Anda di halaman 1dari 10

Pemanfaatan Bahan Organik Dan Kapur Untuk Pertumbuhan Tanaman

1.Bahan Organik
Bahan organik adalah hasil-hasil peruaraian tubuh bekas jasad hidup (tumbuhan dan
binatang) sehingga menunjukkan perbedaan dalam ukuran, bangun, komposisi, dan watak,
fisiokimiawi dari aslinya, yang telah menyatu dengan jarah-jarah penyusun tanah lainnya.
Pemasok bahan organik adalah tumbuhan dan binatang. Sreresah dan bangkai hewan yang
berada di atas dandi dalm tubuh tanah, akan segera diserang oleh binatang pencacah dan
jasad renik pengurai, yang menjadikan sumber energy(Arsyad,1989).
Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya dapat terjadi
secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan
kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan merupakan sumber dari unsur
hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar
organisme tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang,
daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat
tanah besar sekali. Adapun Fungsi bahan organik adalah sebagai berikut:
1. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
3. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur - unsur hara (Kapasitas tukar kation
tanah menjadi tinggi).
5. Sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi
tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik
terhadap pertumbuhan tanaman merupakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan
biologis dari tanah. Mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk
tanaman peranan biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan
mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk
menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada
bahan organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan
mencampur tanah membentuk alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu
peningkatan yang besar hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar
terutama dimana hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak
dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama musim
pertumbuhan.

Perlu dipelajari juga faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen tanah,
faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase. Kedalaman
lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di
lapisan atas setebal 20 cm (15-20%). Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin
berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di lapisan
atas. Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin,
kadar bahan organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila kelembaban efektif
meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah. Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka
makin tinggi kadar bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir
memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis. Pada tanah dengan
drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk.
Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik.
Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi
kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah
pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim et al,
1986).
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat
fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam
tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik
adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan
organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air
lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat
terbentuknya agregat.
A.Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah
Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan
tekstur tanah yang diperlakukan.Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air yang
bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan
organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air
optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer. Salah satu peran bahan
organik yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989)
peranan bahan organik dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya
tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melaluime kanisme :
Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya
jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai
penyusun tubuh dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu
menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang
menyatukan agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan

aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi
dalam tanah. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan bagian-bagian pada
senyawa organik yang berbentuk rantai panjang. Peningkatan secara kimia butir-butir liat
melalui ikatan antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik
dengan perantara basa dan ikatan hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai
polimer.
B.Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas
pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap
keharaan tanah.Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah
dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan organik. Bahan organik dapat
meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid
mineral yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan
KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan
menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur
hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan
pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan
tanah untuk menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme, sehingga
terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. Berbeda dengan pupuk komersil
dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang banyak karena sangat larut air sehingga
pada periode hujan terjadi kehilangan yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam
residu organik tidak larut dalam air sehingga dilepaskan oleh proses mikrobiologis.
Kehilangan karena pencucian tidak seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil.
Sebagai hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan mengurangi
bahaya kekurangan dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai penambah hara N, P, K
bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan lawan
kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan transformasi oleh mikroorganisme dari
sebuah unsur pada bahan organik menjadi anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi
amonium atau nitrit. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari
mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan
ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan
belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan
mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH.
Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini
bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah
akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang
banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan
bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi ,

terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak
terhidrolisis lagi .
Peranan bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam kaitannya
dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap
komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau
hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa
organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan
sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin, lemak,
minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini dapat menambahkan
unsur-unsur hara dalam tanah.
C.Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah
Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi
dan mineralisasi bahan organik.Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan
pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan
bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah
saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik
menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat. Bahan
organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai jasad renik yang
ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung
terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah
mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin
banyak bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.
1.1 Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk
menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat
langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan
sifat dan ciri tanah.
Masalah penting yang kerap kali dihadapi oleh para petani adalah tingkat penurunan
kesuburan tanah secara berangsur-angsur yang dirasakan saat menjelang datangnya panen.
Hal ini disadari dengan penurunan hasil panen tanaman pangan dari tahun ke tahun dan
musim ke musim. Kondisi seperti itu memang wajar terjadi karena pemeliharaan kualitas
tanah yang tidak terjaga dengan baik khususnya dalam pemeliharaan tanah. Salah satunya
pemakaian pupuk kimia yang berlebih sehingga mencemari tanah, terjadinya erosi tanah
sehingga lapisan humus tercuci, dan perubahan struktur kemunduran tanah secara bertahap.

Pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan organik berpengaurh terhadap pasokan
unsur hara tanah disamping juga menjaga sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Peranan pupuk
organik yang didalamnya terdapat bahan-bahan organik terhadap sifat fisik tanah meliputi
struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan menjaga ketahanan.
Pupuk organik dengan bahan organik merupakan salah satu pembentuk agregat tanah yang
mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah. Komponen asam humat dan
asam fulvat sebagai sementasi partikel tanah membentuk logam-humus. Pada tanah pasir
pupuk organik mampu berperan sebagai pembentuk struktur tanah dari bentuk tunggal ke
gumpal yang bermanfaat untuk mencegah porositas tinggi.
Pupuk organik juga mempunyai manfaat dalam memberikan media bagi kehidupan
mikroorganisme menguntungkan bagi kesuburan tanah dan mengurangi porostias pada tanah
pasir dan membantu aerasi pada tanah lempung. Pemakaian pupuk organik sangat disarankan
khususnya bahan-bahan organik yang terkandung didalam pupuk Super Natural Nutrition,
Sari Alam Nusantara Tanaman dan Pupuk Organik lainnya dari Mitratani. Kandungan bahan
organik penting yang terdiri dari unsur N, P dan S yang penting dalam proses mineralisasi
serta kandungan asam humat dan fulvat disertai dengan polifenol sangat disarankan untuk
dipergunakan bagi peningkatan kualitas tanah dan produktiftas hasil tanaman.
Pupuk organik Mitratani tidak hanya menyediakan hara tanaman saja tetapi juga perbaikan
fisik, biologi dan kimia tanah lainnya seperti terhadap pH tanah, kapasitas pertukaran kation
dan anion tanah, daya sangga tanah dan netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan
logam berat lainnya. Peranan secara biologi meningkatkan aktiiftas mikrobia tanah dimana
dari aktifitas mikrobia tanah akan dihasilkan berbagai zat pengatur tumbuh dan vitamin yang
akan berdampak positif bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pengapuran
Kapur banyak mengandung unsure Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur kedalam tanah
pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsure Ca tetapi karena tanah terlalu masam.
Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap
tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang
bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar ph 6,ph 5-7. Salah satu faktor
penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah.
Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang
dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur
kedalam tanah.

A.Manfaat Pengapuran
1. Menaikkan pH tanah
2. Menambah unsur unsur Ca dan Mg
3. Menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo
4. Mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al.
5.Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki pembentukanmbintil- bintil
akar

B. Pangapuran pada tanah masam


Tanah masam adalah tanah dengan Ph rendah karena kandungan ion H+ yang
tinggi.Dalam tanah masam (lahan kering) banyak ditemukan ion Alyang bersifat masam
karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+.Pada umumnya, pH tanah yang di
kehendaki untuk pertumbuhan tanaman agar optimal adalah pH tanah netral yaitu 6,5-7,0
karena pada kondisi pH netral unsur hara dapat tersedia secara optimal dan mikroorganisme
dapat berkembang dengan maksimal.

Masalah Tanah Masam

Masalah tanah masam sangat kompleks. Mulai dari kandungan hara hingga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Masalah yang umumnya terjadi pada tanah masam antara lain :
1.Terakumulasinya ion H+pada tanah sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
2.Tingginya kandungan Al3+ sehingga mearcun bagi tanaman.
3.Kekurangan unsur hara Ca dan Mg
4. Kekurangan unsur hara P karena terikat oleh Al3+
5. Berkurangnya unsur Mo sehingga proses fotosintesis terganggu, dan
6. Keracunan unsur mikro yang memiliki kelarutan yang tinggi pada ranah masam.

Untuk tanah-tanah yang bersifat masam agar pH-nya meningkat mendekati netral, maka di
perlukan pengapuran. Besarnya pengapuran tergantung dari :
1. pH tanah yang diperlukan oleh tanaman. Setiap macam tanaman memerlukan pH yang
relatif berbeda.
2. Bentuk kapur dan kehalusaannya.
Sehingga dipertimbangkan beberapa hal yang sangat penting, yaitu:
(1) Jaminan kimia dari kapur yang bersangkutan.
(2) Harga tiap ton yang diberikan pada tanah.
(3) Kecepatan bereaksi dengan tanah.
(4) Kehalusan batu kapur.
(5) Penyimpanan, pendistribusian, penggunaan karung atau curahan.

3. Jumlah kapur yang diberikan harus ditetapkan berdasarkan perkiraan yang tepat berapa
kenaikan pH yang diinginkan, tekstur, struktur dan kandungan bahan organik tanah lapisan
olah. Tekstur tanah yang semakin berat akan memerlukan jumlah kapur yang semakin
banyak. Struktur tanah lapisan olah yang dibentuk dengan pengolahan tanah tidak selalu
seragam bagi masing-masing jenis tanah, ha ini juga mempengaruhi jumlah kapur yang
diberikan. Makin halus butiran agregat tanah, makin banyak kapur yang dibutuhkan.
Demikian pula pH, tekstur dan struktur lapisan bawah tanah (subsoil), karena pH yang rendah
atau lebih tinggi dari pH lapisan olah menjadi pertimbangan berapa jumlah kapur yang harus
diberikan.
4. Cara pemberian kapur. Biasanya pemberian kapur dilakukan 1 2 minggu sebelum tanam
bersamaan dengan pengolahan kedua (penghalusan agregat tanah) sehingga tercampur merata
pada separuh permukaan tanah olah. Kecuali pada tanah padang rumput yang tidak dilakukan
pengolahan tanah diberikan di permukaan tanah olah. Pemberian kapur dengan alat penebar
mekanik bermotor atau traktor akan lebih efektif dan efisien pada lahan pertanian yang luas.
5. Pengapuran harus disertai pemberian bahan organik tanah atau pengembalian sisa panen ke
dalam tanah. Hal ini sangat penting untuk menghindari pemadatan tanah dan pencucian, serta
meningkatkan efek pemupukan. Selain itu efek bahan organik terhadap pH tanah
menyebabkan reaksi pertukaran ligand antara asam-asam organik dengan gugus hidroksil dari
besi dan aluminium hidroksida yang membebaskan ion OH-. Di samping itu, elekrton yang
berasal dari dekomposisi bahan organik dapat menetralkan sejumlah muatan positif yang ada
dalam sistem kolid sehingga pH tanag meningkat (Hue, 1992; Yu, 1989).
Sedangkan cara mengapur tanah masam itu sendiri ada beberapa tahap yang harus di lalui
dengan susah payah, yaitu :
1. Persiapkan kapur sesuai dosis yang telah di tentukan.
2. Bersihkan lahan yang akan di kapur dari rumput atau tanaman pengganggu lainnya.
3. Cangkul / bajak tanah secara keseluruhan.
4. Bagi lahan dalam beberapa petak. Misalnya lahannya adalah satu hektar, maka bagi
menjadi 40 petakan, yang berarti tiap petak akan mendapat jatah 1/40 dosis kapur
yang di berikan.
5. Petakan-petakan tersebut dapat di tandai dengan tali atau lainnya, tanda apa sajalah
pokoknya yang mau mengapur bisa tahu, terserahlah seperti apa aku nggak perduli.
6. Tebarkan kapur ke seluruh lahan sesuai rencana.
Pengapuran yang berlebihan menyebabkan beberapa hal yang merugikan, antara lain :

1. Kekurangan besi, mangan, tembaga dan seng yang diperlukan dalam proses fisiologis
tanaman.
2. Tersedianya fosfat dapat menjadi berkurang kembali karena terbentuknya kompleks
kalsium fosfat tidak larut.
3. Absorpsi fosfor oleh tanaman dan metabolisme tanaman terganggu.
4. Pengambilan dan penggunaan boron dapat terhambat.
5. Perubahan pH yang melonjak dapat merugikan terhadap aktivitas mikroorganisme tanah,
dan ketersediaan unsur hara yang tidak seimbang.
C.Bentuk-bentuk kapur
Bahan kapur untuk pertanian umumnya berupa kalsium karbonat,beberapa berupa kalsium
magnesium karbonat,dan hanya sedikit yang berupa CaO.Dalam Ilmu kimia kapur adalah
CaO,tetapi dalam bidang pertanian kapur umumnya berupa CaCO3.
Beberapa jenis bahan pengapur :
1.

Kapur Kalsit (CaCO3)

Terdiri dari batu kapur kalsit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
2.

Kapur Dolomit

Terdiri dari batu kapur dolomit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu.
3.

Kapu Bakar,quick lime (CaO)

Merupakan batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO.


4.

Kapur Hidrat, slaked lime

D. Mutu Kapur
Kapur terdiri dari beberapa jenis,yang masing-masing mempunyai susunan kimia yang
berbeda.Mutu kapur pada umumnya didasarkan atas garansi kimia dan garansi fisik.
Ada beberapa cara untuk menyatakan mutu kapur secara kimia (garansi kimia) antara lain
1. Kalsium karbonat ekivalen
Kadang disebut daya menetralkan dari kapur.Kapur yang terdiri dari kalsium karbonat murni
mempunyai kalsium karbonat ekivalen 100 %.

2. Kalsium oksida ekivalen


Pengertian didasarkan pada anggapan bahwa kalsium oksida (CaO) murni mempunyai CaO
ekivalen 100%.Dengan menggunakan perhitungan-perhitungan seperti tersebut
terdahulu,maka mutu jenis-jenis kapur yang lain dapat pula dinyatakan dengan CaO
Ekivalen.
3. Kandungan oksida
Menunjukkan adanya banyak kandungan oksida (CaO, MgO)dalam kapur .Hal ini diperoleh
dengan mengkonversikan kandungan Ca dan Mg.
4. Persentase unsur
Yaitu persentase dari unsur Ca dan Mg.Jika CaCO3 murni akan dinyatakan dengan
kandungan unsur Ca.
Garansi fisik dari kapur terutama dinyatakan dari kehalusan (ukuran) butir-butir kapur makin
halus makin cepat bereaksi didalam tanah.

Faktor-faktor yang menentukan banyaknya kapur yang diperlukan :

1.Ph tanah
2.Tekstur tanah
3.Kadar bahan organik tanah
4.Mutu kapur
5.Jenis tanaman

Daftar Pustaka

Anwar, E.K. 1999. Usaha meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan


teknologiefektif mikroorganisme (EM-4). Konggres Nasional VII. HITI. Bandung.
Arsyad,S. 1979. Konservasi Tanah.Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,IPB. Bogor.
Becker, M. and Ladha, J.K. (1997) Synchrony residue N mineralization with rice demand an
flooded conditions. In Driven by Nature Plant Litter Quality and Decomposition ( Eds.
Cadisch, G. and Giller, K.E.), pp. 131-138. Department of Biological Sciences. Wey
College. University of London, UK.
Cahyani, V.R. (1996). Pengaruh Inokulasi Mikorisa Vesikular-Arbuskular Danperimbangan
Takaran Kapur Dengan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada
Tanah Ultisol Kentrong, Tesis. Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta.
Dewi, W.S. (1996) Pengaruh Macam Bahan Organik dan Lama Prainkubasinya Terhadap
Status P Tanah Andisol. MS. thesis,UGM,.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai