Anda di halaman 1dari 6

Tugas Etika Bisnis Minggu 9

Jawablah pertanyaan berikut ini :


1. a. Jelaskan dokumen apa saja yang disebut sebagai dokumen Amdal ?
b. Jelaskan pula siapa yang menilai dokumen tersebut menurut PP 22 tahun 2021 ?
2. a. Jelaskan sektor apa saja yang diwajibkan menyusun amdal menurut Permenlhk yang
terbaru
b. Apa yang harus dilakukan jika rencana kegiatan menimbulkan dampak penting tetapi
tidak ada dalam daftar di Permenlhk yang terbaru
3. a. Jelaskan kompetensi apa saja yang diperlukan oleh Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA)
dan Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA)
b. Jelaskan yang dimaksud dengan penilaian substantif Amdal menurut PP 22 tahun 2021
4. a. Jelaskan mekanisme pengeluaran Persetujuan Lingkungan menurut PP 22 tahun 2021.
b. Jelaskan pula yang dimaksud dengan Ringkasan Pertimbangan Ilmiah yang terkait
dengan lokasi yang berbatasan dengan kawasan lindung
5. a. Jelaskan tentang 3 evaluasi yang harus ada dalam pelaporan pelakasannaan RKL-RPL
menurut kepmenlh 45 tahun 2005
b. Jelaskan yang dimaksud dengan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup dan mekanisme
pelaksanaannya menurut Permenlhk yang terbaru

Jawaban pertanyaan tersebut diketik oleh setiap mahasiswa dan dikirim dalam bentuk file pdf
ke WA saya dengan nomor 08165401291. Nama file memakai: Nama Mahasiswa_NRP
Mahasiswa_Tugas Minggu 9.pdf. Tenggang waktu pengiriman file pdf adalah maksimum 3
hari setelah jadwal kuliah minggu 9. Sebisa mungkin jawaban memakai kalimat sendiri dan
hindari copy paste. Dianjurkan memakai teknik paraphrase untuk menghindari jawaban yang
sifatnya plagiasi.
1.
a. Dokumen Amdal adalah salah satu persyaratan dalam proses perizinan lingkungan di
Indonesia yang bertujuan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek atau
kegiatan dan merumuskan strategi mitigasi dampak tersebut. Berikut adalah dokumen yang
termasuk dalam Dokumen Amdal:
1. KA-ANDAL atau Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup adalah
dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian AMDAL, dampak-
dampak penting yang akan dikaji, batas studi AMDAL, metodologi yang digunakan
untuk mengkaji dampak, dan isi seperti izin tata ruang, izin prinsip lokasi, dan peta-peta
terkait. KA-ANDAL juga harus disosialisasikan dengan masyarakat sekitar.
2. ANDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah dokumen yang
berisi analisis terhadap dampak penting dari suatu rencana proyek, menggunakan
metodologi yang telah disepakati untuk mengetahui besaran dampak dan menentukan
sifat penting dampak dengan membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak
penting yang telah ditetapkan.
3. RKL atau Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah dokumen yang memuat
upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif suatu proyek, dirumuskan berdasarkan kajian ANDAL.
4. RPL atau Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup adalah dokumen yang memuat upaya
pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak
dari rencana proyek, hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
upaya pengelolaan proyek, ketaatan penyelenggara proyek terhadap peraturan lingkungan
hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi analisis dampak yang digunakan dalam
kajian ANDAL.

b. Menurut PP No. 22 Tahun 2021, penilaian terhadap dokumen Amdal dilakukan oleh Komisi
Penilai AMDAL yang dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau
pemerintah daerah setempat. Komisi Penilai AMDAL terdiri dari beberapa anggota yang terdiri
dari ahli lingkungan, akademisi, praktisi, dan masyarakat. Komisi Penilai AMDAL bertanggung
jawab untuk menilai dokumen Amdal yang diajukan oleh pengusaha untuk memperoleh Izin
Lingkungan atau Izin Operasi.
2.
a. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) No. 16 Tahun
2021 tentang Jenis Kegiatan yang Wajib Melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
sektor-sektor yang diwajibkan untuk menyusun dokumen AMDAL antara lain:
1. Pertambangan dan energi
2. Industri
3. Jalan, jembatan, dan terowongan
4. Pelabuhan, dermaga, dan jalan air
5. Bandar udara
6. Bendungan, waduk, dan embung
7. Irigasi, drainase, dan bangunan air lainnya
8. Kawasan konservasi
9. Kawasan perumahan dan permukiman
10. Pembangunan kawasan wisata
11. Kegiatan lain yang menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan hidup
b. Jika rencana kegiatan tidak tercantum dalam daftar kegiatan yang diwajibkan untuk menyusun
dokumen AMDAL menurut PermenLHK No. 16 Tahun 2021, maka pengusaha harus melakukan
kajian lingkungan dan membuat dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
jika diperlukan. Jika dampak kegiatan tersebut dinilai penting, tetapi tidak termasuk dalam daftar
kegiatan yang diwajibkan menyusun AMDAL, maka pengusaha harus menyusun dokumen
UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup)
dan mengajukan Izin Lingkungan kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
persetujuan.
3.
a.Kompetensi yang diperlukan oleh Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA) dan Anggota Tim
Penyusun Amdal (ATPA) antara lain:
1. Memiliki keahlian, pengalaman, dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang lingkungan
hidup dan pengelolaannya.
2. Memiliki kemampuan dalam melakukan identifikasi, analisis, dan penilaian dampak
lingkungan serta pengendalian dampak tersebut.
3. Memiliki kemampuan dalam melakukan analisis risiko lingkungan.
4. Memiliki kemampuan dalam melakukan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
lingkungan hidup.
5. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan rencana pengelolaan lingkungan hidup
yang efektif.
6. Memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi, koordinasi, dan negosiasi dengan
berbagai pihak terkait.
b. Penilaian substantif Amdal merupakan penilaian mendalam terhadap dokumen Amdal yang
meliputi analisis dampak lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana
pemantauan dampak lingkungan. Penilaian ini dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA)
dengan mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan hidup yang meliputi aspek fisik, biologi,
ekonomi, sosial, budaya, dan keselamatan. Tujuan dari penilaian substantif Amdal adalah untuk
memastikan bahwa dokumen Amdal yang diajukan oleh pengusaha telah memenuhi persyaratan
lingkungan hidup, serta mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif pengelolaan lingkungan
hidup dan dampaknya. Penilaian ini menjadi dasar bagi KPA dalam memberikan rekomendasi
terhadap izin lingkungan atau izin operasi yang diajukan oleh pengusaha.
4.
a. Berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemilihan Usaha yang Wajib
Melakukan Penilaian Mengenai Dampak Lingkungan, mekanisme pengeluaran Persetujuan
Lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Pengusaha wajib menyusun dokumen Amdal dan/atau UKL-UPL dan melengkapi
dokumen tersebut dengan Ringkasan Pertimbangan Ilmiah.
2. Dokumen Amdal dan/atau UKL-UPL dan Ringkasan Pertimbangan Ilmiah diajukan ke
KPA.
3. KPA melakukan penilaian substantif terhadap dokumen Amdal dan/atau UKL-UPL dan
Ringkasan Pertimbangan Ilmiah.
4. KPA memberikan rekomendasi kepada Menteri/Lembaga terkait yang berwenang
mengeluarkan izin lingkungan atau izin operasi.
5. Menteri/Lembaga terkait yang berwenang mengeluarkan izin lingkungan atau izin
operasi memberikan Persetujuan Lingkungan kepada pengusaha setelah
mempertimbangkan rekomendasi dari KPA.
b. Ringkasan Pertimbangan Ilmiah yang terkait dengan lokasi yang berbatasan dengan kawasan
lindung adalah suatu dokumen yang memuat analisis dan penilaian dampak lingkungan dari
rencana kegiatan usaha yang akan dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan kawasan
lindung. Dokumen ini disusun oleh KTPA dan ATPA dan dilampirkan pada dokumen Amdal
yang diajukan kepada KPA. Ringkasan Pertimbangan Ilmiah ini harus memuat informasi terkait
dengan kondisi lingkungan hidup di lokasi yang berbatasan dengan kawasan lindung, dampak
lingkungan yang dihasilkan oleh rencana kegiatan usaha, dan upaya pengelolaan dan pemantauan
dampak lingkungan yang akan dilakukan. Dokumen ini sangat penting untuk memastikan bahwa
rencana kegiatan usaha yang akan dilakukan tidak akan berdampak negatif pada kawasan
lindung tersebut, sehingga dapat meminimalkan kerusakan lingkungan hidup dan menjaga
keberlangsungan fungsi ekosistem kawasan lindung.
5.
a. Berdasarkan Kepmenlh No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Rencana
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RPL) pada Dokumen Lingkungan Hidup, terdapat 3 evaluasi yang harus dilakukan dalam
pelaporan pelaksanaan RKL-RPL, yaitu:
1. Evaluasi Pelaksanaan RKL-RPL: evaluasi ini dilakukan untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan RKL-RPL selama masa operasi kegiatan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana rencana pengelolaan lingkungan hidup yang telah disusun
dalam RKL-RPL dapat diterapkan dengan efektif dan efisien, serta menentukan tindakan
korektif yang harus dilakukan jika terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan
kenyataan.
2. Evaluasi Dampak Lingkungan: evaluasi ini dilakukan untuk mengevaluasi dampak
lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan operasional suatu usaha terhadap lingkungan
hidup. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak lingkungan yang telah
diprediksi dalam dokumen Amdal atau UKL-UPL sama dengan kenyataan di lapangan
dan menentukan tindakan korektif yang harus dilakukan jika terdapat ketidaksesuaian
antara prediksi dengan kenyataan.
3. Evaluasi Hasil Pemantauan Lingkungan Hidup: evaluasi ini dilakukan untuk
mengevaluasi hasil pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan selama masa operasi
kegiatan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah upaya pemantauan yang telah
dilakukan dapat menjamin kelestarian lingkungan hidup di sekitar usaha dan menentukan
tindakan korektif yang harus dilakukan jika terdapat perubahan atau gangguan pada
lingkungan hidup.
b. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) adalah dokumen yang digunakan untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari suatu kegiatan setelah dilakukan selama jangka waktu
tertentu. DELH wajib disusun oleh pengusaha yang telah mendapatkan izin lingkungan atau izin
operasi, dan dilaksanakan selama masa operasi kegiatan usaha. Mekanisme pelaksanaan DELH
sesuai dengan Permenlhk No. 23 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Evaluasi Dampak Lingkungan
Hidup dan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, adalah sebagai berikut:
1. Pengusaha menyusun dan melaporkan DELH ke KPA setiap 5 (lima) tahun sekali atau
jika ada perubahan signifikan pada kegiatan usaha yang dapat mempengaruhi dampak
lingkungan.
2. KPA melakukan penilaian terhadap DELH dan memberikan rekomendasi kepada
Menteri/Lembaga terkait yang berwenang.
3. Menteri/Lembaga terkait yang berwenang mengeluarkan izin lingkungan atau izin
operasi memberikan persetujuan atas DELH jika memenuhi persyaratan sesuai

Anda mungkin juga menyukai