Anda di halaman 1dari 31

SOAL

9. Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan pertimbangan dan telaah batas


dampak fisik kegiatan proyek, batas dan status adm proyek, ekologis, dan
dampak social dari kegiatan usaha/proyek.
Setiap proyek yang baru dimulai harus memerlukan sebuah kajian, dalam hal
ini diperlukan kajian anailis dampak lingkungan suatu proyek tersebut, maka
yang paling penting diperhatikan adalah Penentuan wilayah studi harus
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dampak. Batasnya akan berbeda
menurut konsekuensi:
1. Fisik-kimiawi
2. Biologi
3. Budaya
4. Sosial-ekonomi
Kemudian yang perlu diperhatikan adalah dampak terhadap lingkungan
udara, lingkungan air dan dampak lingkungan social ekonomi dan budaya.

10. Metode evaluasi dampak a)overlay, b)flow chart ,c)fisher dan dafis,d)cheklist
e)sistem evaluasi lingkungan, f)benefit cost analysis , g)analysis unit lahan, h)analisis
input-out put, i)sistem informasi,j) metode diagram sistem energi.
Jelaskan metode prakiraan dampak :a)perhitungan matematik ,b)percobaan c) model
simulasi visual, d)analogi. Jelaskan

Saat ini telah banyak dikembangkan orang dan dipergunakan berbagai metode
ANDAL (Fandeli, 1995). Soeratmo (1982) menyatakan, bahwa pada saat ini macam
metode Analisis Dampak Lingkungan yang dapat diketemukan mencapai lebih dar-i
50 buah. Seluruh metode itu berhubungan dengan langkah-langkah sebagai ber-ikut
mengidentifikasi dampak, memprediksi dampak, menginterpretasi atau menafsir
dampak, mengadakan evaluasi dampak dan juga meliputi prosedur-prosedur penitaian
dan pengawasannya. Munn (1979) menyebutkan langkah-langkah dalam penyusunan
AMDAL meliputi identifikasi pengaruh, prediksi, interpretasi dan evaluasi dampak
serta prosedur penilaian. Setiap langkah ANDAL dapat dilaksanakan dengan
melakukan survai lapangan, pemantauan, pemodelan menggunakan pedoman, studi
literatur, workshop, interview dengan para ahli dan dengan pendapat masyarakat.
Metode ANDAL telah dikembangkan dari yang paling sederhana hingga yang paling
sempurna.
Newkirk (1979) mengelompokkan metode ANDAL atas dasar beberapa kelompok
yaitu :
(a). metode Adhok dengan suatu tim para ahli, berbagai bidang,
(b). metode Checklist (daftar uji)
(c). metode Benefit-Cost Analisis (BCA),
(d). metode Input-Output Analisis,
(e). metode Overlay atau penampalan peta,
(f). metode Sistem Informasi,
(g). metode Analisis Matematis.
Sementara itu Canter (1983) telah mengelompokkan metode ANDAL atas dasar 4
kelompok yaitu : metode Checklist, metode Matrik, metode Network atau Flowchart
dan metode Sistem Diagram Energi. Munn (1979) mengemukakan pada dasarnya
identifikasi pengaruh dan dampak Tingkungan terbagi atas 4 (empat) metode yaitu :
(a). metode Checklist (cheklis)
(b). metode Matrices (matrik)
(c). metode Flow chart (diagram alir),
(d). metode Overlay (penampalan).
Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita
memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu : Identifikasi, Prakiraan dan
Evaluasi Dampak. Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan kerjasama tim
penyusun dokumen ANDAL agar didapat suatu kesimpulan yang akurat mengenai
segi kelayakan lingkungan dari suatu usulan kegiatan/proyek.
Ketiga metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung. Untuk
hal tersebut, dalam memilih metode untuk studi AMDAL perlu dipertimbangkan
berbagai metode yang ada tentang kelebihan dan kelemahannya, kegiatan proyek yang
akan diAmdal, serta sifat dari rona lingkungan awal dimana proyek tersebut akan
didirikan.
Identifikasi dampak merupakan langkah awal dalam menentukan komponen
lingkungan apa saja yang terkena dampak serta menentukan komponen kegiatan apa
saja dari suatu usulan kegiatan/proyek yang menimbutkan dampak. Sedangkan
prakiraan dampak kita sudah menentukan besarnya dampak yang akan terjadi, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam prakiraan dampak ini, bila besarnya
melebihi atau di bawah baku mutu yang telah ditentukan dianggap dampak penting.
Sedangkan evaluasi dampak, kita telah melakukan analisis secara terpadu keseluruhan
komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting). Dari
hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek,
pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat),
serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak-dampak negatif yang perlu dilakukan
pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu dikembangkan/ditingkatkan.
PENGUKURAN DAN INTERPRETASI DAMPAK
Setelah dampak diident 1fikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu
keputusan perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi
dampak dimaksud untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran :
(a). Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan
seberapa besar nilai magnitude atau tingkat besaran dampak itu terjadi. Demikian pula
seberapa besar derajat pentingnya dampak (nilai importance) terhadap komponen
lingkungan yang terkena dampak. Derajat kepentingan dampak dapat ditentukan
dengan menentukan dampak tersebut bersifat lokal, regional dan nasional yang secara
jelas seperti tertera dalam Keputusan Kepata Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994.
(b). Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang
terkena dampak. Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan macam
dan jenis mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang terkena
dmpak serta kapastian apakah ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mencegah dan
menanggulangi dampak negatif yang muncul. Apabila IPTEK tidak mampu
menanggulangi dan mencegah dampak negatif, maka dapat diambil keputusan dengan
alternatif :
• memindahkan rencana kegiatan pembangunan ke tempat lain atau memindah lokasi,
• mengganti peratatan atau mengganti proses pembangunan.
Sementara itu metode yang dipergunakan dalam pengukuran biasanya adalah cara-
cara kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan harus dapat menjawab pertanyaan :
(a). Apakah metode yang dipergunakan untuk mengukur dampak dapat
dikuantitatifkan. Untuk memberi gambaran dampak bila ada proyek dan tidak ada
proyek, atau mengukur perubahan lingkungan maka cara-cara matematis sangat cocok
dan mudah diLaksanakan.
(b). Apakah cara-cara pengukuran yang dipakai sangat cocok apabila harus digunakan
untuk mengukur besaran dampak. Sementara itu cara matematis ini lebih bersifat'
obyektif bila dibanding dengan cara deskriptif kualitatif yang lebih banyak bersifat
subyektif.
PEMILIHAN METODE
Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi Amdal. Tim Amdal harus memilih
metode Amdal mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan
akhir tentang kelayakan lingkungan .
Kebiasaan suatu tim yang sudah terbiasa menggunakan metode matrik, condong akan
menggunakan metode itu terus menerus untuk proyek macam apa saja tanpa
mempertimbangkan bahwa proyek yang berbeda mungkin perlu menggunakan
metode yang berbeda, modifikasi yang berbeda atau kombinasi yang berbeda
(Suratmo, 1991).
Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memilih metode, seperti :
(a). Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik dalam fungsinya
maupun cara kerjanya.
(b). Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di Amdal.
(c). Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
(d). Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui skoping.
(e). Makin besar dan makin kompleks harus memerlukan metode yang lebih kompleks
pula.
(f). Batasan-batasan yang tersedia dalam waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data
yang diperlukan serta teknik-teknik analisis yang diperlukan.
(g). Mempelajari metode yang digunakan tim lain dan pustaka-pustaka mengenai
proyek yang sama atau sejenis.
Sedangkan untuk memilih metode Evaluasi Dampak, Adiwibowo (1995)
mengemukakan beberapa pedoman umum yang dapat dipertanggungjawabkan :
(1.) Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah.
(2.) Bersifat holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan fenomena
dampak penting lingkungan yang terjadi dalam suatu sistem lingkungan hidup serta
berikut dengan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam sistem tersebut.
(3.) Cukup fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan dapat dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki
ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda
pula.
(4.) Dapat menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait dan
mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
(5.) Dapat memberikan arahan bagi pengamb-jlan keputusan. Dalam hal ini metode
yang dipilih harus mampu memberikan telaahan terhadap :
(a). Evaluasi terhadap alternatif rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.
(b). Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk mencegah atau menang- gulangi dampak
penting"negatif.
(c). Efektivitas usulan penanggulangan dampak.
(6.) Bila metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot, maka perlu diperhatikan
hal-hal berikut ini :
(a). Prosedur amalgamasi, yakni "peleburan" berbagai nilai satuan yang berbeda
(misal : ppm, ppb, rupiah, kg/ha/th), dilakukan secara hati-hati.
(b). Skala numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
• Skala dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan dan obektivitas evaluasi,
padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya konversi dari pertimbangan obyektif
para pakar.
• Skala numerik dapat merangsang penyusun untuk melakukan operasi matematik,
misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan total, karena
masing-masing skala mempunyai unit satuan yang berbeda-beda.
• Skala numerik merangsang penyusun untuk menghitung skala dampak menjadi
suatu totalitas dampak melalui pembobotan.
Apabila dalam pelaksanaan penyusunan ANDAL harus dipilih satu diantara banyak
metode yang telah dikenal, maka yang harus dipertimbangkan, menurut Fandely
(1992) harus dipertimbangkan beberapa hal :
(1.) Keadaan Lingkungan
Apakah masih alami atau telah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pembangunan.
Apabila lingkungan masih alami, lebih baik digunakan metode Leopold. Bila telah
ada atau banyak kegiatan pembangunan sebaiknya digunakan metode Fisher and
Davies.
(2.) Aktivitas Pembangunan
Apakah aktivitas pembangunan menjangkau wilayah yang luas atau tidak. Untuk
kegiatan pembangunan yang mencakup suatu daerah yang luas akan lebih baik
menggunakan metode Overlay atau Moore dibanding dengan metode Leopold.
Sementara itu pertimbangkan terhadap proyeknya sendiri, apakah aktivitasnya yang
diduga menimbulkan dampak banyak atau sedikit.
(3.) Tersedianya Sumberdaya
Apakah untuk studi penyusun ANDAL ini cukup tersedia dana, tenaga dan waktu.
Apabila tidak tersedia dana yang cukup, tenaga yang masih belum terampilapalagi
waktunya pendek, maka seyogyanya menggunakan metode yang sederhana saja.
Misalnya matrik sederhana (metode Adhok) atau Checklist sederhana.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji hasil terhadap 2
(dua) atau lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan keyakinan
apakah hasil dari kedua atau lebih metode tersebut sama atau berbeda. Apabila
berbeda akan dapat dilihat kembal1 dimana letak kesalahan pada kedua atau lebih
metode yang dicoba. Perbandingan terhadap tiga metode ANDAL yang masing-
masing mewakili kelompok metode.
Dalam setiap proses penyusunan Andal perlu dilakukan evaluasi dampak. Cara
evaluasi biasanya dengan cara matematis. Dengan cara matematis akan memudahkan
untuk menghitung berapa besar dampak yang ada pada tahapan prakonstruksi,
konstruksi dan pasca kontruksi. Demikian pula dapat digunakan untuk mengetahui
dampak pada set lap komponen lingkungan dan beberapa besar dampaknya. .
Beberapa metode Evaluasi dampak yang terkenal adalah sebagai berikut
(1.) Evaluasi Dampak Metode Overlay
Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak
terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator
dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna
terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat,
dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
(a). ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
(b). ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
(c). ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena
dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala.
Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar.
Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak sangat
besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per
komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak
negatif menduduki prioritas pertama.
(2.) Evaluasi Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada setiap
periode atau tahapan pembangunan. Contoh metode flowchart untuk kegiatan
Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila analisis
dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.
Dengan melihat skema tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut.
(1.) Komponen lingkungan yang terkena dampak pent ing dari kegiatan HPH adalah :
(a). 7 (tujuh) buah komponen fisik,
(b). 3 (tiga) buah komponen biotis,
(c). 10 (sepuluh) buah komponen sosekbudkesmas
(2.) Aktivitas HPH yang banyak menimbulkan dampak biofisik adalah aktivitas
pembukaan wilayah dan penebangan/pengadaan angkutan. Sebenarnya aktivitas ini
juga menimbulkan dampak terhadap beberapa komponen sosekbudkesmas. Aktivitas
penerimaan tenaga kerja banyak memberikan dampak terhadap komponen
sosekbudkesmas, sedang pembinaan dan periindungan hutan banyak memberikan
dampak terhadap komponen biotis.
Kelemahan dan metode Bagan alir atau Flowchart ini hanya menunjukkan aliran
dampak saja, tetapi macam dampak positif atau negatif tidak dapat diberikan.
Disamping itu informasi tentang seberapa besar dampaknya juga tidak diberikan.
(a). Evaluasi terhadap aktivitas
Dari keempat aktivitas pada tahapan konstruksi yang paling banyak menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan yaitu aktivitas pembangunan dam, saluran
pengelak dan konstruksi lainnya. Aktivitas yang paling sedikit menimbulkan dampak
terhadap lingkungan yaitu aktivitas uji coba.
(b). Evaluasi terhadap komponen terkena dampak
Komponen lingkungan yang terkena dampak pada tahap konstruksi adalah :
• Komponen fisik 12 buah,
• Komponen biotis 3 buah,
• Komponen Sosekbudkesmas 8 buah
(c). Dampak yang mungkin timbul adalah dampak hingga orde 2.
(3.) Evaluasi Dampak Metode Checklist
Metode Checklist yang sangat terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode Checklist
Bettelle dan Columbus. Rekapituiasi dan Metode Bettelle dapat disusun sebagai
berikut (Tabel 3).
Evaluasi dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan proyek pembangunan
pemukiman adalah sebagai berikut.
(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan :
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap
faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai 1.
Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan kualitas
lingkungan sangat baik.
PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter
lingkungan bagi semua faktor lingkungan.

Caranya adalah :
Nilai Penting Faktor A
PIU Faktor A = ----------------------------------------------- x 100
Total Nilai Penting Semua Faktor
Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan evaluasi
sebagai berikut.
(1.) Komponen Fisik
Secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada proyek
transmigras-i akan terkena dampak negatif yaitu sebesar -5,83.
(2.) Parameter Komponen Fisik yang terkena :
(a) dampak positif adalah pH tanah,
(b) dampak negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah, turbidity,
suhu dan pH air.
Dari hasil perhitungan dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat rekapituiasi untuk
seluruh aktivitas dan komponen lingkungan.
(3.) Metode Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).
Metode ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-komponen
lingkungan yang telah mengalami perubahan. Oleh karenannya metode ini sangat
cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat evaluasi maka
diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada umumnya metode
ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.
Cooke dan Doorkamp (1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk
mengadakan evaluasi bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode ini
cocok untuk memlai bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :
• Jalur hijau
• Taman Nasional
• Area di lindungi
• Cagar budaya
• Cagar alam
• dan tempat-tempat lain yang masih alami.
Evaluasi bentang alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengukuran
dan observasi untuk dapat melakukan penilaian. Penilaian didasarkan pada suatu
standar yang dibuat oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978).
(4.) Metode Matrik Interaksi Leopold
Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik interaksi
dari Leopold". Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna Leopold dan
teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini dirancang untuk
menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi yang berada di
suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk memberi
informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan; disamping itu
juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk
mengkomumkasikan hasil.
Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100 (seratus) macam
aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen
lingkungan.
Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari
100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis
komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).
Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok
kegiatan proyek, yang terdiri atas :
(a). Modifiksi areal (13 aktivitas)
(b). Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas)
(c). Ekstraksi sumberdaya (7 aktivitas)
(d). Pemrosesan (15 aktivitas)
(e). Perubahan lahan (6 aktivitas)
(f). Pembaharuan sumberdaya (5 aktivitas)
(g). Perubahan lalulintas (11 aktivitas)
(h). Penempatan dan pengotahan limbah (14 aktivitas)
(i). Pengolahan bahan kimia (5 aktivitas)
(j). Kecelakaan (3 aktivitas)
(k). Lain-lain.
Sedang 88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan
penjabaran dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :
(a). Fisik dan Kimia
− Bumi (6 parameter)
− Air (7 parameter)
− Atmosfir (3 parameter)
− Proses alamiah (9 parameter)
(b). Keadaan biologi
− Flora (9 parameter)
− Fauna (9 parameter)
(c). Sosial-budaya
− Tata guna tanah (9 parameter)
− Rekreasi (7 parameter)
− Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)
− Status budaya (4 parameter)
− Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)
(d). Interaksi ekologi (7 parameter)
(e). Lain-lain komponen.
Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara
aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan
pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai
berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap
aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak
pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan
atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2). Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran
(magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang
diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu
merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar. Penentuan besaran dampak
berupa skala didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara
kualitatif maupiin kuntitatif. Seringkali besaran dampak ditentukan secara
"profesional judgement" atau pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi tanda
"+", dan untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3). Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh. Nilai
kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan
nasional. Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.
Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu Tabel 12.5 matrik
sebagai berikut.
Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan
oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas
proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi
lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya. Demikian
pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat dikurangi atau
ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan.
Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi
dampaklingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas
dasar dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik
interaksi Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak.
Demikian juga dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak.
Matrik ini dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif
dan negatif dan suatu proyek. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya
sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang
dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek
pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan
sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative
masih alami.

11. Sebutkan dan jelaskan dua dampak komulasi yang menjadi permasalahan dalam
perubahan lingkungan yang dikaji dalam AMDAL, yaitu :
a. Dampak komulatif pembalakan hutan
b. Dampak komulatif penggunaaan pestisida dan penggunaan herbisida jelaskan
dengan menyebutkan kasus dan contoh di lingkungan saudara.
1) Hilangnya kesuburan tanah
Ketika hutan di babat pohon-pohonnya, hal ini mengakibatkan tanah
menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang.
Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa
nutrisi dari tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka
reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak
memungkinkan. (baca : erosi tanah)
2) Turunnya sumber daya air
Pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air, melalui akar pohon
menyerap air yang kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan
dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut
menjadi gersang, maka tak ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air,
dengan demikian, akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
3) Punahnya keaneka ragaman hayati
Meskipun hutan hujan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi
sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar pohon secara
besar-besaran, ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap hari, keanekaragaman
hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala besar, banyak mahluk hidup, baik
hewan maupun tumbuhan telah lenyap dari muka bumi. (baca : cara mencegah hutan
gundul
4) Mengakibatkan banjir
Salah satu fungsi hutan adalah menyerap dengan cepat dan menyimpan air
dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi. Namun ketika hutan digunduli,
hal ini tentu saja membuat aliran air terganggu dan menyebabkan air menggenang dan
banjir yang mengalir ke pemukiman penduduk. (baca : penyebab banjir )
5) Global Warming
Deforestasi juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam
menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon, dalam biologi proses ini
disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar,
ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalamnya, hal ini
menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat
dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan Harus segera
dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu
hingga sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan
hutan menjadi rusak.

c. Dampak komulatif penggunaan pestisida dan herbisida terhadap


lingkungan
Pestisida menghalangi proses pengikatan nitrogen yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman.[25] Insektisida DDT, metil paration, dan pentaklorofenol
diketahui mengganggu hubungan kimiawi antara tanaman legum dan bakteri
rhizobium.[25] Dengan berkurangnya hubungan simbiotik antara keduanya
menyebabkan pengikatan nitrogen menjadi terganggu sehingga mengurangi hasil
tanaman pertanian.[25] Bintil akar pengikat nitrogen yang terbentuk pada tanaman ini
diketahui telah berkontribusi US$ 10 miliar setiap tahunnya dalam
penghematan pupuk nitrogen sintetis.[26]
Pestisida dapat membunuh lebah dan berakibat buruk terhadap
proses penyerbukan tumbuhan, hilangnya spesies tumbuhan yang bergantung pada
lebah dalam penyerbukannya, dan keruntuhan koloni
lebah.[27][28][29][30]Penerapan pestisida pada tanaman yang sedang berbunga dapat
membunuh lebah madu yang akan hinggap di atasnya.[4] USDA dan USFWS
memperkirakan petani di Amerika Serikat kehilangan setidaknya US$ 200 juta per
tahunnya akibat berkurangnya polinator untuk tanaman mereka.[1]
Di sisi lain, pestisida juga memiliki dampak langsung yang merugikan bagi
tumbuhan, seperti rendahnya pertumbuhan rambut akar, penguningan tunas, dan
terhambatnya pertumbuhan.[31]
Burung
Fish and Wildlife Service memperkirakan 72 juta burung di Amerika Serikat
terbunuh karena pestisida setiap tahunnya.[32] Burung predator merupakan hewan
yang terdampak secara tidak langsung karena berada di puncak rantai makanan;
residu pestisida terus terakumulasi dari satu tingkatan predatori ke tingkatan
berikutnya. Di Inggris, populasi sepuluh spesies burung berkurang hingga 10 juta ekor
sejak tahun 1979 hingga 1999, sebuah fenomena yang diperkirakan akibat hilangnya
keragaman hayati tanaman dan inverteberata yang menjadi makanan burung
tersebut.[33] Di seluruh Eropa, 116 spesies burung saat ini dalam status
terancam.[33] Pengurangan populasi burung diketahui terkait dengan waktu dan
tempat di mana pestisida tersebut digunakan.[33] Pestisida DDE diketahui
menyebabkan penipisan cangkang telur pada burung di Amerika Utara dan Eropa.[34]
Fungisida yang digunakan pada usaha budi daya kacang tanah diketahui
dapat membunuh cacing tanah, sehingga mengancam keberadaan burung dan mamalia
yang memangsa mereka.[8] Beberapa pestisida tersedia dalam wujud butiran,
sehingga burung dan hewan lainnya dapat memakan butiran tersebut karena disangka
sebagai biji-bijian.[8] Herbisida ketika mengalami kontak dengan telur burung, akan
mengakibatkan pertumbuhan embrio yang abnormal dan mengurangi jumlah telur
yang akan menetas.[8] Herbisida juga dapat mengurangi populasi burung karena
begitu banyaknya tumbuhan penunjang habitat mereka yang mati.[8]
Amfibi
Pada beberapa dekade yang lalu, penurunan populasi amfibi terjadi di
seluruh dunia, karena alasan yang tak bisa dijelaskan yang bervariasi tapi
beberapa pestisida kemungkinan ikut menjadi penyebab.[35]
Campuran beberapa pestisida menunjukkan efek racun yang kumulatif
pada kodok.[36] Kecebong dari kolamdengan beberapa pestisida menunjukkan di
dalam air bahwa si kecebong bermetamorfosis dalam bentuk yang lebih kecil,
menurunkan kemampuan mereka dalam menangkap mangsa dan menghindar
dari predator.[36]
Sebuah studi dari Kanada menunjukkan bahwa kecebong yang terpapar
endosulfan, sebuah pestisida organoklorida pada level yang sepertinya menunjukkan
kematian pada habitat dekat bidang yang disiram dengan pembunuhan kimia pada
kecebong dan menyebabkan keanehan pada perilaku pertumbuhan.[37]
Herbisida atrazin telah menyebabkan perubahan kodok jantan hermafrodit,
menurunkan kemampuan mereka untuk berreproduksi.[36] Baik efek reproduktif
maupun nonreproduktif pada reptil dan amfibi air telah ditemukan. Buaya, beberapa
spesies kura-kura, dan beberapa kadal tidak memiliki kromosom pembeda seks
hingga peristiwa organogenesis pasca fertilisasi terjadi, tergantung pada temperatur
lingkungan. Paparan berbagai PCB (poly chlorinated biphenyl) pada tahap embrio
pada kura-kura menunjukan gejala pembalikan kelamin. Di berbagai tempat di
Amerika Serikat dan Kanada, berbagai gejala seperti berkurangnya jumlah telur yang
menetas, feminisasi, luka pada kulit, dan ketidaknormalan pertumbuhan terjadi.[38]
Kehidupan akuatik
Ikan dan biota akuatik lainnya dapat mengalami efek buruk dari perairan
yang terkontaminasi pestisida.[39] Aliran permukaan yang membawa pestisida hingga
sungai membawa dampak yang mematikan bagi kehidupan di perairan, dan dapat
membunuh ikan dalam jumlah besar.[40]
Penerapan herbisida di perairan dapat membunuh ikan ketika tanaman yang
mati membusuk dan proses pembusukan tersebut mengambil banyak oksigen di dalam
air, sehingga membuat ikan kesulitan bernafas.[39] Beberapa herbisida mengandung
tembaga sulfit yang beracun bagi ikan dan hewan air lainnya.[39] Penerapan herbisida
pada perairan dapat mematikan tanaman air yang menjadi makanan dan penunjang
habitat ikan,[39] menyebabkan berkurangnya populasi ikan.
Pestisida dapat terakumulasi di perairan dalam jangka panjang dan mampu
membunuh zooplankton, sumber makanan utama ikan kecil.[41] Beberapa ikan
memakan serangga; kematian serangga akibat pestisida dapat menyebabkan ikan
kesulitan mendapatkan makanan.[39]
Semakin cepat pestisida terurai di lingkungan, dampak dan bahayanya
semakin berkurang.[39] Selain itu, telah diketahui bahwa insektisida secara umum
memiliki dampak yang lebih berbahaya bagi biota akuatik dibandingkan herbisida dan
fungisida.[39]

12. Jelaskan tiga Kelompok Masyarakat Yang Harus Terlibat Dalam AMDAL yaitu:
Masyarakat dalam sekitar wilayah proyek yang terkena dampak langsung dari
kegiatan proyek,b. pakar lingkungan,c. Pemerhati lingkungan dan LSM
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses AMDAL, antara lain pihak
pemerintah, pemrakarsa, masyarakat yang berkepentingan. Peran masing-
masing pemangku kepentingan tersebut secara lebih lengkap sebagai berikut:
a. Pemerintah: Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu
rencana kegiatan layak atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan
lingkungan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan rakyat dan
kesesuaian dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Untuk mengambil
keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari pemilik kegiatan/pemrakarsa
maupun dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi tersebut disusun
secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh Komisi
Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat
didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk
menilai apakah rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak
layak berdasarkan suatu criteria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Pemerintah.
b. Pemrakarsa: Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu
rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah
yang berkewajiban melaksanakan kajian AMDAL. Meskipun pemrakarsa
dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan lingkungan hidup) untuk
membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung jawab terhadap
hasil kajian dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di tangan
pemrakarsa kegiatan.
c. Masyarakat yang berkepentingan: Masyarakat yang berkepentingan adalah
masyarakat yang terpengaruh oleh segala bentuk keputusan dalam proses
AMDAL. Masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
AMDAL yang setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang terlibat dalam
AMDAL. Di dalam kajian AMDAL, masyarakat bukan obyek kajian namun
merupakan subyek yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan AMDAL. Dalam proses ini masyarakat
menyampaikan aspirasi, kebutuhan, nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dan
usulan-usulan penyelesaian masalah untuk memperoleh keputusan terbaik.
Sedangkan dalam proses AMDAL masyarakat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu;
Masyarakat terkena dampak: masyarakat yang akan merasakan dampak dari
adanya rencana kegiatan (orang atau kelompok yang diuntungkan
(beneficiary groups), dan orang atau kelompok yang dirugikan (at-risk
groups)
Masyarakat Pemerhati: masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu
rencana kegiatan, tetapi mempunyai perhatian terhadap kegiatan maupun
dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan.
13. Aspek yang diperhatikan dalam pengmbilan sampel air yaitu:a)Lentik (tergenang atau
diam) Lotik(mengalir)c. kondisi cuaca,d) kondisi bio-fisik dan kimia(tercemar
ikan,alga)e.)warna dan bau. Selain itu ,tekhnik pengambilan sampel harus
refsentatif,penanganan dan penyimpanan sampel air yang diambil terhindar dari
kontaminasi,sifat kimia,dan fisik sampel air dipertahankan sampai pada proses
analisis. Jelaskan

Teknik Pengolahan Air

Air bersih adalah kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Dalam keseharian, air

bersih digunakan untuk berbagai keperluan, dari minum, mandi, cuci, masak dan

lainnya.Hasil dari aktivitas masyarakat tersebut adalah air buangan/air limbah.Selain dari

rumah tangga, air buangan juga dapat berasal dari industri maupun kotapraja.Lalu bagaimana

air buangan tersebut diolah menjadi air bersih.

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3 aspek, yakni pengolahan secara fisika,

kimia dan biologi.Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa

adanya penambahan bahan kimia.Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-

lain.Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas,

dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang

terkandung dalam air.Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan

mikroorganisme sebagai media pengolahnya.


PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum), BUMN yang berkaitan dengan usaha

menyediakan air bersih bagi masyarakat, biasanya melakukan pengolahan air bersih secara

fisika dan kimia. Secara umum, teknik pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia

adalah sebagai berikut :

WTP (Water Treatment Plant)

Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih.Bangunan ini beberapa bagian,

yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

a. Koagulasi

Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi

partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid

dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk

memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan

air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan

dapat terlarut merata dalam waktu singkat.Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain

rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis

(menggunakan batang pengaduk).

b. Flokulasi

Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi.Tujuannya adalah untuk membentuk dan

memperbesar flok (pengotor yang terendapkan).Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya

tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk.Untuk

meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat

flok-flok tersebut.

c. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah

didestabilisasi oleh unit sebelumnya.Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis

partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa

kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut

unit aselator.

d. Filtrasi

Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran.Media butiran

ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda.Cara

ini dilakukan dengan metode gravitasi.

e. Desinfeksi

Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup,

sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa

penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan

selanjutnya, yakni reservoir.

4. Reservoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum

didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi.Karena kebanyakan distribusi di Indonesia

menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi

lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau

gunung.

14. Pelingkupan bersetujuan untuk membatasi penelitian amdal pada hal penting untuk

pengambilan keputusan. Metode indentifikasi yang meliputi; mengumpulkan informasi dari

sumber, membangkitkan partisipasi masyarakat, identifikasi hal penting dari faktor ilmiah,

telaah uraian proyek dan lapangan, telaah literatur wawancara dan kuisioner, penelitian

partisipasi dan observasi, rapat dan loka karya serta simulasi dan metode delpeh
Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses AMDAL. Tahapan ini sangat
penting karena di tahap itulah dasar pemikiran dan lingkup kajian dampak lingkungan
(ANDAL) akan ditentukan. Kekeliruan dalam melingkup akan menyebabkan kajian ANDAL
menjadi tidak tajam, salah sasaran dan juga boros dana dan waktu. Prakiraan dan evaluasi
dampak yang dilakukannya menjadi kurang relevan dan kurang bermakna. Rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dihasilkan berikutnya juga menjadi
tidak tepat. Pendek kata, kesalahan dalam pelingkupan dapat membuat seluruh perkerjaan
AMDAL menjadi sisa-sia.

Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat
sasaran. Karena, sebagaimana kajian ilmiah lainnya, ANDAL harus mempunyai arah, fokus
dan lingkup yang tepat.

Pelingkupan menghasilkan sejumlah pernyataan sebagaimana diuraikan di bawah ini Dampak


yang akan dikaji dalam ANDAL atau dampak hipotetik. Dugaan (hipotesis) awal
menunjukkan bahwa dampak-dampak itu akan terjadi dan memerlukan kajian mendalam
untuk membuktikan dugaan tersebut.

Lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah di mana kajian akan
dilakukan serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian.

Pernyataan dampak sebaiknya meliputi unsur-unsur informasi berikut ini:

· Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menjadi dampak.

· Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak.

· Parameter yang harus dikaji dalam ANDAL.

· Lokasi prakiraan awal sebaran dampak.

· Waktu di mana dampak diperkirakan terjadi.

Deskripsi Rencana Kegiatan merupakan salah satu input utama yang perlu disiapkan
sebelum proses pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rencana kegiatan adalah objek yang
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Jenis atau skala
rencana kegiatan tersebut menyebabkan kegiatan itu masuk dalam daftar wajib AMDAL
sehingga harus dikaji dampaknya terhadap lingkungan.

Tujuan langkah ini adalah untuk mengidentifikasi komponen kegiatan yang mungkin
menjadi sumber dampak. Pada langkah ini pelaksana kajian harus dapat mengenal seluruh
komponen kegiatan dan mengidentifikasi setiap komponen atau aktivitas yang mungkin akan
menimbulkan buangan atau, karena keberadaannya, akan mengubah bentuk atau fungsi
lingkungan sekitar.
Komponen kegiatan yang mungkin menyebabkan dampak menjadi titik tolak proses
pelingkupan. Dengan mengetahui karakteristik sumber dampak, interaksinya dengan
komponen lingkungan sekitar dapat dikenali pula.

Identifikasi sumber dampak ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal berikut:

· Bentuk dan karakteristik komponen kegiatan tersebut (aktivitas, fasilitas atau


sarana tertentu).

· Tahap-tahap dimana kegiatan itu akan mengeluarkan buangan atau


menimbulkan perubahan dalam lingkungan. Lazimnya suatu rencana kegiatan yang terbagi
menjadi tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca-operasi, masing-masing tahap
mempunyai sumber-sumber dampak yang perlu dicermati.

· Letak komponen kegiatan tersebut (di dalam tapak proyek).

Untuk dapat melakukan identifikasi sumber dampak, Pelaksana Kajian perlu


mendapatkan informasi sebagai berikut:

1. Deskripsi ringkas rencana kegiatan.

2. Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi luas lahan yang dibutuhkan.

3. Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya,


kapasitas, input dan output.

4. Sumber daya yang digunakan (bahan, air, energi, dan lain-lain) dan perkiraan
besarnya.

5. Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya.

6. Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal (terintegrasi


dalam desain rencana kegiatan).

Sumber informasi utama tentang rencana kegiatan adalah dokumen-dokumen


perencaaan yang disusun dan dimiliki oleh Pemrakarsa tentang kegiatan yang sedang
direncanakan. Contohnya adalah studi kelayakan (feasibility study), rencana umum, atau
rancang-bangun (engineering design) – tergantung dokumen mana yang telah tersedia saat
proses AMDAL dimulai. Dokumen-dokumen ini memiliki data, diagram, peta, tabel, dan
informasi lain yang bermanfaat untuk mengenal komponen kegiatan yang mungkin menjadi
sumber dampak.

Jika sebagian informasi belum tersedia, informasi tersebut dapat diperoleh dari
deskripsi kegiatan sejenis (deskripsi tipikal), misalnya untuk nomor 3, 4, 5, dan 6 di
atas. Deskripsi tipikal adalah informasi umum tentang jenis kegiatan serupa yang dapat
dikumpulkan dari 1) standar industri yang telah berlaku secara nasional atau internasional, 2)
pengalaman pemrakarsa dengan kegiatan serupa sebelumnya, dan 3) bahan pustaka (literatur
atau internet) tentang jenis kegiatan tersebut. Sebagian besar jenis kegiatan yang dikaji dalam
AMDAL sudah pernah dilakukan di Indonesia sehingga banyak informasi tipikal yang dapat
diakses.

Jika memang informasi tipikal yang digunakan dalam pelingkupan, pada tahap
kajian ANDAL nanti, informasi rencana kegiatan perlu diperbarui dengan deskripsi yang
khusus tentang rencana kegiatan yang diajukan. Hal ini perlu karena saat melakukan
pendugaan dan evaluasi dampak, informasi tentang rencana kegiatan harus akurat dan
spesifik, sehingga prakiraan dampaknya juga dapat dipertanggungjawabkan. Namun, jika
informasi ini tidak tersedia, hasil kajian ANDAL sebaiknya dipakai sebagai masukan untuk
desain yang lebih rinci.

Pemrakarsa memegang peranan utama dalam menjelaskan rencana kegiatan kepada


Pelaksana Kajian. Jika informasi dari pemrakarsa dirasakan kurang memadai, Pelaksana
Kajian harus melibatkan seorang pakar yang ahli di bidang rencana kegiatan tersebut. Peran
pakar tersebut adalah membantu anggota tim Pelaksana Kajian untuk memahami komponen-
komponen rencana kegiatan tipikal agar dapat mengidentifikasi sumber dampak.

Saat mempelajari deskripsi kegiatan, Pelaksana Kegiatan juga perlu mengetahui


beberapa hal mendasar dari pemrakarsa, yaitu hal-hal berikut ini:

· Proses perencanaan atau kajian-kajian lain yang telah dan sedang dilakukan
pemrakarsa sehubungan dengan rencana kegiatan tersebut. Pada umumnya, pemrakarsa telah
mejalani sebagian dari proses perencanan konvensional. Walaupun untuk setiap sektor
berbeda, proses perencanaan biasanya terdiri dari sebuah kajian umum yang melandasi
keputusan pemrakarsa untuk maju dengan rencana kegiatan (seperti prefeasibility
study atau feasibility study), sebuah kajian yang membuat rancangan makro dari kegiatan
tersebut (seperti masterplan, di beberapa sektor), dan sebuah kajian yang membuat rancangan
teknis yang rinci (seperti detailed engineering design di beberapa sektor). Selain itu,
terkadang pemrakarsa telah melakukan kajian-kajian spesifik tentang lingkungan sekitar,
seperti environmental baseline study, environmental risk assessment, atau kajian lingkungan
lembaga keuangan internasional, dan sebagainya. Pelaksana Kajian perlu memahami
hubungan dan keterkaitan antara kajian-kajian diatas dengan AMDAL yang akan segera
dimulai. Keterkaitan yang dimaksud adalah adanya kemungkinan hubungan timbal balik
antara informasi dalam kajian-kajian tersebut dengan informasi yang dibutuhkan atau
dihasilkan proses AMDAL. Hubungan timbal balik ini perlu dipahami dan dibahas dengan
pemrakarsa agar terjalin mekanisme yang efektif.

· Alasan pemrakarsa ingin mengembangkan rencana kegiatan dan tujuan yang


ingin dicapai. Misalnya, pembangunan fasilitas publik pasti didasari oleh kebutuhan
masyarakat untuk suatu layanan atau fasilitas tertentu. Pemrakarsa mempunyai alasan
memilih rencana kegiatan sebagai cara memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan untuk
pembangunan pabrik atau fasilitas lain untuk kepentingan komersial juga didasari oleh
permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh pemrakarsa. Pilihan pemrakarsa untuk
mengembangkan rencana kegiatan juga mempunyai alasan dan pertimbangan tertentu. Hal ini
perlu dipahami untuk melandasi pemahaman tentang alternatif yang dikaji dalam ANDAL
(jika ada).

Proses perencanaan kegiatan biasanya merupakan proses bertahap di mana, pada


setiap tahap, pemrakarsa harus mengkaji sejumlah sejumlah alternatif konsep kegiatan. Pada
tahap awal perencanaan, alternatif yang dikaji sifatnya makro (berhubungan dengan desain
dasar kegiatan) dan di tahap perencanaan seterusnya, alternatif yang dipertimbangkan
sifatnya lebih mikro atau rinci.

Pada setiap tahap perencanaan pemrakarsa harus memilih alternatif yang terbaik,
yaitu alternatif yang menjanjikan keuntungan (finansial dan non-finansial) yang paling tinggi
sekaligus memastikan risiko yang paling rendah. Pemilihan alternatif dilakukan secara hati-
hati karena terkait dengan investasi, risiko-risiko teknis, dan ekonomis. Mengkaji alternatif
dapat dilakukan dengan berbagai perangkat (tools) dan merupakan proses yang kompleks
karena mempertimbangkan berbagai kriteria. Seringkali salah satu kriteria yang
dipertimbangkan adalah besar-kecilnya dampak terhadap lingkungan hidup.

AMDAL adalah salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk pertimbangan
lingkungan. Jika AMDAL digunakan untuk mendukung proses pemilihan alternatif, proses
pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan juga akan mendapat manfaat. Hal ini
disebabkan karena saat ada kajian alternatif dalam AMDAL, pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan juga akan mendapat ruang untuk membandingkan dampak-dampak
lingkungan dari setiap alternatif dan mendapat kesempatan untuk turut memilih alternatif
dengan dampak yang paling kecil atau paling dapat diterima.

Jika hanya satu alternatif yang dikaji, pemrakarsa harus menanggung risiko bahwa
usulan kegiatannya dinyatakan “tidak layak lingkungan” dan tidak mendapat rekomendasi
untuk pengurusan izin. Situasi demikian telah sering terjadi dan merugikan pemrakarsa
karena biaya dan waktu pelaksanaan AMDAL yang terbuang sia-sia.

Peraturan menganjurkan agar proses pelingkupan menyertakan alternatif yang


sedang dipertimbangkan pemrakarsa. Alternatif rencana kegiatan yang dimaksud terdiri dari
alternatif:

· Proses atau teknologi yang digunakan;

· Input atau bahan yang digunakan;

· Tata-letak bangunan atau sarana pendukung;

· Pendekatan pengendalian atau pengelolaan dampak; dan

· Penjadwalan atau pentahapan kegiatan.

Setiap alternatif memiliki komponen kegiatan yang berbeda sehingga dapat


mengakibatkan dampak yang berbeda terhadap lingkungan hidup. misalnya, PLTU yang
menggunakan bahan-bahan batubara akan menghasilkan limbah (dan dampak turunan) yang
15. Isi laporan AMDAL: I.pendahuluan II.rencana usaha III.rona awal IV.kegiatan usaha
yang terkena dampak V.prakiraan dampak penting VI. Evaluasi dampak penting jelaskan.

Isi Laporan AMDAL

Berikut adalah daftar hal-hal yang harus dimasukkan dalam analisis dan laporan proyek. Rincian
daftar isi laporan ANDAL dan RKL/RPL disampaikan secara khusus dalam dokumen Rencana
Pelaksanaan Proyek (Project Implementation Plan - PIP).

A. Isi laporan ANDAL sekurang-kurangnya meliputi:


a. Pendahuluan, meliputi: kerangka kebijakan, hukum, kelembagaan, dan administratif
Rencana usaha , meliputi kedalaman dan keluasan substansi yang dikaji dan batas
spasial pengamatan
b. Rona lingkungan awal, meliputi lingkungan fisik-kimia-geologis, lingkungan
biologis, dan lingkungan sosial-ekonomi;
c. Kegiatan usaha yang terkena dampak lingkungan, termasuk dampak tidak langsung
dan kumulatif
1. Analisis alternatif, termasuk alternatif tanpa-proyek
2. Evaluasi dampak besar dan penting;

Prosedur AMDAL

Pemrakarsa perlu bekerja sama dengan warga yang mungkin terkena dampak
proyek dan perlu berkoordinasi dengan Komisi AMDAL dalam sejumlah langkah esensial
berikut:

a. Keputusan untuk menentukan kategori proyek dan seleksi ketentuan-ketentuan safeguard


yang tepat (seperti diilustrasikan dalam Tabel 3 di atas),
b. Penyusunan dan persetujuan Kerangka Acuan (TOR) bagi penyiapan dokumen-dokumen
safeguard yang memadai; dan
c. Penyusunan dan persetujuan dokumen safeguard.

1) Langkah pertama : Persiapan meliputi :

1. a) Pembentukan Tim Penyusun.


2. b) Pemahaman mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan AMDAL, pedoman-pedoman, baku mutu lingkungan, rencana kegiatan yang akan
dikaji.
3. c) Pengenalan keadaan umum lokasi kegiatan (pra survai).
4. d) Penentuan ruang lingkup studi(scoping).
5. e) Penyusunan rencana kerja/usulan teknis.
2) Langkah kedua : Pengumpulan dan penyusunan informasi mengenai kegiatan
yang akan dikaji (pemerian kegiatan), sekurang-kurangnya memuat :

1. a) Nama dan alamat pemrakarsa kegiatan.


2. b) Status, jenis, tujuan, dan kegunaan kegiatan.
3. c) Lokasi kegiatan.
4. d) Hasil(output)dan umur kegiatan.
5. e) Uraian kegiatan mulai dari fase persiapan sampai operasi.
6. f) Perkiraan biaya.
7. g) Rencana operasional atau alur proses kegiatan.
8. h) Rincian mengenai limbah kegiatan.
9. i) Uraian tentang sistim pengelolaan limbah.

3) Langkah ketiga : Penentuan rona lingkungan awal dimaksudkan untuk


memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan fisik, biologis, dan sosial di wilayah yang
diperkirakan terkena dampak kegiatan, meliputi kegiatan :

1. Menetapkan komponen lingkungan yang akan dikaji.


2. b) Menetapkan metodologi pengukuran setiap komponen lingkungan
termasuksampling systemdan sampling site-nya.
3. c) Menyusun daftar isian dan panduan-panduannya.
4. d) Menetapkan cara pengolahan dan analisa data.
5. e) Persiapan peralatan dan bahan-bahan.
6. f) Pelaksanaan pengukuran/penelitian di lapangan dan analisis di laboratorium.
7. g) Pengolahan, analisis dan penyusunan hasil.

4) Langkah keempat :

1. a) Identifikasi dampak yaitu mengidentifikasi komponen lingkungan yang


mungkin terkena dampak rencana kegiatan/komponen kegiatan.
2. b) Pendugaan dampak lingkungan yaitu memproyeksikan perubahan
komponen lingkungan yang mungkin terjadi akibat dilaksanakannya rencana kegiatan.

5) Langkah kelima : Evaluasi dampak lingkungan dan alternative pengelolaannya,


meliputi :

1. a) Penentuan hubungan sebab akibat antara komponen rencana kegiatan dan


komponen lingkungan dengan dampak yang mungkin ditimbulkan.
2. b) Uraian alternatif pengelolaan dampak lingkungan.
Dari langkah-langkah tersebut kemudian disusun laporan hasil studi yang berbentuk
beberapa dokumen yang meliputi : KA ANDAL, ANDAL, serta RKL/RPL.
15. Jelaskan perbedaan antara ANDAL dengan AMDAL :

a. Jelaskan pengertian dari

1. Lingkungan hidup

2. studi evakuasi lingkungan

3. rona lingkungan

ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
kegiatan yang direncanakan. Sedangkan,
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari suatu
rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif
tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-
ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.

Pengertian dari ;
a. Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya
yang berpengaruh pada kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta
mahkluk hidup lainnya.
b. Study Evakuasi Lingkungan adalah analisis dampak lingkungan yang
dilakukan pada proyek atau aktifitas manusia yang sudah berjalan.
c. Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu
kondisi alam atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai termasuk daerah yang disekitarnya.

16. Dalam Melaksanakan sebuah proyek diwajibkan untuk melakukan kajian amdal,
Kenapa ? Jelaskan!.
Untuk melakukan kajian AMDAL dapat menghindari timbulnya dampak
lingkungan yang tidak dapat ditoleransi, karena amdal dibuat agar setiap proyek atau
kegiatan yang hendak dilaksanakan tidak menimbulkan dampak yang dapat merugikan
bagi lingkungan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

17. Jelaskan konsep kerangka kerja dalam menentukan rona lingkungan !


Jawab.
A. Daftar Awal Faktor lingkungan ;
 Menurut peraturan perundangan
 Pendapat pakar untuk proyek sejenis
 Dokumen AMDAL sejenis
 Metodologi ANDAL

B. Proses penyeleksian
 Kunjungan lapangan
● Penting bagi anggota tim untuk melakukan kunjungan
lapangan sehingga:
- Mengenal kondisi rencana lokasi dengan baik
- Diskusi menjadi lebih efektif
● Apa yang perlu menjadi perhatian dalam kunjungan
lapangan tergantung kepada jenis rencana kegiatan, dampak yang
diantisipasi dan kondisi rencana lokasi.

Manfaat Kunjungan ke Lapangan diantaranya ;


• Memberikan gambaran kondisi yang ada dan membantu
penulisan
• Memeriksa informasi yang telah dimiliki
• Memeriksa daerah sekitarnya dan kemungkinan dampak
selanjutnya
• Membantu mengidentifikasi faktor dan data yang tidak
diketahui
• Memverifikasi proposal
• Koordinasi dan diskusi dg instansi lain di lapangan
• Kredibilitas
• Membantu perencanaan program pemantauan
• Bertemu dengan penduduk lokal untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan
• Verifikasi dari kemungkinan informasi yang tidak benar
dari interest group
• Menghasilkan analisis yang independen dari proponen
• Memastikan status rencana proyek
• Memeriksa informasi akibat perubahan waktu

 Diskusi tim interdisiplin


 Faktor lingkungan harus didiskusikan dlm tim
interdisiplin
 Seluruh anggota tim harus memiliki pemaham yang
cukup mengenai usulan proyek
 Anggota tim akan lebih memahami meng dampak
proyek sehingga memberikan gambaran faktor lingkungan yang perlu
dikaji lebih lanjut

 Scoping (Pelingkupan)
 Dapat dipakai untuk menyeleksi faktor lingkungan
untuk kepentingan penelaahan lebih lanjut
 Merupakan proses awal yang terbuka untuk menentukan
ruang lingkup studi dan untuk mengidentifikasi dampak penting yang
berhubungan dengan rencana kegiatan
 Rona lingkungan awal perlu menjelaskan setiap faktor
yang diantisipasi yang diduga akan terkena dampak oleh rencana
kegiatan.

 Kriteria pertanyaan
Disarankan hanya faktor lingkungan yang berpotensi terkena
dampak saja yang dianalisis lebih lanjut.

 Penilaian professional
 Digunakan untuk menyeleksi faktor lingkungan yang
perlu ditelaah lebih lanjut
 Pakar dapat merupakan bagian dari tim penyusun
ataupun dari luar tim.
18. Bagaimana pendapat saudara tentang pembangunan kampus dari sudut AMDAL
dilihat dari waktu pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus ;
Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan
budaya ;
Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk
kepentingan umum.
Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk
bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang dalam pembangunan dan/atau
pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu
yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti
menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan bakar, jembatan,
billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;
Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau
sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan
dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut;

Berikut potensi dampak dari kegiatan pembangunan Gedung Kampus STISIP


WIDYAPURI MANDIRI :
1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna
Kegiatan pembangunan Gedung Kampus STISIP WIDYAPURI MANDIRI akan
merubah tata guna lahan serta produktifitas lahan di lingkungan sekitar kawasan kampus.
2. Peningkatan Bangkitan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan
Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan Gedung Kampus STISIP
WIDYAPURI MANDIRI akan meningkatkan bangkitan lalu lintas sehingga kemungkinan
akan terjadi kemacetan. Selain itu jika kemampuan (kapasitas) beban jalan maksimum
disekitar lokasi ternyata tidak mampu untuk menerima beban tambahan dari kegiatan
pembangunan dan operasional pembangunan Gedung Kampus STISIP WIDYAPURI
MANDIRI maka akan terjadi kerusakan alam.
3. Peningkatan Run Off, Erosi dan Banjir
Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurungan tanah pada tahap
konstruksi akan mengakibatkan peruubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan
tanah menjadi terbuka, agrerat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi.
Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mnegakibatkan air tidak dapat
meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatakan volume air limpasan (run off). Hal
tersebut akan terus berlangsung sampai tahap operasi, sehingga ketika pemrakarsa tidak
memiliki perencanaan yang matang mengenai jaringan saluran drainase dan upaya
pencegahan banjir setempat yang baik maka bencana banjir akan terjadi. Kegiatan pemadatan
inilah yang perlu menjadi titik berat dalam penilaian AMDAL atau UKL/UPL Pembanguna
Gedung Kampus STISIP WIDYAPURI MANDIRI.
4. Penurunan Kualitas Udara (Debu)
Penurunan kualitas udara (peningkatan kadar debu) diakibatkan oleh kegiatan
pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan –
kegiatan lain pada tahap operasi.
5. Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi
alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan – kegiatan lain pada tahap operasi.
6. Penurunan Kualitas Air
Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan Gedung Kampus STISIP
WIDYAPURI MANDIRI dapat berasal dari tahap operasional dari kegiatan – kegiatan lain
pada tahap operasi.
7. Penurunan Kuantitas Air
Berkurangnya daerah resapan air serta meningkatnya kebutuhana air yang
diakibatkan oleh kegiatan pembangunan Gedung Kampus STISIP WIDYAPURI MANDIRI
akan mengurangi kuantitas air tanah maupun kuantitas air permukaan.
8. Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk
Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk lokal dapat ditimbulkan oleh
kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap
konstruksi dan operasi.
9. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Kegiatan konstruksi dan operasi akan mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja
dan berusaha bagi penduduk di sekitar kawasan pembangunan Gedung Kampus STISIP
WIDYAPURI MANDIRI.
10. Keresahan dan Persepsi Masyarakat
Tidak adanya kesepakatan mengenai ganti rugi tanah antara pemrakarsa dan
masyarakat pada saat kegiatan pembebasan lahan berlangsung dapat menimbulkan keresahan
dan persepsi negatif dari masyarakat yang berada di area tapak proyek pembangunan Gedung
Kampus STISIP WIDYAPURI MANDIRI.

20.Bagaimana pendapat saudara tentang pembangunan rumah sakit dari sudut


AMDAL dilihat dari waktu pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.
Rumah Sakit bertaraf Internasional RS. Siloam yang dibangun untuk
keperluan jasa komersial, merupakan kawasan pesisir di daerah Hative Kecil, yang
awalnya merupakan kawasan dengan memeliki beberapa vegetasi pantai seperti
mangrove, ketapang pantai dan bintanggur yang kemudian di timbun dan di
reklamasi pantainya merupakan daerah pembangunan RS. Siloam. Lahan ini dipilih
oleh pengembang karena proses perijinan lebih mudah dan daerahnya strategis
sebagai kawasan Rumah sakit .
Komponen yang ditelaah karena terkena dampak Aspek lingkungan yang ditelaah
meliputi :
1)Geofisika Kimia,meliputi komponen :
a) Temperatur dan kelembaban udara
b) Kualitas udara (gas dan debu)
c) Kualitas air laut
d) Abrasi pantai
e) Kebisingan
f) Getaran
2) Biologi, meliputi komponen :
a) Vegetasi Pantai
b) Biota air laut
3) Sosekbud, Meliputi komponen :
a) Kesempatan Kerja
b) Peluang Usaha
c) Pendapatan Masyarakat
d) Pemberdayaan Masyarakat
e) Akulturasi
f) Sikap dan Presepsi masyarkat
4). Keslingmas, meleputi komponen
a) Kesehatan masyarakat
b) Kesehata Ligkungan
Usaha/Kegiatan lain disekitarnya :Pembangunan Jembatan Merah Putih,Maluku
City MallPasar ole-ole dan Pasar ikan Higenis

Penjabaran dari 4 komponen diatas adalah sebagai berikut :


Kegiatan Jenis Dampak Komponen

TAHAP PRA KONTRUKSI


Perijinan dan Sosialisasi Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pembebasan Kawasan Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Rekutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja Sosekbud
Pendapatan Masyarakat Sosekbud
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
TAHAP KONTRUKSI
Mobilisasi alat & Bahan Peningkatan Kebisingan Geofisik Kimia
Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Kemacetan Geofisik Kimia
Kesehatan & Keselamatan Kerja Kesehatan Lingkungan
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Reklamasi Pantai Peningkatan Kebisingan Geofisik Kimia
Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Perpindahan Masa Air Laut Geofisik Kimia
Kenaikan Muka Air Laut Geofisik Kimia
Perubahan pola arus laut Geofisik Kimia
Abrasi pantai Geofisik Kimia
Turunnya kualitas air laut Geofisik Kimia
Perubahan vegetasi pantai Biologi
Gangguan biota Perairan Biologi
Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja Keslingmas
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pembanguna Sarana & Prasarana Peningkatan kebisingan Geofisik Kimia
Penurunan Kualitas Udara Geofisik Kimia
Kemacetan Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehtan masyarakat
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
OPERASI
Rekrutmen Tenaga Kerja Kesempatan Kerja Sosekbud
Pendapatan Masyarakat Sosekbud
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Operasional Kegiatan Kualitas Air Laut Geofisik Kimia
Biota Laut Biologi
Kemacetan Geofisik Kimia
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat
Sampah & Limbah Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pemliharaan Kualitas Air Laut Geofisik Kimia
Sampah & Limbah Geofisik Kimia
Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat
Presepsi & Sikap Masyarakat Sosekbud
Pembahasan Untuk Masing-masing Komponen Diatas
1. Geofisik Kimia dan Biologi
A. Tahap Pra Kontruksi
Pada tahap ini ,ketika pembebasan lahan maka ada beberapa vegetasi pantai berupa
mangrove, bintanggur pantai dan ketapang yang ditebang (komponen bilogis) yang
tentunya berkibat gangguan pada padang lamun. Karena akar mangrove tak bisa lagi
menyerap polutan sehingga berdampak pada padang lamun, selanjutnya batu karang
yang merupakan tempat makannya ikan pun terganggu dan dampak turunannya adalah
biota laut terganggu.
B. Tahap Kontruksi
Pada Tahap ini ketika mobiliasisi alat dan bahan proyek dapat meningkatkan
kebisingan, serta kualitas udara dan air menurun akibat dari masuk keluarnya
kendaraan proyek dalam membawa bahan baku. Penurunan kulaitas udara ini
berpengaruh pada kesehatan masyarakat sekitarnya.
Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan akan lahan, pada proyek RS. Siloham di pesisir
Pantai cenderung menambah luasan lahannya dengan mereklamasi Pantai, yaitu
kegiatan menimbun atau memasukkan material tertentu di kawasan Pantai dengan
maksud untuk memperoleh lahan kering (Nurmandi, 1999). Reklamasi merupakan
bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah
Pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan
perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi Pantai, dan
berpotensi gangguan lingkungan. Akibat dari reklamasi pantasi ini terjadi penurunan
pada kualitas air laut, kulaitas udara tentunya dengan suara kebisingan yang terjadi juga
mengakibatkan gangguan pada biota laut. Saat pembangunan sarana dan prasarana debu
semen dari pembangunan dapat terbawa angin ke jalan utama yang jaraknya tidak jauh
dari tempat proyek akhirnya kualitas udara menurun juga . saat pembangunan sarana
dan prasarana tentunya dibangun juga taman pada RS. Siloham dengan demikian terjadi
pertmabahan tumbuhan (Bilogis).
3. Tahap Operasi
Pada tahap ini limbah dari RS. Siloam harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi
pencemaran pada teluk sekitar RS. Siloam. Dengan menggunakan IPAL dan tekonologi
terkini maka upaya pengelolaannya dapat mengurangi dampak pencemaran. Sebab jika
tidak dikelola dengan IPAL yang baik maka akan terjadi pencemaran.

2. Sosekbud , Kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat


1. Tahap Pra Kontruksi
Tahap dimana segala persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan, pada
tahap ini kegiatan perijinan dilakukakan yang kemudian bukan berarti setelah
pemakarsa mendapat ijin lantas siap untuk memabangun RS, Siloham. Tetapi ,
harus melalui sosialiasi kepada masyarakat sekitar dan masyarakat umum. Semua
pembangunan pasti menuai prokontra dalam hal pendapat dan presepsi masyarakat.
Ada masyarakat yang mendukung dengan penuh semangat ketika kami wawancarai
dengan landasan berfikirnya adalah supaya kota ambon ini lebih bagus dan telah
siap menuju MEA 2015 serta agar kedokteran UNPATTI , satu satunya fakultas
Kedokteran Kebanggan orang Maluku ini dapat juga berkembang lebih baiki. Ada
juga yang menolak, dengan dalih jika RS. Siloham ini dibangun maka yang punya
akses ke RS. Siloham ini hanya orang-orang yang berduit (masyarakat ekonomi
kelas menengah keatas) sementara masyarakat yang punya ekonomi pas-pasan
hanya bisa bertahan dengan puskesmas terdekat yang memang sudah ada.
Pembebasan kawasan juga menuai kontraversi yang sama seperti diatas, namun
mewakili masyarakat kota ambon, Walikota Ambon Richard Loenapessy, dalam
salah satu spernyataan resminya di Situs Pemerintah Kota Ambon, dan beberapa
media lokal bahwa masyarakat kota ambon mendukung sepenuhnya upaya
pemerintah kota lewat kerja sama dengan RS. Siloham untuk membangun rumah
sakit bertaraf internasional itu di Hative Kecil , dengan kawasan seluas 2.5 Ha.
Rekuitmen tenaga kerja pada proses pembangunan RS. Siloham ini tentunya
membawa dampak positif bagi masyarakat dimana ada masyarakt lokal yang
dilibatkan untuk pembangunan ini. Hal ini seperti disampaikan oleh Sandy, warga
Rumah Tiga pantai yang saat kami wawancarai , mengakui bahwa ada tenaga lokal
dari Rumah Tiga dan Hative Kecil yang dipekerjakan baik untuk pengambilan
sampel tanah dan sebagai pekerja tetap selama proyek ini dalammasa
pemabangunan. Terbukanya kesempatan kerja seperti itu maka secara otomatis
pendapatan masyarakat meningkat sehingga presepsi dan sikap masyarakat positif
terhadap proyek yang dibangun tersebut, disamping mengurangi angka
pengannguran.
II. Tahap Kontruksi
Sebelum memulai tahap kontruksi yang jelas para pekerja yang sudah direkrut
selain ada pekerja lokal , ada juga pekerja dari luar kota ambon. Mereka yang dari
luar kota ini pun mencari tempat untuk tinggal, warga Rumah Tiga menyediakan
jasa Kos-Kosan dan Kontrakan , selain beberrapa tempat di Hative Kecil. Dengan
para pekerja mengontrak tempat tinggal tentunya pendapatan masyarakat sekitar
bertambah selain lewat kontrakan juga lewat tempat makan , kios, tokoh penyedia
makanan dan minuman sekitar kontrakan para pekerja. Ada beberapa tukang
pendanyung perahu yang mengaku jika para pekerja itu ke lokasi kerja mereka,
mereka sering naik perahu sehingga pendapatan tukang perahupun meningkat.
Mobilisasi alat dan bahan juga mengakibatkan kemacetan pada daerah sekitar
pembangunan RS. Siloham, Kemacetan sering mengakibatakan kecelakaan. Selain
itu banyak masyarkat yang merasa waktunya terganggu ini juga berdampak pada
sopir angkot yang sedang mengejar setoran jadi terhambat. Kesehatan masyarakat
sekitar juga terganggu akibat adanya kualitas udara menurun ketika mobilisasi alat
dan bahan proyek. Sehingga mengakibatkan presepsi dan sikap masyarakat yang
agak negative terhadap pembangunan proyek ini.
Reklamasi pantai juga mengakibatkan kesehatan masyarakat sekitar Hative kecil
terganggu karena kualitas udara yang menurun selain itu gangguan pada geofisika
dan biologis yang sudah kami jelaskanpada pertemuan sebelumnya. Sehingga
berpengaruh pada sikap dan presepsi masayarakat terhadap proyek tersebut.
Pembangunan Saran dan Prasaran juga berdampak pada kemacetan dan kesehehatan
masyarakat terganggu akibat debu semen yang naik keudara dan kualitas udara
menurun masyarakat sekitanya terkena gangguan kesehatan. Berujung pada
presepsi dan sikpa masyarakat terhapa proyek ini.
III. Tahap Operasi
Sebelum tahap operasi yang jelas ada rekuitmen tenaga kerja , sebagaimana
keterangan Walikota Ambon dalam situs resmi Pemkot dan RS. Siloham Ambon
bahwa jumalah pekerja yang dibutuhkan adalah 2000 pekerja. Tentunya ini
memberi kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Ditengah sulitnya lapangan
pekerjaan pasca kebijakan Presiden Jokowi tentang Moratorium PNS selama 5
Tahun. Dengan demikian mahsiswa kesehatan diberbagai Perguruan Tinggi di
Maluku dapat memeliki kesempatan kerja dan tentunya mahasiswa Kedokteran
unpatti juga punya kesempatan yang sama. Pendapatan masyarakat meningkat.
Presepsi dan sikap masyarakat positif terhadap adanya RS. Siloham ini.
Setelah Rekuitment tenaga kerja , tentunnya para pekerja membutuhkan tempat
tinggal yang aksesnya dekat dengan tempat mereka bekerja. Ini membuat peluang
usaha bagi masyarakt sekitar Hative Kecil dan Poka Rumah Tiga untuk
menyediakan jasa tempat tinggal, dengan demikian pendapatan masyarakat
meningkat.
Pada saat Operasional kegiatan , masyarakat diperdayakan. Menurut Pemarkasa ,
karena ini RS bertaraf internsional maka tentunya masayarakt sekitar dan umumnya
kami perdayakan lewat ada anak muda yang kami seleksi untuk menyekolahkan
mereka di PTS yang sudah menjadi partner kami. Kemampuan bahasa inggrisnya
tentu kami tingkatkan. Dengan adanya RS. Siloham maka tentunyya pelayanan
kesehatan masyarakat meningkat dan menjadi lebih baik karena dokter dokter yang
ditangkan juga dari spesialsiasi yang berbeda dan complete sertadari manca negara
tentunya. Kesempatan kerja dan peluang Usaha bagi masyarakat sekitar RS. Siloam
untuk menyediakan Rumah Makan, menjadi penyedia jasa ojek, security RS.
Siloam , selain pendapatan bagi si pemilik Rumah Makan juga bagi masyarakat
yang bekerja pada Rumah makan tersebut. Proses operasional ini karena
masayarakat diutungkan maka tentunya sikap dan prsepsi masyarakat baik

Anda mungkin juga menyukai