PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Apa itu transportasi dalam gedung dan macam – macamnya.
2. Bagaimana mengetahui jaringan utilitas transportasi dalam gedung.
3. Bagaimana mengaplikasikan tangga, escalator, konveyor maupun lift dalam
perancangan.
1.4 Manfaat Pengamatan
1. Agar dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan system jaringan utilitas
dalam desain khususnya transportasi dalam gedung bertingkat banyak.
2. Mengetahui dan memahami sistem transportasi dalam gedung dan jenis – jenisnya.
3. Mengetahui jaringan utilitas, khususnya sistem transportasi dalam gedung.
4. Dapat mengaplikasikan tangga, escalator, konveor dan lift dalam perancangan gedung
bertingkat banyak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Eskalator
B. Lift (Elevator)
E. Tangga Darurat
Tangga darurat merupakan tangga pada bangunan yang baru akan digunakan
pada saat-saat tertentu saja, utamanya ketika terjadi bencana di dalam bangunan,
seperti kebakaran. Tangga darurat lebih mementingkan fungsi dari pada estetisnya.
Umum- nya letak tangga darurat pada ruangan khusus dan tidak akan
digunakan jika kondisi bangunan normal. Desain tangga darurat lebih difokuskan
pada penem- patan yang paling mudah dijangkau serta terbebas dari api apabila terjadi
bencana di dalam bangunan dan harus memiliki penghawaan yang maksimal. Pintu
darurat dan tangga darurat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh penghuni dalam waktu 2,5 menit. Pintu
darurat harus mempunyai tanda atau sinyal penerangan yang bertuliskan KELUAR di
atasnya dan menghadap ke koridor (Departemen Pekerjaan Umum, 1987: 11-14).
2. Sebuah sarana jalan keluar kedua dari lift gudang seperti yang diijinkan untuk
bangunan hunian gudang
3. Sebuah sarana jalan keluar dari menara dan platform yang ditinggikan untuk
perlengkapan
4. Mesin atau tempat yang serupa, untuk hunian tidak lebih dari tiga orang yang
mampu meng- gunakan tangga panjat
5. Sebuah sarana jalan keluar kedua dari ruangan ketel uap atau tempat yang serupa
untuk hunian tidak lebih dari tiga orang yang mampu meng- gunakan tangga panjat
6. Akses ke tanah dari balkon atau tangga terendah dari tangga penyelamatan
kebakaran untuk bangunan yang kecil diijinkan (Badan Stan- dardisasi Nasional,
2000: 49-50).
F. Landasan Hukum
15. Untuk mengakomodasi desain yang compact, maka diciptakan lah desain
tanpa ruang mesin (machine room les / MRL). Motor yang digunakan untuk jenis ini
adalah gearless, hal ini dikarenakan desain ini membutuhkan motor yang kecil dimana
motor tersebut diletakkan dalam hoistway pada daerah overheadnya.
ESKALATOR
1. Jumlah 8 di 4 lantai
2. Sistem dengan elektro motor
3. Kapasitas 1500 kg
4. Kecepatan 60 m/menit
5. Stepping ukuran lebar 60, tinggi 30cm tapakannya 40 cm
6. Merk Sanai
7. Mesin sama dengan elevator
8. Tinggi pegangan 70 cm
9. Pembatas dengan safety brush
10. 11 Kw
11. Eskalator walkway : P (20m) L (80cm) 14,5 kw
BAB IV
KESIMPULAN
1. Diperlukannya perawatan transportasi gedung secara berkala (3 bulan sekali)
2. Faktor keamanan yang ada di eskalator berupa tumpuan yang harus dipijak secara
keras
3. Faktor keamanan yang ada di lift berupa sensor di setiap sisinya
4. Untuk meminimalisir kecelakaan yang terjadi pada lift dilakukan pengecekan sling
(tali) pengikat lift secara berkala, dan apabila salah satu mengalami kerusakan
maka hendaknya diganti semua sling tersebut
5. Untuk meminimalisir kecelakaan pada eskalator dilakukan pengecekan tangga
pijakan eskalator dan untuk penggantiannya dilakukan tiap unit
6. Untuk lift apabila mengalami mati mesin disaat beroperasi maka lift tersebut akan
berpindah ke lantai terdekat
7. Sistem lift saat beroperasi digunakan sistem pusat yaitu pada lantai 6 gedung
sentraland
8. Untuk sistem pengoperasian eskalator digunakan sistem independent atau bekerja
sendiri sesuai dengan eskalator yang ada pada setiap lift