Anda di halaman 1dari 34

Pembangkit

Listrik
Tenaga Air

Disusun Oleh :
Samuel Pirdion
Anastasya Br Napitupulu
Novy Arizka Pratiwi
Nofita Sari Br Ginting
M. Zaenuddin Darwiyani
M. Mukti Ali
Berkat Surya Putra Hia

Pendahuluan
Pembangkit listrik tenaga air merupakan pembangkit
listrik utama yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan
melimpahnya potensi air yang ada di Indonesia.
Mengingat konsumsi akan kebutuhan listrik yang
semakin meningkat dari tahun ke tahunnya,
pembangunan PLTA dapat menjadi salah satu solusi
dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Adapun pada tahun 1995 2000 konsumsi listrik di


Indonesia mengalami peningkatan

sebesar 2,9 %

pertahun, sedangkan pada tahun 2000 2004


konsumsi

energi

listrik

juga

mengalami

peningkatan signifikan yaitu sebesar 5,2% per


tahunnya.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana cara pengelolaan air untuk PLTA?
2. Bagaimana cara mengatasi beban puncak air pada bendungan
PLTA?
Batasan Masalah
Tentang pengertian
pengaplikasian PLTA

dan

prinsip

kerja

PLTA

dan

contoh

Pengertian PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ialah pembangkit yang
bekerja dengan cara merubah energipotensial (dari dam atau
air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan
bantuan generator).

Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air


bagi pembangkitan tenaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan
dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari
topografi daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusatpusat beban atau jaringan transmisi.

Gambar Prinsip kerja PLTA

Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi


energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah
menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan
turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui
perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa
dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu
jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).

Ek = Ep
mv = mgh
m = x volume
Keterangan

: Ek = energy kinetik (J)

Ep = energy potensial (J)


m = massa air (kg)
v = kecepatan air (m/s)
g = gravitasi 9.8 (m/s)
h = ketinggian air

Rumus perhitungan debit air :


Q = Av
Q=A
Keterangan:A = luas penampang
Q
Besarnya daya listrik sebelum masuk ke turbin secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
Pin turbin = .h.Q.g
Sedangkan besar daya output turbin adalah sebagai berikut :
Pout turbin = . h . Q . g . turbin

Sehingga secara matematis daya real yang dihasilkan dari


pembangkit adalah sebagai berikut :
Preal = . h . Q. g . turbin . generator . tm
Keterangan :

Pin= daya masukan ke turbin (watt)

Pout = daya keluaran dari turbin (watt)


Preal = daya sebenarnya yang dihasilkan (watt)
= massa jenis fluida (kg/ )
Q = debit air ( /s)
h = ketinggian efektif (m)
g = gaya gravitasi (m/s

Proses Pengolahan Energi Potensial Air Menjadi Energi Listrik

1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung
dalam bendungan yang ditunjang dengan bangunan bendungan.

1.

Air dialirkan melalui saringan Power Intake kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) untuk
merubah energi potensial menjadi energi kinetik.

2.

Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) untuk mengalirkan air ke
turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau
dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.

3.

Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) diubah menjadi
energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong
sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin.

4.

Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik.

5.

Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race selanjutnya kembali ke sungai .

6.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator tegangannya masih rendah. Oleh karena itu,
tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama untuk efisiensi
penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian
diatur/dibagi di Switch Yard

7.

Apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas
otomatis (spillway).

Komponen Dasar PLTA


Bendungan
Pipa Penstock
Turbin
Generator
Trafo
Jalur Transmisi

Jenis-Jenis PLTA
1. PLTAjenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak
kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
2. PLTAjenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang di sungai,pembuatan
bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air di bagian hulu sungai
guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagaipembangkit listrik.
3. PLTAjenis terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

Parameter yang
mempengaruhi
Pengoperasian
PLTA
1. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan.
Maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume airyang tersedia
dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan melalui
pintu air yang dialirkan ke turbin.
2 . Konstruksi saluran air ke turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan ke turbin.
Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang dialirkan beserta
konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut. Semakin lebar diameter
dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan, semakin
tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin.

Klasifikasi PLTA
a.Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk
mensuplai air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi
utamanya yaitu tenaga listrik.
b.Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah
memperhatikan prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada 4 jenis
pembangkit air menggunakan prinsip ini yaitu:
1. Pembangkit listrik tenaga air konvensional
2. Pembangkit listrik dengan pemompaan
3. Pembangkit litrik tenaga air pasang surut
4. Pembangkit litrik tenaga air yang ditekan

c.Berdasarkan Sistem Pengoperasian


Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik
sesuai dengan permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk
suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul.
Kolam tersbut diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk
kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam penyimpanan,
pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan
normal.
.

e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi


Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau
dataran. Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya
berupa bendungan dan di daerah dataran berupa tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
1. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan :100 kW
2. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan :1000 kW
3. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan

:10000 kW

4. Kapasitas tertinggi diatas :100000 kW

g. Berdasarkan ketinggian tekanan air


1. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari : dibawah 15 m
2. PLTA dengan tekan air menengah berkisar : 15 m 70 m
3. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar : 71 m 250 m
4. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi : diatas 250 m
h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
1. Pembangkit listrik pada aliran sungai
2. Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah.
3. Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan

i. Berdasarkan Jenis Turbin


1. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang
rendah, yaitu di bawah 20 meter
2. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia.
Turbin ini digunakan untuk tinggi terjun sedang, yaitu
antara 20-400 meter.

c.Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan
melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls.
Keuntungan turbin pelton
1. Daya yang dihasilkan besar.
2. Konstruksi yang sederhana.
3. Mudah dalam perawatan.
4. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.

Kekurangan
1. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air,
sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.

a. Turbin Kaplan

b. Turbin Francis

C. Turbin Pelton

Contoh PLTA : PLTA Sutami di Desa Karangkates,


Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang, Jawa
Timur

>> Gardu PLTA Sutami

PLTA Sutami memiliki tiga turbin dengan kapasitas


terpasang 3x35 megawatt (MW) dan mampu
memproduksi listrik sekitar 400 MWh per tahun.

Turbin PLTA SUTAMI

Bangunan Pengalih Air Sutami

Pipa PLTA SUTAMI

Bendungan Sutami

Data Teknis PLTA Sutami


Tipe bendungan: Rockfill
Tinggi bendungan : 97,5 m
Panjang :820 m
Volume normal bendungan

: 343 juta m3

Catchment area : 2.050 km2


Spillway capacity

:1.600 m3/detik

Elevasi muka air normal : + 272,5 m


Elevasi muka air banjir

: + 277 m

Kedalaman maksimum

: 31 meter

Ketinggian permukaan : 297 meter


Luas permukaan
Volume air

: 15 km2

: 343.000.000 m3

Daerah pengumpulan air : 2050 km2

Data perhitungan efisiensi


sistem PLTA SUTAMI
Produksi

energi listrik 400.000 MWh/tahun


Kapasitas terpasang 3x35 MW

Video PLTA Sutami

Kelebihan dan Kekurangan PLTA


Kelebihan
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan
sebagai pembangkit listrik tipepeakuntuk kondisi beban puncak
maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnyadan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga
bagi lingkungan.

Kekurangan
1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan
ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya
bendungan.
2. Biaya investasi paling mahal.
3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang
lama.
4. Memerlukan lahan yang luas.
5. Disamping itu terkadang, kerusakan pada bendungan
dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian
yang sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai