Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PLUMBING

SISTEM PLUMBING AIR DINGIN

Disusun oleh :
Muhamad Farhan ( 1570011018)
Rahmat Jaelani (15700110
Frengky P. H (15700110

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2018
PRAKATA

Dalam kesehariannya manusia tidak pernah lepas dari masalah kesehatan, baik itu
menyangkut air bersih, air buangan atau sampah jika tidak dirancang dengan atau dikelola
dengan baik. kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia. menjaga
kesehatan manusia dapat dimulai dengan menjaga lingkungannya, baik tempat bekerja atau
tempat pemukimannya. (Tresna Sastrawijaya, 1991).

Dalam hal ini, fasilitas sistem plambing yang baik memberikan andil yang cukup penting
bagi manusia untuk menjaga kesehatan gedung tempat bekerja atau bermukim, dan berperan
besar dalam membantu kelancaran dari operasional gedung itu sendiri, misalnya saja dalam
memenuhi kebutuhan air bersih ataupun penyaluran air buangan dengan cepat. (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).

Fungsi dari peralatan plumbing adalah :


1. Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang
cukup.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting
lainnya.
Selain itu peralatan plambing juga ditujukan untuk penyaluran gas, penyaluran air
hujan dan pencegahan bahaya kebakaran dalam suatu bangunan (Soufyan
M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Plambing


Plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung.
Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu
sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian
kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut.

Pada jenis penggunaan sistem plambing ini sangat tergantung pada kebutuhan dari
bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan dan perancangan sistem plambing
dibatasi pada pendistribusian dan penyediaan air bersih.

Plambing didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan


pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan
yang bersangkutan dengan Air Bersih dan Air Buangan yang dhubungkan dengan sistem
saluran kota.

1.2 Fungsi Peralatan Plambing


Fungsi dari peralatan plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempat-
tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan kedua, membuang air kotor dari
tempat–tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. fungsi pertama
dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih, dan yang kedua oleh sistem pembuangan.

1.3 Jenis Peralatan Plambing


Dalam artian khusus, istilah “peralatan plambing” meliputi :
1. Peralatan untuk penyediaan air bersih / air minum
2. Peralatan untuk penyediaan air panas
3. Peralatan untuk pembuangan dan ven
4. Peralatan saniter (plumbing fixtures)
Dalam artian yang lebih luas, selain peralatan-peralatan tersebut di atas, istilah “peralatan
plambing” seringkali digunakan untuk mencangkup :
1. Peralatan pemadaman kebakaran
2. Peralatan pengolah air kotor (tangki septik)
3. Peralatan penyediaan gas
4. Peralatan dapur
5. Peralatan untuk mencuci
6. Peralatan pengolah sampah.
7. Berbagai instalasi pipa lainnya
Hal tersebut terakhir meliputi instalasi pipa untuk menyediakan zat asam, zat lemas, udara
kempa, air murni, air steril, dsb, dan juga perpipaan vakum (untuk menyedot). walaupun
demikian, istilah “peralatan plambing” selain dalam artian khusus lebih sering hanya
ditambah dengan peralatan-peralatan untuk pemadaman kebakaran, pengolahan air kotor,
dan penyediaan gas.

1.4 Prosedur Perencanaan Plambing


1.4.1 Rancangan konsep
Dalam menyiapkan rancangan konsep sistem plambing, hal-hal berikut ini perlu diketahui :
1. Jenis dan penggunaan gedung
2. Denah bangunan
3. Jumlah penghuni

1.4.2 Penelitian lapangan


Dalam tahap rancangan konsep, penelitian lapangan sangat penting di samping hal-hal yang
disebut di atas. Penelitian lapangan yang kurang memadai atau pun tidak lengkap tidak
hanya akan menimbulkan kesulitan pada tahap awal perancagan, tetapi bahkan dapat
menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi. Oleh karena itu, penelitian
lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan dan perancangan. Penelitian
lapangan tidak hanya berarti kunjungan ke lokasi pembangunan gedungnya dan melihat
situasi tempat, tetapi mencakup pula perundingan dengan instansi Pemerintah yang
berwenang, menjajagi pendapat instansi pengairan dan perikanan setempat, serta penilitan
yang menyangkut hak penggunaan air dan pembuangan air.

