Anda di halaman 1dari 4

TURBIN:

Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi aliran
fluida (kinetis) menjadi energi gerak.

Mesin turbin yang paling sederhana terdiri dari sebuah bagian yang berputar
disebut rotor.

GENERATOR : adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

TRANSFORMATOR : transformer/trafo adalah suatu mesin listrik yang dapat


mengubah nilai suatu tegangan AC kenilai tegangan yang lain.

Proses Penyaluran Energi Listrik

Proses pembangkitan, penyaluran dan pemanfaatan energi listrik


merupakan sistem yang sangat kompleks karena meliputi beberapa sub sistem.

Karena kompleksitasnya tersebut, maka sistem tenaga listrik dibagi


menjadi beberapa sistem, yaitu:

1. Sistem Pembangkitan

Fungsi dari Pusat pembangkit :

Mengkonversi sumber daya primer menjadi sumber daya listrik.


Pembangkit tenaga listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar
yaitu :

- Pembangkit Listrik Thermis ( PLTPB, PLTU, PLTD )

- Pembangkit Listrik Non Thermis ( PLTA, PLTA Angin, PLTS )

Energi listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit besar tersebut


selanjutnya dinaikkan tegangannya menjadi tegangan tinggi (high
voltage) atau tegangan ekstra tinggi (extra high voltage) dengan
menggunakan transformator penaik tegangan (transformator step up)
pada gardu induk di pusat pembangkit.

2. Sistem Transmisi
Energi dari pembangkit kemudian disalurkan melalui Jaringan Transmisi.
- Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi(SUTET) 500 kV Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV. Tujuannya agar :
- Transfer Daya Maksimal
- Rugi-rugi daya dan tegangan jatuh berkurang
- Ukuran konduktor kecil sehingga jauh lebih ringan.
- Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30 kV – 150 kV
- Konfigurasi jaringan single / double sirkuit, dimana1 sirkuit terdiri dari 3
fasa dengan 3 kawat.
- Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT) 30 – 150 kV
- Saluran kabel bawah tanah ( under ground cable), pemasangannya
ditanam dalam tanah supaya tidak mengganggu keindahan dan tidak
mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca ketika energi listrik
disalurkan ke kota. Namun memiliki kekurangan yaitu mahal dalam
investasi dan sulit melacak titik gangguan dan perbaikannya.
- Pertimbangan :
* Sulit mendapatkan lahan untuk tower
* Sulit ruang bebas karena padatnya bangunan.
* Pertimbangan keamanan dan estetika.
• Energi listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit tersebut dinaikkan
tegangannya menjadi tegangan tinggi (high voltage) atau tegangan
ekstra tinggi (extra high voltage)
• Transformator penaik tegangan (transformator step up) pada gardu
induk di pusat pembangkit.
• Sistem tegangan tinggi untuk transmisi di Indonesia telah dibakukan,
yaitu : 70 kV / 150 kV sistem tegangan ekstra tinggi adalah 500 kV.
• Sistem tegangan tinggi untuk transmisi di Indonesia telah dibakukan,
yaitu : 70 dan 150 kV.
• Penggunaan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV saat ini hanya
digunakan pada sistem Jawa-Bali.

• Sistem tegangan tinggi untuk transmisi di Indonesia telah dibakukan,


yaitu : 70 dan 150 kV.
• Penggunaan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV saat ini hanya
digunakan pada sistem Jawa-Bali.

ALASAN TEGANGAN HARUS DINAIKAN


Beda potensial keluaran dari pembangkit yakni sebesar 16 KV. Jika beda
potensial yang hanya sebesar 16KV langsung ditransmisikan, daya yang
dihasilkan pembangkit akan berkurang bahkan hilang di sepanjang
jaringan transmisi.
Supaya tidak kehilangan daya, maka voltase pada jaringan transmisi
harus jauh lebih besar dari voltase keluaran pembangkit.

• Selanjutnya energi listrik disalurkan melalui saluran transmisi ke pusat-


pusat beban.

• Saluran transmisi dapat berupa saluran udara (over head line), saluran
bawah tanah(under ground line) dan saluran bawah laut (sub-marine
line).

• Saluran transmisi merupakan penyaluran energi listrik jarak jauh (± > 80


km), mencakup area/zona yang luas dan menyalurkan daya listrik dalam
jumlah besar (umumnya dalam orde MW).

Komponen Transmisi
Peralatan utama yang terpasang :

- Saluran Udara : tower, isolator, kawat/penghantar, pembumian


- Saluran Kabel : kabel

3. Sistem Distribusi: Sub sistem distribusi primer, dan Sub sistem distribusi
sekunder
Fungsi Utama :
 Mentransformasikan daya listrik
- Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500
KV/150 KV).
- Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150
KV/70 KV).
- Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/20
KV, 70 KV/20 KV).
 Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui
tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui
proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-
feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.
 Pada pusat-pusat beban didirikan Gardu Induk (GI) /Sub Station. Pada
Gardu Induk tersebut terdapat transformator penurun tegangan
(Transformator step down) yang dari 500 kV ke 70 kV/150 kV
 Tegangan menengah diIndonesia telah dibakukan sebesar 20 kV.
 Melalui GI ini, energi listrik dapat langsung disalurkan kepada
pelanggan, yaitu untuk pelanggan besar seperti industri, RS, Mall dan
gedung-gedung besar lainnya. Pelanggan ini disebut pelanggan
tegangan menengah atau pelanggan khusus.
 Energi listrik dari GI selanjutnya disalurkan melalui saluran distribusi
primer ke gardu-gardu distribusi. Pada gardu distribusi terdapat
transformator penurun tegangan yang berfungsi menurunkan sistem
tegangan distribusi primer 20 kV menjadi sistem tegangan rendah.
 Sistem tegangan rendah disebut juga sistem tegangan
pemanfaatan/sekunder. Tegangan rendah di Indonesia telah dibakukan
yaitu 220 untuk sistem 1 fasa dan 380 V untuk system 3 fasa dan ditulis
220/380 V.
 Energi listrik disalurkan kekonsumen/ pelanggan tegangan rendah
(perumahan, kantor, sekolah dan lain-lain). Konsumen mendapatkan
energi listrik dari tiang-tiang distribusi. Saluran ini disebut sambungan
pelayanan/ sambungan rumah.
 Pada instalasi konsumen, terdapat APP (Alat Pengukur dan Pembatas)
yang terdiri dari sebuah kilo Watt hours meter (kWh meter) yang
berfungsi membatasi penggunaan energi listrik konsumen.
 Miniature Circuit Breaker (MCB) yang berfungsi sebagai pembatas daya.
 Energi listrik selanjutnya disalurkan ke sirkit akhir untuk melayani
beban-beban listrik melalui Perlengkapan Hubung Bagi (PHB).

Anda mungkin juga menyukai