Anda di halaman 1dari 12

STUDI OPTIMALISASI

PEMANFAATAN WADUK MUARA NUSA DUA TAHAP I

I. UMUM

1.1 Latar Belakang


Untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Bali pada
khususnya serta untuk perkembangan suatu wilayah seperti pada kawasan pariwisata
Nusa Dua, maka kebutuhan akan air baku akan menjadi sangat vital. Sebagai
pertimbangan bahwa pertambahan jumlah penduduk akan selalu diikuti dengan
perkembangan di segala sektor pembangunan termasuk didalamnya sektor pariwisata
sehingga diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang, kebutuhan akan air salah
satu hal penting didalamnya.

Pada tahun 1995 tercatat kebutuhan air baku untuk wilayah Bali adalah 1.253 l/dt yang
didukung sumber air baku yang besarnya sekitar 1.350 lt/dt. Hal ini diperkirakan akan
terus meningkat dari tahun ketahun sehingga diproyeksikan pada tahun 2005 nanti akan
mencapai 2.250 l/dt (Studi Evaluasi pelaksanaan dan Manfaat Pembangunan Waduk
Muara Tahap I Nusa Dua Bali-1997). Untuk itu, pembangunan Waduk Muara
diharapkan mampu memberikan tambahan pasokan air baku sekitar 300 l/dt yang
diharapkan juga mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi industri pariwisata.

Ketersediaan air di Tukad Badung cukup untuk memenuhi kebutuhan air 300 lt/dt.
Namun kondisi yang ada di lapangan sekarang pemanfaatan masih kurang optimal,
baru sekitar 32% dari potensi yang dapat dimanfaatkan. Dari potensi Tukad Badung
dan tampungan waduk sebesar 420.000 m 3 pemanfaatan air bisa ditingkatkan menjadi
500 lt/dt. Dari studi terdahulu (Studi Monitoring dan Evaluasi Operasional Waduk
Muara Nusa Dua, Thn 2000) pada saat ini kebutuhan air di wilayah Badung Selatan
sebesar 340 lt/dt yang disuplai dari IPA Ayung sebesar 270 lt/dt dan sisanya dari IPA
Estuary sebesar 70 lt/dt. Air baku yang diambil dari Waduk Muara sebesar 250 lt/dt
namun yang diolah menjadi air bersih rata-rata 70 lt/dt.

Sebagaimana dicanangkan pada dokumen perencanaan Waduk Muara, dimana Waduk


Muara Nusa Dua diprogramkan pelaksanaannya dalam 2 tahap. Akibat kendala yang
dihadapi dalam realisasi pembangunan waduk Tahap II dan semakin mendesaknya
pemenuhan kebutuhan air baku di service area yang direncanakan disuplai dari Waduk
Muara Nusa Dua, maka sangat diperlukan suatu upaya pemecahan berupa kajian
optimalisasi terhadap Waduk Muara yang sudah berjalan yaitu pada Tahap I tersebut
agar bisa ditingkatkan kapasitas pelayanannya.

Hal. 1 dari 12
1.2 Gambaran Umum Daerah Studi

1.2.1 Umum
Pembangunan proyek “Nusa Dua Estuary Reservoir” dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan air baku air bersih dengan kapasitas pengambilan  300
lt/dt. Hasil Studi Kelayakan (Feasibility Study) yang dilaksanakan tahun 1987
oleh Konsultan PT. Gamma Epsilon menunjukkan bahwa pembangunan Waduk
Muara pada muara Tukad Badung dan Tukad Mati dinilai sangat tepat.
Pembangunan reservoir muara di Indonesia sebagaimana di dunia maju lainnya
sudah dilakukan, misalnya di Pulau Batam. Pemilihan lokasi Waduk Muara Nusa
Dua didasari pertimbangan :

1. Debit aliran sungai pada musim kemarau di Tukad Badung dan Tukad Mati
dapat mencukupi kebutuhan dan kualitas airnya memenuhi syarat sebagai
bahan baku air minum untuk dapat diolah menjadi air bersih sehingga secara
keseluruhan dapat memenuhi kebutuhan kawasan kawasan industri pariwisata
di Nusa Dua dan wilayah selatan Kabupaten Badung.
2. Pengambilan air tersebut tidak akan menimbulkan konflik dengan pemakai air
lain, terutama para pemakai air untuk irigasi.
3. Letak waduk muara tersebut berdekatan dengan calon konsumen.
4. Evaluasi fungsi sistem pemanfaatn Trash Rack hulu
5. Identifikasi dan evaluasi prasarana penunjang yang telah ada.

Saat ini pembangunan Waduk Muara Tahap I telah selesai dan telah beroperasi
tepatnya terletak di muara Tukad Badung, tepat di hilir jembatan “by pass”
Ngurah Rai, Suwung, Kodya Denpasar.

Maksud dan tujuan pembangunan Waduk Muara Nusa Dua adalah untuk
memanfaatkan air sisa dari Tukad Badung berupa air baku sebagai suplai air
bersih untuk kawasan Denpasar Selatan.

1.2.2 Jenis Bangunan


Waduk Muara Nuasa Dua dilengkapi dengan beberapa fasilitas bangunan
pelengkap diantaranya adalah :
 Banguan stasiun pompa / intake berkapasitas 3 x 165 l/dt.
 Banguan Intstalasi Penjernih Air yang berkapasitas 300 lt/dt untuk tahap I dan
dapat ditingkatkan kapasitasnya menjadi 900 l/dt pada tahap II.

Bangunan fasilitas Instalasi pengelolaan Air untuk waduk Muara Nusa Dua telah
dimulai pelaksanaannya pada Tahun Anggaran 1995/1996.

Hal. 2 dari 12
1. Bangunan Utama
a. Waduk

Luas : 3 Km2

Luas Waduk : 35 Ha

Volume Bruto : 520.000 m3

Volume Effektif : 420.000 m3

El. Muka Air Tertinggi : + 1,7 m

El. Muka Air Terendah : + 0,5 m

El. Dasar Terendah : -1,8 m
b. Tanggul
 Type : Type urugan batu/tanah
 Lapis Kedap : Tirai diaphragma semen bentonite slurry
 Panjang : 3.100 m
 Lebar Puncak : 10 m
 El. Puncak : +2,7 m
 El. Dasar Terendah : +0,0 m sampai –1,0 m
 Jenis Pondasi : Floating Foundation
 Jalan Inspeksi : Lapis concrete block lebar 4,02 m
c. Pintu Air Harian
 Tipe Pintu : Pintu baja radial
 Dimensi Pintu : 6 bentang @ (3,3 m x 7,0 m)
 Penggerak : Motor elektrik, manual
 Kapasitas Rencana : 297 m3/dt (kala ulang 100 th)
 Tinggi Air Maksimum : +2,1 m
 Tinggi Air Normal : +1,7 m
 Pondasi : Beton bertulang
 Lebar : 51,5 m
 Panjang : 14,0 m
 Perkuatan Pondasi : Tiang pancang press tressed  350 mm ; L =
25,0 m
 Tirai Kedap : Steel sheet pile @ 6,0 m dengan proteksi
katodik
 El. Ambang : -1,0 m
d. Apron
 Tipe : Ruang olakan beton bertulang
 Panjang : 10,0 m
 Lebar : 51,5 m
 Perkuatan Pondasi : Tiang pancang pre stressed  350 mm ; L =
12,0 m
 El. Ambang : -1,5 m
e. Bendung Pelimpah
 Tipe Bendung : Bendung karet (isian udara)
 Jumlah Pintu : 2 bentang
 Tinggi : 1,0 m

