Anda di halaman 1dari 53

I.

1 Perubahan Kualitas Udara


1.1.1 Mobilisasi Alat dan Bahan
Perubahan kualitas udara ditimbulkan dari mobilisasi alat berat dan material/
bahan yang akan digunakan dalam pembangunan kawasan perumahan. Pencemaran
udara yang ditimbulkan dapat berupa partikulat maupun gas. Pencemaran udara
berupa partikulat muncul dari debu yang dihasilkan dari mobilisasi alat berat ke
lokasi proyek dan pencemaran udara berupa gas ditimbulkan dari gas buang yang
dihasilkan dari alat berat yang berlalu-lalang ke lokasi proyek. Jumlah manusia yang
terkena dampak dari pencemaran udara ini tergolong banyak, karena bervariasi dari
tempat pembelian bahan hingga ke lokasi proyek. Wilayah persebaran dampak juga
tergolong luas. Durasi berlangsungnya dampak tergolong kecil karena dampak ini
hanya berlangsung pada saat mobilisasi alat dan bahan. Intensitas dampak tergolong
sedang. Jumlah komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak tergolong
besar karena jumlah komponen yang mengalami dampak sekunder lebih besar
dibandingkan komponen yang mengalami dampak primer. Dampak ini kumulatif,
karena dapat terjadi akibat kegiatan lain setelah mobiliasi alat dan bahan. Dampak ini
bersifat tidak berbalik karena tidak dapat dipulihkan, hanya dapat dicegah, misalnya
dengan menggunakan alat berat yang masih dalam keadaan bagus sehingga emisi
yang dihasilkan lebih sedikit dan penjadwalan mobilisasi alat dan bahan pada waktu
lengang agar tidak mengganggu masyarakat maupun mengurangi emisi yang
berlebihan akibat kemacetan. Oleh karena itu, dampak ini dinilai sebagai dampak
sedang, dengan sifat penting, dan arah perubahan dampak negatif, serta hubungan
dampak langsung.
Penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi bersumber dari pengoperasian
kendaraan pengangkut alat berat dan material. Metode perkiraan dampak penting
untuk penurunan kualitas udara (debu, NO2, SO2) menggunakan rumus Gaussian (line
source) berikut.
2 QL 1 z 2
C(x , z) = 1
(2 ) 2 z u
exp
( )
2 z

Dimana :
C(x,z) = konsentrasi pencemar udara pada koordinat x dan z (g/m3)
QL = laju emisi per unit jarak (g/dt.m)
Z = ketinggian penerima (reseptor) diatas tanah
U = kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x (m/s)
z = koefisien dispersi vertikal gaussian (m)

Pada kegiatan mobilisasi alat bahan, direncanakan akan melibatkan kendaraan


pengangkut berbahan bakar solar sebanyak maksimum 5 kendaraan per hari dan
maskimum 2 ritasi, atau dapat dijumlahkan menjadi maksimum 10 kendaraan per
hari. Jika dalam 1 hari waktu operasional ialah 8 jam, maka dalam 1 jam, kendaraan
yang melewati jalur transportasi ialah sebanyak 2 kendaraan dengan jarak tempuh
dari tapak menuju jalan raya ialah sepanjang 3 km.
Dalam prakiraan dampak, diasumsikan pemakaian bahan bakar kendaraan truk
sebanyak 0,2 liter solar untuk jarak tempuh 1 km, kecepatan rata-rata kendaraan 20
km/jam yang beroperasi selama 8 jam sehari, kecepatan angin rata-rata pada lokasi
studi sebesar 2,5 m/s, koefisien dispersi Gaussian pada stabilitas atm B ialah 3,43 m
dan ketinggian penerima (z) sebesar 2 m. Berdasarkan standar WHO, faktor emisi
kendaraan berbahan bakar solar ialah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Faktor emisi kendaraan berbahan bakar solar

Parameter Faktor emisi (kg/m3)


Partikulat 2,01
SO2 6,36
NO2 7,21
Kemudian, perhitungan dilakukan berdasarkan asumsi tersebut, sehingga :
Berat jenis Jarak tempuh Konsumsi bbm
No. Jenis Kendaraan
bensin (kg/L) (km) (m3/hari)
1. Truk 0,86 90 0,0155
Besarnya emisi dari mobilisasi peralatan dan material merupakan perkalian
antara faktor emisi dengan pemakaian bahan bakar, sehingga berdasarkan perkiraan
konsumsi bahan bakar dan faktor emisi tersebut, dapatdihitung besar emisi untuk
masing-masing parameter kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan berat,
yaitu :
Debu=0.0155 2,01=0,031 kg/hari ( 0,000359 g /detik )

NO2=0.0155 7,21=0,112 kg /hari ( 0,00130 g /detik )

SO 2 =0.0155 6,36=0,098 kg/hari ( 0,00113 g/detik )

Maka, kontribusi kegiatan mobilisasi alat bahan pada tahap konstruksi terhadap
parameter kualitas udara ialah sebagai berikut (dihitung dengan rumus Gaussian) :
2
2 0,000359 1 2
Debu= 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000282 g/ N m3

2 0,00130 1 2 2
NO2= 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,000102 g/ N m3

2 0,00113 1 2 2
SO 2 = 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000887 g/ N m3

Kemudian, berikut ini merupakan prakiraan peningkatan kadar emisi yang


dapat terjadi :
Rona awal Rona akhir
No. Lokasi Satuan
Debu NO2 SO2 Debu NO2 SO2
1. Titik 1 g/Nm 27 3,16 1,9 27,0000282 3,160102 1,9000887
Rona awal Rona akhir
No. Lokasi Satuan
Debu NO2 SO2 Debu NO2 SO2
3

Titik 2 g/Nm 32 6,78 2,44 32,0000282 6,780102 2,4400887


2. 3

Titik 3 g/Nm 32 6,78 2,44 32,0000282 6,780102 2,4400887


3. 3

Titik 4 g/Nm 52 7,31 2,41 52,0000282 7,310102 2,4100887


4. 3

Titik 5 g/Nm 44 4,57 3,01 44,0000282 4,570102 3,0100887


5. 3

Berdasarkan windrose pada rona lingkungan awal, diketahui arah angin


dominan bergerak ke arah tenggara-selatan, timur-timur laut, dan selatan. Sehingga
diperkirakan polutan akan dominan bergerak ke arah tersebut.

Gambar 1.x Windrose Kota Bandung

Namun, berdasarkan rona awal kualitas udara, kualitas udara sebelum proyek
masih memenuhi baku mutu, yaitu 230 g/Nm3 untuk debu, 400 g/Nm3 untuk
NO2, dan 900 g/Nm3 untuk SO2. Kemudian, saat mobilisasi alat bahan, rona akhir
juga masih dibawah baku mutu dan hanya bertambah sangat sedikit. Oleh karena itu,
dampak ini termasuk dampak tidak penting.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Udara

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah masyarakat yang terkena
penduduk yang terkena dampak tidak banyak dikarenakan
dampak rencana usaha konsentrasi polutan yang dihasilkan
dan/atau kegiatan tergolong kecil.
2. Luas wilayah TP Presebaran dampak tidak luas
persebaran dampak dikarenakan konsentrasi polutan yang
dihasilkan tergolong kecil.
3. Intensitas dampak TP Berdasarkan perhitungan, dampak tidak
memberikan pengaruh bagi masyarakat
karena konsentrasinya yang tidak besar.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama, yaitu
berlangsung selama proses mobilisasi alat bahan.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain yang
lingkungan hidup lain terkena dampak ialah kesehatan
yang terkena dampak manusia serta flora dan fauna sekitar.
5. Sifat kumulatif TP Dampak tidak bersifat kumulatif dan
dampak hanya terjadi pada tahap mobilisasi alat
bahan.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat dapat dipulihkan
berbaliknya dampak (berbalik).
7. Kriteria lain sesuai TP Dampak dapat ditanggulangi dengan
dengan perkembangan teknologi yang tersedia.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting

1.1.2 Operasional
Penurunan kualitas udara pada tahap operasional kawasan perumahan
bersumber dari pengoperasian kendaraan pribadi. Metode perkiraan dampak penting
untuk penurunan kualitas udara (debu, NO2, SO2) menggunakan rumus Gaussian (line
source) berikut.
2 QL 1 z 2
C(x , z) = 1
(2 ) 2 z u
exp
( )
2 z

Dimana :
C(x,z) = konsentrasi pencemar udara pada koordinat x dan z (g/m3)
QL = laju emisi per unit jarak (g/dt.m)
Z = ketinggian penerima (reseptor) diatas tanah
U = kecepatan angin rata-rata pada arah sumbu x (m/s)
z = koefisien dispersi vertikal gaussian (m)

Pada kegiatan operasional, direncanakan akan melibatkan kendaraan pribadi


baik mobil maupun motor berbahan bakar bensin. Jarak tempuh dari tapak menuju
jalan raya ialah sepanjang 3 km. Rona lalu-lintas awal berdasarkan pemantauan
lapangan (arah ke Jalan Rancapacing) adalah:

Arah Volume lalulintas/jam Total Kendaraa


I II III IV Kendaraa n Berat
n (%)
Jalan - 168 276 25 469 -

Diasumsikan kendaraan tipe II, III, dan IV menggunakan bahan bakar bensin
dan penggunaan bahan bakar sebanyak 0,2 liter bensin untuk jarak tempuh 1 km
untuk mobil dan 0,1 liter bensin untuk jarak tempuh 1 km untuk motor. Kecepatan
rata-rata kendaraan 40 km/jam. Kecepatan angin rata-rata pada lokasi studi sebesar
2,5 m/s, koefisien dispersi Gaussian pada stabilitas atm B ialah 3,43 m dan
ketinggian penerima (z) sebesar 2 m. Berdasarkan standar WHO, faktor emisi
kendaraan berbahan bakar solar ialah sebagai berikut:

Parameter Besaran (kg/m3)


Partikulat 2,01
SO2 6,36
NO2 7,21

Kemudian, perhitungan dilakukan berdasarkan asumsi tersebut, sehingga :


Berat jenis solar Jarak tempuh Konsumsi BBM
No. Jenis Kendaraan
(kg/L) (km) (m3/hari)
1 Mobil 0,74 168 x 3 = 504 0,074
2 Motor 0,74 301 x 3 = 903 0,067
TOTAL 0,141

Besarnya emisi dari mobilisasi peralatan dan material merupakan perkalian


antara faktor emisi dengan pemakaian bahan bakar, sehingga berdasarkan perkiraan
konsumsi bahan bakar dan faktor emisi tersebut, dapatdihitung besar emisi untuk
masing-masing parameter kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan berat,
yaitu :
kg gr
Debu=0.141 2,01=0,283
hari (
0,00327
dtk )
kg gr
NO2=0.141 7,21=1,017
hari (
0,0118
dtk )
kg gr
SO 2 =0.141 6,36=0,897
hari (
0,0104
dtk )
Maka, kontribusi kegiatan mobilisasi alat bahan pada tahap konstruksi terhadap
parameter kualitas udara ialah sebagai berikut (dihitung dengan rumus Gaussian) :
2 0,00327 1 2 2
Debu= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp
2 3,43 ( )
=0,0000257 g /N m
3

2
2 0,0118 1 2
NO2= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000926 g/ N m3
2 0,0104 1 2 2
SO 2 = 1
(2 ) 2 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000816 g/ N m
3

Kemudian, berikut ini merupakan prakiraan peningkatan kadar emisi yang


dapat terjadi :
No. Lokas Satuan Rona awal Rona akhir
i
Deb NO2 SO2 Debu NO2 SO2
u
1. Titik 1 g/N 27 3,16 1,9 27,0000257 3,1600926 1,9000816
m3
2. Titik 2 g/N 32 6,78 2,4 32,0000257 6,7800926 2,4400816
m3 4
3. Titik 3 g/N 32 6,78 2,4 32,0000257 6,7800926 2,4400816
m3 4
4. Titik 4 g/N 52 7,31 2,4 52,0000257 7,3100926 2,4100816
m3 1
5. Titik 5 g/N 44 4,57 3,0 44,0000257 4,5700926 3,0100816
m3 1

Setelah itu, dilakukan perkiraan kualitas udara apabila terjadi kenaikan jumlah
kendaraan sebesar (maksimum) 25%, yaitu :
Volume lalulintas/jam Total Kendaraa
Arah Kendaraa n Berat
I II III IV n (%)
Jalan - 236 387 35 658 -
Maka, didapat hasil:
Berat jenis Jarak Konsumsi BBM
No. Jenis Kendaraan
solar (kg/L) tempuh (km) (m3/hari)
1. Mobil 0,74 236 x 3 = 504 0,0746
2. Motor 0,74 422 x 3 = 903 0,0668
TOTAL 0,1414

Besarnya emisi dari mobilisasi peralatan dan material merupakan perkalian


antara faktor emisi dengan pemakaian bahan bakar, sehingga berdasarkan perkiraan
konsumsi bahan bakar dan faktor emisi tersebut, dapatdihitung besar emisi untuk
masing-masing parameter kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi peralatan berat,
yaitu :
kg gr
Debu=0.1414 2,01=0,284
hari (
0,00329
dtk )
kg gr
NO2=0.1414 7,21=1,019
hari(0,0118
dtk )
kg gr
SO 2 =0.1414 6,36=0,899
hari (
0,0104
dtk )
Maka, kontribusi kegiatan mobilisasi alat bahan pada tahap konstruksi terhadap
parameter kualitas udara ialah sebagai berikut (dihitung dengan rumus Gaussian) :
2 0,00329 1 2 2
Debu= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp
2 3,43( )
=0,0000258 g /N m3

2 0,0118 1 2 2
NO2= 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000926 g/ N m3

2 0,0104 1 2 2
SO 2 = 1
2
(2 ) 3,43 2,5
exp ( )
2 3,43
=0,0000816 g/ N m3

Kemudian, berikut ini merupakan prakiraan peningkatan kadar emisi yang


dapat terjadi :
Rona awal Rona akhir
Lokas
No. Satuan
i Deb
NO2 SO2 Debu NO2 SO2
u
1. Titik 1 g/N 27 3,16 1,9 27,0000258 3,1600926 1,9000816
m3
2. Titik 2 g/N 32 6,78 2,4 32,0000258 6,7800926 2,4400816
m3 4
3. Titik 3 g/N 32 6,78 2,4 32,0000258 6,7800926 2,4400816
m3 4
4. Titik 4 g/N 52 7,31 2,4 52,0000258 7,3100926 2,4100816
m3 1
5. Titik 5 g/N 44 4,57 3,0 44,0000258 4,5700926 3,0100816
m3 1

Berdasarkan windrose pada rona lingkungan awal, diketahui arah angin


dominan bergerak ke arah tenggara-selatan, timur-timur laut, dan selatan. Sehingga
diperkirakan polutan akan dominan bergerak ke arah tersebut.

Gambar 1.x Windrose Kota Bandung


Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Udara

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk terkena dampak
penduduk yang terkena 58.175 jiwa
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah TP Dampak terjadi di kecamatan
persebaran dampak Cisaranten Kidul, khususnya di
permukiman yang dilalui kendaraan
yang menuju ke lokasi perumahan
(Jalan Rancapacing)
3. Intensitas dampak TP Intensitas dampak meningkat seiring
bertambahnya jumlah penghuni
perumahan. Dampak yang ditimbulkan
sangat kecil.
Lamanya dampak P Perumahan beroperasi setiap hari
berlangsung dimana direncanakan untuk beroperasi
selama 50 tahun. Selama 50 tahun
diperkirakan akan ada pengembangan
dalam kawasan perumahan.
4. Banyaknya komponen P Mempengaruhi biota darat khususnya
lingkungan hidup lain vegetasi
yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif TP Bersifat kumulatif
dampak
6. Berbalik atau tidak TP Bersifat tidak berbalik
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai TP -
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting

Namun, berdasarkan hasil perhitungan, kenaikan kadar polutan hanya terjadi


pada aspek debu dan kenaikannya sangat kecil. Selain itu, konsentrasi polutan pada
rona akhir ketika operasional tidak melebihi baku mutu,maka dampak ini dapat
digolongkan sebagai dampak tidak penting.

1.2 Perubahan Kebisingan


1.2.1 Mobilisasi Alat dan Bahan
Kebisingan pada tahap ini dihasilkan dari pemindahan alat berat dan material
yang akan digunakan pada tahap konstruksi gedung dan fasilitas penunjang kawasan
perumahan. Kebisingan ini bersumber dari bunyi alat berat yang masuk ke area
proyek pembangunan maupun keluar-masuknya kendaraan pengangkut material ke
area proyek. Pada dampak ini, jumlah manusia yang terkena dampak tergolong besar
karena bervariasi terhadap jalur dan frekuensi pengangkutan alat dan bahan ke lokasi
proyek. Wilayah persebaran dampak juga tergolong luas. Durasi dampak tergolong
lama karena tidak hanya berlangsung pada saat mobilisasi alat dan bahan. Intensitas
dampak tergolong sedang. Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena dampak
tergolong kecil karena jumlah komponen yang terkena dampak sekunder tergolong
lebih sedikit daripada komponen yang terkena dampak primer. Dampak ini juga
bersifat kumulatif karena dapat terjadi pada kegiatan lain dan bersifat tidak berbalik
tidak karena dapat dipulihkan oleh manusia, namun dapat dicegah dengan dengan
pemilihan moda pengangkut dan penjadwalan pengangkutan. Oleh karena itu,
dampak ini tergolong dampak sedang, arah perubahan dampak negatif, serta
hubungan dampak langsung.
Mobilisasi material konstruksi menuju tapak pembangunan akan menggunakan
truk (HS20-44) dengan kapasitas angkut 20 50 ton. Truk angkut akan mengangkut
material dengan perkiraan frekuensi maksimum 5 kali per hari. Rute yang akan
dilewati dari Jalan Soekarno-Hatta adalah masuk ke area komplek Jalan Rancapacing.
Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa kebisingan.
Rona awal tingkat kebisingan di sekitar lokasi kegiatan (pada titik-titik yang
telah ditentukan) menunjukkan angka dibawah baku mutu. Titik sampling U1, U2, U3
dilakukan di dekat jalan dan U4, U5 dilakukan pada jarak sekitar 150 meter ke dalam
pemukiman diukur dari akses masuk pemukiman).

Gambar 1.x Peta Titik Pengambilan Sampel Kebisingan

Tabel 1.x Kebisingan Rata-Rata Pada Tiap Lokasi Pengambilan Sampel Kebisingan

Lokasi Kebisingan rata-rata (dBA)


U-1 58
U-2 53
U-3 53,5
U-4 49
U-5 50
Prakiraan intensitas kebisingan yang akan timbul terhadap jarak tertentu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus (untuk sumber bergerak) :
r2
LP 2=LP 110 log
r1

Dimana :
LP1 = tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 1
r2 = jarak pengukuran kebisingan dari sumber kebisingan 2

Pada tahap mobilisasi peralatan dan material, akan digunakan tiga jenis truk,
yaitu heavy truck (dengan intensitas bising 80 dBA), pick up truck (intensitas bising
78 dBA), dan dump truck (intensitas bising 75 dBA). Berdasarkan rumus dan
intensitas bising yang telah disebutkan, maka dapat dihitung persebaran intensitas
bising terhadap jarak tertentu dari satu sumber bising. Dikarenakan sumber bising
berjenis sama dan berjumlah banyak untuk reseptor yang menerima intensitas bising
dengan nilai yang sama, maka nilainya ditambah 3 dBA untuk masing-masing
pengukuran kebisingan pada tiap jarak. Hasil perhitungan pada kegiatan mobilisasi
alat dan material terhadap intensitas kebisingan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.x Intensitas kebisingan terhadap kegiatan mobilisasi alat dan material

Jenis Kebisingan Jarak dari sumber (m)


kendaraan sumber (dBA) 10 20 50 100 200 500 600
Heavy trucks 78 71,0 67,9 64,0 61,0 57,9 54,0 53,2
0 9 1 0 9 1 2
Pick up 75 68,0 64,9 61,0 58,0 54,9 51,0 50,2
trucks 0 9 1 0 9 1 2
Dump trucks 70 63,0 59,9 56,0 53,0 49,9 46,0 45,2
0 9 1 0 9 1 2
Kebisingan akan dihitung berdasarkan masing-masing kendaraan yang dipakai.
Pada awal mobilisasi, akan digunakan kendaraan jenis heavy trucks untuk
mengangkut alat berat, kemudian setelah mobilisasi alat selesai, digunakan pick up
trucks atau dump trucks untuk mengangkut bahan. Sehingga didapat hasil sebagai
berikut (kebisingan sepanjang jalan) :

1. Untuk penggunaan heavy trucks


Lokas Kebisingan Jarak dari sumber (m)
i rata-rata (dBA) 10 20 50 100 200 500 600
U-1 58 71,21 68,40 64,98 62,76 61,01 59,4 59,25
6
U-2 53 71,07 68,13 64,34 61,64 59,19 56,5 56,12
4
U-3 53,5 71,08 68,14 64,38 61,71 59,31 56,7 56,37
7
U-4 49 71,03 68,04 64,15 61,27 58,51 55,2 54,61
0
U-5 50 71,03 68,06 64,18 61,33 58,63 55,4 54,91
6

2. Untuk penggunaan pick up trucks


Lokas Kebisingan Jarak dari sumber (m)
i rata-rata (dBA) 10 20 50 100 200 500 600
U-1 58 68,4 65,78 62,77 61,0 59,76 58,79 58,67
1 1
U-2 53 68,1 65,26 61,65 59,1 57,12 55,13 54,84
4 9
U-3 53,5 68,1 65,29 61,72 59,3 57,32 55,44 55,17
5 2
U-4 49 68,0 65,10 61,28 58,5 55,96 53,13 52,66
5 1
U-5 50 68,0 65,13 61,34 58,6 56,19 53,54 53,12
7 4

3.Untuk penggunaan dump trucks


Lokas Kebisingan Jarak dari sumber (m)
i rata-rata (dBA) 10 20 50 100 200 500 600
U-1 58 64,19 62,12 60,13 59,1 58,64 58,2 58,22
9 7
U-2 53 63,41 60,78 57,77 56,0 54,76 53,7 53,67
1 9
U-3 53,5 63,46 60,87 57,94 56,2 55,10 54,2 54,10
7 1
U-4 49 63,17 60,32 56,80 54,4 52,53 50,7 50,52
6 7
U-5 50 63,21 60,40 56,98 54,7 53,01 51,4 51,25
6 6

Berdasarkan perhitungan diatas, dengan asumsi yang telah disebutkan


sebelumnya, diketahui bahwa kebisingan yang ditimbulkan akan melebihi baku mutu
pada jarak maksimum 600 meter untuk penggunaan heavy trucks, pick up trucks,
maupun dump trucks, dengan baku mutu kebisingan berdasarkan SK KEP-
48/MENLH/II/1996 ialah 55 dBA untuk kriteria pemukiman. Namun, pada titik U-1,
rona awal kebisingan telah melebihi baku mutu kebisingan dikarenakan daerah
tersebut rumah-rumah berada di pinggir jalan yang cukup ramai sehingga
kebisingannya pun cukup tinggi. Dikarenakan pemukiman di jalan Rancapacing
berada di pinggir jalan (10 meter), maka kebisingannya melebihi baku mutu. Hal ini
juga terjadi di pemukiman sekitar Jalan Gedebage dan Soekarno-Hatta (U-4 dan U-5)
dimana rumah terdekat dari jalan berada 50 meter dari jalan utama yang dilewati
kendaraan dan kebisingannya melebihi baku mutu.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kebisingan

No. Faktor Penentu Sifat Dampak Keterangan


Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah P Jumlah penduduk yang terkena
penduduk yang terkena dampak ialah warga permukiman di
dampak rencana usaha sekitar Jalan Rancapacing, Jalan
dan/atau kegiatan Soekarno-Hatta, dan Jalan Gedebage.
2. Luas wilayah persebaran P Dampak tersebar cukup luas,
dampak maksimum 500 meter dari jalan utama
No. Faktor Penentu Sifat Dampak Keterangan
Dampak Penting Penting
yang dilewati (sudah memasuki
pemukiman warga).
3. Intensitas dampak P Intensitas dampak berdasarkan
perhitungan tergolong besar dan
hasilnya melebihi baku mutu.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama proses mobilisasi alat bahan.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain
lingkungan hidup lain yang terkena dampak ialah kesehatan
yang terkena dampak dan kenyamanan masyarakat.
5. Sifat kumulatif dampak TP Dampak tidak bersifat kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik, dapat
berbaliknya dampak diusahakan ditangani.
7. Kriteria lain sesuai - Tidak ada kriteria lain yang sesuai
dengan perkembangan dengan perkembangan IPTEK.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak P Penting

1.2.2 Penyiapan Lahan


Terjadinya kebisingan ini diakibatkan karena kegiatan pengerukan dan
pengondisian lahan. Perubahan kebisingan ini juga dapat mengganggu kenyamanan
masyarakat sekitar. Jumlah manusia yang terkena dampak kebisingan ini tergolong
kecil. Wilayah persebaran dampak terjadi di sekitar area proyek/ yang sangat dekat
dengan lokasi proyek. Dampak ini berlangsung dalam durasi cukup lama sejak
mobilisasi alat bahan hingga proses konstruksi selesai. Intensitas dampak tergolong
kecil. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak tergolong sedang. Dampak
ini tergolong kumulatif karena disebabkan oleh bannyak kegiatan dan bersifat tidak
berbalik. Oleh karena itu, dampak ini tergolong dampak kecil dan tidak penting.
Untuk memprediksi tingkat kebisingan, maka digunakan rumus (untuk sumber
tidak bergerak):
r2
SL2=SL120 log
r1
Oleh karena itu, akan diperkirakan tingkat kebisingan pada sumber hingga 800
meter dari sumber dengan rumus tersebut.

Jarak (m) Tingkat kebisingan (dBA)


1 89,84
10 69,84
50 55,86
100 49,84
200 43,82
300 40,30
400 37,80
500 35,86
600 34,28
700 32,94
800 31,78

Angka 89,84 dBA diperoleh dari perhitungan sumber bising dengan banyak
sumber dengan asumsi :

Jenis alat Kebisingan (dBA)


Pengeruk tanah depan/ front loaders 75
Pengeruk tanah belakang/ backhoes 80
Traktor 85
Penakar tanah/ scrapper 80
Pemadat tanah/pavers 85
Truk 80

Sehingga didapat hasil akhir intensitas bising gabungan sebesar 89,84 dBA
menggunakan rumus :
n
Kebisingantotal=10 log 10 10 Lpi /10
i=1

Titik sampling kebisingan yang direncanakan ialah pada daerah pemukiman


dan di sekitar proyek, yaitu :
500
Utar
m 400
a
m 300
m200 Pemukiman
U-1
m
100
m Selat
U-2 an
Lokasi Proyek

U-3

U-4
Pemukiman

U-5 Pemukiman

Gambar 1.x Peta titik sampling kebisingan untuk kegiatan penyiapan lahan

Perhitungan kebisingan total yang terjadi pada setiap titik dihitung


menggunakan rumus :

[ ]
L1 L2
Ltotal=10 log 10 10 +10 10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2

Kebisingan Penambahan Kebisingan


Lokasi
rata-rata (dBA) kebisingan (dBA) akumulasi (dBA)
U-1 (200 meter dari sumber) 58 43,82 58,1627869
U-2 (di sumber) 53 69,84 69,9289872
U-3 (di sumber) 53,5 69,84 69,9397215
U-4 (300 meter dari sumber) 49 40,3 49,5495618
U-5 (500 meter dari sumber) 50 35,86 50,1642651

Nilai kebisingan diatas tidak melebihi baku mutu berdasarkan SK KEP-


48/MENLH/II/1996 untuk perumahan dan pemukiman sebesar 55 dBA. Oleh karena
itu, dampak ini digolongkan dampak tidak penting.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kebisingan

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk yang terkena
penduduk yang terkena dampak ialah warga komplek
dampak rencana usaha pemukiman di pinggir jalan
dan/atau kegiatan Rancapacing, Soekarno-Hatta, dan
Gedebage. Namun karena
konsentrasinya kecil, tidak memberi
pengaruh besar pada masyarakat.
2. Luas wilayah persebaran TP Dampak akan terjadi di Komplek
dampak sekitar Jalan Rancapacing dan
beberapa lokasi di sekitarnya seperti
wilayah Jalan Soekarno-Hatta dan
Gedebage. Namum karena
konsentrasinya kecil, tidak
berpengaruh besar pada masyarakat.
Faktor Penentu Sifat Dampak
No. Keterangan
Dampak Penting Penting
3. Intensitas dampak TP Intensitas dampak tergolong kecil
berdasarkan perhitungan.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama proses penyiapan lahan.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain
lingkungan hidup lain yang terkena dampak ialah kesehatan
yang terkena dampak dan kenyamanan masyarakat.
5. Sifat kumulatif dampak P Dampak bersifat kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik.
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai - Tidak ada kriteria lain yang sesuai
dengan perkembangan dengan perkembangan IPTEK.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting

1.2.3 Pembangunan Pondasi


Perubahan kebisingan terjadi akibat aktivitas mobilisasi alat berat untuk
memasang pondasi maupun kegiatan lain untuk pemasangan pondasi. Jumlah
manusia yang terkena dampak tergolong besar. Wilayah persebaran dampak berada di
sekitar lokasi proyek. Durasi dampak berlangsung tergolong lama dan tergolong
dampak kumulatif karena juga berasal dari kegiatan sebelumnya. Komponen
lingkungan lain yang terkena dampak tergolong rendah dan dampak bersifat tidak
berbalik. Oleh karena itu, dampak ini tergolong dampak sedang, arah perubahan
negatif, dan hubungan dampak langsung. Dampak ini termasuk dampak penting.
Untuk memprediksi tingkat kebisingan, maka digunakan rumus (untuk sumber
tidak bergerak) :
r2
SL2=SL120 log
r1

Berdasarkan data, rona awal kebisingan di daerah tersebut ialah 55 dB.


Kemudian, akan diperkirakan tingkat kebisingan pada sumber hingga 500 meter dari
sumber dengan rumus tersebut. Diperkirakan intensitas kebisingan alat-alat
pembangunan ialah :
Alat Kebisingan (dBA)
Pengaduk beton 80
Pompa beton 82
Alat angkat/ gantung bergerak 80
Pompa 73
Generator 80
Kompressor 84
Alat pancang pasak bumi 94

Jarak (m) Tingkat kebisingan (dBA)


1 95,11
10 75,11
50 61,13059991
100 55,11
200 49,08940009
300 45,56757491
400 43,06880017
500 41,13059991
800 37,04820026

Titik sampling kebisingan yang direncanakan ialah pada daerah pemukiman dan
di sekitar proyek, yaitu:
Utar
a

Pemukiman
U-1

Selat
U-2 an
Lokasi Proyek

U-3

U-4
Pemukiman

U-5 Pemukiman

Gambar 1.x Titik sampling kebisingan untuk pembangunan pondasi

Perhitungan kebisingan untuk tiap titik ditentukan dengan rumus :

[ ]
L1 L2
10 10
Ltotal=10 log 10 +10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2

Kebisingan Penambahan Kebisingan


Lokasi
rata-rata (dBA) kebisingan (dBA) akumulasi (dBA)
U-1 (200 meter dari sumber) 58 49,09 58,525126
U-2 (di sumber) 53 95,11 95,1102672
U-3 (di sumber) 53,5 95,11 95,1102998
U-4 (300 meter dari sumber) 49 45,57 50,6254697
U-5 (500 meter dari sumber) 50 41,13 50,5297002

Nilai kebisingan pada pemukiman tidak melebihi baku mutu menurut SK-KEP
48/MENLH/II/1996, namun nilai kebisingan pada lokasi proyek sangat tinggi, oleh
karena itu akan dipasang noise barrier di sekitar lokasi proyek untuk mengurangi
kebisingan yang keluar dari proyek.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kebisingan

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk yang terkena dampak
penduduk yang terkena ialah warga komplek pemukiman di
dampak rencana usaha pinggir jalan Rancapacing, Soekarno-
dan/atau kegiatan Hatta, dan Gedebage. Namun karena
konsentrasinya kecil, tidak memberi
pengaruh besar pada masyarakat.
2. Luas wilayah persebaran TP Dampak akan terjadi di Komplek
dampak sekitar Jalan Rancapacing dan beberapa
lokasi di sekitarnya seperti wilayah
Jalan Soekarno-Hatta dan Gedebage.
Namum karena konsentrasinya kecil,
tidak berpengaruh besar pada
masyarakat.
Faktor Penentu Sifat Dampak
No. Keterangan
Dampak Penting Penting
3. Intensitas dampak TP Intensitas dampak tergolong kecil
berdasarkan perhitungan kebisingan.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama tahap konstruksi.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain yang
lingkungan hidup lain terkena dampak ialah kesehatan dan
yang terkena dampak kenyamanan masyarakat serta
keberadaan flora dan fauna.
5. Sifat kumulatif dampak P Dampak bersifat kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik atau dapat
berbaliknya dampak ditanggulangi.
7. Kriteria lain sesuai TP Ada kriteria teknologi lain untuk
dengan perkembangan mengatasi dampak ini.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting

Berdasarkan Pedoman Konstruksi dan Bangunan dari Departemen Pekerjaan


Umum, berikut ini merupakan usulan bahan peredam bising yang dapat digunakan
serta pengurangan kebisingan optimum yang dapat terjadi. Berdasarkan tabel
tersebut, dipilih bahan kombinasi penghalang menerus-tidak menerus berbahan
alumunium/ baja dengan bahan penyerap dengan dimensi minimum lebar 0,3 meter
dan tinggi 4 5 meter. Efektivitas pengurangan kebisingan yang dapat terjadi ialah 20
22 dBA sehingga cukup untuk mengurangi kebisingan di sekitar lokasi proyek.
Tabel 1.x Efektivitas Pengurangan Tingkat Kebisingan dari Penghalang Buatan

Dimensi
No Efektivitas
Tipe Bahan L= Lebar min.
. IL = db(A)
H = Tinggi min.
1. Penghalang Penghalang dari susunan L = 0,5 m Baik
menerus bata H = 2,5 m IL = 15 16
Beton bertulang L = 0,35 m Baik Optimum
H=34m
Kayu dengan atau tanpa L = 0,3 m Baik
bahan penyerap H=23m IL = 18 19
Alumunium atau baja L = 0,3 m Optimum
dengan bahan penyerap H=45m IL = 20 22
Fiber, kaca L = 0,5 m Baik
H=34m IL = 16 17
2. Penghalang Beton bertulang L=12m Optimum
tidak menerus H=34m IL = 17 18
Alumunium atau baja L=1m Optimum
dengan bahan penyerap H=34m IL = 18 -19
Kombinasi bahan a dan b L=2m Optimum
dengan fiber H=34m IL = 20-22
3. Kombinasi Penghalang dari susunan L = 0,5 m Baik
penghalang bata H = 2,5 m IL = 15 16
menerus dan Beton bertulang L = 0,35 m Baik Optimum
tidak menerus H=34m IL = 17 19
Kayu dengan atau tanpa L = 0,3 m Baik
bahan penyerap H=23m IL = 18 -19
Alumunium atau baja L = 0,3 m Optimum
dengan bahan penyerap H=45m IL = 20 22
Fiber L = 0,5 m Optimum
H=34m IL = 16 17
Beton bertulang L=12m Optimum
H=34m IL = 17 18
Alumunium atau baja L=1m Optimum
dengan bahan penyerap H=34m IL = 18 19
Kombinasi bahan a dan b L=2m Optimum
dengan fiber H=34m IL = 20 22
4. Penghalang Gabungan dari desain L = Variabel dari Baik
arsitektur bentuk dan desain warna 0,5 m IL = 14 16
yang artistik H = Variabel
1.2.4 Operasional
Selain juga menyumbangkan polutan ke udara ambien, operasional perumahan
tentunya akan mengakibatkan perubahan kebisingan. Perubahan kebisingan ini
tentunya bersumber dari kendaraan bermotor dan aktivitas yang terjadi di dalamnya.
Intensitas dan besar kebisingan tentunya akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya
jumlah penghuni terutama pada waktu tertentu, misalnya saat jam pergi dan pulang
kantor.
Untuk memprediksi tingkat kebisingan, maka digunakan rumus :
r2
SL2=SL120 log
r1

