1. Apakah yang dimaksud: Pemrakarsa, Pelaksana/Konsultan AMDAL, Komisi Penilai
AMDAL? a. Pemrakarsa adalah setiap orang atau instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemarkasa inilah yang berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL. Pemrakarsa dapat juga disebut dengan investor karena penyusunan dokumen Amdal dan UKL-UPL didanai oleh pemrakarsa. b. Konsultan amdal adalah jasa konsultan yang akan membantu anda dalam menyusun dokumen lingkungan hidup. Seperti AMDAL, UKL UPL, SPPL dan lain – lain. Dimana konsultan ini akan membantu menuliskan hasil pengamatan dan analisisnya berdasarkan kompetensi yang dimilikinya dalam lingkungan hidup. Serta menyusu kerangka acuan atau Term of Refenrence (TOR) dalam AMDAL c. Komisi Penilai AMDAL adalah Komisi yang bertugas menilai Dokumen AMDAL yang terdiri dari Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
2. Apakah yang dimaksud proses penapisan (screening)?
Proses penapisan (Proses Seleksi) wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu Langkah yang didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh karena dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat lingkungan, daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang rentan. Proyek dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan diharuskan melakukan AMDAL. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL. Penapisan mempunyai tujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangatlah penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui apakah proyeknya akan terkena AMDAL sebelum proyek berjalan. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu. Seperti yang terdapat pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan AMDAL. Dengan adanya penapisan ini diharapkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan
3. Sebutkan Dokumen AMDAL dan apa isinya masing-masing?
a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL). KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan. b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL). ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasardasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasardasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL. d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL. e. Dokumen Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak- dampak tersebut.
4. Jelaskan metode ANDAL
a. Metode Ad Hoc : sangat sedikit memberikan pedoman cara melakukan pendugaan, relatif mudah, singkat, tetapi kurang keterpaduan dari disiplin- disiplin ilmu yang terlibat. b. Metode Overlays : menggunakan sejumlah peta di lokasi yang akan dibangun proyek dan daerah sekitarnya, tiap peta menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap (meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi, dan sosialbudaya). (Warner & Bromley (1974) c. Metode Checklist : berbentuk daftar komponen lingkungan yang kemudian digunakan untuk menentukan komponen mana yang terkena dampak. Berdasarkan perkembangannya, metode Checklist dibagi menjadi : Checklist sederhana (simple checklist), Checklist dengan uraian (descriptive checklist), Checklist berskala (scaling checklist), Checklist berskala dengan pembobotan (scale weight checklist) d. Metode Leopold atau Matriks Interaksi Leopold (1971) : terdiri dari 100 macam aktivitas dengan 88 komponen lingkungan. Identifikasi dampak lingkungan dari proyek ditulis dalam interaksi antara aktivitas dan komponen lingkungan. Setelah matriks dibuat kemudian menetukan dampak dari tiap aktivitas proyek pada komponen lingkungan Menentukan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan dampak. Penilaian berskala 1 (paling rendah) sampai 10 ( paling tinggi) dan diberi tanda + atau – untuk masing- masing dampak e. Metode Matriks Dampak dari Moore (1973) : matriks Moore dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, yaitu : Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lain yang berhubungan Potensi perubahan lingkungan Pengaruh pada lingkungan yang utama Pemanfaatan pada manusia yang terkena Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia f. Metode Sorensen (1971) : merupakan Network Analysis yang pertama, disusun untuk digunakan pada proyek pengerukan dasar laut (dredging). Dalam metode ini menggunakan Bagan Alur, yang mengupayakan model hubungan sebab akibat melalui identifikasi keterkaitan antara kegiatan proyek yang berpotensi menimbulkan dampak, dengan komponen lingkungan yang akan terkena dampak. dalam bentuk jaringan kerja (net working), yang sering disebut juga sebagai skema aliran (flow chart) atau aliran dampak (impact flow). g. Metode MacHarg (1968) : dikenal juga sebagai Metode Overlays. Yaitu metode evaluasi dampak melalui penelaahan peta tematik suatu wilayah, dimana rencana proyek akan berlokasiPenelaahan dilakukan dengan meng-“overlay”-kan berbagai peta tematik yang berkaitan dengan berbagai aspek yang akan dikaji dalam studi AMDAL. Dengan tahap Mengumpulkan peta tematik yang relevan di rencana proyek, Mencetak dalam transparency sheet agar mudah di-overlay-kan, dan Menginterprestasikan peta baik tentang kesuburan tanah, vegetasi, curah hujan dan zona iklim dan lain-lain sehingga diperoleh informasi yang cukup dalam mengenai rona awal lingkungan yang selanjutnya dapat dilakukan pendugaan dampak yang akan terjadi jika proyek dilaksanakan. h. Metode Fisher dan Davies (1973) : terdiri atas 3 matriks yang disusun secara bertahap, yaitu : Tahap pertama : matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun (Environmental Baseline) Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility Matriks) Tahap ketiga : matriks keputusan (Decision Matriks)
5. Jelaskan kerangka pengerjaan AMDAL dan jelaskan dokumen masing-masing yang
dibuat pada setiap tahapnya. a. Penyusunan Kerangka Acuan Dibuat berdasarkan studi kelayakan (feasibility study) suatu aktivitas. Deskripsi rencana kegiatan yang akan dikaji, yaitu kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan beserta alternatif, termasuk pengelolaan lingkungan hidup yang sudah ada/tersedia Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal, mencakup komponen lingkungan terkena dampak dan usaha/kegiatan disekitar lokasi rencana usaha/kegiatan beserta dampak lingkungannya Dampak penting hipotetik (DPH), diperoleh dari identifikasi dan evaluasi dampak potensial suatu kegiatan Batas wilayah studi dan batas waktu kajian. Hasil pelibatan masyarakat yang diperoleh melalui pengumuman dan konsultasi public dan Harus melalui persetujuan Tim Teknis AMDAL di daerah tingkat II/provinsi/pusat. b. Uraian Rencana Kegiatan dan studi kelayakan (feasibility study) c. Identifikasi Dampak Berdasarkan komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang terkena dampak, dibagi berdasarkan tahapan : Prakonstruksi : pembebasan lahan, pematangan lahan, dll. Konstruksi : pemasangan tiang pancang, pembetonan, dll. Pasca konstruksi : pengoperasian jalan TOL. Komponen lingkungan : aspek fisik, kimia, biologi, sosekbud dan kesmas. Setelahnya Dibuat matriks antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan. Dan diklasifikasikan berdasarkan Ukuran besar dan pentingnya dampak seperti Jumlah manusia yang terkena dampak, Luas wilayah sebaran, Intensitas dan lamanya dampak, Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak, Sifat kumulatif dampak dan Berbalik atau tidak berbaliknya dampak d. Rona Lingkungan Awal (Environmetal Setting) Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal, berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup di lokasi rencana kegiatan mencakup komponen geo-fisik- kimia, biologi dan sosio-ekonomi-budaya serta kesehatan masyarakat. Fungsi dari Rona Lingkungan adalah untuk menduga keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan pada saat proyek berjalan. Rona Lingkungan berguna bagi pengambil keputusan atau instansi atau tim yang mengevaluasi rencana proyek atau kegiatan tersebut. Tinjauan lapangan bisa berupa : Pengukuran langsung dan wawancara (data primer), pengukuran kualitas udara, air, interview dengan masyarakat setempat, dll. Serta Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait e. Prediksi Dampak Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting. Karena itu dalam bagian ini, diuraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting seperti Perkiraan besarnya dampak terhadap lingkungan secara kualitatif dan kuantitatif, misal : besarnya peningkayan konsentrasi pencemar udara dan luas sebarannya. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode- metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam Amdal. Berdasarkan rona awal dan prediksi dampak. Prediksi menggunakan metode yang secara ilmiah bisa diterima. Contoh: menggunakan model matematis ataupun software yang sudah ada di pasaran, misalnya untuk melihat dispersi udara menggunakan model Dispersi Gauss
f. Assessment/Kajian dan Mitigasi Dampak
Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan, berisi uraian telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting dalam rangka penentuan karekteristik dampak lingkungan rencana kegiatan secara total. Dalam melakukan evaluasi, digunakan metode evaluasi dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut menggunakan metode- metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal. Upaya Pengelolaan yang harus dilakukan, misalnya: Penggunaan sarana WWTP (wastewater treatment plant). Alat pengendali pencemaran udara. Penggunaan peredam suara, dll. Dituangkan dalam dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) untuk seluruh komponen kegiatan yang memberikan dampak penting terhadap komponen lingkungan. Tingkat keberhasilan upaya mitigasi dampak diukur dengan pemantauan yang dituangkan dalam dokumen RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). Pelaksanaan RKL dan RPL harus dilaporkan secara periodik ke instansi terkait