AMDAL INDONESIA :
1. Secara formal thn 1982, sejalan lahirnya UU No 4 1982
Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan LH
2. Pelaksanaan AMDAL diatur PP.29 /1986
3. PP.51/1993 Penyempurnaan PP.29/1986
4. Tahun 1997 penyempurnaan UULH No 4/1982 menjadi
UU No 23/1997 tentang Pengelolaan LH dan PP.51/1993
disempurnakan menjadi PP.27/1999
PENGERTIAN AMDAL
Dengan Proyek
Tanpa Proyek
T0 T1
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
FUNGSI:
Sebagai salah satu alat untuk pengelolaan lingkungan
AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan, karenanya berbagai
alternatif harus dikaji dan dievaluasi
Manfaat AMDAL :
Agar dampak negatif dari usaha/kegiatan dapat dihindari atau diperkecil,
sedangkan dampak positifnya dapat dikembangkan secara optimal
KEGUNAAN AMDAL
Secara umum :
1. Menghindari terjadinya kerusakan lingkungan
2. Sebagai dokumen penting yang dapat digunakan
dalam pengadilan bila terjadi pertentangan antara
pemilik dengan masyarakat atau proyek lain
3. Sebagai informasi atau pembanding bagi proyek lain
4. Sebagai informasi kondisi lingkungan suatu tempat
5. Sebagai informasi atau pembanding saat
pemantauan lingkungan
6. Bahan masukan untuk mempelajari alternatif
7. Sebagai salah satu bahan untuk pemegang
keputusan
Rekomendasi
Bagi Masyarakat
1. Mengetahui rencana pembangunan didaerahnya
2. Mengetahui perubahan yang akan terjadi
3. Memahami proyek dengan jelas
4. Mempersiapkan diri untuk berpartisipasi
5. Mengetahui hak dan kewajibban dalam hubungannya
dengan proyek dalam pengelolaan lingkungan secara
umum
Penilaian KA
Ditolak
Direvisi
Diterima
2. ANDAL
Berisi uraian atau telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak dari rencana kegiatan.
Kegunaan :
mengetahui komponen kegiatan yang menimbulkan
dampak
Mengetahui komponen lingkungan yang terkena dampak
Sebagai dasar/arahan pengelolaan dan pemantauan.
KELENGKAPAN DAN PROSES AMDAL
KEWAJIBAN PEMRAKARSA
1. Melaksanakan KL dan PL
2. Melaporkan pelaksanaan KL dan PL kepada instansi
pengendali dampak dan instansi yang membidangi
kegiatan
3. Keterbukaan AMDAL
4. Rencana kegiatan wajib diumumkan kepada masyarakat
oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa
sebelum kegiatan dilaksanakan.
5. Semua dokumen AMDAL bersifat terbuka untuk umum.
KOMISI PENILAI AMDAL
1. Tingkat pusat :
• Dibentuk oleh menteri
• Kedudukan diinstansi yang ditugasi
2. Tingkat Daerah
• Propinsi : dibentuk oleh Gubernur
• Kota/kab: dibentuk oleh Walikota / Bupati
• Berkedudukan diinstansi yang ditugasi
3. Cakupan kegiatan
• Kompus : Strategi menyangkut pertahanan/keamanan
meliputi > 1 wilayah propinsi di wilayah sengketa
dengan negara lain, ruang lautan, lintas batas negara
• Komda : diluar kewenangan kompos
• Propinsi : Wil > 1 Kota/kab
• Kota/kab : dalam 1 kota/kab.
REVISI AMDAL
Penapisan
Implementasi
PELINGKUPAN
4. Intensitas dampak:
• Perubahan yang terjadi melebihi baku mutu
• Menyebabkan perubahan mendasar pada komponen
lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui dan ilmiah
• Mengancam kepunahan jenis yang dilindungi atau
habitatnya rusak.
• Menimbulkan kerusakan / gangguan kawasan dilindungi
• Merusak/menganggu bangunan peninggalan sejarah
bernilai tinggi
1. RKL
a. Dampak yang dikelola : dampak negatif dan positif
penting dan yang potensial negatif dan positif penting
b. Objek yang dikelola : Sumber dampak utama (Hulu atau
Primer), dan dampak yang terjadi (Lingkungan yang
berubah)
c. Alat atau cara Penelaahan
• Teknologi : layak dan atau ramah lingkungan
• Sosial ekonomi : perhatikan kondisi setempat, dan
gunakan teknologi/pengelolaan yang ekonomis
• Kelembagaan : sistem organisasi internal dan kemitraan
d. Waktu Pengelolaan : Sesuai Kegiatan
RENCANA PENGELOAAN DAN PEMANTAUAN
2. RPL
1. Komponen yang dipantau : semua komponen yang
dikelola
2. Objek yang dipantau : Alat atau cara pengelolaan, dan
lingkungan yang terkena dampak
3. Waktu pemantauan : sesuai dengan kegiatan dan
munculnya dampak
PERSOALAN MENDASAR DALAM MENENTUKAN
PENGELOLAAN
2. Prinsip Pengujian
• Prinsip Praktis
• Prinsip Logis dan Praktis
• Prinsip Akuntabel
TEKNIK PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
3. Persyaratan Pengguna
• Uji administrasi
• Uji fase kegiatan
• Uji mutu
• Aspek Konsitensi
• Aspek Keharusan
• Aspek Relevansi
• Aspek Kedalaman
PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
3. Metoda Studi
Metoda pengumpulan dan analisis data
a. Primer : lokasi, jumlah sampel serta alasannya
b. Sekunder : Jenis dan sumber data
5. Daftar Pustaka
6. Lampiran
a. Peta lokasi
b. Daftar Biodata tim penyusun
c. Hal lain, mis:SK, Srt izin, Kuisioner, daftar hadir dll.
PENILAIAN DOKUMEN ANDAL, RKL RPL
A. Kelengkapan Administrasi
• Dokumen KA, ANDAL yang telah disetujui
• Dokumen ANDAL, RKL dan RPL. Ringkasan Eksekutif, lampiran
C. Kedalaman RKL
1. Disain dasar
2. Kriteria disain
3. Syarat-syarat teknis pelaksanaan konstruksi
4. Syarat-syarat teknis pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan
5. Persyaratan lainnya, mis. Rencana pemindahan
penduduk, pengadaan tanah dll.
PENILAIAN RKL
D. Rencana Pelaksanaan RKL
A. Lingkup RPL
• Tujuan dan kegunaan
• Komponen lingkungan yang dipantau sesuai
dengan RKL
B. Pendekatan RPL
• Kemitraan dengan swasta dan masyarakat
setempat
• Pembagian pendanaan dengan pemerintah dll
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP (UPL)
1. UKL – UPL
Serangkaian kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang dilakukan oleh pemrakarsa/penanggung
jawab/ pemilik suatu rencana usaha dan atau kegiatan
yang tidak wajib AMDAL
2. Fungsi UKL –UPL
• Sebagai bahan acuan dalam melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan suatu usaha dan atau kegiatan
• Sebagai syarat untuk memperoleh izin melakukan usaha
atau kegiatan
3. Penyusunan/pengisi formulir UKL – UPL
Pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik suatu rencana
usaha atau kegiatan
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
6. Prinsip-prinsip
• Kesederhanaan dan kemudahan proses dan
prosedur
• Efektifitas hasil dari pengelolaan dan pematauan
Periode
No Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Dampak Tujuan Pengelolaan Teknik Pengelolaan Lokasi Pembiayaan Institusi Pengelolaan
Pengeloaan
Pelaksana Pengawas Pelaporan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. Tahap Prakonstruksi
1 keberatan perencanaan tidak tersebarnya melakukan sosialisasi sepanjang jalur dilakukan minimal diperkirakan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa
pemilik lahan proyek, survey dan berkembangnya Isu pemahaman yang awal melalui yang akan ? Kali selama sebesar nilai kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH
pengumpulan data dan opini yang benar dan jelas masmedia, digunakan proses pra rupiah untuk sumedang, Sumedang dan BPN
lapangan meresahkan dikalangan mengadakan sebagai konstruksi penyelengaraan badan Kabupaten
masyarakat masyarakat tentang sosialisasi dan DAMIJA Tol musyawarah perencanaan Sumedang
rencana musyawarah sesuai CISUMDAWU dengan Daerah
pembangunan dengan budaya Tahap II ruas masyarakat kabupaten
proyek. Tidak masyarakat setempat Sumedang - Sumedang
berkembangnya mengenai rencana Dawuan
kaum spekulan kerja, mengantisipasi
tanah berkembangnya kaum
spekulan tanah, lewat
koordinasi aparat
setempat
2 Hilangnya kegiatan Tidak adanya Masyarakat mensepakati harga sepanjang jalur dilakukan minimal diperkirakan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa
Pemukiman Pembebasan Lahan masyarakat yang memperoleh jual serta bentuk dari yang akan ? Kali selama sebesar nilai kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH
dan Sumber dirugikan dari konvensasi yang nilai konvensasi digunakan proses pra rupiah untuk sumedang, Sumedang dan BPN
mata proses sepadan hingga dengan para pemili sebagai konstruksi penyelengaraan badan Kabupaten
Pencaharian pembebasaan lahan mencegah lahan, melakukan DAMIJA Tol musyawarah perencanaan Sumedang
terjadinga proses pembelian dan CISUMDAWU dengan Daerah
kemiskinan dan pemberian konvensasi Tahap II ruas masyarakat kabupaten
kesengsaraan secara sekaligus Sumedang - Sumedang
(tanpa dicicil), Dawuan
melakukan
pengosongan lahan
paling cepat satu
bulan setelah
selesainya proses
pembebasan,
bekerjasama dengan
aparat pemda setepat
mencarikan alternatif
lokasi terbaik untuk
penggantian lahan dan
pemukiman yang
terbebaskan
3.2. matrik upaya melakukan pemantauan
Jenis Dampak Yang Metoda dan cara pemantauan Lokasi dan Periode
No Sumber Dampak Tujuan Pematauan Lingkungan Instansi Pembiayaan
Dipantau lingkungan Pemantauan
2 Hilangnya Pemukiman kegiatan pembebasan lahan mengetahui sejauh mana proses mengadakan wawancara sepanjang jalur yang akan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa Didanai Oleh
dan Sumber mata konvensasi dilakukan sehingga dengan exspemilik lahan yang digunakan sebagai DAMIJA kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH dan Pemerintah
Pencaharian masyarakat mampu untuk akan terkena DAMIJA Tol CISUMDAWU Tahap II sumedang, badan Sumedang BPN Kabupaten
mengganti rumah atau lahan terhadap nilai konvensasi yang ruas Sumedang - Dawuan, perencanaan Sumedang
mereka yang terpakai oleh jalan diberikan dilakukan minimal 2 kali Daerah
tol selama pekerjaan kabupaten
pembebasan lahan Sumedang
3 Perubahan Struktur berubahnya tata guna lahan mengetahui sejauhmana jumlah mengadakan wawancara sepanjang jalur yang akan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa Didanai Oleh
Mata Pencaharian karena proses pembebasan pengangguran akibat proses dengan exspemilik lahan yang digunakan sebagai DAMIJA kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH dan Pemerintah
Penduduk lahan pembebasan lahan akan terkena DAMIJA Tol CISUMDAWU Tahap II sumedang, badan Sumedang BPN Kabupaten
terhadap pola mata ruas Sumedang - Dawuan, perencanaan Sumedang
pencaharian dilakukan minimal 2 kali Daerah
selama pekerjaan kabupaten
pembebasan lahan Sumedang
4 Tingkat Pendapatan hilangnya mata pencaharian mengetahui sejauhmana mengadakan wawancara sepanjang jalur yang akan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa Didanai Oleh
akibat perubahan tata guna pengaruh tingkat pendapatan dengan exspemilik lahan yang digunakan sebagai DAMIJA kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH dan Pemerintah
lahan masyarakat akibat perubahan akan terkena DAMIJA Tol CISUMDAWU Tahap II sumedang, badan Sumedang BPN Kabupaten
struktur mata pencaharian terhadap pola tingkat ruas Sumedang - Dawuan, perencanaan Sumedang
pendapatan dilakukan minimal 2 kali Daerah
selama pekerjaan kabupaten
pembebasan lahan Sumedang
TAHAP KONSTRUKSI
1 gangguan kebisingan sumber dampak gangguan memantau terjadinya mengamatai wawancara lokasi pembangunan pemerintah DPU, DPLH, BPLHD Jawa Didanai Oleh
kebisingan adalah. 1. gangguuan ketengangan dengan penduduk (sampling) jembatan yaitu : sungai kebupaten BKB Kabupaten barat, DPLH dan Pemrakarsa
mobilitas kendaraan angkutan penduduk di pemukiman sekitar di pemukiman sekitar jalan Cipelang (3 buah) Saluran sumedang, Sumedang DPU Kabupaten
material yang akan melalui jalan lokal yang dignakan untuk lokal yang dipergunakan untuk Irigasi, lokasi transportasi investor yang Sumedang
jalan lokal dan pekerjaan angkutan material dan di angkutan material, dan di yaitu sepanjang jalur raya ditunjuk
pancang, 2. indikator pemukiman sekitar pekerjaan pemukiman sekitar pekerjaan Cikamurang Desa Ujungjaya
pemantauan adalah mobilitas overpass/underpass overpass/underpass, serta jalan kehutanan
kendaraan angkutan material mengukur besar kebisingan
dan pekerjaan pancang yang terjadi pada saat kedua
menciptakan tingkat pekerjaan tersebut
kebisingan 55 - 75 dBA berlangsung.
tabel 6.1. matrik Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan jaan Tol CISUMDAWU tahap II Ruas
jalan Sumedang - Dawuan
Pasca
Komponen sub komponen Pra Konst Kontruksi Keterangan
Kontstuksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Geofisik - Kimia 1. Survai dan
perencanaan
b. Geoteknik
stabilisasi lereng X 5. Mobilisasi Alat
dan material
setlement X
daya dukung lahan X 6. Pembersihan
RUMIJA jalan
masuk dan
pembangunan
erosi X
sedimentasi X
3. Hirologi 7. Pekerjaan galian
dan timbunan
a. Air Permukaan
aliran air Permukaan X X 8. Pekerjaan
Perkerasan dan
Struktur
Banjir (genangan) X X
Lanjutan tabel 6.1. matrik Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan jaan Tol CISUMDAWU tahap II
Ruas jalan Sumedang - Dawuan
Pasca
Komponen sub komponen Pra Konst Kontruksi Keterangan
Kontstuksi
kualitas air permukaan X 9. Pekkerjaan galian dan timbunan
b. Air Tanah
kualitas air tanah X 10. Pengoperasian
Jalan Tol