Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu, setiap cara berkata
memberikan maksud tersendiri. Cara-cara ini disebut dengan pesan paralinguistic (verbal). Tetapi
manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-cara lain selain dengan bahasa, misalnya dengan
Jadi pesan yang disampaikan oleh seorang kominikator jelas memiliki maksud dan tujuan
tertentu sesuai keinginan penyampai pesan. Dengan demikian, maka jelas setiap pesan yang
disampaikan baik pesan verbal ataupun nonverbal memiliki karakter dan psikologi sendiri sesuai
Disini kita akan membicarakan psikologi pesan dengan menguraikan ihwal bahasa,
hubungan bahasa dengan persepsi dan berfikir, makna sebagaimana teori general sematic dari
Menurut Alfred Korzybski, General Semantic adalah studi tentang kemampuan manusia
untuk menyimpan pengalaman dan pengetahuan lewat fungsi bahasa sebagai pengubung waktu,
bahasa mengingat waktu dan bahasa mengikat umur manusia bersama. Manusia dapat membuat
Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berkomunikasi, sehingga makna dari
pesan itu sendiri memperlancar interaksi social antar manusia. Sementara tujuan dari komunikasi
akan tercapai bila makna pesan yang disampaikan komunikator sama dengan makna yang diterima
komunikan. Maka untuk mencapai tujuan itu, pesan yang disampaikan biasanya diungkapkan
Ø PESAN VERBAL
Definisi fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagai alat
yang dimiliki bersama untuk mengungkakan gagasan, (socially shared means for exspressing
ideas). Kita tekankan “socially shared”, karena bahasa dapat dipahami bila ada kesepakatan di
Sedangkan definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang
dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa (all the conceivable sentences tahat could be
generated according to the rules of its grammar). Setiap bahasa mempunyai bagaimana kata-
Dengan demikian pesan verbal atau pesan linguistik adalah pesan yang digunakan dalam
komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Pesan verbal ditransmisikan melalui
kombinasi bunyi-bunyi bahasa dan digunakan untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud.
Dengan kata lain, pesan verbal adalah pesan yang diungkapkan melalui bahasa yang
Pesan dalam komunikasi verbal disampaikan melalui dua jenis sinyal, yaitu tanda-tanda dan
simbol-simbol. Tanda-tanda adalah sinyal yang memiliki hubungan sebab (causal) dengan pesan
yang diungkapkan. Contoh, kita mengatakan bahwa jika seseorang meringis hal itu berarti dia
sedang merasa kesakitan, karena rasa sakit merupakan sebuah penyebab mengapa orang
meringis.
Sedangkan simbol-simbol merupakan produk konvensi social, oleh karena itu maknanya
didasarkan pada kesepakatan yang dibuat oleh para pengguna atau penutur. Contoh, bagi orang
Indonesia, kumpulan bunyi yang menghasilkan kata “rumah” bermakna bangunan yang
digunakan manusia sebagai tempat tinggal karena memang disepakati demikian. Tidak ada
alasan intrinsik mengapa konsep “bangunan yang digunakan manusia sebagai tempat
tinggal” tidak diungkapkan dengan kata yang lain dan mengapa konsep tersebut diungkapkan
Kini umumnya orang menyebutkan teori yang menjelaskan hubungan bahasa dengan berfikir
teori Whorf (Whorfian Hyphotesis). Wdward Sapir, guru Benjamin L.Whorf, menulis, bahasa
adalah pandu realitas social. Walaupun bahasa tidak dianggap sebagai hal yang sangat diminati
oleh ilmuan social, bahasa secara kuat mengkondisikan pikiran tentang masalah dan proses
social.
Manusia tidak hidup hanya dalam dunia objektif, tidak hanya dalam dunia kegiatan social seperti
yang biasa dipahaminya, tetapi ia sangat ditentukan oleh bahasa tertentu yang menjadi medium
pernyataan bagi masyarakatnya. Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk dianggap
Secara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh
bahasa, dan karena bahasa berbeda, pandangan juga berbeda, pandangan kita tentang dunia
pun berbeda pula. Secara selektif, kita menyaring data sensor yang masuk seperti yang telah
diperogam oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa
Kelebihan
Kelebihan dari pesan verbal adalah media paling efektif yang digunakan manusia sebagai sarana
1. Aspek semanticity merujuk pada hakikat kata-kata (unsur utama bahasa) sebagai simbol
yang merepresentasikan objek atau realitas tertentu. Dengan kata-kata, kita dapat menamai
atau memberi label pada tindakan, pemikiran, perasaan, atau orang sehingga kita dapat
untuk menghasilkan pesan-pesan bermakna dalam jumlah tak terbatas melalui kombinasi
sejumlah simbol linguistik yang sangat terbatas. Contoh, hanya dengan menggunakan tiga
fonem a, i dan r, kita bisa membentuk kata ‘air’, ‘Ira’, ‘ria’ dan ‘ari’ yang semua kata-kata ini
memiliki makna.
3. Aspek displacement merujuk pada kemampuan bahasa untuk digunakan sebagai sarana
untuk membicarakan sesuatu yang ‘jauh’ dalam konteks ruang dan waktu, atau sesuatu yang
Kombinasi antara kemampuan bahasa untuk menghasilkan pesan-pesan baru yang bermakna
dalam jumlah tak terhingga tanpa dibatasi ruang dan waktu dengan kemampuan kognitif
Keterbatasan
Disamping berbagai kelebihan yang dimilikinya sebagai sarana penyampaian makna bahasa,
pesan verbal juga memiliki berbagai kelemahan dalam penyampaian maksud, yaitu :
1. Jumlah kata yang tersedia dalam setiap bahasa sangat terbatas, sehingga tidak semua objek
2. Kata-kata memiliki makna yang ambigu (makna ganda) dan kontekstual, dimana kata-kata
bersifat ambigu karena hubungan antara kata dan objek yang diwakilinya bersifat arbitrer
(semena-mena). Kata yang diucapkan tidak merujuk pada objek, tetapi pada persepsi dan
3. Makna kata-kata bersifat bias karena dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Esensi
bahasa dalam aktivitas berpikir terungkap dengan jelas melalui kenyataan bahwa
untuk melakukannya.
Ø PESAN NONVERBAL
Secara sederhana, pesan nonverbal didefinisikan sebagai semua tanda atau isyarat yang tidak
berbentuk kata-kata. Samovar dan Proter secara lebih spesifik mendefinisikan sebagai “semua
ransangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh
individu dan penggunaan lingkungan oleh indivdu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi
Jadi, pesan nonverbal mencakup seluruh perilaku yang tidak berbentuk verbal yang disengaja
atau tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Berdiam diri
juga merupakan pesan nonverbal jika hal itu memberi makna bagi pengirim atau penerima.
Dalam komunikasi interpersonal, secara umum penyampaian maksud (makna) akan berlangsung
efektif bila komunikator memadukan kedua bentuk pesan tersebut. Bahkan dalam rangka
Untuk menjelaskan esensi interaksi pesan verbal dan nonverbal dalam penyampaian makna,
Devito (1995 : 175-176) menguraikan enam fungsi pesan nonverbal dalam komunikasi
interpersonal, yaitu:
1. Fungsi aksentuasi, yang digunakan untuk membuat penekanan pada bagian tertentu pesan
2. Fungsi komplemen, yang digunakan untuk menyampaikan nuansa tertentu yang tidak dapat
3. Fungsi kontradiksi, yang digunakan untuk mempertentangkan pesan verbal dengan pesan
nonverbal dalam rangkan mencapai maksud tertentu. Misalnya, untuk menunjukkan bahwa
pernyataan tertentu.
4. Fungsi regulasi, yang digunakan untuk menunjukkan bahwa komunikator ingin mengatakan
sesuatu, dengan cara membuat isyarat tangan atau mencondongkan tubuh ke depan.
5. Fungsi repetisi, yang digunakan untuk mengulangi maksud yang disampaikan melalui pesan
verbal, seperti “Kamu menerima lamarannya?” dengan menaikkan alis mata dan
menunjukkan ekspresi wajah tidak percaya. Keenam, fungsi substitusi, yang digunakan
untuk mengganti pesan verbal tertentu seperti “Saya tidak setuju” dengan pesan nonverbal
pemahaman yang baik tentang dimensi psikologis, khususnya permasalahan tentang bagaimana
interpersonal. Dalam setiap komunikasi tatap muka, secara sadar atau tidak, komunikator banyak
komunikator melalui petunjuk-petunjuk nonverbal. Sebagai contoh, ketika seorang pria mengetahui
lamarannya untuk memperistri gadis pujaannya ditolak, dia mungkin mengatakan, “Ya, sudah. Tidak
jadi masalah”, namun ekspresi wajah dan tatapan matanya mungkin menunjukkan kekecewaan
Kedua, perasaan dan emosi terungkap lebih cermat melalui pesan nonverbal daripada pesan
verbal. Bila pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta, ilmu, atau keadaan,
Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna (maksud) yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dimodifikasi secara sadar, kecuali oleh actor-aktor
yang terlatih. Oleh karena itu, komunikator biasanya lebih jujur ketika berkomunikasi melalui pesan
nonverbal dan sebaliknya, komunikan lebih percaya pada pesan nonverbal daripada pesan
nonverbal. Sebagai contoh, ketika seorang dosen mengatakan dia memiliki waktu untuk berdiskusi
dengan mahasiswa, tapi kemudian berkali-kali melihat arlojinya, sang mahasiswa biasanya akan
Keempat, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
informasi tambahan untuk memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi
aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal bagi pesan verbal.
Kelima, pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan
dengan pesan verbal. Pesan verbal sering mengandung redundansi (penggunaan lebih banyak
tertentu, kita perlu mensugesti (mengungkapkan saran, gagasan atau emosi secara tersirat). Hal
ini biasanya paling efektif disampaikan melalui pesan nonverbal. Sebagai contoh, mensugesti anak
kecil untuk membuang sampah pada tempatnya paling efektif dilakukan melalui keteladanan.
Makna tidak hanya ditentukan oleh pesan (baik verbal, nonverbal, atau keduanya) tetapi juga
ditentukan oleh interaksi pesan-pesan itu dan pikiran serta perasaan komunikan. Ketika
berkomunikasi, komunikan tidak hanya ‘menerima’ makna tapi juga ‘menciptakan’ makna. Oleh
karena itu, pemahaman atas suatu makna tidak dapat dilakukan hanya dengan menganalisis pesan,
tetapi juga dengan memahami pengirimnya. Sebagai contoh, makna berupa pujian yang
menyatakan seseorang berotak cerdas cenderung dimaknai sebagai penghinaan bila hal itu
disampaikan ketika orang tersebut baru mengetahui dia gagal dalam sebuah ujian.
2. Makna yang disampaikan lewat pesan verbal dan nonverbal tidak lengkap
simbol. Pada dasarnya simbol-simbol itu mewakili hanya sebagian dari totalitas pikiran atau
perasaan yang ingin disampaikan. Karena makna yang diterima dari orang lain bukan makna yang
utuh, setiap komunikan hanya dapat mengestimasi makna tersebut berdasarkan pesan yang
Karena makna ditentukan oleh pesan yang diterima dan pikiran serta perasaan komunikan, maka
orang yang berbeda tidak pernah menginterpretasi sebuah pesan dengan makna yang sama.
Bahkan, karena setiap individu berubah, pesan yang diterima oleh seseorang pada saat yang
berbeda akan diinterpretasikan dengan makna yang berbeda pula. Misalnya, pesan “I love you” yang
diterima pemuda berusia 20 tahun dari pacarnya, akan diberi makna yang berbeda oleh orang ketika
Makna denotatif adalah definisi objektif dari kata atau pesan nonverbal dan bersifat universal. Makna
konotatif merupakan makna subjektif dan bersifat emosional. Anggukan kepala yang normal, yang
digunakan untuk merespon pertanyaan “Kamu setuju?” mengungkapkan makna denotatif. Namun
bila anggukan kepala itu disertai dengan kedipan mata atau senyuman sehingga terkesan tidak
Kata atau tingkah nonverbal yang sama, bisa mengungkapkan makna yang sangat berbeda bila
digunakan dalam konteks yang berbeda. Ugkapan “Apa kabar?” yang disampaikan ketika
berpapasan dengan seorang teman bermakna “Halo”. Tapi bila ungkapan itu disampaikan ketika
mengunjungi teman yang sakit, makna yang terungkap adalah “kondisi kesehatan”.
Karakteristik Pesan
Disamping karakteristik makna pesan, pemahaman tentang karakteristik pesan juga sangat
dibutuhkan sebagai landasan untuk mengetahui bagaimana makna disalurkan melalui pesan oleh
Pada saat berkomnikasi, seluruh bagian sistem komunikasi biasanya bekerjasama untuk
kemarahan dengan kata-kata, getaran dan volume suara, ekspresi wajah, sorot mata dan sikap
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pesan selalu diungkapkan dalam satu paket gabungan antara
unsur-unsur verbal dan nonverbal. Paket pesan ini biasanya dianggap sebagai hal yang wajar
sehingga tidak begitu diperhatikan oleh komunikan, kecuali dia mendeteksi adanya double-bind
messages, atau kontradiksi antara pesan verbal dan pesan nonverbal yang digunakan.
Setiap pesan dibentuk dan diungkapkan dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu. Pesan verbal
dibentuk dan digunakan dengan mengikuti aturan-aturan gramatika dan pragmatik yang berlaku
dalam bahasa. Pesan nonverbal juga dibentuk dan diungkapkan berdasarkan seperangkat norma
atau peraturan yang menggariskan tingkah-laku nonverbal apa yang sesuai, diizinkan, atau
Sebagian pesan disampaikan secara langsung dan sebagian lagi secara tidak langsung. Pesan
langsung ditandai oleh adanya pernyataan langsung mengenai preferensi atau keinginan
Terdapat dua alasan mengapa komunikan cenderung lebih mempercayai makna yang terungkap
melalui pesan nonverbal ketika dia mendeteksi konflik antara pesan verbal dan nonverbal yang
dikirim komunikator. Pertama, pesan verbal lebih mudah dipalsukan. Kedua, pesan nonverbal
Sinyal nonverbal biasanya dapat digunakan untuk menebak apakah pembicara berbohong atau
tidak. Sinyal-sinyal itu juga sangat membantu untuk mengungkapkan kebenaran yang coba ditutup-
Seperti telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan Nonverbal di atas,
pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
tambahan untuk memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi aksentuasi,
repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal bagi pesan verbal.
Imbauan pesan
Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus menyentuh
motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikate. Dengan kata lain, kita secara
1. Imbauan rasional. Didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk
rasional yang baru bereaksi pada imbauan emosional, bila imbauan rasional tidak ada.
Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logis
Bettinghaus (1973) menyarankan kepada kita hal-hal berikut ini untuk membangkitkan
emosi manusia:
a. Gunakan bahasa yang penuh muatan emosional untuk melukiskan situasi tertentu.
b. Hubungkan gagasan yang diajukan dengan gagasan yang tengah populer atau tidak
populer.
emosi, misalnya meminta sumbangan untuk korban banjir dengan menampilkan foto-
d. Tampakkan pada diri komunikator petunjuk nonverbal yang emosional, misalnya suara
yang bergetar, air muka yang melankolis dan mata yang berlinang-linang.
pangkat untuk Anda kalau bekerja keras dan baik, berarti saya menggunakan imbauan
ganjaran.
5. Imbauan motivasional. Menggunakan imbauan motif yang menyentuh kondisi intern dalam
diri manusia. Motif dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu motif biologis dan motif
psikologis. Manusia bergerak bukan saja didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan
dahaga, tetapi juga karena dorongan psikologis seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan
Untuk memahami, mengetahui makna dan maksud dari pesan yang disampaikan oleh seorang
komunikator, maka komunikan harus paham dengan psikologi pesan. Sehingga, bagaimanapun dan
apapun pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu, komunikan dapat
menangkap isi pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud yang diinginkan oleh komunikator.
Tentunya untuk pemahaman itu komunikan dan komunikator juga harus memahami bagaimana
Dalam komunikasi interpersonal yang dilakukan secara tatap muka, makna dikirim oleh komunikator
melalui pesan verbal dan noverbal. Seacara terpisah, pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk
menyampaikan fakta, ilmu, atau keadaan, sedangkan pesan nonverbal lebih potensial untuk
menyatakan perasaan.
Dalam tataran praktik, komunikator cenderung menggunakan kedua jenis pesan itu secara
mengolah kedua jenis pesan dengan melibatkan pikiran dan perasaanya. Oleh karena itu, makna
yang diterima komunikan pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara pesan verbal dengan
pesan noverbal dan antara kedua pesan itu dengan pikiran dan emosi komunikan.
Pesan nonverbal juga dianggap lebih terpercaya daripada pesan verbal, jika terdapat ketidakcocokan
makna diantara keduanya, makna yang dikirim melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat.
Selain itu, pesan nonverbal dapat digunakan untuk memeriksa validitas dan kebenaran pesan verbal.
Sehubungan dengan itu, untuk meningkatkan kemampuan berkomunkasi, setiap individu perlu
maupun nonverbal.
Hal ini memang tidak mudah dilakukan mengingat bahwa mayoritas pesan nonverbal sangat
ditentukan oleh kebudayaan. Setiap pesan yang diterima harus diinterpretasi dalam konteks situasi
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007.