Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Rafif Riefanto Subagja

NIM :133190045

Kelas : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan PT-A

1. Apakah yang dimaksud: Pemrakarsa, Pelaksana/Konsultan AMDAL, Komisi Penilai


AMDAL?
a. Pemrakarsa adalah setiap orang atau instansi pemerintah yang bertanggung
jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemarkasa
inilah yang berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL. Pemrakarsa dapat juga
disebut dengan investor karena penyusunan dokumen Amdal dan UKL-UPL
didanai oleh pemrakarsa.
b. Konsultan amdal adalah jasa konsultan yang akan membantu anda dalam
menyusun dokumen lingkungan hidup.  Seperti AMDAL, UKL UPL, SPPL dan lain –
lain.  Dimana konsultan ini akan membantu menuliskan hasil pengamatan dan
analisisnya berdasarkan kompetensi yang dimilikinya dalam lingkungan hidup.
Serta menyusu kerangka acuan atau Term of Refenrence (TOR) dalam AMDAL
c. Komisi Penilai AMDAL adalah Komisi yang bertugas menilai Dokumen AMDAL 
yang terdiri dari Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).

2. Apakah yang dimaksud proses penapisan (screening)?


Proses penapisan (Proses Seleksi) wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu Langkah yang
didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat jenis proyek yang
tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh karena dampak tidak saja
ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat lingkungan, daftar
tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang rentan. Proyek
dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan diharuskan
melakukan AMDAL. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun
dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL. Penapisan mempunyai tujuan untuk
memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangatlah penting bagi pemrakarsa
untuk dapat mengetahui apakah proyeknya akan terkena AMDAL sebelum proyek
berjalan. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu. Seperti yang
terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya rencana proyek
yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan adanya
penapisan ini diharapkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tidak akan
mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang
diperlukan untuk pembangunan

3. Sebutkan Dokumen AMDAL dan apa isinya masing-masing?


a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL).
KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL
dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan
penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan
ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara
Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut
dengan proses pelingkupan.
b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap
dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah
diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat
dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan
untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui,
selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara
membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap
keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini
bertujuan untuk menentukan dasardasar pengelolaan dampak yang akan
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak
positif.
c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana
suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan
dasardasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk
melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam
kajian ANDAL.
e. Dokumen Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas
hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif
biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting
dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan
pemantuan lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-
dampak tersebut.

4. Jelaskan metode ANDAL


a. Metode Ad Hoc : sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan
pendugaan, relatif mudah, singkat, tetapi kurang keterpaduan dari disiplin-
disiplin ilmu yang terlibat.
b. Metode Overlays : menggunakan sejumlah peta di lokasi yang akan dibangun
proyek dan daerah sekitarnya, tiap peta menggambarkan komponen-komponen
lingkungan yang lengkap (meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi, dan
sosialbudaya). (Warner & Bromley (1974)
c. Metode Checklist : berbentuk daftar komponen lingkungan yang kemudian
digunakan untuk menentukan komponen mana yang terkena dampak.
Berdasarkan perkembangannya, metode Checklist dibagi menjadi :
 Checklist sederhana (simple checklist),
 Checklist dengan uraian (descriptive checklist),
 Checklist berskala (scaling checklist),
 Checklist berskala dengan pembobotan (scale weight checklist)
d. Metode Leopold atau Matriks Interaksi Leopold (1971) : terdiri dari 100 macam
aktivitas dengan 88 komponen lingkungan. Identifikasi dampak lingkungan dari
proyek ditulis dalam interaksi antara aktivitas dan komponen lingkungan.
 Setelah matriks dibuat kemudian menetukan dampak dari tiap aktivitas
proyek pada komponen lingkungan
 Menentukan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan dampak.
Penilaian berskala 1 (paling rendah) sampai 10 ( paling tinggi) dan diberi
tanda + atau – untuk masing- masing dampak
e. Metode Matriks Dampak dari Moore (1973) : matriks Moore dibagi menjadi 6
kategori yang berbeda, yaitu :
 Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lain yang berhubungan
 Potensi perubahan lingkungan
 Pengaruh pada lingkungan yang utama
 Pemanfaatan pada manusia yang terkena
 Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas
 Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia
f. Metode Sorensen (1971) : merupakan Network Analysis yang pertama, disusun
untuk digunakan pada proyek pengerukan dasar laut (dredging). Dalam metode ini
menggunakan Bagan Alur, yang mengupayakan model hubungan sebab akibat
melalui identifikasi keterkaitan antara kegiatan proyek yang berpotensi
menimbulkan dampak, dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak.
dalam bentuk jaringan kerja (net working), yang sering disebut juga sebagai skema
aliran (flow chart) atau aliran dampak (impact flow).
g. Metode MacHarg (1968) : dikenal juga sebagai Metode Overlays. Yaitu metode
evaluasi dampak melalui penelaahan peta tematik suatu wilayah, dimana rencana
proyek akan berlokasiPenelaahan dilakukan dengan meng-“overlay”-kan berbagai
peta tematik yang berkaitan dengan berbagai aspek yang akan dikaji dalam studi
AMDAL. Dengan tahap Mengumpulkan peta tematik yang relevan di rencana proyek,
Mencetak dalam transparency sheet agar mudah di-overlay-kan, dan
Menginterprestasikan peta baik tentang kesuburan tanah, vegetasi, curah hujan dan
zona iklim dan lain-lain sehingga diperoleh informasi yang cukup dalam mengenai
rona awal lingkungan yang selanjutnya dapat dilakukan pendugaan dampak yang
akan terjadi jika proyek dilaksanakan.
h. Metode Fisher dan Davies (1973) : terdiri atas 3 matriks yang disusun secara
bertahap, yaitu :
 Tahap pertama : matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek
dibangun (Environmental Baseline)
 Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility
Matriks)
 Tahap ketiga : matriks keputusan (Decision Matriks)

5. Jelaskan kerangka pengerjaan AMDAL dan jelaskan dokumen masing-masing yang


dibuat pada setiap tahapnya.
a. Penyusunan Kerangka Acuan
 Dibuat berdasarkan studi kelayakan (feasibility study) suatu aktivitas.
Deskripsi rencana kegiatan yang akan dikaji, yaitu kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan beserta alternatif,
termasuk pengelolaan lingkungan hidup yang sudah ada/tersedia
 Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal, mencakup komponen
lingkungan terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar lokasi rencana
usaha/kegiatan beserta dampak lingkungannya
 Dampak penting hipotetik (DPH), diperoleh dari identifikasi dan evaluasi
dampak potensial suatu kegiatan
 Batas wilayah studi dan batas waktu kajian.
 Hasil pelibatan masyarakat yang diperoleh melalui pengumuman dan
konsultasi public dan Harus melalui persetujuan Tim Teknis AMDAL di
daerah tingkat II/provinsi/pusat.
b. Uraian Rencana Kegiatan dan studi kelayakan (feasibility study)
c. Identifikasi Dampak
Berdasarkan komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang terkena
dampak, dibagi berdasarkan tahapan :
 Prakonstruksi : pembebasan lahan, pematangan lahan, dll.
 Konstruksi : pemasangan tiang pancang, pembetonan, dll.
 Pasca konstruksi : pengoperasian jalan TOL.
Komponen lingkungan : aspek fisik, kimia, biologi, sosekbud dan kesmas.
Setelahnya Dibuat matriks antara komponen kegiatan dan komponen
lingkungan. Dan diklasifikasikan berdasarkan Ukuran besar dan pentingnya
dampak seperti Jumlah manusia yang terkena dampak, Luas wilayah sebaran,
Intensitas dan lamanya dampak, Banyaknya komponen lingkungan yang terkena
dampak, Sifat kumulatif dampak dan Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
d. Rona Lingkungan Awal (Environmetal Setting)
Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal, berisi uraian mengenai rona
lingkungan hidup di lokasi rencana kegiatan mencakup komponen geo-fisik-
kimia, biologi dan sosio-ekonomi-budaya serta kesehatan masyarakat. Fungsi
dari Rona Lingkungan adalah untuk menduga keadaan lingkungan tanpa proyek
dan keadaan lingkungan pada saat proyek berjalan. Rona Lingkungan berguna
bagi pengambil keputusan atau instansi atau tim yang mengevaluasi rencana
proyek atau kegiatan tersebut. Tinjauan lapangan bisa berupa : Pengukuran
langsung dan wawancara (data primer), pengukuran kualitas udara, air,
interview dengan masyarakat setempat, dll. Serta Pengumpulan data sekunder
dari instansi terkait
e. Prediksi Dampak
Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi
mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting.
Karena itu dalam bagian ini, diuraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai
besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting seperti
Perkiraan besarnya dampak terhadap lingkungan secara kualitatif dan
kuantitatif, misal : besarnya peningkayan konsentrasi pencemar udara dan luas
sebarannya. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik
tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam
kerangka acuan. Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting
dalam Amdal. Berdasarkan rona awal dan prediksi dampak. Prediksi
menggunakan metode yang secara ilmiah bisa diterima. Contoh: menggunakan
model matematis ataupun software yang sudah ada di pasaran, misalnya untuk
melihat dispersi udara menggunakan model Dispersi Gauss

f. Assessment/Kajian dan Mitigasi Dampak


Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan, berisi uraian telaahan
keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting dalam rangka penentuan
karekteristik dampak lingkungan rencana kegiatan secara total. Dalam
melakukan evaluasi, digunakan metode evaluasi dampak yang tercantum dalam
kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut menggunakan metode-
metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting
dalam Amdal.
Upaya Pengelolaan yang harus dilakukan, misalnya: Penggunaan sarana
WWTP (wastewater treatment plant). Alat pengendali pencemaran udara.
Penggunaan peredam suara, dll. Dituangkan dalam dokumen RKL (Rencana
Pengelolaan Lingkungan) untuk seluruh komponen kegiatan yang memberikan
dampak penting terhadap komponen lingkungan. Tingkat keberhasilan upaya
mitigasi dampak diukur dengan pemantauan yang dituangkan dalam dokumen
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). Pelaksanaan RKL dan RPL harus
dilaporkan secara periodik ke instansi terkait

Anda mungkin juga menyukai