KOMUNIKASI ARSITEKTUR
PENILAIAN
• Ujian Tengah Semester (UTS) = 30%
• Ujian Akhir Semester (UAS) = 40%
• Tugas / Responsi = 20%
• Absensi = 10
REFERENSI
BUKU
1. Paul Laseau; Berpikir Gambar bagi Arsitek dan Perancang, Penerbit ITB, Bandung,
1986
2. Edward T. White; Presentation Strategies in Architecture; Tucson AZ Architectural
Media Ltd; 1977
3. Ernest Burden; Penyajian Gambar Arsitektur; Penerbit Erlangga; Jakarta; 1991
4. Albert O. Halse; Architectural Rendering, The Techniques of Contemporary; McGraw
Hill Book Co.; Singapore
5. F. Christian JST; Metoda dan Contoh Penerapan Penyajian Gambar Arsitektural;
Penerbit UAJ; Yogyakarta; 1989
6. Sid DelMar Leach ASID; Teknik Rendering dan Presentasi Rancangan Interior;
Penerbit Erlangga; Jakarta; 1993
7. Buku lain yang menunjang bahasan
KOMUNIKASI (communication)
KOMUNIKASI SOSIAL
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri
untuk kelangsungan hidup
KOMUNIKASI
erat kaitan deng an komunikasi sosial, dapat dilakukan sendirian
EKSPRESIF
ataupun dalam kelompok. Instrumen untuk menyampaikan
perasaan-perasaan/emosi, dikomunikasikan terutama melalui pesan-
pesan non verbal/perilaku non verbal
FUNGSI KOMUNIKASI (William I. Gorden)
KOMUNIKASI RITUAL
erat kaitan dengan kom nikasi ekspresif, biasanya dilakukan secara
kolektif (upacara-upacara berlainan sepanjang tahun).
Menampilkan perilaku simbolik
KOMUNIKASI INSTRUMENTAL
meng informasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, mengubah perilaku (membujuk, menghibur). Berfungsi
memberitahukan atau menerangkan yang mengandung muatan
persuasif. Tidak saja untuk menciptakan dan membangun
hubungan tetapi juga menghancurkan hubungan
Standup
Pidato untuk
comedy
mempengaru
untuk
hi seseorang
menghibur
KOMUNIKASI VERBAL
POSTUR TUBUH
DAN POSISI KAKI
EKSPRESI WAJAH
DAN TATAPAN MATA
PENAMPILAN FISIK
BAU-BAUAN
ORIENTASI RUANG
DAN JARAK PRIBADI
KOMUNIKASI ARSITEKTURAL
(Hedista Rani Pranata – IAI)
Di bidang arsitektur, komunikasi nonverbal bisa merupakan dialog dan pengalaman
antara ruang/karya arsitektur terhadap penggunanya. Sedangkan komunikasi verbal
dalam hal arsitektur, adalah komunikasi yang mendahului komunikasi nonverbal.
Komunikasi yang telah mengalami proses interpretasi sebelumnya—dalam hal ini, oleh
arsitek—kemudian diteruskan kepada pihak lain. Proses di mana seorang arsitek
memegang peran penting dalam hubungannya dengan pihak lain (baik itu client
ataupun builder), hingga kelanjutan proyeknya.
Komunikasi dalam arsitektur biasanya dikenal melalui visual, yaitu gambar presentasi
dan gambar teknik. Komunikasi visual arsitektur telah berkembang dengan
sangat cepat seiring dengan kemajuan teknologi, meliputi sketsa, bentuk 3 dimensi,
gambar perspektif, renderings, diagram, maket, dan masih banyak lagi. Namun jika
mengacu
pada pengertian sebelumnya, maka alat komunikasi ini sebenarnya hanyalah
komunikasi nonverbal. Masih ada alat komunikasi yang diabaikan oleh institusi dan
praktisi arsitektur, yaitu komunikasi verbal.
Masalah dalam komunikasi bukan hal yang jarang terjadi dalam dunia arsitektur. Ketika
seorang arsitek memegang “pensil”, maka seluruh ide dan pemikirannya yang “liar”
akan ia tuangkan ke dalam bentuk-bentuk kesatuan fungsi.
KOMUNIKASI ARSITEKTURAL
(Hedista Rani Pranata – IAI)
Untuk berkomunikasi dengan lancar dalam arsitektur, bahasa arsitektur menjadi hal
yang fundamental, baik nonverbal maupun verbal. Komunikasi verbal dalam arsitektur
perlu memperhatikan aspek tambahan, seperti diksi, pengucapan, kehadiran pikiran,
fluiditas, dan kepercayaan diri terlepas dari isi. Hal-hal inilah yang benar-benar
mendorong komunikasi verbal, karena jenis komunikasi ini seperti ujung tombak bagi
para
bisa arsitek—
mengantarkan kepada keberhasilan proyek atau malah membuang prospek.
Komunikasi yang baik perlu dijalin tidak hanya kepada client, tapi juga kepada sesama
pekerja, regulator, publik, dan yang tidak kalah penting, media.
FUNGSI KOMUNIKASI
ARSITEKTU
R praktisi arsitektur merujuk
Beberapa komunikasi arsitektur sebagai sarana untuk
melakukan strategi dan membuat karya seseorang menjadi tontonan publik untuk
menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Sementara itu, beberapa ahli lainnya merujuk
komunikasi arsitektur sebagai visualisasi arsitektur yang menerapkan representasi
komunikasi grafis dalam arsitektur seperti menggabungkan beberapa fitur sketching, dua
dimensi, tiga dimensi, perspektif, model-model fisik, rendering, gambar garis, presentasi
arsitektur dan lain-lain yang memiliki peran penting dalam merepresentasikan pikiran
arsitektur (Dutta, tanpa tahun).
Salah satu cara terbaik untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan seorang arsitek
adalah melalui gambar. Kemampuan seorang arsitek dalam mewujudkan ide atau
gagasan atau pikiran arsitekturnya ke dalam bentuk gambar dua dimensi atau tiga
dimensi seperti disebutkan sebelumnya dinamakan dengan teknik komunikasi arsitektur.
TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTUR
1. Sketsa adalah gambar yang cepat dieksekusi dengan cepat guna merekam dan mengembangkan
sebuah ide atau gagasan. Sketsa biasanya tidak ditujukan sebagai sebuah karya akhir. Sketsa
dapat sedemikian rupa
dibuat menjadi bentuk yang lebih rapi dan dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan prinsip-prinsip desain. Dalam arsitektur, pekerjaan akhir adalah pekerjan yang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga sangatlah penting untuk menyelesaikan desain
semaksimal mungkin sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Komunikasi pada tahap desain awal
sangat penting untuk menjaga agar desain tetap bergerak menuju hasil yang telah ditetapkan.
2. Gambar skema adalah diagram garis yang menggambarkan keterhubungan setiap komponen yang
ada dalam sistem. Gambar skema mengandung beberapa hal, diantaranya adalah tata letak dua
dimensi yang menggambarkan distribusi sistem bangunan; semua komponen fungsional yang
membentuk sistem; simbol-simbol dan konvensi garis yang sesuai dengan panduan standar industri;
dan label untuk pipa dan lain sebagainya yang tidak ditunjukkan di tempat lain.
3. Gambar proyeksi menitikberatkan pada gambar yang diukur dan menjelaskan ide atau gagasan
dari sebuah bangunan dalam bentuk dua dimensi yang menyangkut perencanaan, bagian, dan
elevasi. Gambar dua dimensi ini mengungkapkan gambar tiga dimensi sebuah bangunan.
Contoh Gambar Sketsa
Tangan
Contoh Rendering
menggunakan Komputer
TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTUR
7. Building information modeling atau BIM adalah proses berbasis model tiga dimensi yang
dimaksudkan untuk memastikan orang yang tepat mendapatkan informasi yang tepat pada waktu
yang tepat sehingga mereka dapat membuat keputusan yang efektif. Persyaratan informasi
ditetapkan dari sudut pandang klien terkait dengan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan, tingkat
detil yang dibutuhkan, serta kapan informasi itu dibutuhkan.
8. Skala/Formatting Design, adalah bagian ini merupakan tahapan yang menekankan pada kisaran
skala gambar tertentu yang dapat digunakan pada berbagai tahap proses perancangan
arsitektur. Untuk merepresentasikan ruang atau bangunan, sistem skala perbandingan dibutuhkan
untuk merancang, membangun, dan menjelaskan ide atau gagasan arsitektur. Perencanaan, bagian,
gambar elevasi, dan pemodelan adalah konvensi yang digunakan untuk mengkomunikasikan ide atau
gagasan yang perlu diciptakan dengan menggunakan sebuah sistem yang dapat diukur dan dipahami
oleh arsitek, konstruktor, dan klien.
9. Model arsitektur adalah salah satu jenis model skala yaitu representasi fisik dari sebuah struktur
yang dibangun untuk mempelajari aspek desain atau rancangan arsitektur atau untuk
mengkomunikasikan ide atau gagasan. Model arsitektur dibuat berdasarkan tujuan dengan
menggunakan berbagai macam bahan, termasuk balok, kertas, dan kayu dengan ukuran yang
beragam.
10. Bentuk presentasi terkait dengan cara mengkomunikasikan ide atau gagasan seorang arsitek.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting. Gambar presentasi dasar biasanya mencakup
orang, kendaraan, pepohonan. Bentuk presentasi lainnya adalah maket dan foto. Biasanya bentuk
presentasi digunakan saat arsitek melakukan presentasi di depan klien atau pemangku kepentingan
lainnya agar mempermudah proses negosiasi atau untuk kompetisi.
Contoh BIM