Anda di halaman 1dari 8

Identifikasi Bendungan Mrica

BENDUNGAN MRICA

Adi Mardani

Waduk Mrica merupakan danau buatan terpanjang di Asia tenggara. Waduk ini dibuat dengan membendung Sungai Serayu. Waduk ini dibangun sebagai fungsi PLTA (Pembangkit listrik Tenaga Air). Bendungan yang mempunyai panjang 6,5 Km dan luas 1.250 Ha merupakan bendungan terbesar di Asia Tenggara dan mempunyai kapasitas tenaga listrik sebesar 184,5 MW. Selain sebagai fungsi PLTA, danau buatan ini dipandang cukup potensial sebagai tujuan wisata. Lokasi Waduk Mrica ini berada di Kecamatan Bawang dan Kecamatan Wanadadi, tepatnya 8 KM sebelah barat Kota Banjarnegara. Fungsi Waduk Sebagai PLTA Selain dikenal dengan nama Waduk Mrica, waduk ini juga di kenal dengan nama Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman, Disana terdapat sebuah Bendungan besar yang diberi nama Bendungan Jenderal Soedirman. Waduk ini dapat menghasilkan kapasitas tanaga listrik 184,5 Mega Watt, dengan tujuan untuk menyuplai kebutuhan listrik Jawa-Bali. Tempat Potensial Pengembangan Sektor Wisata Menurut catatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, kawasan Waduk Mrica adalah salah satu obyek wisata yang sudah dikembangkan. Fasilitas-fasilitas pendukung untuk menarik para wisatawan sudah dibangun dikawasan ini. Paket wisata yang di tawarkan disini seperti perahu mengelilingi waduk, olah raga dayung maupun memancing. Selain itu, tersedia juga area bermain anak dan area memancing yang sangat cocok untuk para mincing mania. Area padang Golf juga tersedia disini, untuk memfasilitasi para eksekutif tersedia 8 Hole yang cukup luas.

DATA PROYEK
Keberadaan Waduk Mrica (Jend. Soedirman) Banjarnegara berfungsi untuk pembangkit listrik selain itu juga sebagai pencegah banjir dan sebagian airnya digunakan untuk irigasi serta perikanan karamba. Proyek ini terdiri dari beberapa bangunan utama sebagai berikut : 1. Dua buah terowongan pengelak di tepi kiri, yang salah satu di antaranya sekarang berfungsi sebagai terowong tekan. 2. Sebuah bangunan pengambilan (power intake) dan stasiun pembangkit (power station) di tepi kiri. 3. Bendungan utama dan bendungan sisi. 4. Drawdown Culvert yang melintas di bawah bendungan utama, di tepi kiri. 5. Bangunan pelimpah utama di tepi kanan 6. Bangunan pelimpah bantu di tepi kanan 7. Irigation outlet yang melintas di bawah bendungan sisi, di tepi kanan. Luas waduk yang sangat kecil (kurang dari 1%) jika dibandingkan dengan luas DAS maka akan cepat terjadi pendangkalan, untuk itu Bendungan PB Soedirman dilengkapi dengan Drawdown Culvert (DDC) yang bisa digunakan untuk

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

menguras lumpur yang ada disekitar power intake sehingga pembangit tidak akan terganggu oleh sedimen. Data-data proyek Waduk Mrica (Jend. Soedirman) Banjarnegara adalah sebagai berikut:

Data Waduk :
Jenis Operasi : Multi Purpose Elevasi Operasi maksimum : +231 m Volume mati (dead storage) : 103 juta m3 Volume hidup (active storage) : 45 juta m3 Kapasitas total : 148 juta m3 Luas Genangan : 8,2 km2 Rata rata inflow : 95 m3/dt Curah hujan : 3500 mm/tahun Tahun operasi : 1988 Luas DPS (Catchment area) : 1022 km2

Data Bendungan :
Elevasi : + 235 m Elevasi atas parapet : +236 m Tinggi maksimum : 110 m Panjang puncak bendungan utama : 830 m

Data Power Intake :


Jumlah Power Intake : 1 Unit Debit : 222 m3/dt Jumlah lubang pengambilan : 2 (elevasi dasar +206 m) Jumlah Turbin : 3 Unit Daya maksimum : @60 MW Debit air yang dibutuhkan : 38 m3/dt (untuk 30 MW) 68 m3/dt (untuk 60 MW)

Data Irrigation Outlet :


Debit : 11 m3/dt Kapasitas maksimum : 15 m3/dt (pada elevasi waduk +229 m)

Data Drawdawn Culvert


Dedit maksimum : 280 m3/dt Luas gorong-gorong : 20 m2 Panjang : 150 m Elevasi dasar intake : +180 m Elevasi dasar kolam terjunan : +131 m

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

Gambar 2.1 Daerah Tangkapan Air (DAS) Waduk PB. Soedirman (PT. Indonesia Power, 2009)

Identifikasi Bendungan Mrica


Lokasi Proyek

Adi Mardani

Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman atau sering disebut denganWaduk Mrica ini berlokasi di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dan dibangun pada tahun 1988. Air untuk waduk ini bersumber dari Sungai Serayu. Daerah layanan Waduk Mrica merupakan daerah pertanian yang padat dan mempunyai ketinggian sekitar 200 m di atas permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 25 C serta curah hujan rata-rata 3500 mm/tahun.

Gambar 1.3 Peta Lokasi Waduk Mrica

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

Lay Out Waduk PB Soedirman

Gambar 1.4 Lay Out Waduk Mrica Perencanaan Operasi dan Konservasi Waduk Mrica (PB. Soedirman) Banjarnegara

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

Hasil pengamatan PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica Banjarnegara, sedimen yang masuk ke dalam waduk setiap tahun sebesar 4,22 juta m3 atau rata-rata perharinya sekitar 11.722 m3. Volume sedimen yang mengendap ke dalam waduk sampai tahun 2009 sudah mencapai 88,55 juta m3 atau 59,72 % dari volume total sehingga mengakibatkan volume air waduk berkurang dari awal operasi sebesar 148,28 juta m3 menjadi 59,73 m3. Penggelontoran sedimen mulai dilaksanakan tahun 1996 sampai dengan tahun 2009 dan telah dilakukan sebanyak 34 kali. Volume total air penggelontor sedimen selama 34 kali tersebut sebesar 19.307.400 m3, dengan total volume sedimen yang telah digelontor keluar dari dalam waduk melalui bangunan penggelontor sedimen (drawdawn culvert) hanya sebesar 928.031 m3. Hal ini menunjukkan bahwa penggelontoran yang sekarang dilakukan tidak efisien dalam menghilangkan sedimen, yaitu hanya sekitar 5% sedimen yang tergelontor dari volume air penggelontor.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Volume Sedimen Waduk Mrica Tahun 1988-2009

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

Perkembangan penyebaran sedimen di Wduk Mrica dari tahun 1990 sampai tahun 2009 disajikan pada Gambar 1.2

Dengan tidak efisiennya penggelontoran ini, maka volume tampungan waduk akan sangat berkurang. Dengan demikian, kemungkinan tidak dapat memenuhi kebutuhan menjadi lebih besar. Dalam rangka mengatasi sedimentasi yang berdampak banjir tersebut diperlukan Evaluasi Pedoman Operasi Waduk dan Penanganan Konservasi. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Tentang Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun 2004, Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi Sumber Daya Air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang (Kodoatie, Roestam; 2008). Konservasi Sumber Daya Air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air, pengawetan air, serta pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan Sumber Daya Air yang ditetapkan pada wilayah Sungai Serayu.

Identifikasi Bendungan Mrica

Adi Mardani

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai