Anda di halaman 1dari 20

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

(Enviromental Engineering) MODUL BAB VI


Dosen Pengajar : H. Muhammad Nusran, Ir. MM

Ditulis Oleh: ISRAN JAYA NIM. 09120110063

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012

BAB VI METODOLOGI ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN


Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah

terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak awal perencana kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi yang merugikan akibat diselenggarakannya pembangunan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian lingkungan hidup yang digunakan untuk memprakirakan dampak penting terhadap lingkungan dari suatu rencana kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkan untuk memberi arahan bagi pihak perancang rencana kegiatan untuk mengendalikan dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi. Dengan demikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih ramah lingkungan dan lebih dapat diterima masyarakat sekitar. Hasil AMDAL juga menjadi dasar bagi pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang tentang suatu rencana kegiatan dan memberi jaminan kepada pemberi izin bahwa dampak lingkungan dari rencana kegiatan dapat dan akan ditanggulangi. AMDAL sebaiknya dilakukan pada tahap awal perencanaan rencana kegiatan, sebelum diselesaikannya rancang bangun rinci (detailed engineering design), agar semua hasil AMDAL dapat menjadi masukan bagi rancang bangun rinci. Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan pembangunan dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang proses Persetujuan dan Pemberian ijin. Oleh karena itu sudah selayaknya AMDAL hanya di lakukan pada rencanan proyek yang di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. Seperti tertera pada pasal 16 Undang-

Undang No.4 Tahun 1982, tidak pada semua rencana proyek untuk memenuhi kepentingan ini perlu di lakukan penapisan, yaitu memilah rencana p royek manakah yang di anggap akan mempunyai dampak penting dan karena itu harus di lengkapi dengan AMDAL serta proyek mana yang tidak perlu untuk tidak menjadi beban tambahan pada tenaga, waktu dan biaya pembangunan serta pada birokrasi, prosedur dan penapisan haruslah sederhana dengan komplikasi yang minimum dan tingkat kepercayaan yang maksimum bahwa proyek yang di tapis akan atau tidak akan menyebabkan dampak penting tehadap lingkungan. Proses AMDAL akan menghasilkan 4 (empat) buah dokumen utama, yaitu sebagai berikut : 1. Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang menjelaskan lingkup kajian dampak lingkungan hidup yang akan dilakukan. Hasil penilaian dokumen KA-ANDAL adalah sebuah kesepakatan antara pemrakarsa dengan pemerintah tentang apa yang akan dikaji dalam tahap ANDAL. 2. Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) menuangkan hasil kajian antara lain tentang prakiraan dan evaluasi dampak penting yang dilakukan dalam studi ANDAL. Laporan ini ditutup dengan pembahasan tentang dampak-dampak yang dianggap penting serta arahan untuk pengelolaan dampaknya. 3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dikembangkan berdasarkan arahan dalam ANDAL dan berisi uraian tentang bagaimana dampak penting negatif akan diminimalisasi dan dampak penting positif akan dioptimalkan pengaruhnya. 4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) berisi uraian tentang bagaimana dampak-dampak penting akan dipantau untuk memastikan bahwa pengaruhnya pada lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dapat teratasi.

Saat ini telah banyak dikembangkan dan dipergunakan berbagai metode AMDAL. Soeratmo (1982) menyatakan, bahwa pada saat ini macam metode Analisis Dampak Lingkungan yang dapat diketemukan mencapai lebih dari 50 buah. Seluruh metode itu berhubungan dengan langkah-langkah seperti mengidentifikasi dampak, memprediksi dampak, menginterpretasi atau menafsir dampak, mengadakan evaluasi dampak dan juga meliputi prosedur penelitian dan pengawasannya. Munn (1979) menyebutkan, prosedur dalam penyusunan AMDAL meliputi identifikasi pengaruh, prediksi, interpretasi dan evaluasi dampak serta prosedur penilaian. Setiap langkah AMDAL dapat dilaksanakan dengan melakukan survai lapangan, pemantauan, pemodelan menggunakan pedoman, studi literatur, workshop, interview dengan para ahli dan dengan pendapat masyarakat, sehingga metode AMDAL telah

dikembangkan dari yang paling sederhana hingga yang paling sempurna. Newkirk (1979) mengelompokkan metode ANDAL atas dasar beberapa kelompok atau golongan yaitu : metode Adhok dengan suatu tim para ahli, berbagai bidang. metode Checklist (daftar uji). metode Benefit-Cost Analisis (BCA). metode Input-Output Analisis. metode Overlay atau penampalan peta. metode Sistem Informasi. metode Analisis Matematis.

Canter (1983) telah mengelompokkan metode ANDAL atas dasar 4 kelompok yaitu : metode Checklist, metode Matrik, metode Network atau Flowchart dan metode Sistem Diagram Energi.

Munn (1979) mengemukakan pada dasarnya identifikasi pengaruh dan dampak Tingkungan terbagi atas 4 metode yaitu : Metode Checklist (Cheklis). Metode Matrices (Matrik). Metode Flow chart (Diagram Alir). Metode Overlay (Penampalan).

Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu : Identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi Dampak. Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan kerjasama tim penyusun dokumen ANDAL agar didapat suatu kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan lingkungan dari suatu usulan kegiatan / proyek. Metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung. Untuk hal tersebut, dalam memilih metode untuk studi AMDAL perlu dipertimbangkan berbagai metode yang ada tentang kelebihan dan kelemahannya, kegiatan proyek yang akan di AMDAL, serta sifat dari rona lingkungan awal dimana proyek tersebut akan didirikan. A. PENAPISAN (SCREENING) Penapisan atau screening dalam AMDAL merupakan tahap untuk menentukan suatu rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak. Apabila berdasarkan penapisan rencana kegiatan tidak wajib membuat dokumen AMDAL, maka pemrakarsa hanya wajib menyusun dokumen upaya pengelolaan lngkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL). Pada umumnya, penapisan hanya terdiri dari dua atau tiga langkah saja. Menurut PP 29 Tahun 1986, metode penapisan terdiri dari dua langkah, yaitu dengan daftar penapis dan dengan penyajian informasih lingkungan.

Menurut Soemarwoto (1989), penapisan dapat dilakukan melalui dua jenis metode seperti berikut : - Metode Satu Langkah, yaitu metode yang membuat daftar proyek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting dan proyek yang tidak menimbulkan dampak penting. - Metode Dua Langkah, yaitu metode yang apabilah jenis kegiatan belum dapat ditentukan wajib AMDAL atau tidak dalam metode satu langkah, sehingga harus melalui dua langkah. Dalam penapis disebutkan adanya penilaian tingkat tinggi, yaitu penilaian dampak berdasarkan kriteria eksplisit dan implisit. Namun hal ini bersifat subyektif yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan dan pengalaman hidup sang penilai. Dalam konteks ini, penentuan nilai penting bukan suatu hal yang murni, tetapi merupakan suatu keputusan pengelolaan dengan informasih ilmiah dan dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan politik disuatu kawasan tersebut. Menurut OECD 1986 negara seperti Thailand tidak menggunakan metode ini lagi, melainkan menggunakan daftar positif sebagai alat penapis, yaitu metode yang bekerja berdasarkan pada dampak yang tidak hanya berdasarkan jenis proyek, tetapi juga sifat lingkungan yang disertai dengan daftar bagian lingkungan yang rentan. Untuk pemerintahan Indonesia menggunakan metode penapis satu langkah yang dianggap lebih mudah, karena para pejabat terkait sudah bisa memutuskan proyek harus membutuhkan AMDAL atau tidak dengan hanya melihat pada daftar. Degan metode ini tidak diperlukan birokrasi yang berbelit belit, jumlah tenaga yang tidak banyak dan pengalaman yang tidak perlu terlalu tinggi dan juga tidak menambah biaya operasional.

Semua Proyek

Penapisan dengan daftar positif sebagai kriteria

Proyek termasuk dalam daftar

Proyek diluar dalam daftar

Perlu AMDAL

Tidak perlu AMDAL

Gambar : Metode Penapisan Satu Tahap Kriteria yang paling banyak dilakukan untuk penapisan adalah karateristik proyek, misalnya jenis, volume, penyimpanan bahan baku dan lokasi proyek serta nilai ambang. Biaya proyek sering digunakan sebagai nilai ambang yaitu proyek yang melebihi suatu nilai tertentu yang harus dilakukan AMDAL. Selain itu, nilai ambang yang dilakukan adalah nilai ambang teknik yang memperhatikan fisik proyek dan volume. Jika melalui analisa penapisan tingkat dua dan dampak belum dapat

diketahui, maka suatu proyek harus melaksanakan Evaluasi Pendahuluan Lingkungan (EPL). Tetapi karna EPL sangat sederhana pembuatannya, maka prosedur ini banyak menghasilkan laporan yang kualitasnya bervariasi dan pemeriksaannya cenderung bersifat dangkal. Hal ini disebapkan karena tenaga untuk memeriksa hasil penapisan sangat terbatas.

Di Indonesia metode yang digunakan adalah satu langkah / tahap, maka dapat saja suatu proyek lolos dari keharusan melaksanakan AMDAL padahal proyek tersebut memiliki dampak penting. Walaupun proyek tersebut dapat lolos, namun pihak pelaksana tidak dapat lolos dari kewajiban melindungi lingkungan berdasarkan UU No. 4 Tahun 1982.

Semua Proyek Penapisan Tingkat I

Kelompok I Proyek mempunyai dampak penting

Kelompok 2 Ada keraguan dampak penting

Kelompok 3 Proyek tidak mempunyai dampak penting

Penapisan Tingkat 2

Proyek berdampak penting

Proyek TAK berdampak penting

Harus dilakukan AMDAL

TIDAK perlu AMDAL

Gambar : Metode Penapisan Dua Tahap B. PELINGKUPAN DAN PROPOSAL ACUAN Seperti halnya dengan kajian - kajian yang lain, kajian ANDAL membutuhkan fokus yang jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu rambu yang disepakati. Fokus dan batasan itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan, yaitu pada tahap merancang kajian. Tanpa rancangan kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL) berpotensi menjadi sebuah kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada nilai dan manfaatnya. Rancangan kajian

ANDAL itulah yang dikenal sebagai lingkup studi ANDAL dan merupakan hasil proses pelingkupan. Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Pada umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawab pertanyaan Apa yang dikaji? Dimana dan kapan kajian dilakukan? Bagaimana kajian akan dilakukan? Siapa saja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu, rancangan suatu kajian ANDAL harus meliputi : - Fokus kajian, terutama dampak-dampak penting yang diperkirakan akan terjadi - Lokasi dimana kajian akan dilakukan - Kapan kajian akan dilakukan - Metode studi dan tenaga ahli apa saja yang akan dalam kajian Rancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan bagi pelaksanaan AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan waktu secara efektif dan efisien. Pada akhir proses Pelingkupan akan dihasilkan sejumlah pernyataan yang membentuk rancangan kajian ANDAL, yaitu: - Pernyataan - pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalam ANDAL, dikenal dengan sebutan dampak penting hipotetik. Dampak dampak ini, berdasarkan hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akan terjadi dan memerlukan kajian yang mendalam untuk membuktikan dugaan tersebut. - Penentuan lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah-wilayah dimana kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukan serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian dampak. dilibatkan

Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk menentukan metodologi studi serta tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam ANDAL. Untuk melaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja dalam bentuk tata - laksana. Gambar berikut menunjukkan alur proses pelingkupan sesuai dengan aturan pemerintah, khususnya Permen LH 08/2006.

Deskripsi rencana kegiatan Prioritas Dampak penting hipotetik

Dampak potensial

Dampak penting hipotetik

Rona lingkungan hidup

Identifikasi dampak potensial

Evaluasi dampak potensial

Klasifikasi dan prioritas

Gambar : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006 Seluruh langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalam dunia penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Dengan memahami esensi dari setiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahami apa yang perlu dilakukan pada setiap langkah kerja.

Esensi proses pelingkupan cukup sederhana, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel : Proses Pelingkupan Sesuai Permen LH 08/2006 Esensi proses pelingkupan ANDAL berlaku universal. Artinya, langkah kerja atau tata-laksana yang dianjurkan dalam peraturan pemerintah dapat berubah, namun esensi pelingkupan akan tetap sama. Oleh karena itu, buku ini akan menggunakan esensi proses pelingkupan sebagai titik-tolak pembahasan. Dampak yang perlu atau akan dikaji dalam ANDAL harus dinyatakan secara lengkap karena informasi itu akan digunakan untuk merencanakan kajian ANDAL. Ada unsur-unsur informasi yang sebaiknya ditulis dalam pernyataan dampak hipotetik. Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk rancangan kajian ANDAL atau dikenal sebagai lingkup kajian ANDAL yang terdiri dari: 1. Batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak. 2. Metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesa tentang dampak yang dikaji. 3. Kedalaman studi ANDAL, digambarkan sebagai jumlah sampel yang harus dikumpulkan dan dianalisis. 4. Susunan tim AMDAL yang diperlukan untuk melakukan kajian dengan interaksi, metodologi, dan kedalaman studi di atas.

Tabel berikut menjabarkan input dan output dari masing-masing tahap pada tabel yang diatas.

Tabel : Input Dan Output Untuk Setiap Tahapan Proses Pelingkupan

Unsur-unsur informasi yang sebaiknya ada dalam pernyataan dampak, serta manfaatnya untuk lingkup ANDAL, dijelaskan dalam Tabel di bawah ini

Tabel : Unsur Informasi Dalam Pernyataan Dampak Serta Manfaatnya Dengan demikian, uraian dampak penting hipotetik merupakan satu kesatuan informasi yang mudah dipahami. Penyampaian pernyataan dampak dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti secara naratif dan dengan tabel atau butir-butir deskripsi singkat. Contoh diberikan di bawah ini. Secara Naratif : Kajian ANDAL harus / akan mencakup kajian tentang tingkat sedimentasi (Total Sus-pended Solid dalam air sungai) dan dampaknya terhadap kelangsungan budidaya ikan air tawar yang dimiliki penduduk yang mungkin terjadi di Sungai X di ruas dekat De-sa Ampar akibat kegiatan pembukaan lahan untuk rencana pembangunan kompleks perumahan Z. Peningkatan ini akan terjadi musim hujan. Dampak dapat berlangsung sejak tahap prakonstruksi (persiapan lahan) sampai dengan tahap konstruksi.

Dengan Tabel Atau Butir-Butir Deskripsi Singkat akan memberikan pernyataan sebagai berikut : - Sumber dampak : kegiatan pembukaan lahan - Penerima dampak : air Sungai X - Lokasi dampak : Sungai X ruas dekat Desa Ampar - Parameter : Total Suspended Solid (TSS) - Waktu kajian dilakukan: musim hujan - Waktu terjadinya dampak: dari tahap prakonstruksi sampai tahap konstruksi Seluruh hasil pelingkupan harus dituliskan dalam dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL). Susunan dokumen ini telah ditetapkan dalam Permen LH 08/2006. Tabel di bawah ini.

Tabel : Sistematika Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

C. PRAKIRAAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK Berdasarkan Permen LH 08/2006 menjelaskan bahwa proses pelingkupan dibagi menjadi dua, yaitu pelingkupan dampak penting dan pelingkupan wilayah studi dan batas waktu kajian. Setelah informasi mengenai rencana kegiatan serta rona lingkungan hidup (penerima dampak) sudah terkumpul, Pelaksana Kajian siap untuk beranjak ke inti proses pelingkupan, yaitu mengidentifikasi dampak yang nantinya perlu dikaji dalam ANDAL. Proses ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1. Identifikasi Dampak Potensial. Esensinya adalah menduga semua dampak yang berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini menghasilkan daftar dampak potensial. 2. Evaluasi Dampak Potensial. Esensinya adalah memisahkan dampak dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Langkah ini menghasilkan daftar dampak penting hipotetik. 3. Klasifikasi dan Prioritas. Tujuannya adalah mengelompokkan dampak dampak yang akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan dalam menentukan strategi kajian. Langkah ini menghasilkan kelompok kelompok dampak dan urutan prioritas dampak. Dampak potensial adalah dampak yang berpotensi terjadi akibat adanya rencana kegiatan di lokasi yang diusulkan. Inti dari langkah ini adalah mengidentifikasi interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan komponen lingkungan di lokasinya. Langkah ini dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian dengan membayangkan suatu situasi di mana semua dampak mungkin saja terjadi atau situasi terburuk (worst-case scenario). Dengan demikian, segala macam dampak yang terpikir akan dicatat.

Alat bantu yang paling mudah dan sering digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi matriks dengan bagan alir. Matriks digunakan untuk menunjukkan interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan hidup di lokasi kegiatan. Identifikasi interaksi tersebut diikuti dengan penyusunan bagan alir yang menunjukkan urut-urutan (sequence) kejadian dampak. Dengan bagan alir ini diperoleh gambaran tentang dampak mana yang terjadi lebih dahulu (primer) serta dampak-dampak turunannya (sekunder, tersier, dan sebagainya). Urutan ini akan menjadi bermanfaat pada saat mengidentifikasi dampak yang akan dikelola dan pendekatan

pengelolaannya.

Tabel : Contoh tabel dampak potensial Setelah mengidentifikasi semua dampak yang berpotensi terjadi maka langkah berikutnya adalah melakukan seleksi untuk membedakan mana yang perlu dikaji dalam ANDAL dan mana yang tidak inilah esensi dari langkah yang disebut sebagai evaluasi dampak potensial. Perlu diingat bahwa dalam ANDAL, dugaan dampak akan dikaji secara mendalam dengan cara mengumpulkan dan

menganalisis data primer serta melakukan evaluasi terhadap dampak yang terjadi. Dengan demikian, hipotesa yang terbentuk pada tahap pelingkupan akan terbukti benar atau salah. perlu dikaji secara mendalam. Dengan berjalannya waktu dan pembangunan di Indonesia, seharusnya pengalaman dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan, dampak lingkungan serta efektivitas upaya pengelolaannya sudah cukup berkembang. Dengan demikian, seharusnya jumlah dampak yang dikaji secara mendalam dalam ANDAL tidak terlalu banyak lagi. Pemilahan dampak yang perlu dikaji perlu dilakukan secara tajam agar tidak membuang sumberdaya kajian yang sering terbatas. Ada dua jenis dampak hipotetik5 yang harus dibuktikan dengan kajian yang mendalam (ANDAL), yaitu dampak penting dan dampak yang kurang dipahami, yaitu : Dampak penting (significant impact) untuk dipastikan bahwa dampak yang akan timbul tersebut memang betul dampak penting, yaitu dengan mempelajari besaran, sebaran dan sifat dampak. Kurang dipahami (unknown) untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang jenis, besaran dan sebaran dampak, serta komponen lingkungan terkena dampak. Dengan informasi rinci tersebut dapat ditentukan apakah suatu dampak termasuk dampak penting atau tidak. Dampak yang tidak lagi perlu dikaji dalam ANDAL adalah dampak yang sudah diketahui tidak penting (insignficant impact) dan dampak yang sudah diketahui dari awal dan rancangan kegiatan sudah mencakup pengendalian dampak tersebut (ini dikenal sebagai mitigated impact). Rencana kegiatan yang sudah mengantisipasi perlunya Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk mengendalikan dampak terhadap kualitas air sungai tidak lagi perlu mengkaji

dampak limbah cair dalam ANDAL. Demikian pula jika pemrakarsa sudah merencanakan mengendalikan debu yang ditimbulkan kendaraan atau alatberat di tahap konstruksi maka ANDAL tidak perlu lagi mengkaji dampak peningkatan debu ini secara mendalam. Namun, ada kalanya dampak yang sudah dikendalikan (mitigated impact) masih perlu dikaji. Kondisi ini terjadi jika diperkirakan baku mutu ambien akan terlampaui walaupun mitigasi dampak dapat menekan limbah agar memenuhi baku mutu limbah atau emisi. Kajian dalam ANDAL diperlukan untuk mengarahkan upaya pengendalian dampak agar baku mutu ambien tidak terlampaui, yaitu dengan menentukan sasaran konsentrasi atau beban limbah/emisi yang dapat dikeluarkan oleh rencana kegiatan. Proses evaluasi dampak potensial ini merupakan proses memilah-milah dugaan dampak yang sudah masuk dalam daftar dampak sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Cara melakukan pemilahan ini banyak ragamnya. Menentukan cara (atau metode) pemilahan sangat tergantung dari para Pelaksana Kajian. Banyak ahli AMDAL berpengalaman yang melakukan proses ini dengan mengandalkan professional judgement yang terbentuk setelah bertahun-tahun melakukan analisis serupa. Namun, dalam buku ini akan dijelaskan suatu pendekatan bertahap. Apapun metode yang dipakai untuk menentukan dampak yang akan dikaji dalam ANDAL, yang paling penting adalah bahwa, dalam dokumen KA-ANDAL, dicantumkan penjelasan tentang kriteria yang dipakai untuk memilih serta alasan suatu dampak dianggap penting atau tidak. Dengan demikian, proses evaluasi dampak potensial dapat dipertahankan secara ilmiah. Penjelasan ini nantinya juga akan bermanfaat bagi pihak penilai dokumen KA-ANDAL serta untuk tim pelaksana kajian ANDAL yang harus memahami betul hipotesa yang dipakai untuk merancang kajian ANDAL.

RANGKUMAN
- Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan pembangunan dan bukan alat birokrasi yang

memperpanjang proses Persetujuan dan Pemberian ijin. - AMDAL hanya di lakukan pada rencanan proyek yang di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. - Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu Identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi Dampak. - Penapisan atau screening dalam AMDAL merupakan tahap untuk menentukan suatu rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak. - Pada umumnya, penapisan hanya terdiri dari dua atau tiga langkah saja. Menurut PP 29 Tahun 1986, metode penapisan terdiri dari dua langkah, yaitu dengan daftar penapis dan dengan penyajian informasih lingkungan. - Menurut Soemarwoto (1989), penapisan dapat dilakukan melalui dua jenis metode, yaitu Metode Satu Langkah dan Metode Dua Langkah. - Tujuan pelingkupan adalah untuk merancang kajian AMDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. - Kriteria dampak penting lingkungan terdiri dari Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan, Luas wilayah persebaran dampak lingkungan , Lamanya dampak lingkungan berlangsung, Intensitas dampak lingkungan, Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan, Sifat kumulatif dampak lingkungan, Reversibilitas / irreversibilitas akibat dampak lingkungan.

SOAL + JAWAB
1. Jelaskan tujuan utama dari AMDAL ? Tujuan utama dari AMDAL adalah untuk menjadi alat dalam perencanaan pembangunan dan bukan alat birokrasi yang memperpanjang proses Persetujuan dan Pemberian ijin. 2. Sebutkan 3 dasar hukum AMDAL ? - UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup - PP Nomor 27 tahun 1999 tentang AMDAL - Kep. MENLH Nomor 03 tahun 2001 tentang Rencana Usaha dan atau kegiatan Wajib AMDAL 3. Sebutkan 4 dokumen yang dihasilkan dari proses AMDAL ? - Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) - Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) - Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) - Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) 4. Jelaskan yang dimaksud dengan Penapisan? Penapisan atau screening merupakan tahap untuk menentukan suatu rencana usaha / kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak. 5. Jelaskan tujuan pelingkupan ? Tujuan pelingkupan adalah untuk merancang kajian AMDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran dan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai