Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. UMUM
Pada tahun 1995 tercatat kebutuhan air baku untuk wilayah Bali adalah 1.253 l/dt yang
didukung sumber air baku yang besarnya sekitar 1.350 lt/dt. Hal ini diperkirakan akan
terus meningkat dari tahun ketahun sehingga diproyeksikan pada tahun 2005 nanti akan
mencapai 2.250 l/dt (Studi Evaluasi pelaksanaan dan Manfaat Pembangunan Waduk
Muara Tahap I Nusa Dua Bali-1997). Untuk itu, pembangunan Waduk Muara
diharapkan mampu memberikan tambahan pasokan air baku sekitar 300 l/dt yang
diharapkan juga mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi industri pariwisata.
Ketersediaan air di Tukad Badung cukup untuk memenuhi kebutuhan air 300 lt/dt.
Namun kondisi yang ada di lapangan sekarang pemanfaatan masih kurang optimal,
baru sekitar 32% dari potensi yang dapat dimanfaatkan. Dari potensi Tukad Badung
dan tampungan waduk sebesar 420.000 m 3 pemanfaatan air bisa ditingkatkan menjadi
500 lt/dt. Dari studi terdahulu (Studi Monitoring dan Evaluasi Operasional Waduk
Muara Nusa Dua, Thn 2000) pada saat ini kebutuhan air di wilayah Badung Selatan
sebesar 340 lt/dt yang disuplai dari IPA Ayung sebesar 270 lt/dt dan sisanya dari IPA
Estuary sebesar 70 lt/dt. Air baku yang diambil dari Waduk Muara sebesar 250 lt/dt
namun yang diolah menjadi air bersih rata-rata 70 lt/dt.
Hal. 1 dari 12
1.2 Gambaran Umum Daerah Studi
1.2.1 Umum
Pembangunan proyek “Nusa Dua Estuary Reservoir” dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan air baku air bersih dengan kapasitas pengambilan 300
lt/dt. Hasil Studi Kelayakan (Feasibility Study) yang dilaksanakan tahun 1987
oleh Konsultan PT. Gamma Epsilon menunjukkan bahwa pembangunan Waduk
Muara pada muara Tukad Badung dan Tukad Mati dinilai sangat tepat.
Pembangunan reservoir muara di Indonesia sebagaimana di dunia maju lainnya
sudah dilakukan, misalnya di Pulau Batam. Pemilihan lokasi Waduk Muara Nusa
Dua didasari pertimbangan :
1. Debit aliran sungai pada musim kemarau di Tukad Badung dan Tukad Mati
dapat mencukupi kebutuhan dan kualitas airnya memenuhi syarat sebagai
bahan baku air minum untuk dapat diolah menjadi air bersih sehingga secara
keseluruhan dapat memenuhi kebutuhan kawasan kawasan industri pariwisata
di Nusa Dua dan wilayah selatan Kabupaten Badung.
2. Pengambilan air tersebut tidak akan menimbulkan konflik dengan pemakai air
lain, terutama para pemakai air untuk irigasi.
3. Letak waduk muara tersebut berdekatan dengan calon konsumen.
4. Evaluasi fungsi sistem pemanfaatn Trash Rack hulu
5. Identifikasi dan evaluasi prasarana penunjang yang telah ada.
Saat ini pembangunan Waduk Muara Tahap I telah selesai dan telah beroperasi
tepatnya terletak di muara Tukad Badung, tepat di hilir jembatan “by pass”
Ngurah Rai, Suwung, Kodya Denpasar.
Maksud dan tujuan pembangunan Waduk Muara Nusa Dua adalah untuk
memanfaatkan air sisa dari Tukad Badung berupa air baku sebagai suplai air
bersih untuk kawasan Denpasar Selatan.
Bangunan fasilitas Instalasi pengelolaan Air untuk waduk Muara Nusa Dua telah
dimulai pelaksanaannya pada Tahun Anggaran 1995/1996.
Hal. 2 dari 12
1. Bangunan Utama
a. Waduk
Luas : 3 Km2
Luas Waduk : 35 Ha
Volume Bruto : 520.000 m3
Volume Effektif : 420.000 m3
El. Muka Air Tertinggi : + 1,7 m
El. Muka Air Terendah : + 0,5 m
El. Dasar Terendah : -1,8 m
b. Tanggul
Type : Type urugan batu/tanah
Lapis Kedap : Tirai diaphragma semen bentonite slurry
Panjang : 3.100 m
Lebar Puncak : 10 m
El. Puncak : +2,7 m
El. Dasar Terendah : +0,0 m sampai –1,0 m
Jenis Pondasi : Floating Foundation
Jalan Inspeksi : Lapis concrete block lebar 4,02 m
c. Pintu Air Harian
Tipe Pintu : Pintu baja radial
Dimensi Pintu : 6 bentang @ (3,3 m x 7,0 m)
Penggerak : Motor elektrik, manual
Kapasitas Rencana : 297 m3/dt (kala ulang 100 th)
Tinggi Air Maksimum : +2,1 m
Tinggi Air Normal : +1,7 m
Pondasi : Beton bertulang
Lebar : 51,5 m
Panjang : 14,0 m
Perkuatan Pondasi : Tiang pancang press tressed 350 mm ; L =
25,0 m
Tirai Kedap : Steel sheet pile @ 6,0 m dengan proteksi
katodik
El. Ambang : -1,0 m
d. Apron
Tipe : Ruang olakan beton bertulang
Panjang : 10,0 m
Lebar : 51,5 m
Perkuatan Pondasi : Tiang pancang pre stressed 350 mm ; L =
12,0 m
El. Ambang : -1,5 m
e. Bendung Pelimpah
Tipe Bendung : Bendung karet (isian udara)
Jumlah Pintu : 2 bentang
Tinggi : 1,0 m
Hal. 3 dari 12
Lebar : 2 x 9,25 m
Jenis Karet Tebal : EPDM, t = 10 mm
El Mercu : +1,7 m
Kapasitas Aliran Maks. : 79,0 m3/dt
f. Pondasi Bendung
Tipe : Beton bertulang
Panjang : 11,5 m
Lebar : 23,7 m
El. Mercu Pondasi : +0,7 m
Perkuatan Pondasi : Tiang pancang pre stressed 3,5 mm, L =
25 m
Tirai Kedap : steel sheet pile 6,0 m (dengan proteksi)
g. Pagar & Penerangan
Pagar :
Jenis : Wire mesh dengan rangka beton bertulang
Panjang : 2,759 m
El. Puncak : +3,7 m
Penerangan :
Lampu Banjir : 4 buah @ 1000 watt (halogen)
Lampu Taman : 15 buah @ 80 watt (HPLN)
Lampu Solar Cell : 46 buah @ 36 watt (SL)
2. Bangunan Pelengkap ( Trash-Rack Dan Pintu Klep )
a. Trash-Rack
Tipe pondasi : Beton Bertulang
Lebar bentang : 4 @ 7,00 m
El. Ambang : +0,00 m
El. Puncak : +4,10 m
Perkuatan dasar : Rip rap > 4,00 m
Debit Sungai : 295 m3/det ( Q 100)
El. Air normal : +1,90 m
El. Air maks. : +2,90 m ( Q 50)
+3,10 m ( Q 100)
Tipe trash-rack : Fixed Type
Dimensi trash-rack : 4 Bentang @ ( 3,00 x 7,00 meter)
Jarak kisi-kisi : 10 cm
El. Dasar : +0,00 m
El. Puncak : +2,84 m
Sistem operasi : Elektromotor dan Manual
Kapasitas bucket : 0,20 m3 ( 5,00 m3/sec )
b. Pintu Klep
Tipe Pintu : Pintu Klep Otomatis dengan beban
pemberat
Kapasitas Aliran : 2 bentang @ ( 1,30 x 2,25 m )
El. Maks. Hulu : +1,70 m
Hal. 4 dari 12
1.2.3 Daerah Pengaliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mempengaruhi kondisi aliran Waduk Muara
Nusa Dua Tahap I adalah DAS Tukad Badung dan DAS Suplesi Tukad Ayung
(gambar lampiran), dengan batas-batas DAS sebagai berikut :
1. Bagian Utara dibatasi oleh DAS Tukad Ayung dan Tukad Mati
2. Bagian Timur dibatasi oleh DAS Tukad Ngenjung dan Tukad Ayung
3. Bagian Selatan dibatasi oleh Teluk Benoa
4. Bagian Barat dibatasi oleh DAS Tukad Mati
Daerah Pengaliran Suplesi Tukad Ayung mulai dari Bendung Oongan sampai
pertemuannya dengan Tukad Badung di Jalan Diponegoro Denpasar merupakan
drainase perkotaan dengan luas 3,20 km 2. Saluran suplesi tersebut merupakan
saluran primer yang dibangun untuk mengairi Daerah Irigasi Oongan seluas
1700 ha.
1.2.4 Topografi
DAS Tukad Badung merupakan daerah dengan topografi yang landai sampai
jarak 10 km dari muara, dengan ketinggian 0 m sampai 120 m di atas permukaan
laut. Sedangkan elevasi sungai di bagian hulu bervariasi antara 20 m samapai 50
m di atas permukaan laut. Hal tersebut merupakan salah satu alasan pemisahan
konstruksi antara waduk tahap II dengan pelimpah banjir Waduk Tahap I, agar
tidak terjadi efek pembendungan di sungai Tukad Badung. Sehingga efek air
balik (back water) dari waduk terutama pada saat banjir dapat dibatasi serendah
mungkin.
1.2.5 Iklim
Umumnya usim hujan terjadi mulai bulan November sampai dengan bulan
Maret, dimana 75% hujan tahunan terjadi pada bulan-bulan tersebut. Berdasar
data hujan dari 3 stasiun penakar hujan harian selama 15 tahun terakhir, yaitu
stasiun Oongan, stasiun Mambal dan stasiun Abiansemal, maka hujan tahunan
rata-rata yang terjadi di DAS Tukad Badung diperkirakan sebesar 561,98 mm.
Temperatur yang terukur untuk rata-rata bulanan adalah 27,5 oC.
Hal. 5 dari 12
1.3 Nama Pekerjaan
Studi Optimalisasi Pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I
Waktu pelaksanaan studi adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender (seperti
terlampir).
Hal. 6 dari 12
II. LINGKUP PEKERJAAN
1. Studi Monitoring dan Evaluasi Operasional Waduk Muara Nusa Dua, AMYTHAS
EXPERTS & ASSOCIATTES P. T., Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 2000.
2. Evaluasi Pelaksanaan dan Manfaat Pembangunan Waduk Muara Tahap I Nusa Dua
Bali, PT. Tri Tunggal P., Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 1997.
3. Perencanaan Pengelolaan Sedimen Tukad Badung di Kota Denpasar, PT. Wahana
Adya, Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 2001.
Sedangkan tahapan pembangunan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I adalah sebagai
berikut :
2. Tahap Perencanaan
Oleh Proyek Perencanaan Teknis Sungai Penanggulangan Bencana Banjir
dibantu Konsultan PT Sehat Pratama Sejati bekerja sama dengan PT.
CITACONAS
Perencanaan ulang oleh PT. Indra Karya
Hal. 7 dari 12
1. Survey Hidrometri meliputi:
Pengamatan muka air waduk dengan interval waktu 1 mingguan selama
pelaksanaan studi.
Debit inflow waduk dengan interval waktu 1 mingguan selama waktu
pelaksanaan pekerjaan.
Pengambilan sample sedimen dengan interval 1 mingguan selama waktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Survey dan Analisa Laboratorium kualitas air sebanyak 12 sample secara
acak dengan lokasi ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan pihak
Direksi pekerjaan.
3. Pengukuran debit outflow melalui intake dan pelimpah dengan interval
mingguan.
1) Perhitungan debit andalan (dependeble flow) dengan masukan data hujan yang ada
minimal dari 3 stasiun di wilayah DPS dengan durasi data minimal 15 tahun dan
dilakukan kalibrasi terhadap debit amatan yang ada, baik debit amatan selama
pelaksanaan pekerjaan maupun data amatan dari AWLR di bagian hulu waduk.
Perhitungan debit andalan juga dilakukan pada saluran suplesi eksisting menuju
waduk, yaitu saluran suplesi dari Tk. Ayung.
2) Analisa debit banjir rancangan (design flood), dimaksudkan untuk mengevaluasi
kemungkinan banjir yang dapat terjadi akibat sedimentasi pada waduk.
3) Perhitungan kebutuhan air pada saat ini dan proyeksi untuk masa mendatang
(merupakan review terhadap data perencanaan yang ada) dengan memperhatikan
pemenuhan dari sumber air lainnya yang telah direalisasikan pengoperasiannya.
4) Perhuitungan dan analisa kesetimbangan air (water balance).
5) Perhitungan Simulasi Waduk dengan memperhatikan beberapa parameter, antara
lain pola operasi waduk, kondisi fisik tampungan waduk (dengan alternatif
peningkatan kapasitas tampungan) serta besaran inflow dari saluran suplesi (dengan
alternatif penambahan saluran suplesi dari sumber air permukaan lainnya).
6) Analisa kualitas air waduk mengacu pada standar baku mutu kualitas air yang telah
ditetapkan di wilayah Propinsi Bali.
7) Perhitungan sediment transport yang masuk ke waduk mengacu pada data primer
dan data sekunder, serta analisa alternatif pengendalian sedimen masuk ke waduk.
2.3 Analisa Lingkungan dan Ekonomi
Hal. 8 dari 12
1. Menganalisa manfaat proyek yang dihasilkan berdasar tolok ukur sosial ekonomi
yang meliputi semua parameter yang akan digunakan sebagai dasar untuk analisa
ekonomi dan manfaat sosial dari proyek.
2. Data masukan untuk analisa dan perhitungan mengacu pada hasil survey sosial
ekonomi yang telah dilakukan sebelumnya (data primer) maupun data – data
sekunder lainnya.
3. Menganalisa dampak yang terjadi akibat pembangunan proyek terhadap lingkungan
sekitar. Salah satu parameter yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur adalah studi
AMDAL yang telah berjalan.
Hal. 9 dari 12
III. PELAPORAN
Laporan - laporan yang harus disusun konsultan dan diserahkan kepada pihak pemberi kerja
meliputi :
Hal. 10 dari 12
IV. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
b) Untuk menunjang penugasan masing - masing Tenaga Ahli tersebut diperlukan beberapa
tenaga sub profesional maupun tenaga penunjang sebagai berikut :
1) Surveyor Topografi
2) Draftman
3) Enumerator
4) Operator Komputer
5) Tenaga Bantu Lapangan
6) Office Boy
Hal. 11 dari 12
V. SUMBER BIAYA
Sumber dana Pelaksanaan Studi Optimalisasi Pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I berasal
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2003.
Hal. 12 dari 12