Anda di halaman 1dari 4

Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri

(https://engineering4better.blogspot.com/2018/04/cara-menghitung-biaya-pemakaian-listrik.html)
Contoh perhitungan:
Pada suatu industri yang menggunakan Listrik dari PLN untuk kebutuhan berbagai peralatan
listriknya, adapun listrik yang digunakan adalah listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt /
220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai peralatan listrik yang digunakan sebagai
berikut:
Total Kebutuhan Daya: 
1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW 
2 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 30KW 
1 Unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 15KW 
1 unit elektro motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw 
1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW 
1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW 
Lampu mercury 250watt sebanyak 30 buah (10 buah / phase), total 2,5kw 
Total kebutuhan daya = 75kw + (2 x 30kw) + 15kw + 7,5kw + 22kw + 18kw + 2,5kw.
Total kebutuhan Daya: 200KW

Daya Terpasang

Dari perhitungan Total daya berbagai peralatan listrik yang digunakan industri tersebut
diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan Daya Terpasang dari PLN.
Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut adalah sebesar 200KW, maka Daya yang
terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas
200KVA), dengan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA.
Daya terpasang > Kebutuhan Daya
Daya terpasang adalah diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM.

Lama Pemakaian Daya listrik


Karena Industri tersebut beroperasi selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap
harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik adalah sebagai berikut:
Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) 
Waktu beban puncak ditetapkan dari mulai jam 17.00 sampai dengan 20.00 atau selama 3
Jam.
Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
Lama Pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) 
Lama pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) selama sebulam, menjadi:
(12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.

Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K)


Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban
sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan
PT.PLN

Nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2


Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan
perbandingan harga saat pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4.
K = 1,4.

Perhitungan KWH Meter


Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada
instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1
phase seperti yang biasa terpasang di rumah-rumah.
KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian
KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal.
Namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3
phase, menggunakan perhitungan:

(KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT

Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase


Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase,
dengan menggunakan Ratio CT sebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : 5 = 100.
Berbeda dengan KWH Meter yang biasa digunakan untuk instalasi listrik rumah tangga,
KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus menggunakan faktor
perkalian dari CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya
yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yang digunakan pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk
menghitung total KWH yang terpakai.

Contoh perhitungan:

Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH
Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut: 
KWH awal : 00000 
KWH akhir : 00540 
Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor perkalian (CT) 
Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100 
Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan 

Dengan pembagian beban WBP dan LWBP, sebagai berikut: 


Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan 
Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan 

Faktor Daya (Cosphi)

Faktor Daya (Cosphi) adalah nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya
Aktif (KW).

Semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin
mendekati nilai daya semu.

Penjelasan mengenai Daya Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif


Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama
dengan nilai daya semu.

Jika Cosphi = 1,00. maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA)

Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan oleh
instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal dari pemakaian berbagai alat-alat listrik
yang menghasilkan induksi atau daya harmonik.

Semakin banyak jumlah pemakaian peralatan listrik yang menghasilkan daya harmonik,
maka Daya reaktif yang dihasilkan akan semakin besar.Semakin besar daya reaktif yang
dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tersebut.

Pada perhitungan Tagihan listrik untuk industri, jika faktor daya yang dihasilkan lebih rendah
dari 0,85. maka akan terjadi penambahan biaya yang dihitung berdasarkan daya reaktif yang
dihasilkan.

Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus
diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan
memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut.

Cara menghitung kebutuhan Kapasitor Bank

Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya
diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak
dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).

Cara memasang Capasitor Bank dan rangkaiannya

Total Daya Reaktif (KVArh)

Jika suatu instalasi listrik 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan
biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, adalah
sebesar:

Biaya kelebihan Daya reaktif untuk Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh.

Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut memiliki faktor daya 0,90
atau lebih besar dari 0,85. maka tidak dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif
(KVArh).

Total Biaya Pemakaian Listrik

Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai
berikut: 
Biaya Beban 
Biaya Beban = Rp. 0 (Biaya beban dikenakan jika Lama pemakaian kurang dari 40
Jam/bulan)

Total Biaya WBP + LWBP 

Biaya Pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP):

K x KWH x Rp.1.035,78

1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242

Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):

Kwh x Rp.1.035,78

40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090

Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332

KVArh 

Biaya pemakaian Daya Reaktif (KVArh) = Rp.0 (Dikenakan biaya KVArh jika Faktor daya
dibawah 0,85).

PPJ 

Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ): 3% x Rp.61.525.332 = Rp.1.845.759,96

Materai 
Biaya Materai: Rp.6.000
Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63.377.091,96

Anda mungkin juga menyukai