Hal. 3 dari 12
 Lebar : 2 x 9,25 m
 Jenis Karet Tebal : EPDM, t = 10 mm
 El Mercu : +1,7 m
 Kapasitas Aliran Maks. : 79,0 m3/dt
f. Pondasi Bendung
 Tipe : Beton bertulang
 Panjang : 11,5 m
 Lebar : 23,7 m
 El. Mercu Pondasi : +0,7 m
 Perkuatan Pondasi : Tiang pancang pre stressed  3,5 mm, L =
25 m
 Tirai Kedap : steel sheet pile  6,0 m (dengan proteksi)
g. Pagar & Penerangan
 Pagar :
Jenis : Wire mesh dengan rangka beton bertulang
Panjang : 2,759 m
El. Puncak : +3,7 m
 Penerangan :
Lampu Banjir : 4 buah @ 1000 watt (halogen)
Lampu Taman : 15 buah @ 80 watt (HPLN)
Lampu Solar Cell : 46 buah @ 36 watt (SL)
2. Bangunan Pelengkap ( Trash-Rack Dan Pintu Klep )
a. Trash-Rack
 Tipe pondasi : Beton Bertulang
 Lebar bentang : 4 @ 7,00 m
 El. Ambang : +0,00 m
 El. Puncak : +4,10 m
 Perkuatan dasar : Rip rap  > 4,00 m
 Debit Sungai : 295 m3/det ( Q 100)
 El. Air normal : +1,90 m
 El. Air maks. : +2,90 m ( Q 50)
+3,10 m ( Q 100)
 Tipe trash-rack : Fixed Type
 Dimensi trash-rack : 4 Bentang @ ( 3,00 x 7,00 meter)
 Jarak kisi-kisi : 10 cm
 El. Dasar : +0,00 m
 El. Puncak : +2,84 m
 Sistem operasi : Elektromotor dan Manual
 Kapasitas bucket : 0,20 m3 ( 5,00 m3/sec )
b. Pintu Klep
 Tipe Pintu : Pintu Klep Otomatis dengan beban
pemberat
 Kapasitas Aliran : 2 bentang @ ( 1,30 x 2,25 m )
 El. Maks. Hulu : +1,70 m

Hal. 4 dari 12
1.2.3 Daerah Pengaliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mempengaruhi kondisi aliran Waduk Muara
Nusa Dua Tahap I adalah DAS Tukad Badung dan DAS Suplesi Tukad Ayung
(gambar lampiran), dengan batas-batas DAS sebagai berikut :
1. Bagian Utara dibatasi oleh DAS Tukad Ayung dan Tukad Mati
2. Bagian Timur dibatasi oleh DAS Tukad Ngenjung dan Tukad Ayung
3. Bagian Selatan dibatasi oleh Teluk Benoa
4. Bagian Barat dibatasi oleh DAS Tukad Mati

Tukad Badung berasal dari Desa Cemenggon,  13 km sebelah utara Kota


Denpasar. Sungai tersebut mengalir ke arah selatan melewati Kota Denpasar dan
bermuara di Teluk Benoa. Panjang Sungai Tukad Badung mulai dari Desa
Cemenggon secara keseluruhan adalah  22 km. Anak-anak sungai utama dari
Tukad Badung adalah Tukad Lanang dan Tukad Medih. Luas Daerah Pengaliran
Sungai Tukad badung di Denpasar dan muara masing-masing adalah 25,0 km 2
dan 37,7 km2.

Daerah Pengaliran Suplesi Tukad Ayung mulai dari Bendung Oongan sampai
pertemuannya dengan Tukad Badung di Jalan Diponegoro Denpasar merupakan
drainase perkotaan dengan luas 3,20 km 2. Saluran suplesi tersebut merupakan
saluran primer yang dibangun untuk mengairi Daerah Irigasi Oongan seluas 
1700 ha.

1.2.4 Topografi
DAS Tukad Badung merupakan daerah dengan topografi yang landai sampai
jarak 10 km dari muara, dengan ketinggian 0 m sampai 120 m di atas permukaan
laut. Sedangkan elevasi sungai di bagian hulu bervariasi antara 20 m samapai 50
m di atas permukaan laut. Hal tersebut merupakan salah satu alasan pemisahan
konstruksi antara waduk tahap II dengan pelimpah banjir Waduk Tahap I, agar
tidak terjadi efek pembendungan di sungai Tukad Badung. Sehingga efek air
balik (back water) dari waduk terutama pada saat banjir dapat dibatasi serendah
mungkin.

1.2.5 Iklim
Umumnya usim hujan terjadi mulai bulan November sampai dengan bulan
Maret, dimana 75% hujan tahunan terjadi pada bulan-bulan tersebut. Berdasar
data hujan dari 3 stasiun penakar hujan harian selama  15 tahun terakhir, yaitu
stasiun Oongan, stasiun Mambal dan stasiun Abiansemal, maka hujan tahunan
rata-rata yang terjadi di DAS Tukad Badung diperkirakan sebesar 561,98 mm.
Temperatur yang terukur untuk rata-rata bulanan adalah 27,5 oC.

Hal. 5 dari 12
1.3 Nama Pekerjaan
Studi Optimalisasi Pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I

1.4 Lokasi Pekerjaan


Waduk Muara Nusa Dua, Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, seperti peta
terlampir.

1.5 Maksud dan Tujuan


1) Untuk mendapatkan gambaran Eksisting mengenai kondisi fisik bangunan utama
maupun bangunan pelengkap Waduk Muara Nusa Dua terkait dengan fungsinya
secara teknis.
2) Untuk mendapatkan gambaran Eksisting mengenai kondisi operasional dan
pemeliharaan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I.
3) Memperoleh alternatif peningkatan manfaat Waduk muara Tahap I baik dari segi
fisik, teknis maupun O & P.

1.6 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan studi adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender (seperti
terlampir).

Hal. 6 dari 12
II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Pengumpulan dan Pengadaan Data Dasar


Untuk melengkapi data-data yang diperlukan selain data dari pengukuran langsung di
lapangan, maka diambil juga data-data dari studi terdahulu yang dapat digunakan
sebagai acuan jika data dari lapangan kurang lengkap dan sebagai data banding
terhadap data pengukuran yang diperoleh. Beberapa literatur yang diperoleh dari studi
terdahulu antara lain :

1. Studi Monitoring dan Evaluasi Operasional Waduk Muara Nusa Dua, AMYTHAS
EXPERTS & ASSOCIATTES P. T., Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 2000.
2. Evaluasi Pelaksanaan dan Manfaat Pembangunan Waduk Muara Tahap I Nusa Dua
Bali, PT. Tri Tunggal P., Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 1997.
3. Perencanaan Pengelolaan Sedimen Tukad Badung di Kota Denpasar, PT. Wahana
Adya, Proyek Penyediaan Air Baku Bali, Tahun 2001.

Sedangkan tahapan pembangunan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I adalah sebagai
berikut :

1. Studi Kelayakan (Feasibility Study)


 Tahun 1987 – PT. Gamma Epsilon

2. Tahap Perencanaan
 Oleh Proyek Perencanaan Teknis Sungai Penanggulangan Bencana Banjir
dibantu Konsultan PT Sehat Pratama Sejati bekerja sama dengan PT.
CITACONAS
 Perencanaan ulang oleh PT. Indra Karya

3. Tahap Pembangunan Fisik


 Tahap I (Tahun Anggaran 1993/1994 – 1995/1996)
Oleh PT. Adhi Karya – PT Wijaya Karya (KSO) secara bertahap dengan
konsultan supervisi PT. Indra Karya

2.1.1 Survey Topografi / Pemetaan


1. Survey Topografi waduk seluas 3 km 2, yang akan disajikan dalam peta situasi
skala 1 : 1000 dilengkapi dengan potongan melintang (4 cross section)
dengan skala Vertikal 1 : 100 dan Horisontal 1 : 1000.

2.1.2 Analisis Geoteknik


Pelaksanaan, lokasi titik serta jumlah titik Survey Geologi ditentukan dari hasil
alternatif penanganan yang akan diambil. Penjelasan secara detail ditentukan
kemudian dan atas persetujuan dari pihak Direksi.

2.1.3 Survey Hidrometri

Hal. 7 dari 12
1. Survey Hidrometri meliputi:
 Pengamatan muka air waduk dengan interval waktu 1 mingguan selama
pelaksanaan studi.
 Debit inflow waduk dengan interval waktu 1 mingguan selama waktu
pelaksanaan pekerjaan.
 Pengambilan sample sedimen dengan interval 1 mingguan selama waktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Survey dan Analisa Laboratorium kualitas air sebanyak 12 sample secara
acak dengan lokasi ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan pihak
Direksi pekerjaan.
3. Pengukuran debit outflow melalui intake dan pelimpah dengan interval
mingguan.

2.1.4 Inventarisasi Data Skunder


Data-data skunder yang diperlukan untuk menunjang kegiatan analisis dan
perhitungan, antara lain data hidroklimatologi, peta-peta, data demografi di
wilayah service area, data pemanfaatan air waduk eksisting dan lain-lain yang
dapat diperoleh dari studi-studi terdahulu yang terkait dengan maksud dan tujuan
pekerjaan.

2.2 Analisa Hidrologi, Sedimentasi dan Evaluasi Neraca Air

1) Perhitungan debit andalan (dependeble flow) dengan masukan data hujan yang ada
minimal dari 3 stasiun di wilayah DPS dengan durasi data minimal 15 tahun dan
dilakukan kalibrasi terhadap debit amatan yang ada, baik debit amatan selama
pelaksanaan pekerjaan maupun data amatan dari AWLR di bagian hulu waduk.
Perhitungan debit andalan juga dilakukan pada saluran suplesi eksisting menuju
waduk, yaitu saluran suplesi dari Tk. Ayung.
2) Analisa debit banjir rancangan (design flood), dimaksudkan untuk mengevaluasi
kemungkinan banjir yang dapat terjadi akibat sedimentasi pada waduk.
3) Perhitungan kebutuhan air pada saat ini dan proyeksi untuk masa mendatang
(merupakan review terhadap data perencanaan yang ada) dengan memperhatikan
pemenuhan dari sumber air lainnya yang telah direalisasikan pengoperasiannya.
4) Perhuitungan dan analisa kesetimbangan air (water balance).
5) Perhitungan Simulasi Waduk dengan memperhatikan beberapa parameter, antara
lain pola operasi waduk, kondisi fisik tampungan waduk (dengan alternatif
peningkatan kapasitas tampungan) serta besaran inflow dari saluran suplesi (dengan
alternatif penambahan saluran suplesi dari sumber air permukaan lainnya).
6) Analisa kualitas air waduk mengacu pada standar baku mutu kualitas air yang telah
ditetapkan di wilayah Propinsi Bali.
7) Perhitungan sediment transport yang masuk ke waduk mengacu pada data primer
dan data sekunder, serta analisa alternatif pengendalian sedimen masuk ke waduk.
2.3 Analisa Lingkungan dan Ekonomi

Hal. 8 dari 12
1. Menganalisa manfaat proyek yang dihasilkan berdasar tolok ukur sosial ekonomi
yang meliputi semua parameter yang akan digunakan sebagai dasar untuk analisa
ekonomi dan manfaat sosial dari proyek.
2. Data masukan untuk analisa dan perhitungan mengacu pada hasil survey sosial
ekonomi yang telah dilakukan sebelumnya (data primer) maupun data – data
sekunder lainnya.
3. Menganalisa dampak yang terjadi akibat pembangunan proyek terhadap lingkungan
sekitar. Salah satu parameter yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur adalah studi
AMDAL yang telah berjalan.

2.4 Perumusan Alternatif.


Dari berbagai kajian diatas dipilih alternatif yang paling layak dengan tetap mengacu
pada konsep utama yaitu optimalisasi pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I.

2.5 Perhitungan Pra Desain dan Penggambaran Hasil Pra Desain


Dari hasi perumusan alternatif upaya teknis untuk optimalisasi pemanfaatan Waduk
Muara Nusa Dua Tahap I, selanjutnya dilakukan penggambaran pradesain terhadap
beberapa review terpilih terhadap konstruksi yang diperlukan.

Hal. 9 dari 12
III. PELAPORAN

Laporan - laporan yang harus disusun konsultan dan diserahkan kepada pihak pemberi kerja
meliputi :

a) Laporan Bulanan (Monthly Report)


Dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar tiap periode/bulan memuat tentang kemajuan
pekerjaan perbulan, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan studi serta rencana kerja
untuk periode selanjutnya. Dalam laporan ini juga memuat skedul pelaksanaan
pekerjaan, jadwal penugasan personil serta daftar hadir personil, jadwal pengguanan
fasilitas dan peralatan serta lampiran pendukung administrasi lain yang diperlukan.
Laporan ini secara berkala diserahkan tiap akhir bulan pekerjaan atau selambat-
lambatnya 5 (lima) hari pada periode bulan berikutnya.

b) Laporan Pndahuluan (Inception Report)


Dibuat 10 (sepuluh) eksemplar yang memuat rencana kerja serta metode-metode
pendekatan yang akan dipakai dalam penyelesaiaan pekerjaan dan diserahkan setelah
pekerjaan berjalan 1 bulan kalender atau setelah laporan bulan I disampaikan dan
selanjutnya diadakan diskusi dengan pihak Direksi / pemberi pekerjaan.

c) Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report)


Dibuat 10 (sepuluh) eksemplar yang memuat hasil akhir dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakan oleh pihak Konsultan yang selanjutnya dipresentasikan pada pihak
Direksi / pemberi pekerjaan. Laporan ini harus sudah diserahkan 1 (satu) bulan sebelum
batas akhir kontrak.

d) Laporan Akhir (Final Report)


Laporan ini merupakan penyempurnaan dari laporan akhir sementara dan harus
diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), yang terdiri dari :
 Ringkasan Ekskutif (Excutive Summary) 15 rangkap
 Laporan Utama (Main Report) 15 rangkap
 Laporan Penunjang
 Buku I Laporan Analisa Hidrologi 5 rangkap
 Buku II Laporan Nota Desain 5 rangkap
 Buku III Laporan Survey Topografi 5 rangkap
 Buku IV Laporan Survey Hidrometri 5 rangkap
 Buku V Laporan Survey Sosial Ekonomi 5 rangkap
 Buku VI Gambar Pra-desain A1 & A3 5 rangkap

Hal. 10 dari 12
IV. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN

a) Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan tersebut diatas, maka untuk pelaksanaan


pekerjaan ini diperlukan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kualifikasi dan
pengalaman sebagai berikut :

No. Tenaga Jumlah Kualifikasi Pengalaman


1. Team Leader 1 S1 / S2 7 / 5 tahun
2. Ahli Sosial dan Ekonomi 1 S1 5 tahun
3. Ahli Bendungan 1 S1 5 tahun
4. Ahli Geodesi 1 S1 5 tahun
5. Ahli Hidrologi 1 S1 5 tahun
6. Ahli Konstruksi 1 S1 5 tahun
7. Ahli Geologi 1 S1 5 tahun
8. Ahli Lingkungan 1 S1 5 tahun

b) Untuk menunjang penugasan masing - masing Tenaga Ahli tersebut diperlukan beberapa
tenaga sub profesional maupun tenaga penunjang sebagai berikut :

1) Surveyor Topografi
2) Draftman
3) Enumerator
4) Operator Komputer
5) Tenaga Bantu Lapangan
6) Office Boy

c) Jadwal penugasan tenaga ahli :

Bulan ke- Lama


No. Tenaga Ahli I II III IV V VI Penugasan

1. Team Leader 6,0


2. Ahli Sosial dan 3,0
Ekonomi
3. Ahli Bendungan 5,0
4. Ahli Geodesi 3,0
5. Ahli Hidrologi 5,0
6. Ahli Konstruksi 3,0
7. Geologist 3,0
8. Enviromentalist 3,0

Hal. 11 dari 12
V. SUMBER BIAYA

Sumber dana Pelaksanaan Studi Optimalisasi Pemanfaatan Waduk Muara Nusa Dua Tahap I berasal
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2003.

VI. LAIN - LAIN


Hal-hal lain yang belum jelas ditentukan kemudian.

Denpasar, Nopember 2002

Mengetahui, Pemimpin Proyek


Kepala Dinas PU Propinsi Bali Penyediaan Air Baku Bali

Ir. Wayan Subagiartha Drs. I Made Sukardja, Dipl. HE.


Nip. 110018774 Nip. 110026570

Hal. 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai