Anda di halaman 1dari 8

listrik 3 phase merupakan sistem yang banyak digunakan untuk

instalasi skala besar. Misalnya seperti digunakan pada perkantoran,


industri, dan lain sebagainya. Namun, pernahkah Anda penasaran
mengenai berapa banyak pengeluaran listrik untuk skala besar?
Terutama untuk kebutuhan atau pemakaian di bidang industri
tersebut.

Mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, akan membantu


Anda untuk mengetahui berapa banyak biaya yang perlu
dibayarkan untuk pemakaian listrik. Ini tentu berlaku untuk
perumahan ataupun skala industri.

Apa Itu Instalasi Listrik 3 Phase?

Instalasi listrik 3 phase adalah rangkaian listrik yang tersusun dari


4 macam kabel. Dalam dunia kelistrikan, mungkin Anda sering
mendengar istilah mengenai sistem kelistrikan 3 phase.

Dimana pada rangkaian tersebut 3 kabel akan digunakan sebagai


konduktor atau penghantar, lalu 1 kabel lainnya digunakan sebagai
titik netral.

Instalasi 3 phase pada umumnya menggunakan tegangan listrik


380 volt. Selain itu, pemakaiannya juga di khususkan untuk
menyuplai keperluan listrik berskala besar.

Contohnya saja seperti supply listrik untuk kebutuhan industri


seperti pabrik produksi, perhotelan, perkantoran dan tempat-tempat
lain yang membutuhkan tegangan listrik yang kuat.

Intinya semakin besar luas bangunan atau perangkat listrik yang


perlu dioperasikan, tentu kebutuhan daya listriknya juga akan
semakin tinggi.

Karakteristik Tegangan Listrik 3 Phase

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mengukur


tegangan listrik 3 phase, terlebih dahulu kita akan berkenalan
dengan karakteristik dari sistem kelistrikan tersebut.
Apa saja ciri khas dari sistem kelistrikan 3 fasa? Berikut ini ulasan
lebih lengkapnya.

 Listrik 3 fasa pada umumnya menggunakan tegangan yang


lebih besar. Jadi pemakaiannya juga digunakan untuk
instalasi listrik yang membutuhkan tegangan besar juga.
 Listrik 3 fasa biasanya menggunakan kabel listrik dengan
ukuran yang lebih kecil.
 Pada listrik dengan sistem 3 fasa, tegangan listrik yang
dibutuhkan tinggi. Jadi, umumnya arus listrik yang mengalir
pada rangkaian pun menjadi lebih rendah.
 Sistem kelistrikan 3 fasa biasanya tidak
menggunakan kapasitor. Hal tersebut dikarenakan daya yang
digunakan untuk instalasi tersebut sudah besar sehingga tidak
memerlukan adanya tambahan alat seperti kapasitor.

Rumus Mencari Arus Listrik 3 Phase


Untuk mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, terlebih
dahulu Anda harus mengetahui bagaimana rumus untuk
menghitungnya.

Mengetahui rumus mencari arus listrik 3 phase akan


mempermudah Anda ketika menerapkan penghitungan
menggunakan angka.

Berikut rumus daya listrik 3 phase dalam satuan VA yang dapat


Anda gunakan :

P = √3 x V x I x Cos φ

Dimana:

P = Daya (Watt)

V = Voltage atau tegangan (Volt)

l = Kuat arus (Ampere)


Cos φ = Faktor daya (φ )

√3 = Konstanta yang digunakan apabila memakai listrik 3 phase

Tabel Daya Listrik 3 Phase

Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung daya listrik 3


phase, Anda dapat menempuh beberapa cara. Tidak hanya harus
dihitung melalui rumus yang dijelaskan di atas saja, ya?

Selain menggunakan rumus Anda juga dapat melihat contoh


perhitungannya dalam tabel daya listrik 3 phase berikut ini.
tabel
daya listrik 3 phase
Tabel di atas merupakan contoh pengaplikasian rumus daya listrik
1 phase dalam satuan VA dan juga 3 phase. Ini dapat menjadi
panduan apabila terjadi kerusakan pada MCB rumah Anda.
Bagaimana Menghitung Daya Listrik 3 Phase?

Menghitung kebutuhan listrik yang dikonsumsi kadangkala perlu


untuk dilakukan. Pasalnya, dengan demikian Anda dapat
memperkirakan peralatan listrik apa saja yang dapat digunakan
pada jaringan tersebut.

Selain itu, mengetahui daya listrik juga berguna agar pemiliknya


dapat mengontrol pengeluaran yang harus dibayarkan untuk
tagihan listrik. Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat ingin
menghitung besarnya daya listrik?

1. Ketahui Golongan Daya Listrik yang Terpasang


Mengetahui golongan tarif listrik yang digunakan sangat penting
dilakukan sebelum melakukan penghitungan daya listrik. Golongan
daya listrik ini adalah penentu sampai berapa maksimal
penggunaan daya bisa terpakai.

Jika beban listrik lebih banyak dari daya yang tersedia maka Anda
perlu menambah daya sesuai dengan kebutuhan.

Daya listrik biasanya dibedakan menjadi beberapa golongan.


Diantaranya seperti 900 VA, 1300 VA, 220 VA, dan lain
sebagainya. Untuk tarifnya sendiri juga biasanya berbeda-beda.
Semakin besar daya yang digunakan umumnya biayanya juga
terbilang lebih tinggi.

Misalnya saja untuk daya listrik dengan daya 900 VA dikenakan


tarif 1.352 per kWH. Lain halnya dengan daya listrik sebesar 1300
VA yang akan dikenai tarif Rp 1.467,28 per kWh dan seterusnya.

Jika ingin mendapatkan tagihan listrik yang lebih murah tentu Anda
bisa memilih daya listrik yang 450 VA. Dengan catatan, kebutuhan
aliran listrik rumah Anda memang terbilang kecil dan cukup dengan
daya 450 VA.

2. Cek Semua Perabotan yang Membutuhkan Listrik


Setelah mengetahui daya listrik yang digunakan pada bangunan
tersebut, lalu apa langkah selanjutnya? Yang jelas Anda juga perlu
melakukan pengecekan mengenai perangkat listrik mana saja yang
memerlukan daya besar.

Berbagai peralatan listrik ini dapat diasumsikan kebutuhan


dayanya. Misalnya berapakah konsumsi listrik yang dibutuhkan
untuk mengoperasikan alat tersebut.

Selain itu, berapa lama waktu pemakaian juga penting untuk


diperhatikan. Karena hal ini juga mempengaruhi berapa banyak
biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif listrik dalam setiap
bulannya.

3. Buatlah Estimasi Konsumsi Listrik Harian


Seperti yang kita sebutkan di atas, mengestimasikan konsumsi
listrik perlu dilakukan untuk memprediksi besarnya pemakaian
harian. Bukan sekedar perkiraan, Anda tentu perlu menghitung
pemakaian harian listrik secara jelas.

Untuk gambaran, berikut ini contoh menghitung estimasi konsumsi


listrik yang bisa Anda pahami.

 10 buah lampu dengan daya 30 watt, kemudian dinyalakan


dalam jangka waktu 15 jam. Maka daya konsumsi harian dari
lampu tersebut adalah 1 × 30 watt × 15 jam = 45.000 Watt.
 1 buah lemari es dengan daya 400 watt dioperasikan selama
seharian penuh yakni 24 jam. Maka daya listrik yang
dibutuhkan dihitung dengan cara 1 × 400 × 24 = 9. 600
 2 buah AC apabila memiliki daya 1000 Watt dan dihidupkan
selama 12 jam. Maka daya yang diperlukan dalam sehari
estimasinya adalah 2 × 1000 × 12 = 24.000
 Sebuah rice cooker yang menggunakan daya 250 Watt,
kemudian dipakai selama 12 jam. Maka total pemakaiannya
adalah 1 × 250 × 12 = 3000 Watt.
 Sebuah TV LED dengan daya 60 watt, biasa menyala dalam
jangka waktu 5 jam perhari. Maka konsumsi daya total dari TV
tersebut adalah 1 × 60 × 5 = 300 Watt.
Cara Menghitung kWh Meter Listrik 3 Phase

Cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT untuk kebutuhan


atau pemakaian sehari-hari sebenarnya dapat dilakukan dengan
mudah.

Caranya adalah dengan menjumlahkan total estimasi daya dari


peralatan-peralatan listrik yang ada di tempat tersebut

Untuk mempermudah penghitungan, kita dapat mencoba untuk


menjumlahkan daya total dari alat-alat elektronik yang telah kita
hitung sebelumnya.

Total konsumsi daya pada sebuah bangunan dalam satu hari


adalah sebagai berikut :

Diketahui:

 Konsumsi daya 10 buah lampu = 45.000 Watt


 Konsumsi daya kulkas = 600 Watt
 Konsumsi daya 2 buah AC = 24.000 Watt
 Konsumsi daya rice cooker = 3000 Watt
 Konsumsi daya TV = 300 Watt
Konsumsi daya total dalam 1 hari = 45.000+600+24.000+3000+300
= 72.900 Watt atau 72, 9 kWh.

Katakanlah bangunan tersebut menggunakan daya listrik golongan


440 VA dengan ketentuan tarif listrik per kWh adalah 1.467,26.
Untuk bisa menghitung tarif listrik atau total biaya listrik harian
bangunan tersebut bisa dengan hitungan berikut.

72,9 Kwh x Rp 1.467,26 = 106.963,254

Lalu, apabila dibulatkan dalam sebulan, jumlah tagihan listrik Anda


adalah sebagai berikut :

106.963,254 × 30 hari = 3.208.897,56 atau apabila dibulatkan


menjadi Rp 3.208. 898 .

Kesimpulan
Bagaimana, cara menghitung daya listrik 3 phase ternyata tidak
terlalu sulit bukan? Bisa dikatakan menghitung biaya atau
daya instalasi listrik 1 phase maupun 3 phase tidak jauh berbeda.
Yakni Anda hanya perlu mengetahui berapa besar daya yang
dibutuhkan oleh sebuah perangkat elektronik untuk dapat
beroperasi.

Setelah itu kemudian memperkirakan berapa lama waktu


pemakaian dari alat listrik tersebut untuk mengetahui total daya
yang dikeluarkan dalam satu hari. Selanjutnya Anda tinggal
mengalikannya dengan tarif dasar listrik yang digunakan.

Dimana golongan tarif dasar listrik ini besarnya juga perlu


disesuaikan dengan penggunaan daya listrik yang ada pada
instalasi tersebut. Bagaimana, sudah siap mencoba menghitung
tarif listrik rumah atau bangunan Anda sekarang?

Anda mungkin juga menyukai