1.4.3 Rencana dasar


A.) Masalah umum
Dalam tahap ini disiapkan dasar-dasar perancangan, dengan menggunakan rencana konsep
serta data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Antara lain perlu dilakukan :
1. Pertemuan dengan pemilik gedung atau perancang gedung
2. Penyesuaian dengan persyaratan gedung maupun peralatan lainnya.

B.) Pemilihan peralatan


Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan, jenis sistem plambing dapat dipilih, data
untuk perhitungan perancangan dapat disiapkan dan jenis-jenis perlatannya dipelajari.

1.4.4 Rancangan pendahuluan


Berdasarkan rencana dasar yang telah dibuat, kapasitas dari sistem dan perletakan peralatan
plambing dipelajari lebih detail dengan menggunakan gambar-gambar pendahuluan denah
bangunan.

1.4.5 Rancangan pelaksanaan


Setelah rancangan pendahuluan diperiksa dan disetujui oleh pemilik gedung atau pun
perancang gedung, perhitungan dan gambar-gambar pelaksanaan dapat disiapkan. Selain itu
juga disiapkan dokumen spesifikasi dan perkiraan biaya pelaksanaan. Kontraktor pelaksana
akan membuat penawaran biaya pelaksanaan berdasarkan gambar rancangan dan
spesifikasi tersebut, yang akan menjadi bagian penting dari dokumen kontraknya dengan
pemberi tugas (pemilik gedung). Di samping itu, kontraktor pelaksana akan menyiapkan
pula gambar-gambar kerja (shop drawings) untuk menunjukkan/ menegaskan detail
pemasangan. Oleh karena itu, tidaklah dapat diterima adanya kesalahan/kekurangan dalam
rancangan pelaksanaan sistem plambing, demikian pula adanya perbedaan maupun ketidak
cocokan dengan pekerjaan rancangan arsitektur, struktur, elektrikal dan mekanikal. Perlu
ditekankan pentingnya pemeriksaan dokumen-dokumen rancangan yang menyangkut
seluruh disiplin.

1.4.6 Undang-undang, Peraturan dan Standar


Walaupun belum disahkan sebagai suatu peraturan yang diundangkan, untuk wilayah negara
Republik Indonesia hendaknya digunakan buku ”Pedoman Plambing Indonesia” yang telah
disiapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. Apabila ada
hal-hal yang belum diatur dalam buku Pedoman tersebut, selama tidak bertentangan dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku,dapat pula digunakan standar-standar secara
Internasional.

1.7 Prinsip dasar sistem penyediaan air


1.7.1 Kualitas Air
Sebagiamana disebutkan dalam fungsi peralatan plambing, tujuan terpenting dari sistem
penyediaan air adalah menyediakan air bersih. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang
tetap baik merupakan prioritas utama. Banyak negara telah menetapkan standar kualitas
untuk tujuan ini.
Tabel 2.1 menunjukkan standar kualitas air bersih yang berlaku pada beberapa negara, dan
Tabel 2.2 standar kualitas air bersih yang berlaku di Indonesia. Standar dari Badan
Kesehatan Sedunia (WHO) dalam Tabel 2.1 dimaksudkan terutama untuk negara- negara
yang sedang berkembang, dan juga untuk menyamakan standar kualitas air minum dan air
bersih untuk alat angkutan Internasional (kapal dan pesawat terbang). Negara-negara yang
masih akan menetapkan standar kualitas air minumnya diharapakan menggunakan standar
WHO tersebut.
Standar negara Jepang untuk kadar- sisa chlor dalam air telah ditetapkan sebagai langkah
penting di bidang kesehatan, dan dinyatakan dalam Undang- undang Pelayanan Air dan
Undang-undang Pengamanan Sanitasi Dalam Gedung (lihat Tabel 2.3).
Untuk gedung-gedung yang dibangun di daerah mana tidak tersedia fasilitas penyediaan air
minum untuk umum, seperti di tempat terpencil di pegunungan atau di pulau, penyediaan air
akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam, dan sebagainya. Dalam hal
demikian, air baku tersebut haruslah diolah dalam gedung atau dalam instalasi pengolahan
agar dicapai standar kualitas air yang berlaku.
1.7.2 Pencegahan Pencemaran Air
Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa peralatan seperti tangki air bawah (GWT),
tangki air atas (RWT), pompa-pompa, perpipaan, dan dimana yang sudah dijelaskan pada
bab sebelumnya. Dalam peralatan-peralatan ini, air bersih harus dapat dialirkan ke tempat-
tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran. Pencegahan pencamaran lebih ditekankan
pada sistem penyediaan air bersih, dan ini adalah faktor terpenting ditinjau dari segi
kesehatan. Walapun demikian, pencemaran adalah suatu kejadian yang dapat dengan mudah
terjadi di bagian manapun. Sebagai contoh di Amerika serikat, negara yang dianggap paling
terkemuka di bidang plambing, dilaporkan bahwa pencemaran air minum dan air bersih
telah membunuh lebih dari 100 orang dan menyebabkan sakitnya sekitar 1000 orang di
kota Chicago antara tahun 1932 sampai 1993.
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya kotoran, tikus,
serangga ke dalam tangki yang menyebabkan terjadinya karat dan rusaknya bahan tangki
dan pipa yang terhubung pipa air bersih dengan pipa lainnya, tercampurnya air bersih
dengan air dari jenis kualitas lainnya, seperti aliran-balik (backflow) air dari jenis kualitas
lain ke dalam pipa air bersih.
Dari contoh-contoh diatas nyatalah bahwa pencemaran dapat dengan mudah terjadi, tetapi
juga sebenarnya tidaklah terlalu sulit mencegahnya. Di bawah ini akan dikemukakan
beberapa contoh pencemaran dan pencegahannya.
A. Larangan hubungan pintas
Yang dimaksud dengan hubungan pintas (cross connection), adalah hubungan fisik antara
dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air bersih dan sistem pipa lainnya
berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir
dari satu sistem ke sistem yang lainnya.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, hubungan pintas ini secara tegas dilarang.
Sebagai misal, membuat hubungan pintas antara sebuah tangki air minum dengan tangki
air bukan air minum, walaupun diperkirakan tidak akan terjadi pencemaran, sama sekali
tidak diperbolehkan.
Demikian pula sistem perpipaan air bersih tidak boleh dihubungkan dengan sistem
perpipaan lainnya. Sistem perpipaan air bersih dan peralatannya tidak boleh terendam
dalam air kotor atau bahan lain yang tercemar.
B. Pencegahan aliran-balik
Aliran-balik (blackflow) adalah aliran air atau cairan lain, zat atau campuran, ke dalam
sistem perpipaan air bersih, yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air bersih.
Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya
efek siphon- balik (back siphonage). Dengan perkataan lain, sistem perpipaan air bersih
yang dapat menimbulkan efek siphon-balik dapat juga disebut mempunyai hubungan pintas.
Efek siphon-balik adalah terjadinya aliran masuk ke dalam pipa air bersih dari air bekas, air
kotor, air hujan, dan dari peralatan saniter atau tangki, disebabkan oleh timbulnya tekanan
negatif dalam pipa.
Sudah pernah terbukti bahwa aliran-balik ini dapat menimbulkan penyakit yang mematikan,
dan dalam kehidupan sehari-hari aliran balik ini terjadi oleh karena sembrono atau kurang
pengetahuan tentang sistem plambing.
Sebagai contoh dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan pada bak mandi, bak cuci piring
(pantry), janitor, dan sebagainya. Apabila pencucian dilakukan dalam bak dengan slang air
tersambung pada keran sedang ujung slang terendam dalam air cucian, air kotor bekas
cucian dapat terisap ke dalam sistem pipa air bersih pada waktu terjadi tekanan negatif.
Tekanan negatif dalam sistem pipa sering disebabkan oleh terhentinya penyediaan air
bersih, atau karena pertambahan kecepatan aliran yang cukup besar dalam pipa.
Contoh suatu efek siphon-balik, misalnya pada keadaan di mana katup pada titik A ditutup
untuk perbaikan sistem pipa atau pembersihan tangki atas (RWT), sedangkan slang air yang
terpasang pada keran B ujungnya tetap terendam dalam ember berisi air. Apabila keran C
dibuka,tekanan negatif akan timbul dalam sistem pipa keran A tetap tertutup. Tekanan
negatif ini menyebabkan air kotor dari ember terisap masuk melalui keran B dan keluar
melalui keran C.
Peralatan-peralatan berikut ini dapat menimbulkan efek siphon-balik :
- Berbagai macam perlaatan untuk menyimpan air (tangki air, tangki ekspansi, menara
pendingin, kolam renang, kolam lainnya.)
- Peralatan yang dapat menampung air (bak cuci tangan, bak cuci dapur, dsb)
- Beberapa peralatan khusus (peralatan dapur, kedokteran, mesin cuci, dsb)
Pencegahan aliran-balik dapat dilakukan dengan menyediakan celah udara atau memasang
penahan aliran- balik.
Gambar contoh terjadinya aliran balik

1.8 Pengertian instalasi plambing penyediaan air bersih


Sistem ini adalah dimana Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak
penampung air bersih Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air yang berasal dari
tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam penampung air baku (raw water
tank).
Air dari Deep Well ini masuk ke tangki penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki
pengendap lumpur atau pasir yang terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water
tank diolah (treatment) di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke
clear water tank atau ground water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof
tank) dengan menggunakan pompa transfer. Distribusi air bersih pada empat lantai teratas
untuk mendapatkan tekanan cukup umummnya menggunakan pompa pendorong (booster
pump), sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya dialirkan secara gravitasi.

1.9 Sistem Penyediaan Air Bersih


Pada waktu ini sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Sistem sambungan langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung langsung dengan pipa utama penyediaan air
bersih (misalnya : pipa utama dibawah jalan dari perusahaan air minum). Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa, cabang dari pipa
utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-
gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasnya diatur/ditetapkan oleh perusahaan air
minum. Tangki pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa distribusi,
dan dibeberapa daerah tidak diizinkan memasang katup gelontor (flush valve).

Gambar sistem sambungan langsung

2. Sistem tangki atap


Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai
gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap, terutama di negara Amerika Serikat
dan Jepang. Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang
pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah) kemudian dipompakan ke suatu
tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Dari
tangki atap ini diterapkan seringkali dengan alasan-alasan berikut :
- Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak
terjadi, perubahan tekanan ini hanyalah akibat muka air dalam tangki atap.
- Sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja otomatis dengan cara yang sangat
sederhana sehingga kecil sekali kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya
dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
- Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya, tangki tekan.

Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk
menaikkan air ke tangki atap. pompa cadangan ini dalam keadaan normal biasanya
dijalankan bergantian dengan pompa utama. untuk menjaga agar kalau ada kerusakan atau
kesulitan maka dapat segera diketahui.
Apabila tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke
dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam keadaan
demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung pada besarnya
tekanan air dalam pipa utama.
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak “tangki atap” tersebut
apakah dipasang di dalam langit-langit, atau di atas atap (misalnya untuk atap dari beton)
atau dengan suatu kontruksi menara yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan pada jenis
alat plambing yang dipasang pada lantai tertinggi bangunan dan tekanan kerja yang tinggi.

contoh dengan sistem tangki atap

3. Sistem tangki tekan


Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak dapat digunakan
sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut :
Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki)
tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke
dalam suatu distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu
detektor tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa. Pompa
berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang
ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0 sampai 1,5 kg /
cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi pompa karena memberikan waktu lebih
lama untuk berhenti, tetapi seringkali menimbulkan efek yang negatif pada peralatan
plambing.
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan
setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena
larut dalam air atau ikut terbawa keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar
volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi
air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi
tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume efektif
air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan
air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini
maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan
memasukkan udara kempa ke dalam tangki).
Kelebihan sistem tangki tekan yaitu :
- Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok dibandingkan
dengan tangki atap.
- Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin bersama pompa-pompa
lainya.
- Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus dipasang di atas
menara.
Sedangkan kekurangannya yaitu :
- Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar dibandingkan dengan sistem
tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat
menimbulkan fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat
pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah.
- Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa hari sekali
harus ditambahkan udara kempa dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air
dalam tangki tekan.
- Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatik pompa
penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti tangki atap.
- Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif sedikit, maka
pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan keausan pada saklar yang lebih
cepat.
Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :
1. Sistem Hydrocel
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “Hydrocel” ciptaan Jacuzzi Brothers Inc.
Sebuah perusahaan di Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti udara
dalam tangki tekan.
Sistem ini mengunakan tabung- tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang
akan mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam tangki. Dengan
demikian akan mencegah kontak langsung antara udara dengan air sehingga selama
pemakaian sistem ini tidak perlu ditambah udara setiap kali. Kelemahannya hanyalah
bahwa volume air yang tersimpan relatif sedikit.
2. Sistem Tangki Tekan dengan Diafram
Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet
khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian akan menghilangkan
kelemahan tangki tekan sehubungan dengan perlunya pengisian udara secara periodik.

contoh sistem tangki tekan


4. Sistem tanpa tangki (Booster system)
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun
tangki atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap
air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di Eropa dan
Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa diameternya 100 mm
atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum
maupun pada pipa-pipa utama dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum).
Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa, yaitu :
- Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu bekerja sedangkan
pompa lain akan bekerja secara otomatik yang diatur oleh tekanan.
- Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah kecepatan atau
laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik.
Sistem kecepatan putaran pompa variabel mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara
lain :
1. Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
2. Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
3. Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
4. Biaya pemakaian daya listrik besar,
5. Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
6. Investasi awal besar.
Gambar Contoh kombinasi tangki penampang air minum (dari PDAM), pompa dan
tangki tekan

gambar tampak luar


1.5 sumber penyediaan air bersih
A. Sumber air bersih dari PDAM
Sumber air bersih dari PDAM dan air bersih dari Deep Well (sumur dalam). Dimana
sumber air bersih yang didapat dari PDAM yang kontinyu untuk menyuplai air bersih
selama 24 jam dan ditampung didalam Ground Water Tank (tangki air bawah) dan
disalurkan ke Roof Water Tank (tangki atas) untuk menampung debit air yang
dipompakan melalui pompa air bersih.
B. Sumber air bersih dari Deep Well
Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinyu seperti sumber air
bersih dari PDAM, karena sumber air bersih dari deep well hanya akan digunakan
apabila penyuplaian debit air bersih dari PDAM mengalami hambatan (rusak), sumber air
bersih dari deep well sama dengan sumber air bersih pada perumahan yang didapat dari
proses pengeboran dalam tanah, hanya skala proses pengambilan sumber air bersih dari
deep well lebih besar dibandingkan dengan sumur pompa rumahan, dan air bersih yang
didapat langsung disalurkan ke Ground Water Tank (tangki air bawah) dengan pompa deep
well.

1.5 peralatan dan perlengkapan penyediaan air bersih (pdf gundar)


Pengertian equipment disini adalah untuk menjelaskan peralatan dan perlengkapan yang
akan di gunakan dalam pengerjaan instalasi sistem plumbing, dan dimana equipment untuk
sistem air bersih yang digunakan pada gedung ini, sebagai berikut :
A. Pompa-pompa
1. Pompa air bersih
Pompa yang menyedot air bersih dari tanki bawah dan mengalirkannya ke tangki atas.
gambar pompa air bersih
2. Sand filter
Untuk menyaring kotoran dari air tangki atas setelah melewati proses carbon filter.

gambar sand filter


3. Carbon filter
Untuk menyaring kotoran dari air tangki atas lalu di alirkan ke sand filter.

gambar carbon filter


4. Pompa boster
Pompa booster ini berada pada atap gedung, dimana fungsi dari pompa tersebut adalah
untuk menambah tekanan air, agar cepat mengalir ke bawah. Pompa booster ini hanya
melayani 4 lantai paling atas, karena pada posisi ini daya gravitasi air sangat kecil untuk
mengalir ke bawah.

gambar pompa booster


5. Ground water tank (GWT)
Ini biasanya disebut dengan tangki air bawah, karena berada di lantai paling bawah
(basement). Fungsinya untuk penampungan bak air bersih. Air yang ditampung di tangki
bawah yaitu dari PDAM yang kontinyu selama 24 jam, dan Deep Well. Tangki air bawah
ini mempunyai 2 bak penampungan dengan kapasitas masing-masing 450 m³ air.

gambar gwt tagki air bawah


6. Roof water tank (RWT)
Ini biasanya disebut dengan tangki air atas, karena berada di atap gedung. Untuk
penampungan air atas, dimana air tersebut dialirkan dari tangki bawah. Tangki atas ini
terbuat dari berbahan FRP (Fiberglass Reinforced Plastic). Tangki air atas ini mempunyai
kapasitas 60 m³ air.
gambar rwt tangki air atas
B. Deep Well
Deep well ini sama seperti sumur pompa dirumah-rumah, mengambil sumber air dalam dari
tanah (sumur dalam). Deep well ini berfungsi untuk memperoleh air bersih untuk
memenuhi kebutuhan air bersih pada menara ini. Tetapi air bersih dari deep well ini
hanya digunakan apabila suplay air dari PDAM mengalami keterlambatan atau kerusakan,
maka air bersih deep well ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

gambar diagram deep well


1. Pengeboran
Proses ini berada di dekat taman belakang pada gedung ini, agar mendapatkan air yang
bersih pengeboran dilakukan dengan kedalaman 20 m. Karena di kedalaman itu didapatkan
hasil air yang bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

gambar tempat pengeboran


2. Pompa Deep Well
Pompa ini diletakan diatas lubang yang telah dilakukan pengeboran dengan pemasangan
pipa-pipa PVC dan Galvanis yang masuk kedalam lubang tersebut untuk mengambil air
bersih dari tanah, posisi ini sama dengan pompa sumur yang ada dirumah-rumah. Pompa ini
berfungsi untuk menyedot air bersih dari tanah yang telah dilakukan pengeboran dan
langsung dialirkan ke tangki air bawah untuk disatukan dengan air bersih dari PDAM.
Pompa ini akan bekerja apabila suplay air bersih dari PDAM itu mengalami
keterlambatan atau kerusakan, maka air bersih dari deep well ini yang dipakai untuk
memenuhi kebutuhan air bersih pada gedung ini.

gambar pompa deep well


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perancangan Sistem Pipa Air Dingin

2.3 Prinsip dasar sistem penyediaan air (pdf gundar)

24. sistem penyediaan air bersih pada gedung

2.2 Sistem penyaluran air bersih pada gedung bertingkat (pdf)

1. Up-Feed System
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank) dengan
pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada
bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama
tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung- gedung
kecil yang rendah. Pembuatan relatif murah tetapi pompa cepat rusak. Kerugian sistem
ini adalah:
- Pompa bekerja terus menerus
- Ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan
air di dalamnya.
Gambar Up-Feed System

2. Down Feed System


Dalam sistem ini air ditampung dulu di tangki bawah (ground tank), kemudian
dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai
tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap
ini cukup efisien diterapkan karena:
- Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing
hampir tidak berarti.
- Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.
- Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.
Gambar down feed system

Kelebihan down feed system ini adalah:


- Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet.
- Air bersih selalu tersedia setiap saat.
- Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah bahaya
kebakaran (sprinkler dan hydrant).

Kekurangan sistem ini adalah:


- Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan.
- Menambah beban pada struktur bangunan.
- Menambah biaya pemeliharaan.
Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun biaya
pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam pila sangat
tinggi, sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa
menerima tekanan sebesar 1 atmosfir), maka down feed system ini dilengkapi dengan :

1. Spillback Tank.
Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tangki
dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi maka katup akan
menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki
tersebut apakah dipasang dalam langit-langit, di atas atap, atau dipasang dalam menara
khusus. Penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang terpasang pada
lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan kerja tertinggi.

PRINSIP KERJA SISTEM ini adalah sebagai berikut:


- Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada beberapa lantai
sehingga udara di dalamnya terkompresi.
- Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa diatur
secara otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar motor listrik penggerak
pompa.
- Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang
ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas minimum
yang telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0-
1,5 kg/cm’.

Gambar down feed system dengan spillback tank


2. Presure Reducer Valve
(PRV, katup reduksi tekanan) Pada jumlah lantai yang relatif banyak, ada kemungkinan
tekanan dalam pipa sangat tinggi sehingga perlu direduksi dengan katup (valve). Katup-
katup tersebut diletakkan pada beberapa lantai tertentu.

Gambar down feed system dengan pressure reducer valve


2.2 Contoh Perhitungan Berdasarkan Jumlah Penghuni
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai