Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan mengapa mahasiswa bukan berasal dari jurusan ilmu bahasa atau liguistik
tetap harus mempelajari bahasa Indonesia! Berikan pendapat disertai bukti secara
teori maupun situasi!

Mempelajari bahasa Indonesia sangat penting bagi kita, karena Bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh semua warga negara Indonesia
yang terdiri dari berbagai daerah dan berbagai macam bahasa yang berbeda. Bahasa
Indonesia menjadi bahasa pemersatu dalam berkomunikasi dengan msayarakat dari
daerah yang berbeda. Ketika kita bertemu dengan orang dari daerah dan bahasa
yang berbeda kita akan kesulitan berkomunikasi dan memahami apa yang akan
disampaikan lawan bicara jika menggunakan bahasa daerah masing-masing. Maka
dari itu, untuk memudahkan dalam komunikasi digunakanlah bahasa Indonesia
dengan baik dan benar agar lebih mudah dipahami, dimengerti, dan diterima oleh
orang lain.

Selain itu, dalam perguruan tinggi, kita akan sering membuat karya ilmiah. Bukan
hanya karya ilmiah yang akan kita buat melainkan laporan praktikum, skripsi, thesis
dan karya tulis lainnya.Di perguruan tinggi, kita akan mempelajari Bahasa
Indonesia dimana kita dituntut untuk mempertahankan Bahasa Indonesia. Ini
dilakukan supaya tidak luntur oleh kalangan banyak pemuda dan pengaruh budaya
asing yang cenderung mempengaruhi pikiran generasi muda.Di dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia, kita pasti mempelajari dan memahami arti pentingnya tata
bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam pembuatan karya ilmiah dan
sejenisnya. Setelah kita bisa memahami EYD dengan baik dan benar, kita akan bisa
mengetahui konsep penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari dimanapun kita berada. Sebagai seorang mahasiswa, selayaknya kita
menambah kosakata yang sesuai dengan keilmuan yang kita tekuni di perguruan
tinggi. Kita harus bisa menggunakan diksi-diksi yang baik dan kalimat-kalimat yang
efektif sesuai jenjang pendidikan, bukan seperti anak SMA dan SMP lagi. Itu
sebabnya mengapa kita harus tetap mempelajari ilmu bahasa Indonesia meskipun
bukan dari jurusan ilmu bahasa.
2. Mengapa untuk bisa melakukan komunikasi dengan efektif orang harus
memiliki kesadaran berbahasa? Jelaskan berdasarkan situasi dan keadaan
real!

Komunikasi yang efektif dapat dipahami sebagai komunikasi yang mampu


menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang biasanya
terlihat pada proses maupun masa pasca komunikasi. Dengan tujuan untuk
memudahkan orang lain dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pemberi
pesan dan mendapatkan feedback dari si penerima pesan (komunikan). Karena
alasan-alasan tersebut, maka proses komunikasi yang efektif haruslah dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.
Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi jika komunikator dan komunikan
memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

Ada 2 penerapan komunikasi efektif yaitu :

Komunikasi verbal efektif


• Berlangsung secara timbal balik.

• Makna pesan dapat disampaikan secara ringkas dan jelas

• Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami.

• Cara penyampaian mudah diterima.

• Disampaikan secara tulus.

• Mempunyai tujuan yang bisa ditangkap jelas.

• Memperhatikan norma yang berlaku.

• Disertai dengan humor atau cara-cara menyenangkan lainnya.

Komunikasi nonverbal yang efektif


• Penampilan fisik yang meyakinkan lawan bicara.

• Sikap tubuh dan gesture.

• Ekspresi wajah.

• Sentuhan.
Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif:

1. Kejelasan (Clarity) : bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas

Contoh kata (ini dan anu).

2. Ketepatan (accuracy) : bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat
atau tepat.
3. Konteks (contex) : bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan
keadaan danblingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

4. Alur (Flow) : keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam
menjalin komunikasi yang efektif.

5. Budaya (culture) : aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
tata karama atau etik.

3. “ Bahasa dalam bingkai komunikasi” jelaskan secara detail maksud dari


pernyataan tersebut.

Bahasa dan makna dalam komunikasi bahasa dan makna sesungguhnya adalah
dua hal yang berbeda, baik menyangkut istilah maupun subtansi keduanya. Dalam
komunikasi, bahasa lebih dekat dengan kata-kata, baik yang bersifat lisan(verbal),
maupun bukan lisan (nonverbal). Bahasa lisan inilah selanjutnya dalam kamus
Yunani dikenal dengan verb, verbum, verbal (Ibrahih,2005). Karena itu, komunikasi
dengan bahasa lisan ini dalam ilmu komunikasi disebut komunikasi verbal
(verbalofcommunication). Sementara bahasa nonlisan merupakan bentuk
komunikasi bahsa yang dilakukan melalui gerakan isyarat atau gesture dan bahasa
tubuh atau body language (Cohen, 2009). Karena itu, komunikasi bentuk ini
selanjutnya lebih dikenal dengan komunikasi nonverbal (nonverbal of
communication). Dalam hal substansi, bahasa hanyalah merupakan suatu simbol
atau lambang, maka bahsa bersifat arbitrer 1 dan irreversibe 2 (lihat dalam Ibrahim
2005). Dengan kata lain, pilihan bahsa sangat dtentukan dengan apa yang ingin
disimbolkan dengan bahasa itu sendiri (Ibrahim,2013). Dan untuk konteks ini,
simbol dan yang disimbolkan merupakan rumusan sepadan yang dibuat kongrit
dalam proses komunikasi. 1Arbitrer merupakan ciri bahasa sebagai sesuatu yang
bersifat sebarang, manasuka dam beragam sesui dengan kesepakatan orang yang
menggunkannya untuk makna apa yang dikehendakinya. Oleh karena itu kita
mendapati banyak perkataan atau istilah bahsa yang sama akan tetapi membawa
makna yang saling berbeda. 2Irreversible merupakan ciri bahasa sebagai sesuatu
yang senantiasa memiliki pengaruh tertentu dalam setiap komunikasi. Artinya
bahwa setiap bahsa dan perilaku komunikasi yang kita lakukan senantiasa
membawa pengaruh (efek) terhadap orang lain. Oleh karena itu, kita mesti berhati
hati dalam berkomunikas, sebab sekali kita membuat orang marah, (dengan
komunikasi kita), selamnya marah tersebut akan membekas dan menjadi sejarah
dalam hubungan social kita, meskipu pernyataan maaf sudah diberikan. Lihat
dalam Deddy Mulyana(2002: 112-114).
Lain halnya dengan bahasa (simbol) yang bersifat ongrit “makna” justru bersifat
abstrak . Karena itu “makna” nyaris tak terdefinisikan. Sebab, menafsirkan “makna”
pada dasarnya hanyalah bedasarkan bahasa yang bersifat kongrit itu. Dalam proses
komunikasi, bahasa dan makna merupakn satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Keduanya senatiasa ada. Persoalannya yang selalu muncul adalah, tidak jarang
dalam komunikasi kita hnya mampu memahami bahasa (simbol) nya saja,
sementara makna justru tak didapatkan. Atau, kalupun didapatkan, itu adalah mana
yang baru, bahkan berbedaan antara patisipan komunikasi. Disinilah komunikasi
yang dibangun jarang mengalami masalah, kebutuhan dan kesalahan pengertian
(mis-communication). Dengan kata lain, bahasa hanyalah sebuah simbol atau
lambang yang digunakan untuk membawa pesan-pesan tertentu dalam proses
komunikasi. Karena itu, semakin dekat pemahaman bersama terhadap simbol
komunikasi yang digunakan akan semakin mirip makna (meaning) dan pesan
(message) komunikasi yandidapatkan. Jika makna dipahami sebagai proses
menemukan maksud dan arti sebuah pesan, maka pesan itu sendiri adalah sesuatu
yang dipahami, dimkasud dalam suatu komunikasi. Dengan kata lain, bicara makna
berarti juga berbicara pesan di dalam. Sebaliknya, bicara pesan sejatinya didapati
melalui proses pemaknaan (meaning). Dalam konteks ini, simbol komunikasi yang
baik dan tepat, ukuranya adalah bagaimana partisipan dapat memberikan fungsi
dan maksud yang sama terhadap simbol yang digunakan dalam proses komunikasi
(transmision of commnication), makna bahsa atau simbol itu bukanlah
sesungguhnya yang hendak dipertukarkan dalam komunikasi. Akan tetapi, subtansi
yang dioertukarkan sesungguhnya adalah makna dibalik simbol/lambang tersebut.

NAMA KELOMPOK:
ALDI CANDRA AGUS WIDODO
IRMA DWI KHOIRUN NISAK
SITI SUKMAWATI
ALVYANI NOVITA SARI
SISKA MEILINDA
ANNISA WIRATNA PUTRI

Anda mungkin juga menyukai