Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok : Citra Juli Haryanti Laia

: Anuardin Zebua

: David Lestari Harefa

Kelas/Semester : B-Teologi/2 (dua)

Mata Kuliah : Komunikasi dan Teologi

Dosen Pengampu : Pdt.Dr. Oinike Natalia Harefa, M.Th

BAHASA (KISAH PARA RASUL 2:1-13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan untuk mengungkapkan serta menyatakan hal-
hal lain kepada sesama manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan
satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain, sebagai masyarakat Indonesia
pada umumnya tentu Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Namun manusia
sebagai makhluk yang mempunyai kebudayaan tentunya Bahasa adalah faktor utama
pembentuk kebudayaan, tanpa Bahasa kebudayaan tidak akan bisa tercipta dan tanpa Bahasa
suatu kebudayaan tidak dapat berkembang. Oleh karena itu, kebudayaan dan Bahasa
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia yang beragam dengan kebudayaan
yang beragam tentunya memiliki bahasa yang berbeda sesuai dengan kebudayaannya masing-
masing, didalam kehidupan sehari-hari pun kita mampu mengenali kebudayaan seseorang
lewat bahasanya.

Pada pembahasan ini kami akan membahasa bahasa dan manfaatnya serta sisi positif
negatif dari bahasa. Bahasa mampu membuat banyak hal terjalin, sebaliknya bahasa juga
mampu banyak hal jadi kacau. Perlu diperhatikan bahwa dalam menggunakan bahasa harus
mampu mengontrolnya agar tidak menyebabkan orang lain tersinggung.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa

Ilmuwan meyakini bahwa Bahasa berkembang dari penggunaan gerak tubuh


manusia purba untuk berkomunikasi. Misalnya, banyak diantara manusia yang
mengulurkan tangan saat meminta sesuatu, manusia berbagi gerakan ini dengan
primata lain seperti simpanse. Namun sebagai manusia yang telah dikaruniakan akal
dan pikiran yang membedakannya dengan makhluk lain memberi kesempatan kepada
manusia untuk belajar dan menggunakan bahasa lebih dari spesies lain. Manusia yang
memiliki otak tampaknya mampu menampung hal yang tidak dapat dilakukan oleh
makhluk lain. Pemindaian bagian kiri otak manusia ini membedakan berbagai area
yang digunakan dalam aspek aktivitas berbahasa, termasuk menghasilkan kata,
mendengar kata, dan mengucapkan kata. Manusia dapat memikirkan banyak perilaku
untuk mewakili suatu jenis makna, misalnya sedih seringkali melambangkan bahwa
keadaanya sedang tidak baik-baik saja.
Banyak ahli Bahasa mengemukakan pendapatnya tentang hakikat Bahasa.
Adapun hakikat Bahasa menurut para ahli Bahasa, yaitu:
1. Bahasa sebagai lambang
Lambang sering disamakan dengan kata simbol. Bahasa sebagai lambang
artinya bahwa setiap kata mewakili suatu objek atau gagasan, misalnya kata
lima mewakili jumlah tertentu dari sesuatu namun kata itu bukanlah kualitas
tetapi itu hanya mewakilinya. Salah satu cara untuk memahami sifat simbolik
Bahasa adalah dengan mengingat bahwa Bahasa yang berbeda mempunyai kata
yang berbeda untuk hal yang sama, misalnya kata barn dalam Bahasa inggris,
schuur dalam Bahasa Belanda dan aleiora dalam Bahasa portugis1.
2. Bahasa sebagai sistem
Bahasa adalah sebuah sistem yang memiliki arti bahwa Bahasa memiliki unsur
yang tersusun dan teratur mengikuti pola yang terbentuk dari keseluruhan
1
Kory Floyd, Interpersonal Communication, (New York: McGraw-Hill, 2011), 144-145.
komponen yang memiliki makna dan fungsi. Adapun tingkatan tataran
linguistik dan Bahasa yaitu diurut berdasarkan dari yang rendah hingga yang
tertinggi seperti tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacan
3. Bahasa sebagai sistem bunyi
Salah satu pengertian Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Tetapi bkan berarti
semua jenis bunyi dapat dikatakan bahasa. Bunyi dapat berasal dari berbagai
sumber misalnya, sumber gesek dan benturan dari benda, suara dari Binatang
dan manusia. Bunyi bahasa bagi manusia adalah bunyi ujaran atau Bahasa yang
dihasilkan melalui alat ucap. Maka dari itu bunyi yang tidak berasal dari
manusia maka tidak termasuk kedalam Bahasa, tetapi bersin, batuk, dan bunyi
orokan saat tidur bukanlah Bahasa2
4. Bahasa itu bermakna
Salah satu tujuan berbahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap komunikasi
bermaksud menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh satu sama lain.
Bahasa itu harus bermakna sehingga ucapan yang tidak bermakna tidak
termasuk Bahasa.
5. Bahasa itu Identitas suatu kelompok sosial
Manusia yang memiliki kebudayaan tentu memiliki ciri-ciri tersendiri. Salah
satu ciri-ciri yang paling menonjol dan pembeda kebudayaan adalah Bahasa3.
6. Bahasa diatur oleh aturan
Ketika mempelajari Bahasa tentunya bukan hanya kata-kata saja yang
dipelajari tetapi aturannya tentang bagaimana kata-kata bekerja sama untuk
menyampaikan makna. Beberapa kaidah Bahasa yaitu aturan Fonologis
(Pengucapan kata yang benar dan aturan tersebut bervariasi dari satu Bahasa
kebahasa lainnya), aturan sinta kata (mengatur urutan kata dalam frasa), aturan
semantik (berkaitan dengan makna setiap kata), dan aturan pramagtis
(berkaitan dengan implikasi atau interprestasi pernyataan).
7. Bahasa terikat oleh konteks dan budaya
Makna suatu Bahasa dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya Dimana ia
digunakan, masyarakat dan budaya berbeda dalam banyak hal termasuk
Tingkat individualisme dan penggunaan kode komunikasi. Bahasa

2
Albaburrahim, pengantar Bahasa Indonesia untuk akademik, (Malang: CV Madza Media, 2019), 15-18.
3
Ibid. 19-25
mempengaruhi cara anggota suatu budaya memandang dunia dan bahwa sikap
serta perilaku masyarakat suatu budaya tercermin dalam bahasanya4.

B. Menghargai kekuatan kata-kata

1. Penamaan mendefinisikan dan membedakan


Nama hanyalah perangkat linguistik yang mengidentifikasi sesuatu atau
seseorang. Nama bukan hanya sekedar pembeda antara yang satu dengan yang
satu tetapi juga nama adalah komponen penting dari perasaan diri dari seseorang.
Dari sudut pandang interpersonal, pemberian nama adalah satu cara mewakili diri
seseorang kepada orang lain dan salah satu cara untuk memperoleh informasi
tentang orang lain. Nama juga memberikan petunjuk tentang etnis seseorang,
misalnya Lakeisa adalah orang Afrika-Amerika, Huong adalah orang Asia, dan
Santiago adalah orang latin. Pemberian nama seseorang juga dipengaruhi oleh
budaya dan agama.
2. Kata-kata digunakan untuk membujuk
Pada umumnya kemampuan seseorang untuk membujuk orang lain berasal dari
bahasa yang digunakan. Filsuf Yunani yakni Aristoteles menjelaskan bahwa salah
satu cara mendukung argument persuasif yaitu dengan daya tarik terhadap Etos,
kesedihan dan logo. Aristoteles menyadari bahwa agar dapat dibujuk orang perlu
mempunyai penghargaan positif terhadap orang yang pesannya mereka
pertimbangkan. Oleh karena, itu pembicara yang tampak terhormat dan dapat
dipercaya umumnya lebih persuasif dibandingkan dengan pembicara yang tidak.
Aristoteles menggunakan istilah etos untuk merujuk pada penghormatan, sifat
dapat dipercaya, dan karakter moral seorang pembicara. Strategi persuasif yang
kedua adalah dengan menarik emosi masyarakat, Ketika seorang terangsang
secara emosional penerimaan mereka terhadap ide-ide baru meningkat, Aristoteles
menggunakan istilah patos untuk merujuk pada emosi pendengar, dan memahami
bahwa emosi dapat menjadi alat persuasif yang signifikan. Cara ketiga untuk
membujuk orang adalah untuk menarik akal sehat mereka. Jika suatu perilaku
masuk akal maka orang akan cenderung menerimanya. Aristoteles menggunakan
istilah logo untuk merujuk kepada kemampuan pendengar.

4
Kory Floyd, Interpersonal Communication, 146-150.
3. Bahasa mengekspresikan kasih sayang dan keintiman

Bahasa mampu mewakili kasih sayangdan menciptakan keintiman hubungan.


Kasih sayang merupakan kemampuan emosional yang terdiri dari perasaan cinta
dan penghargaan yang dimiliki seseorang terhadap yang lain. Keintiman adalah
sebuah karakteristik hubungan yang dekat dan suportif. contoh, “aku tidak dapat
mencintai orang lain sedalam aku mencintaimu”, dan “aku ingin kita bersama
selamanya”

C. Penggunaan dan Penyalahgunaan Bahasa

1. Humor: Apa yang lucu?

Humor dapat meningkatkan interpersonal kita dalam banyak cara. Hal ini dapat
meningkatkan kedekatan kita terhadap orang lain dan membuat interaksi kepada
orang lain jauh lebih menyenangkan dan menyenangkan. Humor dapat
memberikan banyak manfaat pribadi dan sosial, zaman sekarang banyak
pasangan yang ingin mencari pasangannya yang pandai berhurmor. Humor juga
dapat digunakan untuk merendahkan kelompok sosial dan budaya. Meskipun
dilakukan secara tidak sengaja namun lelucon yang berlebihan mampu
menimbulkan rasa malu terhadap orang lain bahkan bisa sampai menjadi
pelecehan. Jadi, ketika memberikan lelucon perlu diperhatikan apakah lelucon itu
menghibur atau menyinggung.

2. Eufimisme: Pembicaraan lembut

Eufimisme sangat dibutuhkan untuk melambangkan sesuatu yang blak-blakan


atau kasar. Misalnya, lebih menggunakan kata “dia telah meninggal dunia”
daripada “dia meninggal”. Seperti halnya humor eufimisme juga memiliki sisi
buruk dan baik. Eufimisme dapat memberi orang cara untuk mrmbicarakan topik-
topik sensitif tanpa harus menggunakan bahasa yang tidak nyaman namun
eufimisme juga dapat membuat orang tidak peka terhadap situasi tertentu.

3. Kata-kata kotor: Bahasa yang menyinggung

Kata-kata kotor adalah bentuk bahasa yang dianggap vulgar, kasar, atau tidak
senonoh. Kata-kata kotor memiliki banyak dampakdalam interaksi sosial dalam
masyarakat dan mampu membuat orang merasa tidak nyaman atau terhina. Kata-
kata kotor juga tidak semua negatif, kadangkala kata-kata negatif menjadi elemen
komedi tergantung situasi5.

Kisah Para Rasul 2:1-13 (Pentakosta)

Dalam kitab kisah para rasul 2:1-13, mengenai hari turunnya roh kudus bersamaan dengan itu
juga orang-orang yang ada disitu menggunakan bahasa-bahasa lain untuk berkata-kata sesuai
yang diberikan roh kudus kepada mereka, ini artinya bahwa Tuhan pun mempergunakan
bahasa untuk menyatakan perbuatan-perbuatan besar-Nya walaupun pada saat itu beberapa
orang mengira bahwa mereka sedang mabuk.

5
Kory Floyd, Interpersonal Communication, 151-.165.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Bahasa biasanya digunakan oleh manusia. Bahasa memiliki bentuk dan fungsi yang beragam,
tanpa bahasa sangat sulit untuk kita berinteraksi kepada orang lain. Bahasa dapat membantu
menciptakan suasana yang indah dan harmonis antara sesama apabila menggunakan bahasa
yang santun dan baik, sebaliknya bahasa juga mampu membuat situasi menjadi kacau apabila
menggunakan dan menyampaikan kata-kata yang tidak senonoh dan menyinggung perasaan
orang lain. Bahasa juga mewakilkan atau menjadi ciri khas setiap budaya seseorang, melalui
bahasa kita mampu mengenal seseorang. Perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa
harus penuh pengontrolan dan kehati-hatian agar kata-kata yang terucap tidak melukai pihak
lain dan membuatnya tidak nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Floyd Kory, Interpersonal Communication, New York, McGraw-Hill, 2011

Albaburrahim, pengantar Bahasa Indonesia untuk akademik, Malang, CV Madza Media, 2019)

Anda mungkin juga menyukai