Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Rafif Riefanto Subagja

NIM : 133190045

Kelas : Bahan Organik Dan Mineralogi Lempung Pt-B

1.

A. bahan organik adalah merupakan bahan yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau hewan
yang dapat diberikan diatas atau dalam perm-kaan tanah yang telah mengalami proses
dekomposisi sehingga merubah senyawa kompleks dari tanaman seperti lignin menjadi
senyawa yang sederhana yang dapat menambah kandungan C-Organik dan unsur hara
tanah. Bahan organik tanah umumnya berasal dari jaringan tanaman. Residu tanaman
mengandung 60- 90% air dan sisa bahan keringnya mengandung karbon (C), oksigen,
hidrogen (H), dan sejumlah kecil sulfur (S), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
dan magnesium (Mg). Meskipun jumlahnya sangat kecil, namun unsur hara ini sangat
penting dari kesuburan tanah. Bahan organik digunakan untuk mewakili bahan penyusun
organik tanah tidak termasuk jaringan tanaman dan hewan yang belum terdekomposisi,
sebagian hasil dekomposisi dan biomassa tanah. Bahan-bahan organik yang dapat
diidentifikasi sebagai berberat molekul tinggi seperti polisakarida-polisakaridadan protein-
protein, Bahan-bahan yang lebih sederhana seperti : gula,asam, amino dan molekul-molekul
kecil lainya, serta biomassa tanah

B. Bahan organik berhubungan erat dengan kemantapan agregat tanah karena bahan
organik bertindak sebagai bahan perekat (cement agent) yang menstimulir pembentukan
agregat antara partikel mineral primer tanah. Semakin tinggi % tekstur Lempung, semakin
besar kemampuan tanah untuk menahan karbon. Tipe terkecil dari lempung (clay platelets)
melapisi bahan organik membentuk agregat stabil, secara fisik melindungi bahan organik
dari dekomposisi mikrob. Pembentukan agregat tanah akan mempengaruhi persentase pori
di dalam tanah. Perubahan tersebut berakibat pada kemampuan tanah menahan air,
permeabilitas, tingkat infiltrasi dan aerasi sehingga dapat menahan unsur hara seperti
carbon lebih baik di dalam tanah.

2. Kandungan bahan organik (SOM) sebesar 1,2% tidak mampu untuk mendukung pertanian
berkelanjutan karena dengan kadungan bahan organik 1,2% masih tergolong rendah yang
mengindikasikan kemampuan tanah tersebut untuk mendukung produktivitas tanaman juga
rendah sehingga akan sulit untuk menciptakan keadaan yang dimana lahan pertanian yang
sustainable yaitu pemanfaatan sumberdaya lahan, air dan bahan tanaman untuk usaha
produksi bersifat lestari menghasilkan produk pertanian secara ekonomis dan
menguntungkan. Maka dari itu perlunya penambahan bahan organik yang dapat berasal dari
pupuk organik padap (POP), pupuk organik cair (POC) atapun jenis pupuk lain yang bebahan
dasar alami yang dapat menambah kandungan bahan organik di dalam tanah. Kandungan
bahan organik di dalam tanah secara langsung berpengaruh pada kualitas tanah tersebut
dan sustainabilitas agronomi karena pengaruhnya pada indicator fisik, kimia, dan biologi dari
kualitas tanah. Hal ini dapat terjadi karena fungsunya sebagai menyediakan unsur hara
sepertik N,P, K, dan S yang dilepaskan secara lambat, meningkatkan KPK tanah, membantu
memantapkan agregat tanah, dan lain sebagainya.

3.
A. Bahan organik yang diberikan ke dalam tanah seperti pemberian jerami dan pupuk
kandang sapi setelah mengalami proses dekomposisi, dapat meningkatkan kadar karbon
dalam tanah juga asam – asam organik yang berasal dari pelapukan bahan organik. Karena
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun,
dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga
unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Alih guna lahan
hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan penurunan cadangan karbon tanah. Hal ini
terutama disebabkan oleh adanya beberapa aktivitas pada lahan pertanian antara lain
melalui pengangkutan panen, pembakaran sisa panen, pengolahan tanah, pengairan dan
penyiangan gulma. Kegiatan tersebut akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik
tanah sehingga kandungan bahan organik tanah (BOT) pada lahan pertanian umumnya
menurun dengan cepat sekitar 20 - 50 % dari kondisi di hutan. Penurunan kandungan bahan
organik tanah (BOT) ini menyebabkan terjadinya degradasi kesuburan tanah.
Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mempertahankan dan menjaga stabilitas
karbon organik tanah melalui interaksi karbon organik dengan mineral tanah merupakan
proses alami untuk memperlambat dekomposisi dan mengurangi emisi karbon dioksida dari
tanah bahkan meningkatkan bahan organik tanah perlu terus dilakukan dengan cara a.
Meningkatkan produksi biomassa b. Meningkatkan suplai bahan organik c. Menurunkan laju
dekomposisi. Yang dapat dilakukan dengan pemberian kompos, pupuk kandang, dan pupuk
hijau.
 Pengomposan jerami adalah bahan tambahan yang menguntungkan bagi tanah pertanian
daripada harus dibakar. Jerami merupakan sebuah kondisioner tanah yang potensial,
karena jerami dapat juga menjadi sumber unsur hara termasuk N, P, K dan semua unsur
mikro esensial yang diperlukan tanaman. Pemberian kompos tidak saja meningkatkan
produksi tanaman, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah terutama C dan N.
 Aplikasi mikoriza adalah simbiosis mutualisme antara fungi dengan akar tanaman. Adanya
simbiosis ini akan membantu tanaman inang mendapatkan unsur hara. meskipun secara
tidak langsung terlibat pada dekomposisi bahan organik dalam tanah, fungi mikoriza juga
menambahkan karbon organik (C-organik) dari tanaman inang dan produksi glycoprotein
atau glomalin yang relatif tahan terhadap dekomposisi sehingga senyawa ini dapat
berfungsi sebagai sumber karbon dan pemantap agregat. Dinding sel fungi yang banyak
mengandung khitin yang tahan terhadap pelapukan juga merupakan sumber karbon.
Selain itu, mikoriza juga berperan dalam meningkatkan agregasi lewat hifa eksternalnya
yang mampu menyatukan butiran tanah sehingga memantapkan agregat tanah, sehingga
secara fisik melindungi karbon organik dalam agregat untuk terdekomposisi lebih lanjut.
 Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usahatani) yang mengkombinasikan
pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara
ekonomis maupun lingkungan. Pada sistem ini, terciptalah keanekaragaman tanaman
dalam suatu luasan lahan sehingga akan mengurangirisiko kegagalan dan melindungi
tanah dari erosi serta mengurangi kebutuhan pupuk atau zat hara dari luar kebun karena
adanya daur ulang sisa tanaman terutama dalam proses daur ulamg carbon yang ada di
dalam tanah. Melakukan agrofestri karena Apabila hutan diubah fungsinya menjadi
lahan-lahan Pertanian atau perkebunan atau ladang penggembalaan maka jumlah C
tersimpan akan merosot. Tanaman atau pohon berumur panjang yang tumbuh di hutan
maupun di kebun campuran (agroforestri) merupakan tempat penimbunan atau

penyimpanan C yang jauh lebih besar dari pada tanaman semusim. Maka jumlah CO2 di

udara harus dikendalikan dengan jalan meningkatkan jumlah serapan CO2 oleh tanaman
sebanyak mungkin dan menekan pelepasan (emisi) CO2 ke udara serendah mungkin

B. Menggunakan analisis FTIR, analisis FTIR sendiri merupakan metode uji analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi bahan organik, polimerik dan dalam beberapa kasus
anorganik. Metode analisis komposisi produk dengan FTIR menggunakan sinar infra merah
untuk memindai sampel uji dan mengamati sifat kimianya. Metode FTIR memanfaatkan
penyerapan cahaya suatu bahan, menggunakan cara senyawa molekul yang berbeda
bereaksi terhadap cahaya inframerah untuk menentukan struktur bahan yang dianalisis.
Metode ini juga dikenal sebagai spektroskopi absorpsi dan diterapkan dalam berbagai cara,
termasuk memoles berkas cahaya dengan sekumpulan frekuensi terbatas atau
menggunakan cahaya monokrom. Infrared Spectroscopy (IR) adalah suatu metode analisis
untuk mengidentifikasi senyawa kimia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa gugus fungsional
kimia yang berbeda akan mengabsorb sinar infra merah pada panjang gelombang yang
berbeda bergantung pada gugus fungsional kimia yang dimiliki.Untuk pengamatan dilalangan
dapat diamati dengan melihat perubahan ddari warna, struktur, dan bau yang dihasilkan dari
bahan organic bahan organic yang sudah matang akan bewarna hitam, bestruktur remah,
dan tidak memunculkan bau, krena terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh
mikroorganisme.

4. Rencana pembangunan pertanian di lahan pesisir dengan kandugan bahan organic tanah
<1% yang pertama-tama yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengolahan tanah, tanah
pesisir didominasi oleh fraksi pasir yang menyebabkan tanah tersebut mudah mengalami erosi dan
pelindian unsur hara maka dari itu pengelolaan tanah bertujuan untuk Terbentuknya agregat, tidak
lepas-lepas, mampu menahan air baik yang hilang berupa perlokasi atau evaporasi. Mampu
menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, serta Terwujudnya kekayaan mikro tanah
yang dapat membantu kesuburan kimiawi dan fisika tanah yang dapat dilakukan dengan
mencampurkan lapisan atas tanah pasiran dengan tanah lempung sehingga dapat menstabilkan
agregat tanah tersebut serta dengan penambahan bahan oragnik dan biochar yang dapat dijasikan
sebagai tempat serapan hara sementara sebelum dipakai oleh tanaman. Pemberian bahan organik
Bahan organik yang dapat diberikan di lahan pasir pantai dapat berupa pupuk kandang (sapi,
kambing/domba dan unggas), kompos, pupuk hijau, dan blotong. Pemberin bahan organik dapat
dilakukan dengan cara mencampur bahan organik ke dalam tanah atau pemberian baan organik di
permukaan tanah di sekitar tanaman. Bahan organik dapat diberikan ke lahan dalam kondisi sudah
matang atau mentah. Pemberian bahan organik dalam kondisi mentah bertujuan untuk mengurangi
pelindian, sehingga dekomposisi bahan organik mentah akan terjadi sinkronisasi pelepasan hara
dengan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan bahan organik pada lahan pasiran lebih banyak
dari lahan konvensional yaitu sekitar 15 – 20 ton. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk
kandang sebanyak 20 ton dapat menekan penggunaan NPK menjadi 200 kg/ ha
Penggunaan Mulsa pada permukaan tanah juga dapat memperbaik sifat fisik, kimia, dan
biologi yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan air dari tanah. Mulsa permukaan tanah dapat
menggunakan lembaran plastik, jerami padi atau sisa-sisa tanaman lainnya. Pemasangan mulsa
plastik di lahan pasir pantai berbeda dari pemasangan mulsa di lahan sawah. Pemasangan mulsa di
lahan pasir dengan bentuk cekung ditengah. Bentuk cekung bertujuan agar air hujan atau
penyiraman masuk ke dalam tanah. Penggunaan mulsa ini sangat penting dilahan pantai karena
dapat menghemat lengas tanah sehngga kebutuhan lengas untuk tanaman terutama pada musim
kemarau diharapkan dapat tercukupi. Dari hasil penelitian pemberian mulsa glerecidea dan jerami
padi sebanyak 20-30 ton dapat meningkatkan hasil pada tanaman jagung di lahan pantai, selain itu
pemberian mulsa berupa pangkasan tanaman ternyata juga lebih efektif sebagai mulsa dibadingkan
dengan pemerian pupuk hijau (Putri, 2011)
Hidrologi dan Irigasi Ketersediaan air irigasi di lahan pantai yang terbatas mengakibatkan
perlunya upaya untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi sehingga dapat mengurangi
pemborosan dalam penggunaan air irigasi. Irigasi dilahan pantai selama ini dilakukan dengan cara
penyiraman dan penggunaan sumur renteng . Sedangkan untuk mengurangi kehilangan air siraman
dan mempertahankan lengas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan
lembaran plastik yang ditanam pada jeluk 30 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan suatu
lapisan kedap guna mencegah atau menghambat agar air irigasi yang diberikan dapat ditahan oleh
lapisan tersebut sehingga efisiensi pemanfaatan air oleh tanaman dapat ditingkatkan. Dalam
pengelolaan lahan pantai selain harus menggunakan berbagai teknologi untuk memanipulasi lahan,
kita juga harus memperhatikan pula kelestarian lingkungan di lahan pantai, hal ini dilakukan
terutama terhadap sumber daya air tawar yang sangat penting bagi pertanian lahan pantai. Jangan
sampai menggunakan air tanah secara berlebihan karena dapat menyebabkan intrusi air laut ke
daratan, untuk itu manajemen untuk mempertahankan kelengasan sangat penting terutama dalah
hal untuk mengawetkan keberadaan sumber air tawar di pantai. Selain itu dalam pelaksanaan
pertanian lahan pantai harus pula memperhatikan kehidupan sosial para warganya, jangan sampai
cara-cara budidaya yang ada bertentangan dengan adat istiadat warga sekitarnya (Putri, 2011)

Setelah memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, serta system irigasi komoditas yang
cocok untuk ditanami pada lahan pesisir adalah bawang merah, sayuran, serta buah-buahan seperti
semagka dan melom karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta dapat tumbuh dengan baik di
lahan pesisir

Sumber:

Putri, Fiadini. 2011. Bertani di Lahan Pasir Pantai. BBPP Lembang.

Anda mungkin juga menyukai