a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
4) Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak negatif yang sebenarnya
tidak dilakukan.
5) Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
6) Sebagai bahan utuk menganalisis pengelolaan dan sasaran proyek.
7) Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan proyeknya, untuk dapat
menemukan kelemahan dan kekurangan dan segera dipersiapkan penyempurnaannya.
e. Bagi peneliti dan ilmuan.
1) Kegunaan didalam penelitian.
2) Kegunaan didalam analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan.
3) Kegunaan didalam meningkatkan keterampilan didalam penelitian dan meningkatkan
pengetahuan.
f. Bagi pemilik modal
1) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengn misinya.
2) Melakukan pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.
3) Menghindari duplikasi dari proyek lain yang tidak perlu.
4) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh proyek
sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.
4. Berikan penjelasan kurun waktu penyusunan AMDAL, batas waktu legalisasi dan masa
berlakunya dokumen AMDAL!
a. Kurun waktu penyusunan AMDAL:
Maksimal 75 hari.
b. Batas waktu legalisasi:
Batas waktu legalisasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, gubernur dan bupati adalah
maksimal 75 hari.
c. Masa berlaku dokumen AMDAL:
Keputusan kelayakan Lingkungan Hidup suatu usaha dan atau kegiatan dinyatakan
kadaluwarsanya atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini, apabila rencana usaha dan atau kegiatan
tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan kelayakan
tersebut.
5. Sebutkan peraturan yang memberi kepastian hukum terhadap kegiatan yang wajib dilengkapi
AMDAL!
Kebijakan tersebut berfungsi untuk mencegah atau meminimalkan dampak negatif pembangunan bagi
lingkungan. Beberapa kebijakan lingkungan yang digunakar di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. UU Nomor 23 Tabun 1997
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 18, disebutkan bahwa:
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup
untuk memperoleh izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
2) Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud dalam ayat 1 diberikan oleh pejabat
yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3) Dalam izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan persyaratan dan
kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
b. PP Nornor 27 Tahun 1999
Pasal 3 dalam PP tersebut pada ayat (1) disebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:
1) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2) Eksploitasi sumber daya alam proses kegiatan yang secara potensi dapat menimbulkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
3) Proses atau kegiatan yang hasilnya dapat mernengaruhi kelestarian alam.
Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup.
c. KEPMEN LH RI Nomor 17 Tahun 2001
Terdapat empat hal penting dalam KEPMEN tersebut, yaitu:
1) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai
dampak lingkungan hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan tersebut.
2) Apabila skala atau.besaran suatu jenis rencana usaha dan/atau kegiatan lebih kecil daripada
skala/besaran yang tercantum pada Lampiran Keputusan ini akan tetapi atas dasar
pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan serta tipologi
ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup, maka bagi
jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur
untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
3) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran Keputusan ini
tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung wajib dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
4) Apabila Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan/atau masyarakat menganggap perlu untuk mengusulkan jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang tidak tercantum dalam Lampiran Keputusan ini tetapi jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut dianggap mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, maka
Bupati/Walikota atau Gubernur untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan/atau
masyarakat wajib memberikan usulan secara tertulis kepada Menteri Negara Lingkungan
Hidup.
d. Tidak semua jenis usaha atau kegiatan memerlukan AMDAL, beberapa jenis usaha yang wajib
memiliki Amdal diatur dalam Permen LH no 5 tahun 2012. Ada 14 jenis usaha yang wajib
memiliki amdal (lampiran I Permen Lh No 5 tahun 2012), diantaranya:
1) Bidang Multi Sektor
2) Bidang pertahanan
3) Bidang pertanian
4) Bidang perikanan dan kelautan
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
5) Bidang kehutanan
6) Bidang perhubungan
7) Bidang teknologi satelit
8) Bidang perindustrian
9) Bidang pekerjaan umum
10) Bidang perumahan dan kawasan permukiman
11) Bidang Energi dan sumber daya mineral
12) Bidang Pariwisata Bidang ketenaganukliran
13) Bidang pengelolaan limbah B3
Jenis usaha atau kegiatan yang wajib amdal ditetapkan berdasarkan potensi dampak penting, dan
ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif
yang akan Timbul.
e. Kegiatan usaha yang diwajibkan untuk melakukan kajian AMDAL adalah semua usaha yang
kriteria-kriterianya tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006.
f. Untuk lebih jelasnya tentang AMDAL dapat dibaca pada Permen LH No 05 tahun 2012 tentang
Jenis Usaha Yang Wajib Amdal
7. Bagaimana cara penganggulangan AMDAL bila terjadi masalah pada masa yang akan datang,
karena tiap masa terjadi perubahan?
AMDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu
rencana kegiatan. Dampak penting yang telah diindetifikasi di dalam dokumen KAAMDAL
kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati.
Telaah tersebut antara lain:
a. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan
dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan.
b. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan
lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan.
c. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil kajian
AMDAL.
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
8. Apakah yang dimaksud dengan AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL? Apa perbedaan dari ketiga
bentuk kajian lingkungan tersebut?
Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Pasal
2 ayat (2) disebutkan bahwa Amdal, UKL-UPL dan SPPL merupakan Dokumen Lingkungan
Hidup.
a. AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. (PP. No 27 Tahun 1999). AMDAL terdiri dari:
1) Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
b. UKL-UPL
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah
dokumen tentang pengelolaan dan pemantauan lingkungan bagi kegiatan yang tidak wajib amdal
sebagaimana yang diatur dalam Kepmen LH no 17 Tahun 2001
c. SPPL
SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan) adalah kesanggupan dari penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas
dampak lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan yang
wajib amdal atau UKL-UPL. SPPL adalah dokumen yang dibuat oleh pemrakarsa bagai kegiatan
yang tidak wajib amdal, maupun wajib UKL dan UPL yang saat ini tidak banyak diterapkan.
Perbedaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:
a. Skala Usaha dan/ atau Kegiatan
misalnya kegiatan pengambilan air sungai sebesar 250 liter/ detik atau lebih, maka kegiatan
tersebut harus menyusun amdal. Tetapi jika di bawah 250 liter/ detik, maka cukup dengan UKL-
UPL. Atau misalkan direncanakan membangun gedung dengan luas lahan 5 Ha atau lebih, maka
wajib menyusun amdal. Tetapi jika di bawah 5 Ha, maka cukup dengan amdal. Skala usaha dan/
atau kegiatan ini dapat dilihat dari luas lahan/ luas bangunan/ kapasitas produksi/ debit/ tinggi/
panjang/ volume/ tekanan/ besarnya tegangan dan lain-lain disesuaikan dengan jenis usaha dan/
atau kegiatannya.
b. Dampak terhadap lingkungan
Sudah jelas bahwa amdal dikhususkan untuk usaha dan/ atau kegiatan yang menimbulkan
dampak penting. Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar
yang diakibatkan oleh suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
c. Format dokumen
1) Format Amdal mengikuti format yang ada dalam lampiran I, II dan III Permen LH No. 16
Tahun 2012.
2) Format UKL-UPL mengikuti format yang ada dalam lampiran IV Permen LH No. 16 Tahun
2012.
3) Format SPPL mengikuti format yang ada dalam lampiran V Permen LH No. 16 Tahun 2012.
d. Penyusun
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
Amdal disusun oleh penyusun yang telah memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal.
Sedangkan UKL-UPL dan SPPL dapat langsung disusun oleh pemrakarsa usaha dan/ atau
kegiatan.
e. Mekanisme Penyusunan
Amdal harus melewati tahapan penilaian amdal yang dilakukan oleh Komisi Penilai Amdal.
Sedangkan UKL-UPL, di beberapa daerah mewajibkan presentasi/ ekspose sebelum dikeluarkan
surat rekomendasi dan di beberapa daerah tidak mewajibkan ekspose. Sedangkan SPPL hanya
mengisi form dan mendaftarkannya ke instansi lingkungan hidup.
Persamaan dari ketiga dokumen tersebut adalah:
a. Waktu penyusunan
Amdal, UKL-UPL dan SPPL disusun sebelum dilaksanakannya suatu usaha dan/ atau kegiatan.
Artinya penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan harus memiliki rencana pengelolaan dan
pemantauan dampak yang akan ditimbulkan dari usaha/ kegiatan.
b. Tujuan penyusunan
Tujuan disusun dokumen lingkungan (bagi pemrakarsa) adalah agar suatu usaha dan/ atau
kegiatan yang dilakukan tidak menimbulkan pencemaran, perusakan, gangguan terhadap
lingkungan atau dampak sosial lainnya. Bahkan dalam amdal dan UKL-UPL telah dikembangkan
upaya pengembangan sosial di lingkungan sekitarnya (misalnya Corporate Social Responsibility).
Sedangkan tujuan penyusunan dokumen lingkungan bagi pemerintah (pusat ataupun daerah)
adalah sebagai bahan pengambilan keputusan apakah rencana usaha dan/ atau kegiatan yang
diajukan tersebut laik dilaksanakan atau tidak.
Suatu usaha dan/ atau kegiatan tergolong pada wajib amdal, UKL-UPL atau SPPL maka dilakukan
penapisan sesuai Permen LH No. 5 Tahun 2012. Jika usaha dan/ atau kegiatan sesuai dengan kriteria
dalam lampiran I Permen LH No. 5 Tahun 2012, maka wajib amdal, selain itu adalah wajib UKL-
UPL atau SPPL. Dan untuk menentukan UKL-UPL atau SPPL maka dilakukan penapisan sesuai
peraturan gubernur atau bupati/ walikota setempat.
9. Seluruh dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL? Berikan
penjelasan masing-masing dokumen, arti dokumen, isi masing-masing dokumen, maksud dan
tujuan dokumen-dokumen tersebut!
a. KA-ANDAL (Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
1) Pengertian: Kerangka Acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup
yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh pemrakarsa/penyusun AMDAL dan
Komisi AMDAL.
2) Isi dokumen: Isi dokumen berupa izin tata ruang, izin prinsip lokasi, peta-peta terkait, dll.
3) Tujuan:
i. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
ii. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia
4) Fungsi dokumen KA-ANDAL:
i. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi yang membidangi rencana usaha
atau kegiatan, dan penyususnan studi AMDAL tentang lingkup dan kedalaman studi
ANDAL yang akan dilakukan.
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
ii. Sebagai salah satu rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengevaluasi hasil
studi ANDAL.
b. ANDAL (Analisis Dampak Lingkugan Hidup)
1) Pengertian: ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan (PP.No.27 Th 1999 pasal 1)
2) Isi dokumen: Berisi tentang hasil identifikasi, prediksi, evaluasi, dan mitigasi terhadap
dampak lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan.
3) Tujuan:
i. Mengidentifikasi rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama
yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
ii. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting.
iii. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
iv. Merumuskan RKL dan RPL
4) Fungsi pedoman penyusunan: Pedoman penyusunan ANDAL digunakan sebagai dasar
penyususnan ANDAL baik AMDAL kegiatan tunggal, AMDAL kegiatan terpadu/multisektor
maupun AMDAL kegiatan dalam kawasan.
c. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup)
1) Pengertian: Merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan, dan
mengulangi dampak besar yang penting, lingkungan hidup yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan atau
kegiatan.
2) Isi dokumen: berisikan upaya dari si pemrakarsa untuk meminimalisir dampak lingkungan
3) Tujuan:
i. Pengelolaan Lingkungan yang bertujuan untuk menghindari dan mencegah dampak
negatif lingkungan hidup melalui pemilihan atas alternatif, tata letak (tata ruang mikro)
lokasi, dan rancang bangun proyek.
ii. Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimisasi,
atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul disaat usaha dan atu kegiatan
beroperasi, maupun hingga saat usaha dan atau kegiatan berakhir ( misalnya :
rehabilitasi lokasi proyek)
iii. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkat dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.
iv. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi
lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumber daya tidak dapat
pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologi) sebagai dasar
untuk memberikan kompensasi atas sumber daya tidak dapat pulih, hilang atau rusak
(baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologi) sebagai akibat usaha dan atau
kegiatan
d. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup)
1) Pengertian: RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan atau kegiatan.
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
2) Tujuan: RPL digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai
tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat
usaha dan atu kegiatan), sampai ketingkat kawasan atau bahkan regional tergantung pada
skala keacuhan terhadap masalah yang dihadapi.
3) Isi dokumen:
i. Dampak yang dipantau
ii. Sumber dampak
iii. Parameter yang dipantau
iv. Tujuan pemantauan lingkungan hidup
v. Metode pemantauan lingkungan hidup
vi. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
vii. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan hidup
viii. Institusi pemantauan lingkungan hidup
ix. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
10. Jelaskan dampak kerugian jika tidak memiliki AMDAL. Berikan contoh kerugian jika tidak
memiliki AMDAL terhadap tanah, air dan udara!
Berikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL secara baik dan
benar adalah sebagai berikut:
a. Terhadap tanah dan kehutanan
1) Menjadi tidak subur atau tandus.
2) Berkurang jumlahnya.
3) Terjadi erosi atau bahkan banjir.
4) Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai berikut hewan dan
tumbuhan yang ada disekitarnya.
5) Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak hutan sebagai sumber resapan air.
6) Punahnya keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, akibat rusaknya hutan alam yang
terkena dampak dengan adanya proyek/usaha.
b. Terhadap air
1) Mengubah warna sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan sehari-hari.
2) Berubah rasa sehingga berbahaya untuk diminum karena mungkin mengandung zat-zat yang
berbahaya.
3) Berbau busuk atau menyengat.
4) Mengering sehingga air disekitar lokasi menjadi berkurang.
5) Matinya binatang air dan tanaman disekitar lokasi akibat dari air yang berubah warna dan
rasa.
6) Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air bila dikonsumsi untuk
keperluan sehari-hari.
c. Terhadap udara
1) Udara disekitar lokasi menjadi berdebu
2) Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti proyek bahan
kimia.
3) Dapat menimbulkan suara bising apabila ada proyek perbengkelan.
4) Menimbulkan aroma tidak sedap apabila ada usaha peternakan atau industri makanan.
5) Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada keluaran industri tertentu.
d. Terhadap masyarakat
Nam : Putri Junida Ziliwu
a
NIM : 21S14011
Prod : Manajemen
i Rekayasa
Referensi
A, Sopiana. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah dan Masyarakat. March 11, 2016.
http://www.sridianti.com (accessed April 16, 2017).
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat. DLH Provinsi Jawa Barat. April 15, 2015.
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/faq/119-amdal/173-bagaimana-prosedur-amdal (accessed
April 16, 2017).
Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan
Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang. October 26, 2016.
http://lhketapang.wixsite.com/lhketapang/single-post/2016/10/26/Perbedaan-Amdal-UKL-UPL-
dan-SPPL (accessed April 17, 2017).
Pengertian Ahli. Kumpulan Pengertian Menurut para Ahli. November 26, 2013.
http://www.pengertianahli.com (accessed April 15, 2017).
Purnama, Dede, Henri Saputra, Juaria, and Nadilla. "AMDAL." Academia.edu. January 15, 2015.
https://www.academia.edu/30545340/AMDAL_UPL_UKL?auto=download (accessed April 16,
2017).
Rezjy, Oktaviansyah. Prosedur Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. October 12, 2014.
https://richardokiki.wordpress.com/2014/10/12/prosedur-analisa-mengenai-dampak-lingkungan/
(accessed April 16, 2017).
W., Kukuh, Diah Utami, Rambu Naha Tarap, and Mariya Untung Sri. Kelompok 1. March 1, 2010.
http://lingkungan01-tiumb.blogspot.co.id/2010/03/diskusi-kelompok-1.html (accessed April 17,
2017).