DAFTAR ISI
3.7 Perumusan Isu Strategis, Permasalahan dan Sasaran Strategis ....................... III-28
3.7.1 Permasalahan Strategis Daerah ........................................................... III-28
3.7.2 Isu Strategis ....................................................................................... III-29
3.7.3 Sasaran Strategis ................................................................................ III-31
3.7.4 Rekomendasi Program ...................................................................... III-33
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................... IV-1
BAB V STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
5.1 Strategi ........................................................................................................... V-1
5.2 Arah Kebijakan ............................................................................................... V-1
BAB VI RENCANA PROGRAM - KEGIATAN SERTA PENDANAAN
6.1 Rencana Program dan Kegiatan ..................................................................... VI-1
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ...................... VII-1
BAB VII PENUTUP .................................................................................................. VIII-1
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Komposisi Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang ............... II-36
Tabel II.2 Distribusi Berdasarkan Status Pegawai .................................................... II-37
Tabel II.3 Sebaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang ......................................................................................... II-38
Tabel II.4 Sebaran Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) Pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang ......................................................................................... II-38
Tabel II.5 Sebaran Pegawai Swakelola Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang ................................................................................................. II-39
Tabel II.6 Sebaran Pegawai Outsourching Pada Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang ................................................................................................. II-40
Tabel II.7 Sarana & Prasarana Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang .... II-40
Tabel II 8 Aset dan Tanah Dinas Lingkungan Hidup.................................................. II-43
Tabel II.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kota Semarang ............ II-45
Tabel II.10 Layanan Perizinan Lingkungan Kota Semarang ....................................... II-47
Tabel II.11 Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara dan Air di Kota Semarang .... II-48
Tabel II.12 Perijinan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ................... II-50
Tabel II.13 Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan ....................................... II-50
Tabel II.14 Pelayanan Jasa Analisa Laboratorium Lingkungan ................................. II-51
Tabel II.15 Hasil Pengujian Emisi Kendaraan Tahun 2016-2021 .............................. II-53
Tabel II.16 Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) ............... II-54
Tabel II.17 Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Air (IKA) .......................................... II-55
Tabel II.18 Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Udara (IKU) ..................................... II-56
Tabel II.19 Perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) di Kota Semarang ... II-59
Tabel II.20 Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) ....................... II-59
Tabel II.21 Persentase Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim ...................................... II-60
Tabel II.22 Pengarustamaan Gender Kegiatan Program Kampung Iklim ……........... II-63
Tabel II.23 Pelayanan Pembinaan Sekolah Adiwiyata ................................................ II-64
Tabel II.24 Sekolah Yang Mendapat Penghargaan Adiwiyata ..................................... II-65
Tabel II.25 Pengarustamaan Gender Kegiatan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
di Bidang Lingkungan Hidup ...................................................................... II-68
Tabel II.26 Persentase Volume Sampah Terangkut dari TPS ke TPA ..................... II-70
Tabel II.27 Data Inventarisasi Sarana Pengumpul Sampah di Kota Semarang ....... II-71
Tabel II. 28 Lokasi Penempatan Bak Kontainer Sampah di Kota Semarang ........... II-71
Tabel II.29 Target dan Realisasi Pemungutan Retribusi ......................................... II-72
Tabel II.30 Rasio Pembuangan Sampah Per-satuan Penduduk ............................... II-73
Tabel III.1 Pemetaan Permasalahan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Semarang ......................................................................... III-1
Tabel III.2 Faktor-Faktor Pendorong & Penghambat Pelayanan Dinas Lingkungan
Hidup..................................................................................................... III-7
Tabel III.3 Telaahan Struktur Ruang ..................................................................... III-19
Tabel III.4 Rekapitulasi Capaian TPB Pilar Ekonomi .......................................... III-23
Tabel III.5 Rekapitulasi Capaian TPB Pilar Lingkungan ..................................... III-24
Tabel III.6 Permasalahan Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang .... III-28
Tabel III.7 Isu Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang ..................... III-29
Tabel III.8 Sasaran Strategis Menurut Pilar Pembangunan Berkelanjutan ......... III-31
Tabel III.9 Rekomendasi Program Menurut Pilar Pembangunan Berkelanjutan III-33
Tabel IV.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan ........................... IV-2
Tabel V.1 Tujuan, Sasaran Strategis dan Arah Kebijakan Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang ................................................................................. V-2
Tabel VI.1 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah ...... VI-5
Tabel VII.1 Indikator Kinerja Perangkat Daerah Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD ............................................................................................... VII-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Hubungan RENSTRA OPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ...... I-3
Gambar I.2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang ................. II-4
Gambar II.1 Sebaran Karyawan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Berdasarkan
Tingkatan Pendidikan ............................................................................... II-39
Gambar II.2 Hasil Pemantauan Pengelolaan Lingkungan pada Kegiatan Usaha ........ II-48
Gambar II.3 Persentase Ketaatan Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan ........ II-49
Gambar II.4 Data Sampel Uji Laboratorium .............................................................. II-52
Gambar II.5 Pembinaan Sekolah Adiwiyata ............................................................. II-65
Gambar II.6 Jumlah Bank Sampah ……................................................................... II-67
Gambar II.7 Pengurangan Sampah Tahun 2019-2020 .............................................. II-67
Gambar II.8 Cakupan Skala Pelayanan Penanganan Sampah .................................. II-70
Gambar II.9 Pengangkutan Sampah ......................................................................... II-72
Gambar II.10 Pemungutan Retribusi ......................................................................... II-73
Gambar III.1 Analisis Proyeksi Pencapaian TPB Kota Semarang ........................... III-22
Gambar III.2 Realisasi Pencapaian TPB Pilar Ekonomi ........................................... III-23
Gambar III.3 Realisasi Pencapaian TPB Pilar Lingkungan ...................................... III-24
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Semarang merupakan kota yang memiliki kondisi topografi yang unik dengan
dataran rendah yang sempit dan wilayah perbukitan yang memanjang dari sisi barat hingga sisi
timur Kota Semarang. Kota Semarang ibukota Provinsi Jawa Tengah terletak pada jalur utama
Jakarta - Surabaya. Posisi Kota Semarang menjadi strategis karena merupakan simpul utama
Provinsi Jawa Tengah di sisi utara. Kota Semarang terletak di tengah-tengah Pulau Jawa pada
garis 6050’-70 10’ Lintang Selatan dan garis 1090 35’ – 1100 50’ Bujur Timur dengan luas
sekitar 373,70 km2 dan panjang garis pantai 25 kilometer.
Pada saat ini kondisi Kota Semarang masih terjadi penurunan kualitas lingkungan yang
masih menjadi suatu permasalahan yang harus dikaji secara berkelanjutan sebagai akibat dari
perkembangan pembangunan yang pesat dan kekurangsempurnaan dalam proses pengambilan
keputusan di dalam peyelenggaraan pembangunan yang belum mengintegrasikan aspek
lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial. Lingkungan hidup merupakan isu penting dan
kompleks yang disebabkan adanya beberapa faktor yang saling mempengaruhi diantaranya
disebabkan karena pertumbuhan ekonomi, peningkatan jumlah penduduk dan tekanan
terhadap sumber daya alam yang berpotensi mengubah kondisi lingkungan. Permasalahan
lingkungan hidup di perkotaan sangat kompleks, Perkembangan pembangunan yang semakin
pesat terutama dunia usaha di kota Semarang akan sangat bepengaruh terhadap kondisi
kualitas lingkungan hidup disekitarnya. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan
berkelanjutan yang yang memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan daya dukung
lingkungan yang ada yang menyeimbangkan antara tiga kepentingan yaitu lingkungan,
ekonomi, dan sosial, merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan.
Upaya untuk mencapai harapan di atas, salah satunya yaitu diawali dengan penyusunan
dokumen Rencana Strategis (Renstra) DLH Kota Semarang Tahun 2021-2026. Renstra
dimaksud adalah untuk memenuhi amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan dalam penyusunannya berpedoman pada
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Tata Cara
Penyusunan Renstra K/L. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dinyatakan bahwa setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah wajib menyusun rencana pembangunan jangka menengah atau disebut juga
sebagai Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Amanat atas kewajiban perangkat daerah tersebut, antara lain terurai dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 pada Pasal 272 Ayat 1 bahwa “Perangkat Daerah menyusun
rencana strategis dengan berpedoman pada RPJMD”. Dalam uraian lain, Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 pada Pasal 1 Ayat 7 menetapkan ketentuan umum mengenai
“RENSTRA-OPD sebagai dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun”. maka Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang wajib menyusun
Renstra Perangkat Daerah sesuai dengan (RPJMD) Kota Semarang.
Dokumen Renstra DLH Kota Semarang Tahun 2021 – 2026 merupakan suatu
perencanaan yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun
dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan, dan kendala yang ada atau mungkin
muncul, sehingga dapat secara realistis mengantisipasi perkembangan di masa depan. Salah
satu dokumen rujukan awal dalam menyusun Renstra DLH adalah RPJMD Pemerintah Kota
Semarang yang menunjukkan sasaran strategis yang harus dicapai oleh DLH dalam periode
Renstra, baik dalam rangka mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi Kepala Daerah
maupun untuk memperbaiki kinerja pelayanan tugas dan fungsi organisasi.
Gambar I.1.
Hubungan Renstra OPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
10. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 69);
11. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5285);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 228 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
27. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 3);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
29. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pengendalian Lingkungan Hidup di Propinsi Jawa Tengah;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor
3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 88);
32. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 1 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 1), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 83);
33. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengendalian
Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2007 Nomor 2 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 2);
34. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 13);
35. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomor 43);
36. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 (Lembaran Daerah
Kota Semarang Tahun 2011 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 61);
37. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan
Dan Penyusunan Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Semarang Nomr 114);
Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2021-2026 disusun dengan
maksud untuk menyediakan dokumen perencanaan jangka menengah Dinas Lingkungan
Hidup dalam pelaksanaan urusan pemerintahan di Bidang Lingkungan Hidup, Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub urusan persampahan selama kurun waktu 2021-
2026 guna memberikan arah dan pedoman bagi semua personil dalam melaksanakan tugas
sehingga tujuan program dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai serta
meningkatkan kualitas perencanaan Dinas Lingkungan Hidup. Sedangkan tujuan Penyusunan
Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2021-2026 adalah :
a. Sinkronisasi tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang.
b. Memberikan pedoman dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang.
c. Menyediakan bahan serta pedoman untuk Rencana Kinerja (RENJA) Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang dalam kurun waktu Tahun 2021- 2026.
d. Menyediakan acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi aparatur dan
kualitas manajemen sumber daya aparatur sehingga terlaksananya tugas pokok dan
fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang beserta seluruh unit kerjanya dalam
pelaksanaan urusan di Bidang Lingkungan Hidup, Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang sub urusan persampahan
Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2021-2026 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat gambaran pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
terkait dengan tugas, fungsi dan struktur organisasi dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, kinerja pelayanan yang telah dihasilkan sesuai Renstra periode
sebelumnya, serta tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan pada lima
tahun mendatang.
Bab ini menjelaskan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang, yang disertai dengan erjasama kinerja serta targetnya selama 5
(lima) tahun kedepan.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Semarang jo Peraturan Walikota Semarang Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang, dengan susunan organisasi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri atas :
a. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
b. Subbagian Keuangan dan Aset; dan
c. Subbagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Penataan Lingkungan, terdiri atas :
a. Seksi Instrumen Penataan Lingkungan;
b. Seksi Pengkajian Dampak Lingkungan; dan
c. Seksi Pencegahan Pencemaran B3 dan Limbah B3.
4. Bidang Pengelolaan Sampah, terdiri atas :
a. Seksi Pengembangan Potensi dan Kemitraan;
b. Seksi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah; dan
c. Seksi Opersional Pengelolaan Sampah.
5. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, terdiri atas:
a. Seksi Pengendalian Pencemaran dan Limbah Cair;
b. Seksi Konservasi Keanekaragaman Hayati; dan
c. Seksi Pemulihan Lingkungan dan Perubahan Iklim.
6. Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, terdiri atas :
a. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan;
b. Seksi Pengawasan Kingkungan; dan
c. Seksi Pengembangan Kearifan Lokal dan Pemberdayaan.
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas merumuskan kebijakan, rencana strategis,
memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan
serta mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan,
membina, mengawasi, dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan
tugas kesekretariatan, Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan
Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan
Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD.
Untuk melaksankan tugas sebagaimana dimaksud, sekretariat mempunyai
fungsi :
a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran;
b. Pendistribusian tugas kepada bawahan;
c. Pemberian petunjuk kepada bawahan;
d. Penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya;
e. Pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai;
f. Pengkoordinasian tugas-tugas kesekretariatan, Bidang Penataan
Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan
dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan instansi
terkait
h. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di subbagian perencanaan
dan evaluasi, keuangan dan aset, umum dan kepegawaian;
Tabel II.1
Komposisi Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Berdasarkan status dan golongannya, pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
didistribusikan sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel II. 2
Distribusi Berdasarkan Status Pegawai
Dinas Lingkungan Hidup saat ini didukung oleh sumber daya aparatur Pegawai
Negeri Sipil yang memiliki latar belakang dari berbagai disiplin ilmu dan jenjang pendidikan
formal. Berdasarkan tingkat pendidikannya, distribusi pegawai Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang selengkapan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.3
Sebaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang
Tabel II.4
Sebaran Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang
Tabel II.5
Sebaran Pegawai Swakelola pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang
S2 S1/D4 D3 SMA SMP SD Jumlah
No. Bidang/ UPT
L P L P L P L P L P L P (orang)
1 Pengelolaan Sampah - - - - - 3 31 10 6 6 1 1 58
2 Tempat Pemrosesan Akhir - - - - - - 4 - - - - - 4
Total Keseluruhan - - - - - 3 35 10 6 6 1 1 62
Sumber : Subag. Umum dan Kepegawaian, DLH Kota Semarang 2020
Gambar II.1
Sebaran Karyawan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Tabel II.6
Sebaran Pegawai Outsourcing pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang
S2 S1/D4 D3 SMA SMP SD Jumlah
No. Bidang/ UPT
L P L P L P L P L P L P (orang)
1 Kebersihan & Pengelolaan - - - - - - 15 - 7 - 4 - 26
Sampah Wilayah II
2 Kebersihan & Pengelolaan - - - - - - 10 - - - - - 10
Sampah Wilayah III
3 Kebersihan & Pengelolaan - - - - - - 4 - - - - - 4
Sampah Wilayah IV
Total Keseluruhan - - - - - - 29 - 7 - 4 - 40
Sumber : Subag. Umum dan Kepegawaian,DLH Kota Semarang 2020
Selain Sumber Daya Manusia, dalam menunjang kelancaran tugas pokok dan
fungsinya Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang didukung dengan ketersediaan sarana
dan prasarana berupa aset yang tersebar di Kantor Dinas Lingkungan Hidup maupun Unit
Pelaksana Teknis untuk mendukung operasional dan pelaksanaan tugas dapat lebih optimal,
efektif dan efisien. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki adalah sebagai berikut :
Tabel II.7
Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang
Dalam pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang didukung dengan adanya fasilitas gedung kantor yang tersebar di
beberapa lokasi untuk memudahkan operasional Dinas. Penyebaran pemanfaatan lahan untuk operasional serta gedung kantor DLH seperti
terlihat pada tabel II.8 sebagai berikut :
Tabel II.8
Aset Tanah Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Luas Tahun
No. Nama Barang/Jenis Barang Letak/ Alamat Penggunaan Harga (Rp.)
(m2) Pengadaan
1 Tanah Bangunan Industri 6.776 2009 Jalan Tapak Tugurejo Tugu Tanah untuk Bangunan UPT Kebersihandan 2.034.300.000
Bengkel Semarang Pengelolaan Sampah Wil. 4
2 Tanah Bangunan Industri 4.062 2009 Jalan Tirtoagung Banyumanik Tanah untuk Bangunan UPT Kebersihan dan 2.856.700.000
Bengkel Semarang Pengelolaan Sampah Wil. 3
3 Tanah Bangunan Industri 5.834 2009 Jl. Muktiharjo Genuk Tanah untuk Bangunan UPT Kebersihan dan 3.272.100.000
Bengkel Semarang Pengelolaan Sampah Wil. 2
4 Tanah Kosong yang sudah 521 2009 Jl. Telomoyo No.3 Candisari Tanah untuk Bangunan UPT Kebersihan dan 498.800.000
diperuntukan Semarang Pengelolaan Sampah Wil. 1 (eks UPT Kebersihan Wilayah V)
5 Tanah Bangunan Laboratorium 1.800 2007 Jalan Tapak Tugurejo Tugu Tanah untuk Bangunan Kantor Laboratorium Lingkungan 140.675.888
Semarang DLH Kota Semarang
6 Lain-lain 40.664 2019 Hutan Gunung Talang Penguasaan Tanah Dengan Berita Acara Nomer 030/1271 24.967.696.000
di Kelurahan Bendan Duwur, Gajahmungkur
Total Keseluruhan 33.770.271.888
Sumber : Subbag Keuangan dan Asset, DLH Kota Semarang, 2021
Tabel II.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Kota Semarang
No Indikator Kinerja Target Target Target Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun Ke-
sesuai Tugas dan SPM/NSPK IKK Indikator Tahun Ke-
Fungsi Perangkat Lainnya 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021
Daerah
1 Cakupan pelayanan NSPK - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
administrasi
perkantoran
2 Cakupan pelayanan NSPK - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
sarana dan prasarana
aparatur
3 Tertib pelaporan NSPK - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian kinerja dan
keuangan
4 Prosentase usaha dan NSPK/SPM - - 30 47 65 82 100 44 78 110,52 172,34 180 147 166 170 210.17 0
atau kegiatan yang
mentaati persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran air
5 Prosentase usaha dan NSPK/SPM - - 10 30 40 50 60 5 30 40 50 60 25 150 100 100 100
atau kegiatan yang
mentaati persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran udara
6 Prosentase NSPK - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
peningkatan jumlah
pelaku kegiatan usaha
yang memiliki ijin
lingkungan sesuai
ketentuan
7 Cakupan pengawasan NSPK - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
terhadap pelaksanaan
Amdal
8 Persentase pengaduan NSPK/SPM - - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
masyarakat kasus
lingkungan hidup
yang ditangani
9 Cakupan penghijauan NSPK - - 50 50 55 65 65 46 51 56,25 60 65 92 102 102 92 100
wilayah rawan
longsor dan sumber
mata air
10 Tersusunnya RPPLH NSPK - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100 100 100 100 100
11 Indeks Kualitas - IKK - 47 49 51 53 55 50,93 51,94 62,88 66,05 - 108 106 123 125 0
Lingkungan Hidup
(IKLH)
12 Indeks Kualitas Air - IKK - 46,1 47,1 48,1 49 50 46,1 31,01 48,75 50,44 - 100 66 101 103 0
13 Indeks Kualitas Udara - IKK - 62,79 64,21 65,5 67 68 62,79 74,27 85,5 95,2 - 100 116 131 143 0
14 Indeks Kualitas - IKK - 50 52 54 57 59 60,90 56,51 56,51 55,90 - 101,8 108,6 104,64 98,07 -
Tutupan Lahan
15 Rasio Pembuangan NSPK - - 2,51 2,52 2,53 2,54 2,55 2,74 2,78 2,83 2,88 2,95 109,16 110,31 111,85 113,38 115,68
sampah (TPS)
persatuan penduduk
16 Prosentase volume NSPK/SPM IKK - 88 88,5 89 89,5 90 88 88,5 89 89,5 90 100 100 100 100 100
sampah yang
terangkut dari TPS Ke
TPA
17 Presentase wilyah NSPK - - 20 40 60 80 100 20 40 60 80 100 100 100 100 100 100
yang memiliki
kapasitas adaptasi
perubahan iklim
18 Jumlah Hutan Kota NSPK - - 13 14 15 16 17 13 14 - - - 100 100 - - -
Tabel II.10
Layanan Perizinan Lingkungan Kota Semarang
Dari hasil pemantauan/pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang terhadap pelaku/ kegiatan usaha di Kota Semarang diperoleh data sebagai
berikut :
Dari data diatas, dapat di lihat bahwa dari hasil pemantauan rutin pengelolaan lingkungan
yang dilakukan terhadap 180 perusahaan setiap tahunnya, sebanyak 2.197 perusahaan
tercatat telah melakukan pengelolaan lingkungan perusahaannya sesuai dokumen
lingkungan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
438 450
500 397
358
400 323
258 276
300 223
181 201
200
100
0
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah usaha dan/ atau kegiatan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air
Jumlah usaha dan /atau kegiatan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran udara
Sumber : Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, DLH Kota Semarang 2016-2021
Dari pemantauan rutin yang telah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang terhadap pengelolaan lingkungan dalam hal pencegahan pencemaran air
maupun pencegahan pencemaran udara dari perusahaan yang dipantau belum
sepenuhnya mentaati dokumen lingkungan maupun peraturan perundangan tentang
pengelolaan lingkunga, sesuai dengan kriteria persyaratan teknis maupun administratif
yang telah ditetapkan. Persentase ketaatan perusahaan dalam pelaporan pengelolaan
lingkungan perusahaannya dalam pelaporan pengelolaan lingkungan perusahaannya
masih sangat rendah. Selain itu Dinas Lingkungan Hidup juga mengalami keterbatasan
SDM/ personil yang memiliki kompetensi dalam melakukan pemantauan/ pengawasan
pengelolaan lingkungan hidup.
Gambar II.3
Persentase Ketaatan Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
2021 90,00%
2020 80,00%
70,00%
2019
60,00%
2018 50,00%
2017 40,00%
30,00%
2016
20,00%
2015 10,00%
2014 0,00%
1 2 3 4 5
Series1 2016 2017 2018 2019 2020
Series2 58,20% 58,40% 58,60% 58,80% 85%
Sumber : Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, DLH Kota Semarang 2016-2021
Tabel II.12
Perijinan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tabel II.13
Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Tabel II.14
Pelayanan Jasa Analisa Laboratorium Lingkungan
Tahun
No. Pelayanan
2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah sampel yang
1809 1911 2004 2032 2161
dilakukan pengujian
Sumber : UPT Laboratorium, DLH Kota Semarang, 2016-2020
Gambar II.4
Data Sampel Uji Laboratorium
2161
2200 2004 2032
1911
2000 1809
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Sampel
Tabel. II.15
Hasil Pengujian Emisi Kendaraan Tahun 2016-2021
Bensin (unit) Solar (unit) Total (unit) Jumlah
Lolos Tidak Lolos Uji Tidak Lolos Tidak kendaraan
Tahun
Uji Lolos Lolos uji Uji Lolos uji yang diuji
uji (unit)
2016 - - - - - - -
2017 - - - - - - -
2018 1.533 144 207 254 1.740 398 2.138
2019 1497 150 193 225 1.690 375 2065
2020 1497 602 Tidak dilakukan 1497 602 2099
pengujian
Sumber : UPT Laboratorium, DLH Kota Semarang, 2016-2020
Keterangan : (-) Data belum diserahkan kepada DLH masih berada di DLHK Provinsi
Saat ini permasalahan lingkungan hidup diperkotaan sangat kompleks, hal ini
salah satunya disebabkan karena semakin pesatnya dunia usaha/ kegiatan usaha di
Kota Semarang yang akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kualitas
lingkungan hidup disekitarnya.
Dinas Lingkungan Hidup dalam proses pengambilan kebijakan yang
berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup salah satunya
dengan menetapkan kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang
diarahkan pada peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dimana dokumen
tersebut menggambarkan kondisi lingkungan Kota Semarang yang mencakup
beberapa aspek kualitas lingkungan diantaranya :
a. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup merupakan gambaran atau indikasi awal
yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada
lingkup dan periode tertentu. Tujuan disusunnya Indeks kualitas lingkungan
hidup yaitu untuk memberikan informasi kepada pengambil keputusan tingkat
daerah tentang kondisi lingkungan sebagai bahan evaluasi kebijakan
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta salah satu
bentuk pertanggungjawaban kepada publik tentang pencapaian target
program- program pemerintah di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup. Pada tahun 2020 Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
telah berhasil meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup dari yang
ditergetkan 53 poin berhasil meningkatkan sebesar 66,05 dengan persentase
Indeks pencemaran air digunakan untuk menilai kualitas suatu badan air,
dan kesesuaian peruntukan badan air tersebut. Informasi indeks pencemaran
juga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas badan air apabila terjadi
penurunan kualitas dikarenakan kehadiran senyawa pencemar. Pengambilan
sampel kualitas air berupa uji laboratorium dengan parameter pH, TSS, DO,
BOD,COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform.
Setiap tahunnya Dinas Lingkungan Hidup melakukan pemantauan
kualitas badan air sungai secara rutin dengan mengambil sampel air sungai di
16 kecamatan di Kota Semarang. Hal ini salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengetahui kondisi badan sungai di Kota Semarang termasuk tercemar
atau tidak. Pada tahun 2020 indikator indeks kualitas air berhasil mencapai
50,44 poin termasuk dalam kategori “Sedang” dari yang ditargetkan sebesar
48,75 poin. Adapun Nilai Indeks Kualitas Air (IKA) dalam kurun waktu tahun
2016-2020 sebagai berikut:
Tabel. II.17
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Air (IKA)
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Kualitas Air (IKA) 45,25 39 31,01 48,75 50,44
Sumber: Kasubag. Perencanaan dan Evaluasi, DLH Kota Semarang 2016-2020
Tabel. II.18
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Udara (IKU)
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Kualitas Udara
61,72 47,80 74,27 85,50 95,20
(IKU)
Sumber: Kasubag. Perencanaan dan Evaluasi, DLH Kota Semarang 2016-2020
Tabel II.19
Perhitungan Indek Kualitas Tutupan Lahan di Kota Semarang Tahun 2020
Luas Persentase
Luas Indeks Kualitas
Tutupan Tutupan Hutan
Provinsi/ Wilayah Tutupan Lahan
No Hutan (TH)
Kab./Kota (LWKP) {100 − [(84,3 − (TH
(LTH) (LTH/LWKP)
dalam km2 × 100)) × (50/54,3)]}
dalam km2 x 100%
Kota
1 373,7 136,04 36,40% 55,90
Semarang
Sumber: Kasubag. Perencanaan dan Evaluasi, DLH Kota Semarang 2020
Nilai indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) ditargetkan di tahun 2020 sebesar 55
% berhasil mencapai target sebesar 55.9 %. Hal ini dianggap belum berhasil
mencapai target atau mengalami penurunan dibandingkan capaian tahun 2019
sebesar 56.51 %. Berikut Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) dengan rentang
waktu tahun 2016-2020 sebagai berikut:
Tabel. II.20
Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Kualitas Tutupan Lahan
31,88 50,90 56,51 56,51 55,90
(IKTL)
Sumber: Kasubag. Perencanaan dan Evaluasi, DLH Kota Semarang 2016-2020
Tabel. II.21
Persentase Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase wilayah yang
memiliki kapasitas adaptasi 0% 20 % 40% 60 % 80 %
perubahan iklim
Sumber: Kasubag. Perencanaan dan Evaluasi, DLH Kota Semarang 2016-2020
Tabel 22.
Pengarustamaan Gender Kegiatan Program Kampung Iklim
Jumlah pengelola
Tahun Data pilah gender Jumlah
Laki-laki Perempuan
2017 Kelurahan yang menerapkan 11 Kelurahan 50 90
Program Kampung Iklim
Penghargaan Kampung Proklim 5 Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakat 22 Buah
(KSM) Peduli Lingkungan
2018 Kelurahan yang menerapkan 17 Kelurahan 60 80
Program Kampung Iklim
Penghargaan Kampung Proklim 10 Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakat 34 Buah
(KSM) Peduli Lingkungan
2019 Kelurahan yang menerapkan 10 Kelurahan 68 72
Program Kampung Iklim
Penghargaan Kampung Proklim 5 Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakatat 20 Buah
(KSM) Peduli Lingkungan
2020 Kelurahan yang menerapkan 19 Kelurahan 68 72
Program Kampung Iklim
Penghargaan Kampung Proklim 5 Kelurahan
Kelompok Swadaya Masyarakatat 38 Buah
(KSM) Peduli Lingkungan
Sumber:Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan,DLH Kota Semarang 2016-2021
Tabel. II.23
Pelayanan Pembinaan Sekolah Adiwiyata
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah sekolah yang dibina 40 40 45 45 50
2. Jumlah sekolah yang mendapat
penghargaan tingkat Provinsi, 6 5 2 4 3
Nasional dan Mandiri
Sumber:Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan,DLH Kota Semarang 2016-2021
Gambar II.5
Pembinaan Sekolah Adiwiyata
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah sekolah yang dibina
Jumlah sekolah yang mendapat penghargaan tingkat Provinsi,
Nasional dan Mandiri
Pada tahun 2016-2020 sudah ada beberapa sekolah di Kota Semarang yang
mendapatkan penghargaan sekolah Adiwiyata baik tingkat provinsi hingga mandiri.
Adapun data sebagai berikut:
Tabel. II.24
Sekolah yang Mendapat Penghargaan Adiwiyata
Gambar II.6
Jumlah Bank Sampah (unit)
Gambar II.7
Pengurangan Sampah Tahun 2019-2020
456873,35 466010,79
600000
500000
400000
300000
200000 83624,02 102540,50
100000
0
2019 2020
Timbulan Sampah 456873,35 466010,79
Jumlah Pengurangan
83624,02 102540,50
Sampah
Jumlah Pengurangan Sampah Timbulan Sampah
Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat,
perlu dilakukan optimalisasi pengelolaan sampah dengan melaksanakan pengelolaan
sampah melalui 3R serta memfasilitasi pembentukan bank sampah. Dengan adanya
pembangunan bank sampah merupakan salah satu upaya yang bertujuan agar
masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pilah dan olah sampah.
Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
Semarang adalah Pengembangan Teknologi Tepat Guna di Bidang Lingkungan
Hidup dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya melalui sosialisasi dan
Berdasarkan data di atas dapat dilihat terdapat dominasi antara laki-laki dengan
perempuan dimana perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki. Isu
gender tersebut di sebabkan adanya faktor kesenjangan antara lain:
a) Belum optimalnya pengelolaan bank sampah
b) Rendahnya partisipasi laki-laki dalam pengelolaan sampah
c) Aksesibilitas perempuan dalam mengikuti pelatihan pengelolaan sampah
Dari segi sebab kesenjangan internal (SKPD) antara lain:
a) Ketersediaan SDM Aparatur belum memadai untuk mendampingi seluruh
kelompok bank sampah yang ada dan pendampingan tempat 3R
b) Kurangnya sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah 3R
Dari segi sebab kesenjangan eksternal antara lain :
a) Budaya masyarakat dalam pengelolaan sampah yang masih tergolong tradisional
b) Pelaksanaan sosialisasi / pendampingan dilaksanakan setiap tahun melibatkan
peserta masyarakat dari RT/RW,PKK,kelompok masyarakat, bank sampah yang
ada dikelurahan-kelurahan di Kota Semarang. Tujuan kegiatan tersebut sebagai
upaya dalam meningkatkan pengetahuan/keterampilan masyarakat baik laki-laki
maupun perempuan dalam pengembangan teknologi tepat guna dibidang
lingkungan hidup.
Tabel. II.26
Persentase Volume Sampah Terangkut dari TPS ke TPA
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase Volume Sampah
Terangkut dari TPS ke TPA 87,5 % 88 % 88,5 % 89% 89,5 %
Gambar II.8
Cakupan Skala Pelayanan Penanganan Sampah
Tabel. II.27
Data Inventarisasi Sarana Pengumpul Sampah
di Kota Semarang
No. Jenis Sampah Jumlah (Unit)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Armroll Truck 162 170 170 100 100 101
2 Dump Truck
44 41 44 29 28 28
Sampah
3 Crane Truck 6 - - - - -
4 Truk Tangki 23 15 15 3 3 3
5 Compactor Truck 4 4 4 4 4 4
6 Roda 4 26 35 35 17 16 33
7 Roda 2 49 58 58 31 30 55
8 Roda 3 51 56 56 8 8 54
9 Road Sweeper 2 2 2 3 3 5
10 Alat Pel Pedestrian 2 - - - - -
11 Trailler Urinoir 2 2 2 2 2 2
12 Kontainer Sampah 441 413 403 410 414 404
13 Buldozer 4 4 4 1 1 1
14 Excavator 2 2 2 3 3 3
15 Wheel Loader 1 1 1 1 1 1
16 Blackhoe Loader 3 3 3 1 - -
JUMLAH 822 806 799 613 610 694
Sumber: Bidang Pengelolaan Sampah, DLH Kota Semarang 2016-2021
Tabel. II.28
Lokasi Penempatan Bak Kontainer Sampah
Di Kota Semarang
No. Kecamatan Jumlah (Unit)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 Mijen 3 5 3 3 3 3
2 Gunungpati 5 4 7 5 5 4
3 Banyumanik 29 26 30 34 35 33
4 Gajah
24 23 23 23 23 23
Mungkur
5 Semarang
43 44 44 44 44 44
Selatan
6 Candisari 20 20 24 21 22 20
7 Tembalang 29 29 23 31 34 29
8 Pedurungan 23 30 21 21 20 20
9 Genuk 19 15 15 15 19 19
10 Gayamsari 24 22 24 25 25 25
11 Semarang 30 30 29 29 25 25
Timur
Gambar II.9
Pengangkutan Sampah (m3/hari)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2016 2017 2018 2019 2020
Timbulan Sampah 5081 5164 5248 5334 5422
Sampah Tertangani 4445 4544 4645 4747 4852
Gambar II.10
Pemungutan Retribusi
50.000.000.000
45.000.000.000
40.000.000.000
35.000.000.000
30.000.000.000
25.000.000.000
20.000.000.000
15.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
-
2016 2017 2018 2019 2020
Realisasi 15.373. 16.383. 19.917. 24.862. 23.105.
Target 12.597. 15.784. 19.000. 21.000. 22.000.
Berdasarkan data diatas menujukkan adanya penurunan PAD pada tahun 2020,
hal ini disebabkan adanya pandemi covid-19 yang berdampak juga terhadap
pemungutan retribusi, serta mulai tahun 2019 untuk retribusi penyediaan
dan/atau penyedotan kakus sudah bukan menjadi kewenangan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang namun sudah menjadi kewenangan Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang.
Tabel. II.30
Rasio Pembuangan Sampah Per-satuan Penduduk
Tahun
No. Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020
1. Rasio Pembuangan Sampah
2,72 2,74 2,78 2,83 2,88
Per-satuan Penduduk
Sumber: DLH Kota Semarang 2016-2020
Program peningkatan
pengembangan sistem
544.858.000 416.778.000 427.197.000 437.877.000 448.824.000 340.157.100 406.704.250 413.015.900 415.117.550 0 62,43 97,58 96,68 94,80 0,00 -6,17 7,21
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Program Pengendalian
Pencemaran& 7.704.075.50
7.103.945.000 7.896.677.000 8.094.094.000 8.296.446.000 7.609.518.766 7.655.208.572 4.222.895.073 4.115.577.676 0 107,12 99,37 53,48 50,85 0,00 4,48 -15,59
Perusakan Lingkungan 0
Hidup
Program Perlindungan
2.930.178.00
dan Konservasi 1.218.502.000 3.003.432.000 3.078.518.000 3.155.481.000 1.336.615.700 1.339.988.900 1.372.149.902 796.613.750 0 109,69 45,73 45,69 25,88 0,00 48,49 -13,10
0
Sumber Daya Alam
Program Rehabilitasi
dan Pemulihan
270.000.000 400.000.000 410.000.000 420.250.000 430.756.000 230.155.225 271.833.400 201.718.880 66.665.100 0 85,24 67,96 49,20 15,86 0,00 17,72 -24,88
Cadangan Sumber
Daya Alam
Progam Peningkatan
Kualitas dan Akses
1.755.012.00
Informasi Sumber 1.146.100.000 1.798.887.000 1.843.859.000 1.889.955.000 1.276.803.525 1.130.518.200 1.285.405.010 678.643.350 0 111,40 64,42 71,46 36,81 0,00 19,38 -14,99
0
Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Program Pengendalian 1.182.805.00
1.287.096.000 1.212.375.000 1.242.684.000 1.273.751.000 1.140.145.800 1.033.580.900 621.719.025 624.200.700 0 88,58 87,38 51,28 50,23 0,00 -1,03 -16,27
Polusi 0
Program
Pengembangan Kinerja 62.868.773.00 55.748.414.0 60.337.232.07 121,2
54.883.333.000 55.424.439.000 60.977.926.000 54.105.891.115 60.173.360.964 67.205.597.686 0 86,06 107,94 109,94 0,00 -3,96 7,62
Pengelolaan 0 00 5 6
Persampahan
Program Penguatan
Kapasitas Mitigasi dan 106,3 159,4
121.025.000 655.000.000 810.656.000 919.892.000 987.948.000 106.599.000 573.761.050 997.492.870 978.694.599 0 88,08 87,60 123,05 0,00 170,07
Adaptasi Perubahan 9 8
Iklim
Program Penguatan
Adaptasi Perubahan 357.775.000 - - - - 431.500.900 - - - 0 120,61 - - - - -100 -100
Iklim
Program Rehabilitasi -
816.042.800 500.000.000 512.500.000 525.313.000 538.446.000 382.123.500 491.860.500 - - 0 46,83 98,37 0,00 0,00 0,00 -35,64
Hutan dan Lahan 16,86
2.4.2 Peluang
Peluang adalah situasi/ kondisi yang merupakan peluang dari luar organisasi dan
memebrikan pelauang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Peluang yang bisa
dimanfaatkan dalam upaya pengembangan dan peningkatan pelayanan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Semarang, diantaranya :
1. Adanya komitmen kepala daerah dalam pembangunan berkelanjutan
2. Adanya peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup
3. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang baik dan
tata Kelola Pemerintahan yang baik (good environmental govermance)
4. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi sangat mendukung dalam
pengembangan dan penyusunan perencanaan
5. Tersedinya sarana dan prasarana kerja yang mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi Dinas
6. Adanya program-program dan kegiatan pemerintah pusat yang dilaksanakan di
daerah dalam rangka penerapan pembangunan infrastruktur penyehatan
lingkungan, seperti : pembangunan TPS 3R, bank sampah, fasilitas 3R
7. Meningkatnya kepedulian swasta dalam penanganan masalah lingkungan melalui
dana Corporate Social Responsibility (CSR)
8. Ketersediaan laboratorium lingkungan yang terus ditingkatkan kualitas sarana
prasarananya dalam pengujian kualitas lingkungan
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
Tabel III.1
Pemetaan Permasalahan tugas dan fungsi pelayanan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
menurunkan angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka, mengatasi masalah rob
dan banjir, serta meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi. Tataran semakin hebat dapat
dimaknai bahwa dalam lima tahun ke depan, Kota Semarang akan siap menghadapi tantangan
global, problematika perkotaan yang lebih heterogen, tuntutan layanan publik yang lebih tinggi
serta tetap memperhatikan wawasan lingkungan. Untuk mencapai Kota yang semakin hebat
tersebut, Pemerintah Kota Semarang bersama masyarakat akan bahu-membahu membangun
kota dengan berlandaskan Pancasila dalam bingkai NKRI yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Sehingga, Kota Semarang menjadi daerah yang kondusif dan dapat mendukung pengembangan
ekonomi, sosial dan budaya di masyarakat yang akhirnya dapat mewujudkan peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya.
SEMAKIN HEBAT, mengandung arti bahwa Kota Semarang melalui semangat
sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota akan menguatkan berbagai
keunggulan sebagai sebuah kota metropolitan yang memiliki sumber daya manusia yang
unggul, ekonomi berbasis kerakyatan yang berdaya saing berbasis riset dan inovasi,
berkeadilan sosial, infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan, serta pelayanan publik
yang dinamis untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut,
dirumuskan 5 (lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut:
Misi 1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang unggul dan
produktif untuk mencapai kesejahteraan & keadilan sosial
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang
memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi, masyarakat yang
berdaya, tenaga kerja yang terampil serta semangat pembangunan kepemudaan.
Misi 2. Meningkatkan potensi ekonomi lokal yang berdaya saing & stimulasi
pembangunan industri, berlandasakan riset dan inovasi berdasar prinsip
demokrasi ekonomi pancasila
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan daya saing perekonomian daerah
yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, semangat dalam melakukan inovasi, serta
dukungan kepada para pelaku industri dalam pemasaran produk barang dan jasa
daerah serta dukungan dalam kemitraan usaha.
Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman
pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka janji-janji yang telah disampaikan pada
saat kampanye merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan Misi. Janji-
janji dimaksud tercantum dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026 selanjutnya akan
menjadi pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun dan dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Berdasarkan Visi dan Misi Walikota Semarang tahun 2021-2026 dan mengacu kepada tugas
pokok dan fungsinya, maka Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang akan mendukung
terlaksananya visi dan misi Walikota tertuang pada Misi Keempat : Mewujudkan
infrastruktur berkualitas yang berwawasan lingkungan untuk mendukung kemajuan
kota.
Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk menjalankan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup
Kota Semarang dalam rangka mencapai Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
menyajikan faktor- faktor pendorong dan penghambat pelayanan yang dapat mempengaruhi
pencapaian visi, misi. Faktor penghambat dan pendorong tersebut adalah sebagai berikut :
Visi : Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat Berlandaskan Pancasila Dalam Bingkai NKRI
Dalam dokumen RPJMN 2020-2024 telah ditetapkan rumusan pernyataan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden yaitu : “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri dann Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Untuk mewujudkan Visi di
atas, kemudian dijabarkan kedalam 9 (sembilan) Misi Pembangunan Nasional sebagai berikut:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga
Dengan berpedoman pada rumusan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, maka
Visi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu: “Terwujudnya
Keberlanjutan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup untuk Kesejahteraan Masyarakat“
dalam mendukung: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Pada pernyataan Visi KLHK di atas, terdapat
dua kata kunci, yaitu keberlanjutan dan kesejahteraan. Makna dari pernyatan Visi KLHK
tersebut yakni:
1. Keberlanjutan berarti pembangunan yang dilaksanakan oleh KLHK harus dapat
menjaga kelestarian sumber daya hutan, kualitas lingkungan hidup, kehidupan ekonomi
dan sosial masyarakat serta meningkatkan pembangunan yang inklusif disertai dengan
pelaksanaan tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas dan taraf hidup
masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dari satu generasi ke generasi berikutnya;
2. Kesejahteraan berarti tercapainya perbaikan kualitas dan taraf hidup masyarakat
Indonesia baik laki-laki maupun perempuan secara adil dan setara.
Rumusan Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, khususnya yang berkenaan dengan Misi
ke-4 yakni: “Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan” menunjukkan pernyataan
yang sangat relevan dan terkait langsung dengan tugas, fungsi dan kewenangan KLHK.
Dengan memperhatikan Misi Presiden dan Wakil Presiden serta berpedoman pada tugas,
fungsi dan kewenangan KLHK, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka misi KLHK yaitu:
1. Mewujudkan hutan yang lestari dan lingkungan hidup yang berkualitas
2. Mengoptimalkan manfaat ekonomi sumber daya hutan dan lingkungan secara
berkeadilan dan berkelanjutan
3. Mewujudkan keberdayaan masyarakat dalam akses kelola hutanbaik laki-laki maupun
perempuan secara adil dan setara
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Tujuan KLHK merupakan penjabaran dari visi dan misi KLHK yang memuat harapan yang
akan dicapai secara umum dan selanjutnya dirinci kedalam sasaran strategis KLHK. Adapun
rumusan tujuan KLHK yaitu:
1. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan serta ketahanan terhadap
perubahan iklim;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi ekonomi dari sumber daya hutan dan lingkungan
hidup;
3. Meningkatkan akses kelola hutan bagi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan
secara adil dan setaradengan tetap menjaga keberadaan dan kelestarian fungsi hutan;
4. Meningkatkan tata kelola, inovasi dan daya saing bidang lingkungan hidup dan
kehutanan.
Adapun rumusan sasaran strategis untuk tingkat Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) adalah:
1. Terwujudnya lingkungan hidup dan hutan yang berkualitas serta tanggap terhadap
perubahan iklim dengan indikator yaitu:
(1) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH),
(2) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang terverifikasi pada Sektor
Kehutanan dan Limbah,
(3) Penurunan laju Deforestasi,
(4) Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS),
(5) Luas lahan dalam DAS yang dipulihkan kondisinya, dan
(6) Luas kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (HCV -High Conservation
Values);
2. Tercapainya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan indikator yaitu:
(1) Kontribusi Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap PDB Nasional,
(2) Nilai Ekspor Hasil Hutan, TSL dan Bioprospecting, dan
(3) Peningkatan Nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Fungsional KLHK;
3. Terjaganya keberadaan, fungsi dan distribusi manfaat hutan yang berkeadilan dan
berkelanjutan, dengan indikator yaitu:
(1) Luas kawasan hutandengan Status Penetapan,
(2) Luas Kawasan Hutanyang Dilepas untuk TORA (Tanah Objek Reforma Agraria),
dan
(3) Luas Kawasan Hutanyang Dikelola oleh Masyarakat;
4. Terselenggaranya Tata Kelola dan Inovasi Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) yang Baik serta Kompetensi SDM LHK yang Berdaya Saing, dengan indikator
yaitu:
(1) Indeks Efektivitas Pengelolaan Kawasan hutan,
(2) Jumah Kasus LHK yang Ditangani melalui Penegakan Hukum,
(3) Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (Indeks-SPBE),
(4) Hasil Litbang yang Inovatif dan/atau Implementatif,
(5) Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi,
(6) Opini WTP atas Laporan Keuangan KLHK,
(7) Indeks Produktivitas dan Daya Saing SDM LHK, dan
(8) Level Maturitas SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Untuk melakukan analisis terhadap tugas pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang terkait dengan visi, misi dan program Gubernur dan
Wakil Gubernur Jawa Tengah perlu dilakukan telaahan terhadap visi, misi dan program
tersebut. Adapun visi dan misi dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah adalah
“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan berdikari” Tetep Mboten Korupsi, Mboten
Ngapusi. Makna yang terkandung dalam visi yaitu : Sejahtera Masyarakat Jawa Tengah yang
terbebas dari ketidakmerdekaan, kebodohan, kesakitan, kelaparan, serta ancaman dari
perlakuan atau tindak kekerasan fisik maupun non fisik serta mampu memenuhi segala
kebutuhan dasarnya secara mandiri. Dengan begitu, berdikari menjadi sebuah metode untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya berbasis modal pokok milik
sendiri, baik sumberdaya alam, manusia, sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Sedangkan
sumberdaya yang berasal dari luar merupakan tambahan apabila diperlukan.
Perwujudan masyarakat Jawa Tengah yang sejahtera dan berdikari dilandasi semangat
dan nilai utama Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Nilai ini dimanifestasi dalam sikap,
tindakan, dan laku seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk dapat bersama mencapai
kesejahteraan yang berdikari. Misi Dalam rangka upaya menuju pencapaian visi pembangunan
daerah Jawa Tengah tahun 2018-202 adalah :
Misi 1 : Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyub untuk
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
Misi ini memiliki tujuan membangun masyarakat Jawa Tengah semakin religius,
toleran, dan guyup, dengan sasaran terciptanya kohesi sosial masyarakat. Tujuan misi
ini diukur dengan menggunakan indikator tidak terjadinya konflik SARA di Jawa
Tengah, dengan indikator sasarannya adalah indeks toleransi dan persentase tindak
pidana yang tertangani.
Misi 3 : Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran
Misi ketiga ini memiliki 2 (dua) tujuan yaitu: 1) Menurunkan kemiskinan di Jawa
Tengah secara merata; dan 2) Menciptakan stabilitas ekonomi daerah yang berkualitas,
menyebar, dan inklusif berbasis potensi unggulan. Ukuran keberhasilan yang
diharapkan dari tujuan ini adalah angka kemiskinan yang menurun, Indeks Gini,
pertumbuhan ekonomi, inflasi, PDRB per kapita, dan Indeks Williamson. Untuk itu
sasaran yang ingin dihasilkan dalam rangka mencapai tujuan ini adalah: 1)
Meningkatnya kualitas hidup penduduk miskin terutama penduduk miskin pedesaan,
dan kelompok rumah tangga dua desil terbawah; 2) Menurunnya pengangguran
terbuka; dan 3) Meningkatnya pertumbuhan sektor unggulan daerah dan peran investasi
terhadap ekonomi daerah.
Misi 4 : Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya, dan
mencintai lingkungan
Misi ini bertujuan untuk: 1) Membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing dengan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM); dan 2)
Mewujudkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup Jawa Tengah yang lestari dan
berkelanjutan dengan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Berdasarkan relevansi dan korelasi tugas pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur adalah
terletak pada Misi ke-3 Mengurangi kemiskinan dan pengangguran dengan memperkuat
basis ekonomi rakyat dan membuka ruang usaha baru dan Misi ke-4 : “Menjadikan
rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar lebih berbudaya dan mencintai
lingkungan”, yang bertujuan Menciptakan stabilitas ekonomi daerah yang berdaya saing,
berbasis potensi unggulan daerah, dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan.
Berdasarkan rancangan agenda kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam
rancangan RPJMD tahun 2018 – 2023 Kebijakan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan
hidup dan penanggulangan bencana Jawa Tengah tahun 2018-2023 ditujukan dalam rangka
mewujudkan sumberdaya alam dan lingkungan hidup Jawa Tengah yang lestari dan
berkelanjutan dengan indikator tujuannya adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan
Indeks Risiko Bencana. Adapun Sasaran yang ingin dicapai pembangunan daerah Jawa
Tengah tahun 2018- 2023 adalah:
1) Meningkatnya kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat secara luas
2) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
3) Meningkatnya kualitas air, udara, serta tutupan hutan
Salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang menjadi rujukan dalam penyusunan
RPJMD adalah telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Perencanaan berbasis spasial ini
meliputi seluruh wilayah Kota Semarang dengan luas keseluruhan sebesar lebih kurang 372,3
Km2. Penataan ruang wilayah Kota Semarang ini bertujuan untuk mewujudkan Kota Semarang
sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Perencanaan tata ruang wilayah memiliki berbagai kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah. Kebijakan penataan ruang dilakukan melalui:
a. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang;
b. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang; dan
c. Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Strategis.
Kebijakan dan staregi pengembangan Struktur Ruang sebagai berikut:
a. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:
1) Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan
jasa berskala internasional;
2) Peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan;
3) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum.
b. Strategi Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan perdagangan
dan jasa berskala internasional meliputi:
1) Menerapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang;
2) Mengembangkan pelayanan pelabuhan laut dan bandar udara sebagai pintu
gerbang nasional;
3) Mengembangkan pusat perdagangan modern dan tradisional berskala
internasional;
4) Mengembangakn kegiatan Pendidikan menengah kejuruan, akademi, dan
perguruan tinggi;
5) Mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya; dan
6) Mengembangkan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran.
c. Strategi peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan meliputi:
1) Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar
pusat pelayanan kegiatan kota.
2) Mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) jalan lingkar tengah
(middle ring road), jalan lingkar luar (outer ring road), dan jalan radial;
3) Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota;
4) Mengembangkan sistem transportasi massal;
5) Mengembangkan terminal angkutan umum regional, terminal angkutan umum
dalam kota, sub terminal angkutan umum;
6) Mengembangkan terminal barang yang bersinergi dengan pelabuhan laut; dan
meningkatkan integrasi sistem antar moda.
d. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum
meliputi:
1) mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi
kawasan dan hirarki pelayanan;
2) mengembangkan sistem prasarana energi;
3) mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan
pertumbuhan ekonomi;
4) mengembangkan prasarana sumber daya air;
5) meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang
berwawasan lingkungan;
6) meningkatkan kualitas air bersih menjadi air minum;
7) meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan
8) mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.
e. Kebijakan dan strategi Pengembangan Pola Ruang meliputi:
1) Kebijakan dan startegi pengelolaan Kawasan lindung; dan
2) Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan budidaya
f. Kebijakan pengelolaan Kawasan lindung meliputi:
1) Peningkatan pengelolaan Kawasan yang berfungsi lindung; dan
2) Pelestarian Kawasan cagar budaya; dan
3) Peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah Kota.
g. Strategi peningkatan pengelolaan Kawasan yang berfungsi lindung meliputi:
1) Mengembalikan dan mengatur penguasaan tanah sesuai peruntukan fungsi
lindung secara bertahap untuk Negara;
2) Meningkatkan nilai konservasi pada kawasan-kawasan lindung; dan
3) Menetapkan kawasan yang memiliki kelerengan di atas 40 % (empat puluh
persen) sebagai kawasan yang berfungsi lindung.
h. Strategi pelestarian Kawasan Cagar Budaya meliputi:
1) meningkatkan nilai kawasan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi; dan
2) mengembangkan potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah
i. Strategi peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah Kota meliputi:
1) Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada;
2) Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi;
Tabel III.3
Telaahan Struktur Ruang
Selain indikasi program yang telah disebutkan dalam tabel di atas, terdapat beberapa indikasi
program yang belum terselesaikan di periode RPJMD Tahun 2016-2021 dan akan dilaksanakan
pada periode RPJMD Tahun 2021-2026, yaitu:
1) Pengembangan ruas jalan dari Mangkang – Jalan Lingkar Utara Semarang –
Pertigaan Jalan Usman Janatin
2) Pengembangan jalan lingkar luar (outer ring road)
3) Pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring road)
Selain itu, di dalam dokumen RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031 juga telah memuat
pengembangan jaringan energi dan jaringan telekomunikasi, namun pembangunan kedua
jaringan tersebut bukan merupakan kewenangan Kota Semarang sehingga tidak termuat dalam
indikasi program.
3) Isu strategis terkait dengan muatan lingkungan hidup di Kota Semarang antara lain: (1)
Daya Dukung Pangan Kota Semarang dalam kondisi terlampaui karena produksi lebih
rendah dari konsumsi; (2) Daya Dukung air dan lahan terbangun dalam kondisi sedang
dan hampir menuju kondisi terlampaui; (3) Kualitas daerah aliran sungai (DAS) di
wilayah Semarang bagian utara terutama di DAS Mangkang, DAS Bringin, DAS
Semarang dan DAS Banger masuk dalam kategori cemar berat berdasarkan kelas sungai
kelas 2; (4) Terdapat kemampuan lahan rendah di wilayah Kecamatan Gunung Pati dan
Banyumanik terutama pada wilayah di sepanjang sungai Kaligarang. Selain itu juga
adanya potensi rawan banjir dan rob, kawasan rawan gerakan tanah, dan wilayah dengan
amblesan tanah; dan (5) Emisi Gas Rumah Kaca terbesar dari sektor energi transportasi
yang berkontribusi lebih dari 90% dari total emisi GRK di Kota Semarang.
4) Secara umum rumusan visi, misi, strategi dan arah kebijakan dalam RPJMD Kota
Semarang sudah memenuhi sebagian besar prinsip pembangunan berkelanjutan, namun
ada beberapa catatan penekanan yang perlu menjadi perhatian Tim penyusun RPJMD,
yaitu peran serta pihak terkait merupakan kunci utama dalam keberhasilan. Hal tersebut
dikarenakan pembiayaan oleh pemerintah melalui APBD memiliki keterbatasan.
Sehingga peran pendanaan, sumber daya dan peran para pihak sangat penting. Peran para
pihak yang harus dimaksimalkan adalah perguruan tinggi, pihak swasta dan organisasi
masyarakat.
5) Dengan adanya sinergi antara pemerintah, akademisi, pihak swasta dan organisasi
masyarakat diharapkan terjadi integrasi dan sinergitas pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan di Kota Semarang.
6) Dalam melengkapi indikator yang masih belum memiliki data, maka Kota Semarang
perlu mempertimbangkan dan memasukan metadata baru terkait indikator TPB yang
dikaji. Hal ini dapat dilakukan pada kegiatan Monev SDGs yang secara rutin.
Kota Semarang Tahun 2019 sebanyak 174 indikator yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kota. Dari 174 indikator tersebut, sebanyak 118 indikator atau 68 % telah mencapai target TPB
yang ditetapkan oleh Kota Semarang melalui forum RAD SDG’s. Sedangkan sebanyak 31
indikator atau 18 % diantaranya sudah dilaksanakan tetapi belum memenuhi target, sementara
sebanyak 25 indikator atau 14 % memiliki isu berupa ketiadaan data yang valid maupun
ketiadaan sumber daya data.
Gambar III.1
Analisis Proyeksi Pencapaian TPB Kota Semarang
Sudah
dilaksanakan
tetapi belum
memenuhi target Target Telah
18 % Tercapai 68%
Pelaksanaan capaian indikator TPB dikelompokkan menjadi 4 (empat) pilar, yaitu Pilar
Sosial, Pilar Ekonomi, Pilar Lingkungan Hidup dan Pilar Hukum dan Tata Kelola. Berikut
rincian capaian TPB dan Isu Strategis di setiap pilar pembangunan berkelanjutan yang
indikatornya merupakan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup sebagai berikut :
Gambar III.2
Realisasi Pencapaian TPB Pilar Ekonomi
Tabel III.4
Rekapitulasi Capaian TPB Pilar Ekonomi
Indikator Capaian Indikator Kota
No No SDG’s Semarang Tahun 2019 Capaian Keterangan
Indikator Satuan
Target Indikator Kota Target Realisasi Kinerja Nasional GAP
Semarang
Tujuan 9 : Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, Serta Mendorong
Inovasi
9.4 9.4.1 * Rasio Emisi Indeks Indeks 62,94 85,5 130,53 12,2 Kota Lebih
CO2/Emisi Kualitas (Target pada Tinggi
Gas Rumah Udara tahun akhir
Kaca dengan (IKU) RPJMD
nilai tambah tercapai)
sektor
industri
manufaktur
Pada pilar ekonomi, dari 35 indikator yang ada terdapat 21 indikator atau sebesar 60 %
diantaranya dapat dicapai tanpa upaya tambahan. Indikator yang berkaitan dengan
lingkungan hidup ini adalah indeks kualitas udara, hal ini berkaitan dengan keberadaan
industri manufaktur yang beroperasi di Kota Semarang.
Tabel III.5
Rekapitulasi Capaian TPB Pilar Lingkungan
Capaian Indikator Kota
Indikator
No No Semarang Tahun 2019 Capaian Keterangan
Indikator SDG’s Kota Satuan
Target Indikator Target Realisasi Kinerja Nasional GAP
Semarang
(%)
Tujuan 6 : Menjamin Ketersediaan Serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
6.3 6.3.2.(a) Kualitas Indeks Indeks 31,03 48,75 101,35 15 Kota Lebih
Air Danau Kualitas Air (Target Tinggi
pada tahun
akhir
RPJMD
tercapai)
Tujuan 11 : Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman Tangguh dan Berkelanjutan
11.6 11.6.1 (a) Persentase Persentase % 89,00 88,00 98,87 67,4 Kota Lebih
sampah Volume (Pada tahun Tinggi
perkotaan Sampah akhir
yang Terangkut RPJMD
tertangani dari TPS ke diperkiraka
TPA n mencapai
89)
Pilar Lingkungan yang berkaitan dengan Dinas Lingkungan Hidup mencakup 4 tujuan
pembangunan berkelanjutan, yaitu: tujuan 6, tujuan 11, tujuan 12 dan tujuan 15. Pada
pilar lingkungan terdapat sebanyak 38 indikator berdasarkan capaiannya pilar
lingkungan memiliki ketercapaian sebesar 68,42 %.
TPB VI berdasarkan kajian Kota Semarang diemban oleh 5 OPD. OPD tersebut
meliputi Dinas Kesehatan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, DPU, Distaru
dan DLH. Dari lima OPD tersebut, terdapat tiga OPD telah memiliki ketercapaian TPB
VI yang baik yaitu melampaui capaian nasional (SS) dan telah mencapai target RPJMD
pada tahun yang ditetapkan. Kota Semarang telah mencapai 62,50 % dari indikator pada
TPB VI yang dikaji salah satunya indikator yang menjadi kewenangan DLH.
TPB XI berdasarkan kajian Kota Semarang diemban oleh 5 OPD. OPD tersebut
meliputi Bappeda, BPBD, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dishub dan
DLH. Kota Semarang telah melakukan pengkajian dan usaha pemenuhan terhadap 13
indikator yang menjadi konsen dan kewenangan pemerintah Kota Semarang.
Berdasarkan capaian, Kota Semarang telah mencapai 69,23 % dari indikator pada TPB
XI yang dikaji.
TPB XII berdasarkan kajian Kota Semarang diemban oleh DLH dan Bagian
Organisasi. Dari 3 indikator 2 indikator melampaui capaian nasional dan 1 indikator
melampaui target RPJMD pada tahun yang sama. Dengan demikian ketercapaian
indikator pada kewenangan DLH dan Bagian Organisasi pada TPB XII telah mencapai
100 %.
TPB XV berdasarkan kajian Kota Semarang diemban oleh Dinas Lingkungan
Hidup (DLH). Dari 3 indikator yang dikaji oleh Kota Semarang, 2 indikator melampaui
capaian nasional dan 1 indikator telah mencapai atau melampaui target RPJMD pada
tahun yang sama. Dengan demikian ketercapaian TPB XV oleh DLH sudah 100 %.
Tabel III.6
Permasalahan Strategis DLH Kota Semarang
Pilar lingkungan memiliki enam TPB, namun dalam hal ini, TPB 14 terkait pesisir
dan sumber daya kelautan sudah tidak menjadi tanggung jawab pemerintah Kota
Semarang berdasarkan Undang – Undang 23 Tahun 2014 Tentang pemerintah daerah.
Pada TPB 6 terkait air bersih dan sanitasi, masalah yang muncul adalah rendahnya
ketersediaan dan pemenuhan air bersih serta pengelolaan sanitasi pada Kawasan kumuh di
Kota Semarang. Namun secara umum, Kondisi daya dukung air di Kota Semarang
memiliki Kondisi rendah. Hal ini menjadi tanda bahwa air baku permukaan belum mampu
memenuhi kebutuhan air. Hal ini karena limpasan air semakin tinggi dan tidak tertampung
oleh penampungan air baku.
Pada TPB 12, masalah strategis yang muncul adalah rendahnya pengelolaan
sampah oleh masyarakat dengan parameter tidak beroperasi secara efektifnya bank sampah
yang dibangun. Pada TPB 13 masalah strategis yang muncul adalah indeks risiko bencana
Kota Semarang berada pada posisi 130 dengan berbagai ancaman bencana seperti rob,
banjir, longsor dan amblesan. Hal ini mamiliki korelasi dengan masalah strategis pada
TPB 16 yaitu rendahnya daya dukung fungsi lindung dan upaya konservasi Kawasan
lindung di Kota Semarang. Berkurangnya Kawasan lindung dan rendahnya konservasi
lahan lindung menurunkan jasa ekosistem untuk mencegah bencana seperti banjir dan
longsor.
Tabel III.7
Isu Strategis DLH Kota Semarang
Masalah Masalah Strategis Isu Strategis
TPB Pilar Lingkungan
Daya dukung air permukaan di Rendahnya kualitas air Daya Dukung Air
Kota Semarang rendah serta adanya permukaan di Kota
pencemaran sungai Semarang
Kurangnya fasilitas penunjang 4 R Rendahnya pengelolaan Pemenuhan Sarana
sampah oleh masyarakat Prasarana Minimal
dengan parameter tidak Permukiman
beroperasi secara
efektifitasnya bank
sampah yang dibangun
Pada pilar lingkungan, terdapat empat isu strategis. Isu stregis pertama adalah
berkaitan dengan daya dukung air. Berdasarkan hasil proyeksi di tahun 2026, daya
dukung air Kota Semarang berada pada posisi buruk. Hal ini berarti Kota Semarang
belum mampu melakukan penyimpanan air untuk sumber air baku sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan air. Hal tersebut dipengaruhi adanya konversi lahan infiltrasi air
dan meningkatnya lahan terbangun yang mengakibatkan tingginya koefisien limpasan
air. Hal tersebut berkaitan dengan isu risiko bencana dan perubahan iklim. Berdasarkan
data BMKG, curah hujan di Kota Semarang pada tahun 2020 dan awal 2021 tergolong
sangat lebat bahkan cenderung ekstrim di beberapa wilayah. Kondisi tersebut memiliki
potensi ancaman banjir sejalan dengan daya dukung air yang rendah. Pada konteks
perubahan iklim, peningkatan muka air laut juga menjadi ancaman tambahan pada
wilayah pesisir. Namun, seiring pembangunan tanggul laut, diharapkan ancaman rob
dapat berkurang.
Isu strategis selanjutnya adalah Daya Dukung Fungsi Lindung. Pada konteks
konversi lahan, banyak Kawasan lindung di Kota Semarang yang beralih menjadi
Kawasan budidaya. Hal ini menyebabkan degradasi fungsi lingkungan dalam siklus
karbon, air dan konservasi tanah. Lebih jauh, keberadaan RTH sebagai Kawasan
lindung buatan perkotaan juga perlu mendapatkan perhatian. Harus ada penekanan RTH
sebagai salah satu unsur pengendali ekologi perkotaan dan bukan merupakan pusat
komersial.
Isu daya dukung fungsi lindung juga berkaitan dengan kualitas lingkungan
hidup. Kota semarang merupakan daerah dengan sektor basis berupa industri,
perdagangan dan jasa. Keberadaan aktivitas industri memiliki pengaruh dalam
peningkatan emisi pencemaran lingkungan. Dengan demikian perlu adanya pemanataun
dan pengelolaan residu dan limbah industri. Pada sisi lain, aktivitas tersebut
meningkatkan bangkitan transportasi. Peningkatan pergerakan ini dapat meningkatkan
emisi CO2 karena kendaraan bermotor. Maka dari itu perlu adanya transportrasi umum
yang ramah lingkungan. Isu kelima adalah pemenuhan standart pelayanan minimal
permukiman. SPM permukiman berupa penyediaan prasarana dasar seperti rumah layak
huni, persampahan, sanitasi dan lainnya penting untuk memastikan masyarakat
memperoleh hak dasar serta menjaga lingkungan dari potensi pencemaran kegiatan
domestik. Pemenuhan SPM Permukiman ini dapat diakukan dengan berbagai skema
dan teknologi yang tepat guna serta ramah lingkungan. Sebagai contoh adalah
penggunaan pendekatan 4R (Reduce, Reuse, Replace dan Recycle) serta pengembangan
waste to energy.
Sasaran strategis pilar lingkungan terbagi atas sasaran strategis dalam daya dukung
air, fungsi lindung, risiko bencana dan perubahan iklim serta pemenuhan SPM
permukiman. Di sisi lain dalam upaya peningkatan air bersih, perlu adanya upaya
penurunan pencemaran pada sumber air baku seperti sungai dan lainnya.
Pada isu daya dukung fungsi lindung, perlu adanya upaya pemberdayaan masyarakat
dalam konservasi lingkungan, peningkatan kegiatan konservasi serta pengendalian
pemanfaatan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang ini penting guna mencegah dan
menangani konversi lahan lindung atau penyangga. Pada isu risiko bencana dan adaptasi
perubahan iklim. Pada isu pemenuhan SPM permukiman, perlu adanya pemenuhan Rumah
Layak Huni dan prasarana pendukung seperti fasilitas bank sampah untuk menampung
kegiatan pemilahan sampah 4R dalam rangka mengurangi potensi pencemaran lingkungan
perlu adanya pengelolan sampah dan limbah tersebut.
Berdasarkan tabel diatas terkait dengan kegiatan dan sub kegiatan yang menjadi salah satu
tujuan pembangunan berkelanjutan terdapat beberapa kegiatan maupun sub kegiatan yang
belum mampu terakomodir di dalam program Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.
Adapun diantaranya adalah sebagai berikut:
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
Sesuai dengan arahan dari Bappeda Kota Semarang dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 272 ayat (2), bahwa Visi dan Misi setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kota Semarang berpedoman pada visi dan misi
Walikota yang dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) tahun 2021-2026 sesuai tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 pasal 272 ayat (2) menyebutkan bahwa Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan
pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan
pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah. Pada penyusunan
Renstra periode tahun 2021-2026 visi dan misi Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan visi dan
misi RPJMD kemudian Renstra menterjemahkan RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup.
Tabel IV. 1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah
BAB V
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
5.1 Strategi
Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk
menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis perangkat
daerah yang dilaksanakan sebagai penjabaran strategi. Kebijakan yang dilaksanakan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :
1. Pelaporan kinerja dan keuangan DLH
2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3. Peningkatan pencegahan pencemaran perusakan lingkungan hidup
4. Peningkatan penurunan beban pencemaran air sungai
5. Pembinaan terhadap pelaku usaha dan/atau kegiatan dalam pengelolaan air limbah
dan B3
6. Optimalisasi pengendalian terhadap sumber-sumber pencemar udara
7. Penguatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
Dalam rangka mencapai tujuan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang merumuskan kebijakan
dan strategi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel V. 1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PEDANAAN
Tabel VI.1
Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah
Indikator Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kinerja Data Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Unit Kerja
Program Program Capaia Kinerja pada PD Lokasi dan
Indikator
Tujuan Sasaran Kode dan (Outcom) n pada Akhir Penanggun Kelompok
Sasaran Targ Targ Targ Tar
Kegiatan dan Tahun Target Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Periode g Sasaran
et et et get
Kegiatan Awal Renstra PD jawab
(Output)
Meningka Meningkatn Nilai 2.11.01 Program Persentase 100 100 100 100 100 100 100 persen DLH Kota
tkan ya Akuntabilit Penunja perencanaan persen persen perse perse perse pers Semarang
Kualitas Akuntabilit as Kinerja ng dan n n n en
Lingkung as Kinerja Instansi Urusan Pelaporan
an Hidup Instansi Pemerintah Pemerint Kinerja
Pemerintah (AKIP) ahan SKPD
(AKIP) Daerah
Kabupat
en/Kota
2.11.01. Perencan Jumlah 9 9 9 9 9 9 45 dokumen DLH Kota
2.01 aan, Dokumen dokum dokum doku doku doku doku Semarang
Pengangg Laporan en en men men men men
aran dan Perencanaan
Evaluasi dan Evaluasi
Kinerja Kinerja
Perangka Perangkat
t Daerah Daerah
2.11.01. Penyusun Jumlah 1 1 13.698 1 13.800.0 1 14.000.0 1 15.000.00 1 15.000.000 5 dokumen DLH Kota
2.01.01 an dokumen dokum dokum .000 doku 00 doku 00 doku 0 doku Semarang
Dokumen Rencana en en men men men men
Perencan Kerja (Renja)
aan DLH
Perangka
t Daerah
2.11.01 Koordina Jumlah 1 1 810.00 1 900.000 1 900.000 1 1.200.000 1 1.200.000 5 dokumen DLH Kota
.2.01.0 si dan dokumen dokum dokum 0 doku doku doku doku Semarang
2 Penyusun RKA-SKPD en en men men men men
an DLH
Dokumen
RKA-
SKPD
2.11.01 Koordina Jumlah 1 1 810.00 1 900.000 1 900.000 1 1.200.000 1 1.200.000 5 dokumen DLH Kota
.2.01.0 si dan dokumen dokum dokum 0 doku doku doku doku Semarang
3 Penyusun Perubahan en en men men men men
an RKA-SKPD
Dokumen DLH
Perubaha
n RKA-
SKPD
RENSTRA Th. 2021-2026 ( Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang)
P a g e | VI-6
2.11.01 Pemelihara Jumlah 210 unit 200 250.000. 214 255.000. 216 280.000. 218 300.000.0 220 300.000.0 1068 buah DLH Kota
.2.09.0 an pemeliharaan unit 000 unit 000 buah 000 buah 00 buah 00 Semarang
6 Peralatan peralatan dan
dan Mesin mesin lainnya
Lainnya (DLH)
2.11.01 Pemelihara Jumlah 5 jenis 2 300.000. 2 300.000. 2 400.000. 2 400.000.0 2 600.000.0 10 jenis DLH Kota
.2.09.1 an/Rehabili pemeliharaan/ jenis 000 jenis 000 jenis 000 jenis 00 jenis 00 Semarang
1 tasi Sarana rehabilitasi
dan sarana dan
Prasarana prasarana
Pendukung pendukung
Gedung kantor atau
Kantor atau bangunan
Bangunan lainnya
Lainnya (DLH)
2.11.01 Program Persentase 100 100 100 100 100 100 100 persen DLH Kota
Penunjang kinerja persen persen perse perse perse pers Semarang
Urusan Administrasi n n n en
Pemerinta dan
han Pelaporan
Daerah Keuangan
Kabupaten SKPD
/Kota
2.11.03 Pencegaha Emisi CO2 0.00 70289 7625 8274 8980 9749 9749288.54 DLH Kota
.2.01 n Kt.CO2 40.26 348.2 362.0 648. 288. Kt CO2 Semarang
Pencemara Kt 3 Kt 8 Kt 51 54
n dan/atau CO2 CO2 CO2 Kt Kt
Kerusakan CO2 CO2
Lingkunga
n Hidup
Kabupaten
/Kota
2.11.03 Koordinasi, Jumlah 1 1 44.752.0 1 57.100.0 1 58.242.0 1 61.433.00 1 100.000. 5 dokumen DLH Kota
.2.01.0 Sinkronisas dokumen dokume doku 00 doku 00 doku 00 doku 0 doku 000 Semarang
2 i dan laporan n men men men men men
Pelaksanaa inventarisasi
n GRK
Pengendali
Jumlah 0 1 40.000.0 1 50.250.0 1 51.255.0 1 60.000.00 1 100.000.0 5 dokumen DLH Kota
an Emisi
dokumen dokume doku 00 doku 00 doku 00 doku 0 doku 00 Semarang
Gas Rumah
pemantauan n men men men men men
Kaca,
evaluasi dan
Mitigasi
pelaporan
dan
Gas Rumah
Adaptasi
Kaca (GRK)
Perubahan
Iklim Jumlah 28 5 151.000. 5 171.855. 5 175.300. 5 180.600.0 5 230.000.0 25 lokasi DLH Kota
kampung lokasi lokasi 000 lokasi 000 lokas 000 lokas 00 loka 00 Semarang
iklim yang i i si
terbangun
Pembangunan 8 unit 10 150.000. 18 180.000. 22 210.000. 26 240.000.0 30 270.000.0 106 unit DLH Kota
sumur resapan unit 000 unit 000 unit 000 unit 00 unit 00 Semarang
Pelubangan 1000 1500 144.000. 2600 180.000. 3000 216.000. 3500 252.000.0 4000 288.000.0 14.600 DLH Kota
biopori dan lubang luban 000 luban 000 luban 000 luba 00 luba 00 lubang Semarang
pengadaan g g g ng ng
penutup biopori
Jumlah alat bor 125 100 49.100.0 100 49.100.0 180 98.000.0 200 116.620.0 200 142.950.0 780 buah DLH Kota
biopori yang buah buah 00 buah 00 buah 00 buah 00 buah 00 Semarang
terbeli
Tujuan Sasaran Indika Kode Program dan Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Lokasi dan
tor Kegiatan Kinerja Capaia Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kerja Kelompok
Sasara Program n pada Kinerja PD Sasaran
n (Outcom) Tahun pada Akhir Penangg
Targe Targ Targ Targ Tar
dan Awal Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Periode ung
t et et et get
Kegiatan Renstra PD jawab
(Output)
Sarana dan 0 unit 1 unit 39.549.0 1 unit 154.135. 1 unit 242.645. 1 225.000.0 1 236.000.0 5 unit DLH Kota
prasarana 00 000 000 unit 00 unit 00 Semarang
taman
keanekarag
aman
hayati
(Kehati)
2.11.09 Penilaian Jumlah 0 batang 0 0 100 16.000.0 200 32.000.0 250 45.000.00 250 50.000.00 800 batang DLH Kota
.2.01.0 Kinerja bibit batan batan 00 batan 00 batan 0 bata 0 Semarang
1 Masyarakat/Le tanaman g g g g ng
mbaga yang terbeli
Masyarakat/Du
nia
Usaha/Dunia
Pendidikan/
Filantropi
dalam
Perlindungan
dan Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
2.11.03 Pencegahan Persentase 100 100 100 100 100 100 100 persen DLH Kota
.2.01 Pencemaran terlaksanan persen persen perse perse perse pers Semarang
dan/atau ya kegiatan n n n en
Kerusakan pencegahan
Lingkungan pencemaran
Hidup dan / atau
Kabupaten/Kota kerusakan
lingkungan
hidup
2.11.03 Koordinasi, Jumlah 0 batang 1000 87.213.0 1000 97.700.0 1000 99.654.0 1000 110.000.0 1000 224.800.0 4610 batang DLH Kota
.2.01.0 Sinkronisasi, bibit batan 00 batan 00 batan 00 batan 00 bata 00 Semarang
2 dan tanaman g g g g ng
Pelaksanaan yang terbeli
Pengendalian untuk
Emisi Gas kegiatan
Rumah Kaca , proklim
Mitigasi dan
Adaptasi
Perubahan
Iklim
2.11.06 Program Persentase 100 100 100 100 100 100 100 persen DLH Kota
Pembinaan ijin persen persen perse perse perse pers Semarang
Dan lingkungan n n n en
Pengawasan yang
Terhadap Izin diterbitkan
Lingkungan sesuai
Dan Izin peraturan
Perlindungan perundang
Dan -undangan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup (PPLH)
2.11.06 Pembinaan dan Persentase 100 100 100 100 100 100 100 persen DLH Kota
.2.01 Pengawasan ijin persen persen perse perse perse pers Semarang
Terhadap Usaha lingkungan n n n en
dan/atau yang
Kegiatan yang diterbitkan
Izin
Lingkungan dan
Izin PPLH
diterbitkan oleh
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
Jumlah 2 unit 0 unit 0 5 unit 200.000. 5 unit 200.000. 5 350.000.0 5 350.000.0 20 unit DLH Kota
kendaraan 000 000 unit 00 unit 00 Semarang
roda 3 listrik
angkut
sampah
Jumlah 4 unit 0 unit 0 2 unit 1.200.00 2 unit 1.200.00 5 3.000.000 5 3.000.000 14 unit DLH Kota
kendaraan 0.000 0.000 unit .000 unit .000 Semarang
angkut
sampah yang
terbeli
Jumlah alat 0 jenis 13 200.000. 0 0 0 0 0 0 0 0 13 jenis DLH Kota
kerja jenis 000 jenis jenis jenis jenis Semarang
kebersihan
yang tersedia
2.11.11 Penyusunan Persentase 100 100 900.000. 100 1.000.00 100 1.020.00 100 1.500.000 100 2.000.000 100 persen DLH Kota
.2.01.0 Kebijakan terlaksananya persen persen 000 perse 0.000 perse 0.000 perse .000 pers .000 Semarang
6 Kerjasama penarikan n n n en
Pengelolaa retribusi
n kebersihan
Persampaha melalui
n rekening
PDAM dan
sosialisasi
intensifikasi
PAD yang
tercapai
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun 2021-
2026 merupakan penjabaran dari Visi, Misi RPJMD Kota Semarang untuk 5 (lima) tahun
mendatang yang berfungsi sebagai pedoman, penentu arah sasaran dan tujuan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Semarang dalam melaksanakan tugas fungsi penyelenggaraan pemerintah bidang
urusan lingkungan hidup dalam kegiatan pembangunan dan pelaksanaan pelayanan bagi
pemangku kepentingan yang menjadi tanggungjawab Dinas Lingkungan Hidup. Penyusunannya
mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang 2021-2026.
Renstra Dinas Lingkungan Hidup ini setiap tahunnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Kerja Tahunan Dinas Lingkungan Hidup.
Permasalahan lingkungan hidup sangatlah komplek dan tidak akan dapat diselesaikan
sendiri oleh Dinas Lingkungan Hidup. Oleh karenanya, tahap pertama akan dilakukan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi sebaik-baiknya kegiatan antar semua unit kerja di lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup. Tahap kedua adalah penggalangan komitmen dan kerjasama dengan semua
pihak terkait, termasuk perguruan tinggi, masyarakat maupun dunia usaha di level provinsi hingga
kabupaten/kota.
Pencapaian target sasaran yang telah direncanakan dalam renstra diperlukan partisipasi,
semangat, komitmen, tanggungjawab dan kerja keras yang tinggi dari seluruh aparatur Dinas
Lingkungan Hidup. Kemampuan suatu unit kerja dalam melaksanakan tugas akan dapat diukur
dan dinilai dari keberhasilan unit kerja tersebut dalam pencapaian target kinerja kegiatan yang
menjadi tanggungjawabnya. Perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang kuat dan dijalankan
oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi, serta didukung oleh sarana
prasarana dan biaya yang memadai, akan dapat mewujudkan Dinas Lingkungan Hidup sebagai
satuan kerja perangkat daerah yang mampu melaksanakan tugas pengelolaan urusan wajib
lingkungan hidup secara optimal dan terpadu.