Contoh :
AC 1 PK dengan daya 840 Watt Digunakan selama 8 jam sehari selama 30 hari.
Biaya per kwh listrik Rp. 1.000,- / kwh, maka Biaya yang dibutuhkan selama 30 hari pemakaian
AC tersebut adalah = 0.84 x 8 x 30 x 1000 = Rp. 200.000,- (perbulan).
Dengan mengetahui berapa biaya listrik yang membebani dari barang-barang elektronik yang
kita miliki tentunya akan menyadarkan kita akan pentingnya pemakaian alat-alat elektronik
tersebut lebih bijaksana.
Cara menghitung prakiraan biaya rekening bulanan PLN
Berapa biaya tagihan rekening listrik anda bulan depan? Untuk mendapatkan
nilai yang akurat, menurut saya, cukup rumit. PLN saat ini (mulai 2012) menerapkan unit
meteran prabayar pada pelanggan yang memasang meteran baru atau menambah daya. Sehingga
ada dua sistem cara membayar biaya listrik bulanan yang beredar di masyarakat, yaitu prabayar
dan pascabayar.
Tiga minggu sejak pertama kali dipublikasikan, artikel ini banyak mengalami revisi dan
penyesuaian sesuai perkembangan yang saya peroleh mengenai tarif dasar listrik (TDL) baik
untuk unit meteran prabayar maupun pascabayar. Sampai akhirnya, saya melihat terlalu banyak
kemungkinan dan variabel biaya yang tidak dapat diprediksi perubahannya. Beberapa rancangan
metode perhitungan yang telah saya buat, semuanya selalu bermuara pada kemungkinan
terjadinya perubahan biaya tetap administrasi dan tidak diketahui kapan waktu perubahan itu
terjadi. Sehingga sulit untuk mendefinisikan sebuah model metode perhitungan yang cukup
akurat dalam memperkirakan besar cadangan biaya yang harus dipersiapkan.
Akhirnya, saya memutuskan untuk merevisi artikel ini dengan menyingkirkan semua detail
perhitungan tarif dan biaya yang ditentukan oleh PLN.
Dari beberapa rancangan metode tersebut, saya menemukan ada satu metode perhitungan yang
cukup fleksibel dan dapat berlaku secara umum untuk diterapkan pada sistem pembayaran
rekening biaya listrik bulanan yang diberlakukan oleh PLN, yaitu dengan memukul rata nilai
rupiah per kwh berdasarkan rata-rata pemakaian selama beberapa bulan.
Caranya adalah dengan mendapatkan harga per kwh dari biaya tagihan, kemudian dikalikan
jumlah rata-rata pemakaian listrik per bulan. Misalnya : biaya tagihan periode bulan lalu adalah
Rp. 190.000-, dengan total pemakaian daya 240 kwh. Perhitungannya menjadi :
Dengan nilai rupiah per kwh sebesar 791,7, maka prakiraan biaya listrik yang harus dibayar
setiap bulannya adalah :
Toleransi pemakaian antara jumlah kwh yang dirata-ratakan dengan pemakaian sesungguhnya
kira-kira berada pada kisaran 5 s/d 10 kwh. Sangat jarang terjadi kelebihan pemakaian
sesungguhnya >10 kwh dari jumlah kwh yang dirata-ratakan. Kalaupun terjadi, biasanya
disebabkan penambahan dan pemakaian perangkat elektronik baru.
Bagi pelanggan yang menggunakan unit meteran prabayar, dapat juga menggunakan metode
perhitungan perkiraan biaya seperti di atas. Namun, pertama kali harus memenuhi dahulu kuota
pemakaian daya secara satu bulan penuh sesuai dengan kapasitas daya listrik terpasang. Jadi,
anda harus menghitung terlebih dulu total kwh yang dibutuhkan secara penuh berdasarkan
kapasitas daya listrik terpasang supaya tidak kehabisan kuota saat pertengahan bulan.
Misalnya, untuk pelanggan dengan kapasitas daya 1.300 VA (6 Ampere) harus memenuhi kuota
kwh pada unit meteran sebesar :
(1.300 x 24) x 30 = 31.200 x 30 = 936.000 Watt atau 936 Kwh per bulan
Sama halnya dengan pelanggan dengan kapasitas daya 2.200 VA (10 Ampere), harus memenuhi
kuota kwh pada unit meteran sebesar :
(2.200 x 24) x 30 = 52.800 x 30 = 1.584.000 Watt atau 1.584 Kwh per bulan
dan juga berlaku untuk pelanggan meteran prabayar yang menggunakan kapasitas berbeda
lainnya.
Setelah pemenuhan kuota selama sebulan penuh telah dikerjakan, hitung nilai per kwh dari total
kuota yang telah diisikan.
Misalnya, pada pelanggan 1.300 VA untuk mendapatkan total kuota sebesar 936 kwh perbulan,
dibutuhkan biaya sebesar Rp. 761.623,2,-. Jadi nilai rupiah per kwh-nya adalah 761.623,2 / 936
= Rp. 813,7,- per kwh.
Jika pada akhir bulan, sisa kwh yang terlihat pada unit meteran sebesar 623 kwh, maka telah
terjadi pemakaian selama bulan berjalan sebesar 936 623 = 313 kwh yang berarti 313 x 813,7 =
Rp. 254.688,1,- selama sebulan.
Jadi, untuk bulan berikutnya dibutuhkan biaya sebesar Rp. 254.688,1,- sebagai dasar untuk
pembelian voucher sebesar 313 kwh. Kemudian tambahkan toleransi kelebihan pemakaian
sebesar 10 kwh sehingga total rupiah yang harus dipersiapkan adalah sebesar 254.688,1 + (813,7
x 10) = 254.688,1 + 8137 = Rp. 262.825,1,-
Apakah total Watt / Kwh dari perhitungan di atas benar menjamin tidak akan terjadi kasus
kehabisan kuota listrik dalam sebulan?
Jika anda menemukan spesifikasi konsumsi daya dari satu perangkat elektronik, spesifikasi itu
menunjukkan jumlah konsumsi daya selama satu jam. Misalnya, konsumsi daya lampu SL
berkapasitas 5Watt pada tegangan 220Volt akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 5 Watt dalam
satu jam. Begitu juga konsumsi daya perangkat elektronik lainnya.
Asumsikan kapasitas listrik terpasang di rumah adalah 2200 VA. Dengan meng-kali-kan angka
2200 x 24, berarti anda mempersiapkan perhitungan untuk pemakaian konsumsi daya listrik pada
perangkat elektronik apapun di rumah sebesar hingga 2200 Watt untuk setiap jam dalam sehari
(24 jam). Anda tidak dapat melebihi pemakaian daya listrik di atas 2200 Watt, karena (pasti)
akan menjatuhkan switch MCB di meteran PLN.
Setelah mendapat kepastian tidak akan terjadi kekurangan kuota untuk setiap jam dalam sehari,
anda tinggal meng-kali-kan saja jumlah pemakaian setiap hari selama sebulan (30 hari). Dengan
cara ini, akan diperoleh nilai total pemakaian daya paling ekstrim per jam selama 24 jam dalam
satu bulan sesuai dengan kapasitas listrik terpasang. Sehingga, untuk pemakaian perangkat
elektronik apa pun, selama masih dalam batas maksimal 2200 Watt per jam selama 24 jam, kuota
akan tetap aman selama 30 hari.
Jika anda hanya menginginkan nilai pembelian berdasarkan rata-rata pemakaian listrik per 1
bulan / 30 hari saja, dapat dengan menggunakan cara sebagaimana yang telah di jelaskan di
artikel Cara Menentukan Harga Pembelian Voucher Listrik Prabayar.
Dengan terlebih dulu memenuhi kuota listrik untuk pemakaian selama 30 hari, sistem pembelian
pulsa pelanggan unit meteran prabayar menjadi sama seperti sistem pembayaran via bank
pelanggan pascabayar. Jadi, selama sistem pencadangan biaya dapat diatur sedemikian rupa,
tidak ada bedanya bagi pelanggan antara menggunakan unit meteran prabayar ataupun
pascabayar. Dengan kata lain, untuk mendapatkan kenyamanan menikmati fasilitas listrik yang
sama dengan pelanggan pascabayar, maka pelanggan prabayar harus terlebih dulu mengeluarkan
biaya dibayar dimuka sebesar kuota listrik 1 bulan sesuai dengan kapasitas listrik yang terpasang
(?). Sedangkan pengaturan urusan administrasi pembayaran per bulan dari kedua pelanggan
relatif sama. Kedua pelanggan dapat menyerahkannya kepada bank-bank yang memiliki
kerjasama dengan pihak PLN. Perbedaannya, pelanggan prabayar tetap harus mengisikan sendiri
kuota listrik ke dalam meteran setiap bulannya, sedangkan pelanggan pascabayar tidak.
Pada kasus tertentu, penambahan unit meteran prabayar dapat menjadi pendukung
menguntungkan untuk unit meteran pascabayar yang telah terpasang. Misalnya, saat ini, unit
meteran listrik di rumah anda masih berstatus pascabayar dengan kapasitas 900 Watt. Kemudian,
anda hendak membeli perangkat elektronik baru yang pemakaiannya mengkonsumsi daya cukup
besar namun tidak memakan waktu lama, seperti Microwave. Rata-rata konsumsi daya
microwave adalah 1300 s/d 1700 Watt.
Untuk mensiasati kekurangan daya dari kapasitas listrik terpasang 900 Watt, anda dapat
mengajukan penambahan pemasangan unit meteran prabayar baru berkapasitas 2200 Watt
kepada pihak PLN. Sekali lagi saya tekankan, pengajuan penambahan pemasangan unit
meteran baru. Bukan pengajuan mengganti meteran lama dengan yang baru. Jika aplikasi
permohonan anda disetujui oleh pihak PLN, maka di rumah anda ada dua unit meteran listrik :
pascabayar (900 Watt) dan prabayar (2200 Watt). Kemudian, buat jaringan kabel tersendiri bagi
meteran prabayar 2200 Watt khusus untuk pemakaian perangkat elektronik berdaya > 900 Watt
(microwave). Setelah semua kebutuhan instalasi meteran baru selesai terpasang, anda tinggal
mengisikan kuota listriknya saja. Kemudian, tancapkan steker microwave pada stopkontak dan
operasikan pada jaringan kabel yang terhubung dengan unit meteran prabayar 2200 Watt.
Pendukung menguntungkan yang saya maksudkan disini adalah anda membayar harga listrik per
kwh dari 2200 Watt hanya untuk kebutuhan pemakaian microwave saja. Sedangkan, untuk biaya
pemakaian daya selain microwave, tetap anda bayarkan sebesar per kwh listrik 900 Watt. Jadi,
saat kuota listrik meteran 2200 Watt habis terpakai (mati), listrik akan tetap menyala melalui
meteran 900 Watt. Dengan cara seperti ini, perhatian pencadangan biaya rekening bulanan listrik
dapat difokuskan hanya pada pembayaran unit meteran pascabayar 900 Watt saja. Anda dapat
mengabaikan mengisi kuota meteran prabayar 2200 Watt tanpa kekhawatiran listrik di seluruh
rumah akan padam. Saya rasa, metode ini sulit diterapkan untuk rumah baru siap huni. Dimana
PLN telah menetapkan unit meteran listrik yang terpasang adalah unit meteran prabayar
berkapasitas minimal 1300 Watt. Namun, tidak ada salahnya untuk mecoba cara di atas jika
memang diperlukan kapasitas melebihi 1300 Watt.