Kemudian, akan diperkirakan tingkat kebisingan pada sumber hingga 500 meter
dari sumber dengan rumus tersebut. Diperkirakan intensitas kebisingan kegiatan
operasi ialah :
Tingkat kebisingan
Sumber
(dBA)
Mobilisasi kendaraan dan parkir di area 70
perumahan
Fasilitas penunjang (IPAL, TPA, WTP, dll) 70 53,01
Penghuni dan pengunjung 60 48,23

Asumsi untuk penghuni: kebisingan 60 dBA, dengan sumber yang banyak dan
diasumsikan tingkat kebisingan sama, maka ditambah 3 dBA = 63 dBA. Karena jarak
dari sumber ke titik U-2 dan U-3 = 30 meter, maka kebisingannya menjadi 48,23
dBA. Asumsi untuk peralatan simulasi: kebisingan 70 dBA, dengan sumber yang
berlokasi 50 meter dari titk terluar/ titik kontrol pengukuran, maka kebisingannya
menjadi 53,01 dBA.

Jarak (m) Tingkat kebisingan (dBA)


1 70,11
50 36,13
100 30,11
200 24,09
300 20,57
400 18,07
500 16,13
600 14,55
800 12,05

Titik sampling kebisingan yang direncanakan ialah pada daerah pemukiman dan
di sekitar proyek, yaitu :
Utar
a

Pemukiman
U-1

Selat
U-2 an
Lokasi Proyek

U-3

U-4
Pemukiman

U-5 Pemukiman

Gambar 1.x Lokasi Sampling Kebisingan

Data awal kebisingan (eksisting) pada lokasi sampling menggunakan rumus :

[ ]
L1 L2
Ltotal=10 log 10 10 +10 10
Dimana :
L total = intensitas suara total (dBA)
L1 = intensitas suara sumber 1
L2 = intensitas suara sumber 2

Kebisingan Penambahan Kebisingan


Lokasi
rata-rata (dBA) kebisingan (dBA) akumulasi (dBA)
U-1 (200 meter dari sumber) 58 24,09 58,0017648
U-2 (di sumber) 53 70,11 70,1936746
U-3 (di sumber) 53,5 70,11 70,203775
U-4 (300 meter dari sumber) 49 20,57 49,0062298
U-5 (500 meter dari sumber) 50 16,13 50,0017811

Nilai bising diatas tidak melebihi baku mutu berdasarkan SK-


KEP/48/MENLH/II/1996 untuk pemukiman (55 dBA). Selain bising karena aktivitas
di perumahan, terdapat juga bising pada ruas jalan yang dilewati menuju perumahan
dikarenakan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang datang ke perumahan.
Gambar 1.x Tingkat Bising dari Kendaraan bermotor Sebagai Fungsi dari Kecepatan
Kendaraan (Canter, 1977)

Berdasarkan grafik diatas, mobil pribadi dengan kecepatan antara 30 70


mil/jam atau 48,28 112,65 km/jam memiliki bising rata-rata 64-72 dBA, maka
diambil angka 68 dBA (rata-rata). Dikarenakan sumber berjumlah banyak dan
intensitas bising diasumsikan sama untuk setiap mobil, sehingga nilai kebisingan
ditambah 3 dBA pada setiap jarak.
Jenis kendaraan Kebisingan Jarak dari sumber (m)
sumber (dBA) 10 20 50 100 200 500 600
Kendaraan pribadi 68 61 58 54 51 48 44 43,2

Kebisingan ini akan merata diterima di sepanjang jalan yang dilewati oleh
kendaraan pribadi, maka pada titik sampling didapat hasil sebagai berikut :
Kebisinga Jarak dari sumber (m)
Lokas
n rata-rata
i 10 20 50 100 200 500 600
(dBA)
U-1 58 62,7 61,0 59,4 58,7 58,4 58,1 58,14
6 1 6 9 1 7
U-2 53 61,6 59,1 56,5 55,1 54,1 53,5 53,43
4 9 4 2 9 2
U-3 53,5 61,7 59,3 56,7 55,4 54,5 53,9 53,89
1 1 7 4 8 6
U-4 49 61,2 58,5 55,2 53,1 51,5 50,2 50,02
7 1 0 2 3 0
U-5 50 61,3 58,6 55,4 53,5 52,1 50,9 50,83
3 3 6 4 2 8

Maka berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa untuk lokasi U-1, pada jarak
600 meter, kebisingan tergolong masih cukup tinggi, sedangkan pada titik lain,
kebisingan akan berada di bawah baku mutu pada jarak 100 dan 200 meter dari
sumber/ dari pergerakan kendaraan pribadi.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kebisingan

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk terkena dampak
penduduk yang terkena 58.175 jiwa
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah persebaran TP Dampak terjadi di Kecamatan
dampak Cisaranten Kidul, khususnya di
permukiman yang dilalui kendaraan
yang menuju ke lokasi perumahan
3. Intensitas dampak TP Intensitas dampak meningkat seiring
bertambahnya jumlah penghuni dan
ramainya kegiatan di kawasan
perumahan
Lamanya dampak P Perumahan beroperasi setiap hari
berlangsung dimana direncanakan untuk beroperasi
selama 50 tahun. Selama 50 tahun
diperkirakan akan ada pengembangan
Faktor Penentu Sifat Dampak
No. Keterangan
Dampak Penting Penting
dalam perumahan.
4. Banyaknya komponen P Dapat menganggu aktvitas biota darat
lingkungan hidup lain khususnya hewan.
yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak P Kumulatif
6. Berbalik atau tidak TP Tidak berbalik
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai TP -
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak P Penting

1.3 Perubahan Aksesibilitas dan Mobilitas Masyarakat


1.3.1 Mobilisasi Alat dan Bahan
Perubahan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat akibat mobilisasi alat bahan
ini disebabkan karena arus keluar-masuk kendaraan pengangkut bahan maupun alat
berat. Kondisi jalan menuju proyek saat ini merupakan jalan utama dan sering dilalui
masyarakat. Dengan adanya mobilisasi alat-bahan ini, dapat berdampak pada
perubahan kondisi jalan maupun kemacetan. Dari segi jumlah manusia yang terkena
dampak, tergolong kecil karena jalan yang dekat dengan lokasi proyek merupakan
jalan yang tidak terlalu ramai. Wilayah persebaran dampak juga tergolong luas yaitu
dari tempat pengangkutan alat-bahan hingga ke lokasi proyek. Durasi berlangsungnya
dampak tergolong kecil karena hanya berlangsung pada saat mobilisasi alat-bahan.
Intensitas dampak tergolong sedang. Jumlah komponen lingkungan lain yang terkena
dampak tergolong sedang karena kemacetan atau kerusakan jalan dapat mengganggu
kelancaran urusan masyarakat yang melewati jalan tersebut. Dampak tidak bersifat
kumulatif. Dampak ini juga bersifat berbalik karena dapat dicegah maupun
ditanggulangi, misalnya dengan perbaikan jalan. Oleh karena itu, dampak ini
tergolong sedang, arah perubahan negatif, serta hubungan dampak langsung.
Derajat kejenuhan/degree of saturation merupakan perbandingan dan arus lalu-
lintas terhadap kapasitas jalan. Derajat kejenuhan arus lalu lintas dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.Penilaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi tingkat pelayanan yang ada saat ini dan kondisi setelah ada
perubahan kondisi arus lalulintas berdasarkan perbandingan antara volume kendaraan
yang lewat (V) dibandingkan kapasitas ruas jalan (C).
DS = V/C
dengan:
DS : Degree of Saturation (derajat kejenuhan)
V : Volume (smp/jam)
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)

Sementara kapasitas ruas jalan perkotaan dapat diketahui dengan mengacu


pedoman dari Manual Kapasitas Ruas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 sebagai
berikut:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Dengan:
C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp : Faktor penyesuaian distribusi arah
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota

Faktor penyesuaian dan kapasitas dasar (Co) untuk maisng-masing tipe jalan
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sbb:

Tabel 1.x Faktor Penyesuaian Lebar Jalur


Tipe jalan Lebar jalur lalulintas efektif (m) Faktor penyesuaian (FCW)
3,00 0,92
3,25 0,96
4/2 D atau
3,50 1,00
jalan satu arah
3,75 1,04
4,00 1,08
3,00 0,91
3,25 0,95
4/2 UD 3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
5,00 0,56
6,00 0,87
2/2 UD 7,00 1,00
8,00 1,14
9,00 1,25
Sumber: MKJI, 1997

Tabel 1.x Faktor Penyesuaian Distribusi Hambatan Samping Jalan dengan Bahu
(FCsf)

Kelas Lebar bahu efektif Ws


Tipe jalan
hambatan 0,5 m 1,0 m 1,5 m 2m
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2 UD atau L 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan M 0,89 0,92 0,95 0,98
searah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: MKJI, 1997
Tabel 1.1 Faktor Penyesuaian Distribusi Hambatan Samping Jalan dengan Kereb
(FCsf)

Kelas Lebar bahu efektif Ws


Tipe jalan
hambatan 0,5 m 1,0 m 1,5 m 2m
VL 0,95 0,97 0,99 1,01
L 0,94 0,96 0,98 1,00
4/2 D M 0,91 0,93 0,95 0,98
H 0,86 0,89 0,92 0,95
VH 0,81 0,85 0,88 0,92
VL 0,95 0,97 0,99 1,01
L 0,93 0,95 0,97 1,00
4/2 UD M 0,90 0,92 0,95 0,97
H 0,84 0,87 0,90 0,93
VH 0,77 0,81 0,85 0,90
VL 0,93 0,95 0,97 0,99
2/2 UD atau L 0,90 0,92 0,95 0,97
Jalan M 0,86 0,88 0,91 0,94
searah H 0,78 0,81 0,84 0,88
VH 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber: MKJI, 1997

Tabel 1.x Faktor Penyesuaian Ukuran Kota

Jumlah penduduk (jiwa) FCs


< 0,1 juta 0,86
0,1-0,5 juta 0,90
0,5-1,0 juta 0,94
1,0-3,0 juta 1,00
> 3,0 juta 1,04
Sumber: MKJI, 1997

Tabel 1.x Faktor Penyesuaian Distribusi Arah (Jalan Tanpa Media)

Pemisahan arah (%) 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30


Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
FCSP
Empat lajur 4/2 1,00 0,99 0,97 0,96 0,94
Sumber: MKJI, 1997

Tabel 1.x Kapasitas Dasar (Co)

Jenis jalan Kapasitas dasar Catatan


(smp/jam)
4/2 D atau jalan satu arah 1650 per lajur
4/2 D 1500 per lajur
2/2 D 2900 total dua arah
Sumber: MKJI, 1997
Berdasarkan tabel di atas, nilai kapasitas dasar (Co) untuk jenis jalan dua lajur
tidak terbagi (2/2 D) untuk jalan per arahnya adalah 1450 smp/jam. Untuk nilai faktor
penyesuaian lebar jalan (FCw), untuk tipe jalan dua lajur tidak terbagi (2/2 D) dengan
lebar jalur lalulintas efektif 5 m, maka nilai FCw nya adalah 0,56. Sementara nilai
faktor penyesuaian distribusi arah (FCsp) untuk jenis jalan dua lajur 2/2 terbagi 50%-
50% adalah 1,00. Lalu untuk nilai faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf)
dengan kereb untup tipe jalan dua lajur tidak terbagi (2/2 D) dengan kelas hambatan
medium/sedang (M) dan lebar bahu jalan efektif 0,5 m adalah 0,86. Untuk nilai faktor
penyesuaian ukuran kota (FCs), untuk kota dengan jumlah penduduk berkisar antara
0,1-0,5 juta jiwa, nilainya adalah 0,90.
Maka, kapasitas jalan yang melewati lahan proyek adalah:
C=145 0 smp/ jam 0,56 1 0,90 0,86=657 smp/ jam

Rona lalu-lintas awal berdasarkan pemantauan lapangan (arah Rancapacing)


adalah:
Volume lalulintas/jam Total Kendaraa
Arah I II III IV Kendaraa n Berat
n (%)
Jalan - 168 276 25 469 -

Data tersebut kemudian dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp)


dengan angka ekuivalen masing-masing jenis kendaraan adalah:

Golonga Jenis Kendaraan e (smp)


n
I Kendaraan besar solar 1,5
II Kendaraan besar bensin 1
III Sepeda motor 4 tak 0,5
IV Sepeda motor 2 tak 0,5

Sehingga didapat volume rona lalulintas awal yang dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang, yaitu:
Total
Volume lalulintas (smp/jam)
Arah smp
I II III IV
Ke Utara - 168 138 12,5 318,5

Kemudian, dapat dihitung derajat kejenuhan yang terjadi sebelum proyek


berlangsung.
318,5 smp/ jam
DS= =0,49
6 57 smp/ jam

Ketika proyek berlangsung, jalan akan dilewati kendaraan berat sebanyak


maksimum 5 buah, maka didapat data berikut :

Volume lalulintas/jam Total Kendaraa


Arah I II III IV Kendaraa n Berat
n (%)
Jalan 5 168 276 25 474 1,05

Sehingga didapat volume lalulintas ketika proyek berlangsung yang


dinyatakan dalam satuan mobil penumpang, yaitu:
Total
Volume lalulintas (smp/jam)
Arah smp
I II III IV
Ke Utara 7,5 168 138 12,5 326

Maka, derajat kejenuhan yang terjadi selama proyek (khususnya pada tahap
mobilisasi alat-bahan) adalah:
326 smp / jam
DS= =0,5
65 7 smp/ jam

Dikarenakan derajat kejenuhan masih < 1, atau dapat dikatakan bahwa arus
lalu lintas masih lebih rendah dibandingkan kapasitas, dampak ini digolongkan
dampak tidak penting.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aksesibilitas dan
Mobilitas Masyarakat

No. Faktor Penentu Sifat Dampak Keterangan


Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk yang terkena dampak
penduduk yang terkena ialah warga komplek sekitar proyek,
dampak rencana usaha yaitu Jalan Rancapacing dan sekitarnya
dan/atau kegiatan yang melewati Jalan Soekarno-Hatta
menuju Jalan Rancapacing dan Jalan
Gedebage dari Jalan Rancapacing,
namun warga sekitar proyek tidak
terpengaruh karena berdasarkan
perhitungan kemacetan di daerah
tersebut, kegiatan ini tidak memberikan
pengaruh pada kemacetan di komplek
sekitar proyek.
2. Luas wilayah TP Dampak tidak berpengaruh besar bagi
persebaran dampak warga komplek sekitar proyek.
3. Intensitas dampak TP Berdasarkan perhitungan, intensitas
dampak tergolong kecil dan tidak
berpengaruh.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama mobilisasi alat bahan.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain yang
lingkungan hidup lain terkena dampak ialah kenyamanan
yang terkena dampak masyarakat.
5. Sifat kumulatif TP Dampak tidak bersifat kumulatif.
dampak
6. Berbalik atau tidak TP Dampak dapat diusahakan
berbaliknya dampak ditanggulangi dengan perencanaan
mobilisasi alat bahan.
7. Kriteria lain sesuai - Tidak ada kriteria lain yang sesuai
dengan perkembangan dengan perkembangan IPTEK.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting
1.3.2 Operasional
Lokasi proyek dasarnya adalah tempat yang sepi dan jarang dilalui oleh
kendaraan bermotor. Oleh karena itu, dengan adanya pengunjung yang mendatangi
museum, volume kendaraan akan meningkat cukup siginifikan. Hal ini tentunya akan
mengurangi aksesibilitas dan mobilitas masyarakat yang tinggal di wilayah studi.
Ditambah lagi, adanya kemungkinan bagi pelaku usaha baru sebagaimana yang
dijabarkan sebelumnya, peningkatan kendaraan bermotor menjadi hal yang tidak
dapat dihindari. Kemacetan menjadi salah satu dampak potensial yang sangat
mungkin terjadi.
Berdasarkan tabel di atas, nilai kapasitas dasar (Co) untuk jenis jalan dua lajur
tidak terbagi (2/2 D) untuk jalan per arahnya adalah 1450 smp/jam. Untuk nilai faktor
penyesuaian lebar jalan (FCw), untuk tipe jalan dua lajur tidak terbagi (2/2 D) dengan
lebar jalur lalulintas efektif 5 m, maka nilai FCw nya adalah 0,56. Sementara nilai
faktor penyesuaian distribusi arah (FCsp) untuk jenis jalan dua lajur 2/2 terbagi 50%-
50% adalah 1,00. Lalu untuk nilai faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf)
dengan kereb untup tipe jalan dua lajur tidak terbagi (2/2 D) dengan kelas hambatan
medium/sedang (M) dan lebar bahu jalan efektif 0,5 m adalah 0,86. Untuk nilai faktor
penyesuaian ukuran kota (FCs), untuk kota dengan jumlah penduduk berkisar antara
0,1-0,5 juta jiwa, nilainya adalah 0,90.
Maka, kapasitas jalan yang melewati lahan proyek adalah:
C=145 0 smp/ jam 0,56 1 0,90 0,86=6 57 smp/ jam

Rona lalu-lintas awal berdasarkan pemantauan lapangan (arah Rancapacing)


adalah:
Arah Volume lalulintas/jam Total Kendaraa
I II III IV Kendaraa n Berat
n (%)
Jalan - 168 276 25 469 -

Data tersebut kemudian dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp)


dengan angka ekuivalen masing-masing jenis kendaraan adalah:

Golonga Jenis Kendaraan e (smp)


n
I Kendaraan besar solar 1,5
II Kendaraan besar bensin 1
III Sepeda motor 4 tak 0,5
IV Sepeda motor 2 tak 0,5

Sehingga didapat volume rona lalulintas awal yang dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang, yaitu:
Total
Volume lalulintas (smp/jam)
Arah smp
I II III IV
Ke Utara - 168 138 12,5 318,5

Kemudian, dapat dihitung derajat kejenuhan yang terjadi sebelum proyek


berlangsung.
318,5 smp/ jam
DS= =0, 49
6 57 smp/ jam

Diasumsikan pertumbuhan volume lalu lintas terjadi hingga 25 %, dengan


tahapan 5 %, 15 %, dan 25 % sehingga didapat hasil sebagai berikut :

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 5 % :


Volume lalulintas (smp/jam) Total Kendaraan
Arah
I II III IV (smp/jam)
Jalan - 177 145 14 336

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 15 % :


Volume lalulintas (smp/jam) Total Kendaraan
Arah
I II III IV (smp/jam)
Jalan - 194 159 15 368

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 25 % :


Volume lalulintas (smp/jam) Total Kendaraan
Arah
I II III IV (smp/jam)
Jalan - 210 173 16 399

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 5 % :


336 smp / jam
DS= =0,51
656,99 s mp/ jam

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 15 % :


368 smp/ jam
DS= =0,56
656,99 smp/ jam

Untuk pertumbuhan lalu lintas sebesar 25 % :


399 smp/ jam
DS= =0,61
656,99 smp/ jam

Berdasarkan dampak tersebut, dinilai tidak menjadi dampak penting


dikarenakan arus lalu lintas tidak melebihi kapasitas jalan.

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aksesibilitas dan
Mobilitas Masyarakat
No. Faktor Penentu Sifat Dampak Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah TP Jumlah penduduk terkena dampak
penduduk yang terkena 58.175 jiwa
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah TP Dampak terjadi di Kecamatan
persebaran dampak Cisaranten Kidul, khususnya di
sepanjang jalan menuju ke perumahan
3. Intensitas dampak TP Penambahan volume kendaraan tidak
banyak
Lamanya dampak P Perumahan beroperasi setiap hari
berlangsung dimana direncanakan untuk beroperasi
selama 50 tahun.
4. Banyaknya komponen P Perubahan persepsi akan dibangunnya
lingkungan hidup lain perumahan, konflik sosial
yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif TP Tidak
dampak
6. Berbalik atau tidak TP Tidak berbalik
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai - -
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak TP Tidak Penting

1.4 Perubahan Kualitas Air


1.4.1 Penyiapan Lahan
Perubahan kualitas air ini dapat terjadi pada air permukaan. Penurunan kualitas
air permukaan disebabkan karena terbawanya sisa-sisa tanah, kotoran, sampah,
logam, dan sebagainya ke air permukaan. Dampak ini akan menjadi lebih besar
apabila proses pembangunan terjadi pada musim hujan, karena akan meningkatkan
kandungan padatan pada air akibat melimpasnya air yang melewati lahan yang telah
dikeruk. Jumlah manusia yang terkena dampak ini tergolong kecil. Wilayah
persebaran dampak juga tidak terlalu luas. Dampak ini berlangsung cukup lama
selama tahap konstruksi. Intensitas dampak tergolong besar. Komponen lingkungan
lain yang terkena dampak ialah flora dan fauna air dan tidak tergolong besar. Dampak
ini bersifat kumulatif karena dapat diakumulasi dari kegiatan konstruksi lainnya dan
bersifat tidak berbalik. Oleh karena itu, dampak ini tergolong dampak penting, sifat
dampak negatif.
Perhitungan dilakukan sebagai berikut. Berdasarkan hasil survei di Jakarta
tahun 1989, setiap orang mengeluarkan limbah organik sebesar 40 gram
BOD/orang/hari, dimana 13 gram/orang/hari berasal dari limbah toilet dan 27
gram/orang/hari berasal dari limbah non-toilet. Berikut merupakan perhitungan
prakiraan konsentrasi BOD yang dikeluarkan dari aktivitas domestik (pekerja) pada
saat konstruksi.

1. Menghitung volume air buangan :


liter /orang
Kebutuhan air=80
hari

liter liter
64
orang orang
Volume air buangan=80 80 =
hari hari

Apabila tanpa pengolahan, maka kadar BOD yang dikeluarkan ialah :


gram gram gram
13 27 40
orang orang orang
Berat BOD total tanpa pengolahan= + =
hari hari hari

gram
40
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,625 =625
volume air buangan liter L L
64
orang
hari
Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah P Dampak akan memengaruhi
penduduk yang terkena masyarakat yang menggunakan air
dampak rencana usaha dari aliran anak sungai.
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah persebaran P Dampak akan terjadi di Komplek
dampak sekitar Jalan Rancapacing dan
beberapa lokasi di sekitarnya seperti
wilayah sekitar Jalan Gedebage dan
Soekarno-Hatta yang berhubungan
dengan Jalan Rancapacing.
3. Intensitas dampak P Intensitas dampak tergolong besar
mengingat konsentrasi pencemar jauh
melebihi baku mutu.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama tahap konstruksi.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain
lingkungan hidup lain yang terkena dampak ialah kesehatan
yang terkena dampak dan kenyamanan masyarakat serta
keberadaan flora dan fauna.
5. Sifat kumulatif dampak P Dampak bersifat kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik atau dapat
berbaliknya dampak ditanggulangi.
7. Kriteria lain sesuai TP Ada kriteria teknologi lain untuk
dengan perkembangan mengatasi dampak ini.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak P Penting

Jumlah tersebut melebihi konsentrasi baku mutu, maka perlu dilakukan


pengolahan. Dengan tangki septik menggunakan sistem biofilter anaerob-aerob yang
memiliki penyisihan BOD sebesar 90 %, maka konsentrasi BOD setelah keluar dari
tangki septik ialah :
gram gram
Berat BOD total dengan pengolahan=
40
orang
hari (
90
40
orang
hari )
=4
gram
orang
hari
gram
4
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,0625 =62,5
volume air buangan liter L L
64
orang
hari

Maka, setelah dilakukan pengolahan, konsentrasi BOD sudah berada dibawah


baku mutu dan dapat dengan aman dibuang ke badan air terdekat.

1.4.2 Konstruksi Bangunan Utama


Perubahan kualitas air disebabkan karena adanya limpasan material-material
konstruksi ke badan air, misalnya cat/ semen, serta limbah domestik dari pekerja
konstruksi. Apabila hal ini terjadi terus menerus, maka akan berakibat pada manusia
maupun flora dan fauna. Wilayah persebaran dampak berada di sekitar proyek. Durasi
dampak berlangsung cukup lama karena dampak ini juga disebabkan dari aktivitas
sebelumnya. Intesitas dampak tergolong sedang dan komponen lingkungan lain yang
terkena dampak cukup besar. Dampak ini bersifat tidak berbalik. Oleh karena itu,
dampak ini tergolong dampak kecil, arah perubahan negatif, dan hubungan dampak
langsung. Dampak ini tergolong dampak penting.
Perhitungan perubahan kualitas air akibat kegiatan konstruksi bangunan utama
adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil survei di Jakarta tahun 1989, setiap orang
mengeluarkan limbah organik sebesar 40 gram BOD/orang/hari, dimana 13
gram/orang/hari berasal dari limbah toilet dan 27 gram/orang/hari berasal dari limbah
non-toilet. Berikut merupakan perhitungan prakiraan konsentrasi BOD yang
dikeluarkan dari aktivitas domestik (pekerja) pada saat konstruksi.
1. Menghitung volume air buangan :
liter /orang
Kebutuhan air=80
hari
liter liter
64
orang orang
Volume air buangan=80 80 =
hari hari

Apabila tanpa pengolahan, maka kadar BOD yang dikeluarkan ialah :


gram gram gram
13 27 40
orang orang orang
Berat BOD total tanpa pengolahan= + =
hari hari hari

gram
40
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,625 =625
volume air buangan liter L L
64
orang
hari

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah P Dampak akan memengaruhi masyarakat
penduduk yang terkena yang menggunakan aliran anak sungai.
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah persebaran P Dampak akan terjadi di sepanjang aliran
dampak anak sungai.
3. Intensitas dampak P Intensitas dampak tergolong besar
mengingat konsentrasi polutan jauh
melampaui baku mutu.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung cukup lama
berlangsung selama tahap konstruksi.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain yang
lingkungan hidup lain terkena dampak ialah kesehatan dan
yang terkena dampak kenyamanan masyarakat serta
keberadaan flora dan fauna.
5. Sifat kumulatif dampak P Dampak bersifat kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik atau dapat
berbaliknya dampak ditanggulangi.
7. Kriteria lain sesuai TP Ada kriteria teknologi lain untuk
Faktor Penentu Sifat Dampak
No. Keterangan
Dampak Penting Penting
dengan perkembangan mengatasi dampak ini.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak P Penting

Jumlah tersebut melebihi konsentrasi baku mutu, maka perlu dilakukan


pengolahan. Dengan tangki septik menggunakan sistem biofilter anaerob-aerob yang
memiliki penyisihan BOD sebesar 90 %, maka konsentrasi BOD setelah keluar dari
tangki septik ialah :
gram gram
Berat BOD total dengan pengolahan=
40
orang
hari (
90
40
orang
hari
=4 )
gram
orang
hari

gram
4
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,0625 =62,5
volume air buangan liter L L
64
orang
hari

Maka, setelah dilakukan pengolahan, konsentrasi BOD sudah berada dibawah


baku mutu dan dapat dengan aman dibuang ke badan air terdekat.

1.4.3 Operasional
Kualitas badan air permukaan dapat terganggu karena aktivitas penyiraman
tanaman, penggunaan toilet, dan kebocoran pada tangki septik. Meskipun hal seperti
kebocoran tangki septik diminimalisir sebesar mungkin, kemungkinan untuk terjadi
masih ada. Sehingga hal ini dikategorikan sebagai dampak sedang dan bersifat
penting karena dapat membawa pengaruh negatif langsung pada komponen
lingkungan hidup yang ada di badan air permukaan dan juga masyarakat yang
memakai air permukaan meskipun tidak besar dampaknya.
Untuk memperkirakan dampak ini, akan dihitung prakiraan air limbah domestik
yang dihasilkan, dikarenakan dampak ini disebabkan akibat kegiatan di dalamnya.
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU (1996), konsumsi
unit domestik (dalam L/s/ha) ialah sebesar 0,1 0,3 L/s/ha. Diambil angka terbesar
0,3 L/s/ha dan asumsi bahwa kebutuhan air dalam 10 tahun konstan, maka:
L
0,3
s s
Kebutuhan air= 3 ha 86400 =77760 L/hari
ha hari

80 L L
Buangan domestik=80 kebutuhan air= 77760 =62208
100 hari hari

gram gram gram


13 27 40
orang orang orang
Berat BOD total tanpa pengolahan= + =
hari hari hari

gram
40 250 orang
orang
berat BOD jumlah pengunjung hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,161 =161
volume air buangan 62208 liter L L
hari

Dikarenakan kualitasnya melebihi baku mutu yang diatur, yaitu 100 mg/L,
maka diperlukan pengolahan dan termasuk dampak penting. Air limbah domestik dari
proses operasional akan diolah melalui septic tank. Effluent akan dialirkan ke badan
air terdekat, dalam hal ini ialah anak sungai yang berada di dekat museum. Dengan
tangki septik menggunakan sistem biofilter anaerob-aerob yang memiliki penyisihan
BOD sebesar 90 %, maka konsentrasi BOD setelah keluar dari tangki septik ialah :
gram gram
Berat BOD total dengan pengolahan=
40
orang
hari (
90
40
orang
hari
=4 )
gram
orang
hari
gram
4 250 orang
orang
berat BOD hari gram mg
Konsentrasi BOD= = =0,0161 =16,1
volume air buangan 62208 liter L L
hari

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Kualitas Air

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah P Jumlah penduduk terkena dampak
penduduk yang terkena 58.175 jiwa
dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah persebaran P Dampak terjadi di Kecamatan
dampak Cisaranten Kidul, khususnya di
permukiman yang dilalui kendaraan
yang menuju ke perumahan
3. Intensitas dampak P Intensitas meningkat seiring ramainya
pengunjung
Lamanya dampak P Perumahan beroperasi setiap hari
berlangsung dimana direncanakan untuk beroperasi
selama 50 tahun. Selama 50 tahun
diperkirakan akan ada pengembangan
dalam perumahan.
4. Banyaknya komponen P Biota air, keresahan masyarakat, potensi
lingkungan hidup lain konflik sosial
yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak P Ya
6. Berbalik atau tidak TP Dapat ditangani dengan pengolahan
berbaliknya dampak limbah yang tepat
7. Kriteria lain sesuai TP -
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Sifat penting dampak P Penting
1.5 Perubahan Aliran Permukaan
Pada dampak ini, terjadi perubahan laju aliran permukaan. Laju aliran
permukaan umumnya ditentukan oleh kemampuan tanah untuk melewatkan air tanah
(infiltrasi) ke dalam tanah pada saat hujan, intensitas hujan, serta volume huhan.
Dampak ini terjadi akibat perubahan kualitas tanah dan karena berkurangnya
flora/vegetasi darat. Berdasarkan rona awal lingkungan, aliran permukaan tergolong
buruk karena daerah tersebut memiliki kemiringan yang cukup besar sehingga aliran
air permukaan sudah tergolong besar. Akibat adanya kegiatan penyiapan lahan, rona
aliran permukaan dapat berubah menjadi sangat buruk. Jumlah manusia yang terkena
dampak ini cukup banyak yaitu masyarakat di sekitar wilayah proyek. Wilayah
persebaran dampak ialah di wilayah sekitar pembangunan. Durasi berlangsungnya
dampak tergolong lama karena dampaknya akan terjadi dari tahap penyiapan lahan
hingga akhir tahap konstruksi. Jumlah komponen lain yang terkena dampak tergolong
sedang, yaitu biota air dan masyarakat. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat
maupun biota air berupa perubahan kuantitas dan aliran air sehingga potensi
terjadinya banjir membesar. Dampak ini bersifat kumulatif dan tidak berbalik. Oleh
karena itu, dampak ini tergolong dampak besar, arah perubahan negatif, dan
hubungan dampak tidak langsung. Dampak ini tergolong dampak penting. Proses
penyiapan lahan akan memengaruhi kuantitas air limpasan, oleh karena itu, dampak
tersebut dihitung menggunakan rumus berikut.

1. Menghitung debit air limpasan:


Q=0,00278 C i A

Dimana :
Q = debit limpasan air hujan (m3/s)
C = koefisien air larian
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas catchment area (Ha)
Dengan perencanaan dari 100 ha lahan, 70 Ha akan dijadikan bangunan dengan
Ctanpa bangunan = 0,4 dan Cbangunan = 0,85, maka Cr (C gabungan) dapat dihitung.
Kemudian curah hujan = 200,4 mm/jam, maka :
A 1 C 1+ A 2 C 2 ( ( 10 070 ) 0,4)+(70 0,85)
Cr= = =0,71 5
A 1+ A 2 10 0

Q=0,00278 0,715 200,4 10 0=39,83 m 3 /s

Penambahan debit limpasan (semula alang-alang dengan C = 0,30) selisih C =


0,415.
Q=0,00278 0, 415 200,4 10 0=23 , 12 m3 / s

Tabel 1.x Penentuan Sifat Dampak Penting untuk Perubahan Aliran Permukaan

Faktor Penentu Sifat Dampak


No. Keterangan
Dampak Penting Penting
1. Besarnya jumlah P Jumlah penduduk yang terkena
penduduk yang terkena damoak tergolong besar yaitu warga
dampak rencana usaha komplek sekitar Jalan Rancapacing
dan/atau kegiatan
2. Luas wilayah persebaran P Wilayah persebaran dampak tergolong
dampak besar yaitu di wilayah komplek sekitar
Jalan Rancapacing dan daerah yang
lebih rendah ketinggiannya.
3. Intensitas dampak P Intensitas dampak tergolong besar
mengingat besarnya kuantitas
limpasan yang dihasilkan.
Lamanya dampak P Dampak berlangsung lama semenjak
berlangsung proses penyiapan lahan.
4. Banyaknya komponen P Komponen lingkungan hidup lain
lingkungan hidup lain yang terkena dampak diantaranya
yang terkena dampak ialah kesehatan dan kenyamanan
masyarakat serta keberadaan flora dan
fauna.
5. Sifat kumulatif dampak TP Dampak bersifat tidak kumulatif.
6. Berbalik atau tidak TP Dampak bersifat berbalik.
Faktor Penentu Sifat Dampak
No. Keterangan
Dampak Penting Penting
berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai TP Ada kriteria lain sesuai dengan
dengan perkembangan perkembangan IPTEK yang dapat
ilmu pengetahuan dan menanggulangi dampak.
teknologi
Sifat penting dampak P Penting

Debit limpasan sebesar 39,83 m3/s tersebut menjadi acuan dalam perencanaan
drainase dengan tujuan untuk mencegah terjadinya banjir di lokasi.

Anda mungkin juga menyukai