
dengan nilai yang sama, maka nilainya ditambah 3 dBA untuk masing-masing
pengukuran kebisingan pada tiap jarak. Hasil perhitungan pada kegiatan mobilisasi
alat dan material terhadap intensitas kebisingan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.x Intensitas kebisingan terhadap kegiatan mobilisasi alat dan material
Angka 89,84 dBA diperoleh dari perhitungan sumber bising dengan banyak
sumber dengan asumsi :
Sehingga didapat hasil akhir intensitas bising gabungan sebesar 89,84 dBA
menggunakan rumus :
n
Kebisingantotal=10 log 10 10 Lpi /10
i=1
U-3
U-4
Pemukiman
U-5 Pemukiman
Gambar 1.x Peta titik sampling kebisingan untuk kegiatan penyiapan lahan
[ ]
L1 L2
Ltotal=10 log 10 10 +10 10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2
Titik sampling kebisingan yang direncanakan ialah pada daerah pemukiman dan
di sekitar proyek, yaitu:
Utar
a
Pemukiman
U-1
Selat
U-2 an
Lokasi Proyek
U-3
U-4
Pemukiman
U-5 Pemukiman
[ ]
L1 L2
10 10
Ltotal=10 log 10 +10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2
Nilai kebisingan pada pemukiman tidak melebihi baku mutu menurut SK-KEP
48/MENLH/II/1996, namun nilai kebisingan pada lokasi proyek sangat tinggi, oleh
karena itu akan dipasang noise barrier di sekitar lokasi proyek untuk mengurangi
kebisingan yang keluar dari proyek.
Dimensi
No Efektivitas
Tipe Bahan L= Lebar min.
. IL = db(A)
H = Tinggi min.
1. Penghalang Penghalang dari susunan L = 0,5 m Baik
menerus bata H = 2,5 m IL = 15 16
Beton bertulang L = 0,35 m Baik Optimum
H=34m
Kayu dengan atau tanpa L = 0,3 m Baik
bahan penyerap H=23m IL = 18 19
Alumunium atau baja L = 0,3 m Optimum
dengan bahan penyerap H=45m IL = 20 22
Fiber, kaca L = 0,5 m Baik
H=34m IL = 16 17
2. Penghalang Beton bertulang L=12m Optimum
tidak menerus H=34m IL = 17 18
Alumunium atau baja L=1m Optimum
dengan bahan penyerap H=34m IL = 18 -19
Kombinasi bahan a dan b L=2m Optimum
dengan fiber H=34m IL = 20-22
3. Kombinasi Penghalang dari susunan L = 0,5 m Baik
penghalang bata H = 2,5 m IL = 15 16
menerus dan Beton bertulang L = 0,35 m Baik Optimum
tidak menerus H=34m IL = 17 19
Kayu dengan atau tanpa L = 0,3 m Baik
bahan penyerap H=23m IL = 18 -19
Alumunium atau baja L = 0,3 m Optimum
dengan bahan penyerap H=45m IL = 20 22
Fiber L = 0,5 m Optimum
H=34m IL = 16 17
Beton bertulang L=12m Optimum
H=34m IL = 17 18
Alumunium atau baja L=1m Optimum
dengan bahan penyerap H=34m IL = 18 19
Kombinasi bahan a dan b L=2m Optimum
dengan fiber H=34m IL = 20 22
4. Penghalang Gabungan dari desain L = Variabel dari Baik
arsitektur bentuk dan desain warna 0,5 m IL = 14 16
yang artistik H = Variabel
1.2.4 Operasional
Selain juga menyumbangkan polutan ke udara ambien, operasional perumahan
tentunya akan mengakibatkan perubahan kebisingan. Perubahan kebisingan ini
tentunya bersumber dari kendaraan bermotor dan aktivitas yang terjadi di dalamnya.
Intensitas dan besar kebisingan tentunya akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya
jumlah penghuni terutama pada waktu tertentu, misalnya saat jam pergi dan pulang
kantor.
Untuk memprediksi tingkat kebisingan, maka digunakan rumus :
r2
SL2=SL120 log
r1
Kemudian, akan diperkirakan tingkat kebisingan pada sumber hingga 500 meter
dari sumber dengan rumus tersebut. Diperkirakan intensitas kebisingan kegiatan
operasi ialah :
Tingkat kebisingan
Sumber
(dBA)
Mobilisasi kendaraan dan parkir di area 70
perumahan
Fasilitas penunjang (IPAL, TPA, WTP, dll) 70 53,01
Penghuni dan pengunjung 60 48,23
Asumsi untuk penghuni: kebisingan 60 dBA, dengan sumber yang banyak dan
diasumsikan tingkat kebisingan sama, maka ditambah 3 dBA = 63 dBA. Karena jarak
dari sumber ke titik U-2 dan U-3 = 30 meter, maka kebisingannya menjadi 48,23
dBA. Asumsi untuk peralatan simulasi: kebisingan 70 dBA, dengan sumber yang
berlokasi 50 meter dari titk terluar/ titik kontrol pengukuran, maka kebisingannya
menjadi 53,01 dBA.
Titik sampling kebisingan yang direncanakan ialah pada daerah pemukiman dan
di sekitar proyek, yaitu :
Utar
a
Pemukiman
U-1
Selat
U-2 an
Lokasi Proyek
U-3
U-4
Pemukiman
U-5 Pemukiman
[ ]
L1 L2
Ltotal=10 log 10 10 +10 10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2
Kebisingan ini akan merata diterima di sepanjang jalan yang dilewati oleh
kendaraan pribadi, maka pada titik sampling didapat hasil sebagai berikut :
Kebisinga Jarak dari sumber (m)
Lokas
n rata-rata
i 10 20 50 100 200 500 600
(dBA)
U-1 58 62,7 61,0 59,4 58,7 58,4 58,1 58,14
6 1 6 9 1 7
U-2 53 61,6 59,1 56,5 55,1 54,1 53,5 53,43
4 9 4 2 9 2
U-3 53,5 61,7 59,3 56,7 55,4 54,5 53,9 53,89
1 1 7 4 8 6
U-4 49 61,2 58,5 55,2 53,1 51,5 50,2 50,02
7 1 0 2 3 0
U-5 50 61,3 58,6 55,4 53,5 52,1 50,9 50,83
3 3 6 4 2 8
Maka berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa untuk lokasi U-1, pada jarak
600 meter, kebisingan tergolong masih cukup tinggi, sedangkan pada titik lain,
kebisingan akan berada di bawah baku mutu pada jarak 100 dan 200 meter dari
sumber/ dari pergerakan kendaraan pribadi.
Faktor penyesuaian dan kapasitas dasar (Co) untuk maisng-masing tipe jalan
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sbb:
Tabel 1.x Faktor Penyesuaian Distribusi Hambatan Samping Jalan dengan Bahu
(FCsf)
Sehingga didapat volume rona lalulintas awal yang dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang, yaitu:
Total
Volume lalulintas (smp/jam)
Arah smp
I II III IV
Ke Utara - 168 138 12,5 318,5
Maka, derajat kejenuhan yang terjadi selama proyek (khususnya pada tahap
mobilisasi alat-bahan) adalah:
326 smp / jam
DS= =0,5
65 7 smp/ jam
Dikarenakan derajat kejenuhan masih < 1, atau dapat dikatakan bahwa arus
lalu lintas masih lebih rendah dibandingkan kapasitas, dampak ini digolongkan
dampak tidak penting.
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aksesibilitas dan
Mobilitas Masyarakat
Sehingga didapat volume rona lalulintas awal yang dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang, yaitu:
Total
Volume lalulintas (smp/jam)
Arah smp
I II III IV
Ke Utara - 168 138 12,5 318,5
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aksesibilitas dan
Mobilitas Masyarakat
No. Faktor Penentu Sifat Dampak Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk terkena dampak
penduduk yang terkena 58.175 jiwa
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah TP Dampak terjadi di Kecamatan
persebaran dampak Cisaranten Kidul, khususnya di
sepanjang jalan menuju ke perumahan
3. Intensitas dampak TP Penambahan volume kendaraan tidak
banyak
Lamanya dampak P Perumahan beroperasi setiap hari
berlangsung dimana direncanakan untuk beroperasi
selama 50 tahun.
4. Banyaknya komponen P Perubahan persepsi akan dibangunnya
lingkungan hidup lain perumahan, konflik sosial
yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif TP Tidak
dampak
6. Berbalik atau tidak TP Tidak berbalik
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai - -
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting
liter liter
64
orang orang
Volume air buangan=80 80 =
hari hari
gram
40
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,625 =625
volume air buangan liter L L
64
orang
hari
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air
gram
40
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,625 =625
volume air buangan liter L L
64
orang
hari
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air
gram
4
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,0625 =62,5
volume air buangan liter L L
64
orang
hari
1.4.3 Operasional
Kualitas badan air permukaan dapat terganggu karena aktivitas penyiraman
tanaman, penggunaan toilet, dan kebocoran pada tangki septik. Meskipun hal seperti
kebocoran tangki septik diminimalisir sebesar mungkin, kemungkinan untuk terjadi
masih ada. Sehingga hal ini dikategorikan sebagai dampak sedang dan bersifat
penting karena dapat membawa pengaruh negatif langsung pada komponen
lingkungan hidup yang ada di badan air permukaan dan juga masyarakat yang
memakai air permukaan meskipun tidak besar dampaknya.
Untuk memperkirakan dampak ini, akan dihitung prakiraan air limbah domestik
yang dihasilkan, dikarenakan dampak ini disebabkan akibat kegiatan di dalamnya.
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996), konsumsi
unit domestik (dalam L/s/ha) ialah sebesar 0,1 0,3 L/s/ha. Diambil angka terbesar
0,3 L/s/ha dan asumsi bahwa kebutuhan air dalam 10 tahun konstan, maka:
L
0,3
s s
Kebutuhan air= 3 ha 86400 =77760 L/hari
ha hari
80 L L
Buangan domestik=80 kebutuhan air= 77760 =62208
100 hari hari
gram
40 250 orang
orang
berat BOD jumlah pengunjung hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,161 =161
volume air buangan 62208 liter L L
hari
Dikarenakan kualitasnya melebihi baku mutu yang diatur, yaitu 100 mg/L,
maka diperlukan pengolahan dan termasuk dampak penting. Air limbah domestik dari
proses operasional akan diolah melalui septic tank. Effluent akan dialirkan ke badan
air terdekat, dalam hal ini ialah anak sungai yang berada di dekat museum. Dengan
tangki septik menggunakan sistem biofilter anaerob-aerob yang memiliki penyisihan
BOD sebesar 90 %, maka konsentrasi BOD setelah keluar dari tangki septik ialah :
gram gram
Berat BOD total dengan pengolahan=
40
orang
hari (
90
40
orang
hari
=4 )
gram
orang
hari
gram
4 250 orang
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,0161 =16,1
volume air buangan 62208 liter L L
hari
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air
Dimana :
Q = debit limpasan air hujan (m3/s)
C = koefisien air larian
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas catchment area (Ha)
Dengan perencanaan dari 100 ha lahan, 70 Ha akan dijadikan bangunan dengan
Ctanpa bangunan = 0,4 dan Cbangunan = 0,85, maka Cr (C gabungan) dapat dihitung.
Kemudian curah hujan = 200,4 mm/jam, maka :
A 1 C 1+ A 2 C 2 ( ( 10 070 ) 0,4)+(70 0,85)
Cr= = =0,71 5
A 1+ A 2 10 0
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aliran Permukaan
Debit limpasan sebesar 39,83 m3/s tersebut menjadi acuan dalam perencanaan
drainase dengan tujuan untuk mencegah terjadinya banjir di lokasi.