Anda di halaman 1dari 16

PENGGUNAAN

ENERGY LISTRIK
(RUMAH TANGGA,
INDUSTRY)
SISTEM PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DARI SUMBER AWAL SAMPAI PENGGUNAAN AKHIR

Generator/pembang
kit listrik (tegangan
11 kV sampai 24 kV )
Catatan :
Pada sambungan ke konsumen, sebelum listrik digunakan/disambung ke instalasi
konsumen (rumah, publik, bisnis/usaha, pabrik dan industri/hotel) dipasang alat
APP (alat pembatas dan pengukur / KWH meter)
❑ Pada gambar diatas dijelaskan bahwa energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit
listrik besar dengan tegangan 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu
Induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV (kilo Volt, 154 kV, 220 kV,
hingga 500 kV.
❑ Selanjutnya diteruskan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikan tegangan (dengan
trafo step up) adalah uintuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
dimana dalam hal ini kerugian daya sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I
kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
❑ Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan menjadi 20 kV dengan tranformator
penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan
tersebut penyaluran energi listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer.
❑ Dari distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk
diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi rendah yaitu 220 atau 380 Volt
tergantung sistem 1 atau 3 fasa yang diambil.
❑ Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen.
SALURAN LISTRIK BERDASARKAN TEGANGAN LISTRIK
❑ Saluran udara tegangan rendah (SUTR) – kurang dari 1000 volt, digunakan untuk distribusi listrik
antar permukiman.
❑ Saluran udara tegangan menengah (SUTM) – antara 1000 volt (1 kV) dan 69 kV, digunakan untuk
distribusi listrik antar kawasan.
❑ Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) - antara 70 kV hingga 150 kV, digunakan untuk transmisi
listrik antar wilayah.
❑ Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) – antara 275 kV hingga 800 kV, digunakan untuk
transmisi listrik jarak jauh.
❑ Saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT) – lebih dari 800 kV.

SALURAN LISTRIK BERDASARKAN PANJANG/JARAK


❑ Jalur transmisi yang memiliki panjang kurang dari 60 km umumnya disebut jalur
transmisi pendek.
❑ Jalur transmisi yang memiliki panjang antara 80 km hingga 250 km umumnya disebut
jalur transmisi menengah.
❑ Jalur transmisi yang memiliki panjang lebih dari 250 km umumnya disebut jalur transmisi
panjang.
ENERGI LISTRIK YANG DIGUNAKAN KONSUMEN
❑ Konsumen rumah tangga
Antara 450VA sampai 4.400VA secara umum menggunakan sistem 1 fasa dengan
tegangan rendah 220V sampai 380V dan jumlahnya sangat banyak
❑ Konsumen pabrik
Untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah
yaitu 220V sampai 380V. Sementara itu, untuk pabrik-pabrik yang lebih besar
dan menggunakan sistem 3 fasa dan menggunakan sistem saluran masuk
bertegangan 20kV
❑ Konsumen komersial
Stasiun, terminal, KRL, hotek berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion
olahraga hypermarket, mall dan apartemen merupakan contoh konsumen
komersial. Biasanya menggunakan sistem 3 fasa untuk yang berkapasitas kecil
dengan tegangan rendah, sedangkan kapasitas besar menggunakan tegangan
menengah
❑ Penerangan jalan umum (PJU)
Antara 50VA sampai 250VA tergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka dari itu, sistem
yang digunakan adalah sistem 1 fasa dengan tegngan rendah 220V sampai 380V
DAYA LISTRIK PLN PADA KWH METER PELANGGAN (dalam satuan KVA)
❑ Sebelum membahas perhitungan dalam rumah tangga, alangkah baiknya kita
mengetahui perbedaan kW dan kVA terlebih dahulu :
KVA adalah satuan yang digunakan untuk mengukur kapasitas genset. kVA berbeda
dengan kW (kilo Watt) yang biasa digunakan oleh PLN.
❑ Perbedaan utama antara faktor daya kW (kilowatt) dan kVA (kilovolt ampere), kW
adalah satuan daya nyata dan kVA adalah satuan daya semu (atau daya nyata
ditambah aktif power).
❑ Faktor daya, bila ingin ditentukan dan diketahui, karena itu adalah nilai perkiraan
(biasanya 0,8), dan nilai kVA akan selalu lebih tinggi dari nilai kW.
❑ Sehubungan dengan generator industri dan komersial, kW ini paling sering digunakan
pada generator di Amerika Serikat, dan beberapa negara lain ada yang menggunakan
60 Hz, sedangkan sebagian besar seluruh dunia biasanya menggunakan kVA sebagai
nilai utama saat mereferensikan generator set.
Nilai cosphi/factor coreksi untuk pendekatan mencari daya nyata dari daya semu (kerugian akibat induksi magnetic
Contoh : rangkaian listrik/trafo/inverter)
Daya PLN yang terpasang di sebuah rumah ialah 900 VA, apabila dikonversikan kedalam watt besarnya akan
menjadi : 900 x 0,8 = 720 watt. Maka besarnya beban (lampu,peralatan elektronik/tv/kulkas/charger) yang dapat dilayani
oleh listrik tersebut ialah 720 watt, apabila lebih dari itu maka MCB akan ngetrip/turun/ jeg-gleg.
Adapun urutan daya listrik PLN ke meter-meter pelanggan dari rumah tangga (250 VA, 1 Phasa),
perkantoran dan industri kecil sampai industri menengah (630 KVA, 3 Phasa) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Urutan daya listrik untuk konsumen menengah dan besar, tergantung pada kapasitas trafo
dan beban yang digunakan di Gardu Induk (GI) konsumen. Mulai dari 20 KVA sampai
30.000 KVA. Pada umumnya trafo yang digunakan di banyak kawasan Industri menengah
dan besar tersebut, adalah menggunakan Transformator seperti berikut:

• Transformator 3 Phasa 25 kVA 20kV/ 400V


• Transformator 3 Phasa 50 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 100 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 160 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 200 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 400 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 500 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 630 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 1000 kVA 20kV/ 400V
• Transformator 3 Phasa 1250 kVA; 20kV/400V
• Transformator 3 Phasa 1500 kVA; 20kV/400V
• Transformator 3 Phasa 1750 kVA; 20kV/400V
• Transformator 3 Phasa 2000 kVA; 20kV/400V
• Transformator 3 Phasa 2500 kVA; 20kV/400V
• Transformator 3 Phasa 3150 kVA; 20kV/400V
SKEMA RANGKAIAN LISTRIK RUMAH TANGGA

Kabel
arde/groun
d (warna Kabel phase (warna
kuning merah)
garis hijau)

Kabel
netral
(warna
biru)
MCB (Miniature Circuit Breaker/pengaman), terdapat angka yang
ground menunjukkan daya listrik, misalnya angka 4 artinya listrik 900 VA
Menghitung kWH Pemakaian Listrik pada rumah tangga
❑ Rumus Menghitung KWH :
Pemakaian Listrik = daya alat listrik (KW) x lama pemakaian (dalam jam) (KWH)
❑ Biaya Listrik = Pemakaian (kWH) x Tarif Dasar Listrik (TDL) (Rupiah)
❑ Daya listrik dapat dilihat di spesifikasi alat
❑ Tarif dasar listrik dapat diketahui dari PLN, karena sifatnya berubah-ubah tergantung
kebijakan ekonomi dari PLN dan Pemerintah

contoh 1, perhitungan :
Kita ambil hitungan untuk satu alat listrik misalnya mesin cuci. Mesin cuci dengan daya 500 watt digunakan
setiap 2 hari sekali selama 1 jam. Rumah anda masuk dalam tarif dasar listrik golongan R-1 dengan daya 2.200.
Jawab :
kWH pemakaian Mesin cuci sebulan = 500 watt x 15 jam = 7500 WH = 7,5 kWH
Biaya Listrik = 7,5 x 795 = Rp. 5.963
*angka 795 di dapat dari tabel TDL (di slide berikutnya)
*Itu biaya listrik untuk satu alat listrik. Untuk menghitung semua pemakaian seluruh alat listrik, anda cukup menghitungnya dengan rumus kWH
di atas dan menjumlahkannya hingga ketemu pemakain kWH sebulan kemudian kalikan dengan TDL yang berlaku. Akan tetapi jangan heran
kalau hitungan anda masih beda dengan tagihan PLN, ini karena masih ada biaya beban selain biaya pemakaian.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Rumah Tangga
(sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2011 Tgl. 7 Pebruari 2011)

1. Golongan Tarif R-1/TR (batas daya 450 VA)


Biaya beban (Rp/kVA/bulan): Rp 11.000
Biaya pemakaian (Rp/kWh): 0 s/d 30 kWh = Rp 169, diatas 30 kWh s/d 60 kWh = Rp 360, diatas 60 kWh = Rp 495
Biaya pra-bayar (Rp/kWh): Rp 415
2. Golongan Tarif R-1/TR (batas daya 900 VA)
Biaya beban (Rp/kVA/bulan): Rp 20.000
Biaya pemakaian (Rp/kWh): 0 s/d 20 kWh = Rp 275, diatas 20 kWh s/d 60 kWh = Rp 445, diatas 60 kWh = Rp 495
Biaya pra-bayar (Rp/kWh): Rp 605
3. Golongan Tarif R-1/TR (batas daya 1.300 VA)
Biaya beban (Rp/kWh/bulan): Rekening Minimum RM1 *
Biaya pemakaian (Rp/kWh): Rp 790
Biaya pra-bayar (Rp/kWh): Rp 790
4. Golongan Tarif R-1/TR (batas daya 2.200 VA)
Biaya beban (Rp/kWh/bulan): Rekening Minimum RM1 *
Biaya pemakaian (Rp/kWh): Rp 795
Biaya pra-bayar (Rp/kWh): Rp 795
5. Golongan Tarif R-2/TR (batas daya 3.500 VA s/d 5.500 VA)
Biaya beban (Rp/kWh/bulan): Rekening Minimum RM1 *
Biaya pemakaian (Rp/kWh): Rp 890
Biaya pra-bayar (Rp/kWh): Rp 890
* RM1 = 40 (jam nyala) x daya tersambung (kVA) x biaya pemakaian
Berdasarkan metode pengoperasian-nya, konsumsi daya (KWH) perangkat
elektronik di bagi menjadi dua, yaitu statis (tetap) dan dinamis (berubah-ubah).
1. Pengertian dari konsumsi daya statis adalah perangkat akan mengkonsumsi jumlah
daya yang sama terus menerus dari awal pengoperasian hingga akhirnya dimatikan /
mati dengan sendirinya (otomatis).
Perangkat dengan konsumsi daya statis yang sudah pasti kita gunakan di rumah
adalah lampu penerangan, beberapa perangkat umum lainnya adalah mesin cuci
(seperti contoh 1), kipas angin, vacuum cleaner, komputer dan televisi.
Contoh 2 :
Lampu penerangan berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12 jam sehari :
pemakaian per hari :
= ((5 Watt ÷ 1000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,005 kwh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,06 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 51,85,-
pemakaian per bulan :
= Rp. 51,85,- x 30
= Rp. 1.555,56,-
2. Sedangkan pengertian konsumsi daya dinamis adalah perangkat hanya mengkonsumsi
daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu.
Menghitung biaya pemakaian daya dinamis agak sedikit rumit. Ada dua metode konsumsi daya dinamis yang
biasa digunakan pada mayoritas perangkat elektronik dipasaran. Yaitu, metode #nyala – siaga# yang
berlangsung hanya satu siklus saja (mis. rice cooker, coffee maker, termos listrik dll) dan yang otomatis
berulang secara berkesinambungan (mis. Air Conditioner / AC, lemari es, strika dll).
Metode satu siklus…
Metode konsumsi daya satu siklus, lebih banyak diterapkan pada perangkat yang berhubungan dengan
perangkat memasak. Biasanya, walaupun tidak selalu, pemakaian daya perangkat-perangkat ini diawali
dengan proses memasak terlebih dulu. Setelah proses memasak selesai, akan dilanjutkan dengan kondisi tetap
hangat (“keep warmed”).
Contoh 3 :
Rice cooker 1,8 liter berdaya 350 Watt mampu menanak 0,8 liter beras menjadi nasi dalam waktu 25 menit.
Maka pemakaian daya rice cooker selama 25 menit adalah :
= ((350 ÷ 1000) x 25) ÷ 60
= (0,35 x 25) ÷ 60
= 8,75 ÷ 60
= 0,14583 kwh atau 0,14583 x 1000 = 145,83 Wh.
Sehingga, biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian daya listrik sebesar 0,14583 kwh :
= 0,14583 x 864,2 (TDL menyesuaikan)
= Rp. 126,03,-
Jika tindakan menanak beras dilakukan setiap hari dan langsung dimatikan setelah proses menanak selesai
(tanpa dilanjutkan mode “keep warmed”), maka biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian rice cooker
selama sebulan adalah :
= Rp. 126,03,- x 30
= Rp. 3780,9,-

Metode siklus berulang


Kerumitan yang pasti dialami adalah pada perangkat elektronik dengan metode konsumsi daya
otomatis berulang. Jeda waktu siaga saat perangkat beroperasi tidaklah selalu pasti sama dari waktu ke waktu.
Sulit menentukan pemakaian daya yang akurat dengan kondisi jeda waktu siaga yang berubah-ubah.
Contohnya seperti dalam menentukan pemakaian daya untuk AC split
LISTRIK UNTUK INDUSTRI

Dalam sebuah industri/perusahaan biasanya menggunakan


listrik 3 phase, dimana dalam listrik 3 fasa memerlukan tiga
kawat penghantar dan satu kawat netral.
Keempat kawat tersebut masing-masing :
1. Fasa pertama disebut fasa R dengan kode warna merah
2. Fasa kedua disebut fasa S dengan kode warna kuning
3. Fasa ketiga disebut fasa T dengan kode warna hitam
4. Saluran netral dengan kode warna biru.
5. Dan Saluran arde/ground uang dihubungkan ke
tanah sebagai saluran pembuangan arus jika terjadi
hubung singkat dalam instalasi listrik.

Gambar sebuah power panel Dalam tarif dasar listrik (TDL) terdapat 2 jenis, yaitu :
1. WBP (waktu beban puncak) dari jam 17.00 sampai jam 20.00
2. LWBP (luar waktu beban puncak) selain jam WBP
Dimana tarif/harga listrik saat WBP lebih tinggi daripada tarif/harga listrik
saat LWBP
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai